Anda di halaman 1dari 22

Farmasi sosial

• AMERTA SILVIYANI 1910202043


• DENYSA OZNEIVHA 1910202044
• FATIMAH TUZZAHRA 1910202048
• FAUZIAH RAUDHATUL JANAH 1910202049
• HARLA NOOR ASHARI 1910202051
• NURENDAH KOMALASARI 1910202062
Obat adalah setiap zat, baik kimia maupun alami
yang digunakan untuk menyembuhkan,
mendiagnosa, melunakkan dan mencegah penyakit
baik pada manusia maupun hewan.

Obat dapat menjadi racun apabila dikonsumsi


dalam dosis yang berlebihan dan tidak sesuai
aturan pakai sehingga dapat membahayakan bagi
kesehatan
Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling
dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terbanyak. mencakup upaya
diagnosa, profilaksi, teapi dan rehabilitasi,
yang harus diusahakan selalu tersedia pada
unit pelayanan kesehatan sesuaidengan fungsi
dan tingkatnya.
Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional
(DOEN) dimaksudkan untuk meningkatkan
ketepatan, keamanan, kerasionalan penggunaan
dan pengelolaan obat yang sekaligus
meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya
yang tersedia sebagai salah satu langkah untuk
memperluas, memeratakan dan meningkatkan
mutu pelayanankesehatan kepada masyarakat.
Penerapan DOEN harus di tetapkan secara konsisten dan terus menerus di
unit pelayanan kesehatan pemerintah
Pemilihan obat esensial didasarkan atas kriteria
berikut:
• Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk
ratio) yang paling menguntungkan penderita.
• Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan
bioavailabilitas.
• Praktis dalam penyimpanan dan
pengangkutan.
Lanjutan.....

• Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang di


sesuaikan dengan tenaga, sarana dan fasilitas
kesehatan.
• Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan
penerimaan oleh penderita
• Memilih rasio manfaat biaya (benefit cost rasio) yang
tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak
langsung).
Susunan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) :
• Doen secara keseluruhan
• Doen untuk masing – masing unit pelayanan
kesehatan, yaitu Doen untuk rumah sakit, Doen untuk
puskesmas dan Doen untuk pos obat desa :
a. Doen rumah sakit, obat esensial yang dimaksudkan
hanya untuk rumah sakit kelas A – B tanda (*),
sedangkan yang hanya untuk kelas C / D diberi tanda
(**).
Lanjutan.....

b. Doen puskesmas
e. Doen pos obat desa
• Suatu jenis obat dipergunakan dalam beberapa jenis
bentuk sediaan dan satu bentuk sediaan dapat terdiri
dari beberapa jenis kekuatan
• Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarjan
kelas, subkelas dan kadang – kadang sub – sub kelas
terapi. Dalam setiap subkelas atau sub kelas terapi
obat disusun berdasarkan abjad nama obat.
Tata Nama
• Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope
Indonesia edisi terakhir dan jika tidak ada dalam
Farmakope Indonesia maka digunakan nama INN
(generik) latin yang diterbitkan WHO
• Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak
mempunyai nama INN (generik) ditulis dengan nama
lazim, misalnya garam oralit
Lanjutan.....

• Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN


(generik) diberi nama yang disepakati sebagai nama
generik untuk kombinasi dan dituliskan masing –
masing komponen zat berkhasiatnya disertai kekuatan
masing – masing komponen.
• Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama
sinonim, dituliskan diantara tanda kurung.
5. Pengertian dan singkatan

• Bentuk sediaan, bentuk suatu obat sesuai proses


pembuatannya contoh tablet salut enterik
• Kekuatan sediaan, kadar zat berkhasiat dalam sediaan
obat
• Kemasan , wadah terkecil yang berhubungan
langsung dengan obat
• Besar kemasan, jumlah satuan sediaan dalam satu
kemasan standar contoh kotak 100vial.
Pengertian dan singkatan

Singkatan Arti
Amp Ampul
Bd Botol
Bls Blister
Ih Inhalasi
Inj Injeksi
Kaps Kapsul
Klg Kaleng
6. Pedoman penggunaan doen

• Bentuk sediaan, kekuatan sediaan dalam doen


tercantum meningkat.
• Besar kemasan untuk masing masing unit pelayanan
kesehatan didasarkan pada efesiensi pengadaan
distribusinya dikaitkan dengan penggunaan
Revisi
DOEN
• DOEN perlu direvisi dan disempurnakan untuk
menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan
serta untuk kepraktisan dalam penggunaan dan
penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga
kesehatan dan sarana fisik yang ada
• Revisi dan penyempurna DOEN dilakukan secara
periodik setiap tiga tahun sekali
s s u r a n ce)
( Qu a l i t y A
u
Jaga Mut

• Jaga mutu obat yang meliputi Cara Pembuatan Obat


yang Baik (CPOB) dan monitoring mutu obat secara
menyeluruh pada jaringan distribusi sampai
penggunaan obat adalah unsur yang sangat
menentukan dalam pelaksanaan program obat esensial.
• Jaga mutu esensial obat telah ditetapkan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka
industri farmasi yang memproduksi obat esensial
harus memenuhi persyaratan CPOB sesuai pedoman
WHO
• Mutu obat esensial juga telah memenuhi persyaratan
kualitas yang terantum dalam Farmakope Indonesia
dan atau persyaratan lain yang ditetapkan, termasuk
persyaratan uji disolusi dan bioavibilitas yang dapat
memengaruhi khasiat obat
Penelitian dan
Evaluasi

• Pelaksanaan peneitian dan evaluasi terhadap


obat esensial dalam DOEN, utamanya diunit
pelayanan kesehatan pemerintah, akan lebih
menetapkan penerpaan konsepsi obat esensial
• Penelitian dan evaluasi dilaksanakan dalam bentuk
penelitian farmasetik, klinik, epidemiologik dan
atau pemantauan paksa penerapan
• Pemilihan obat esensial didasarkan pada kriteria
yang telah ditetapkan dengan memperhatikan hasil
penelitian dan evaluasi, sehingga obat yang
terpilih adalah benar obat yang dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan bagi masyarakat
10. Komunikasi, informasi, dan edukasi

Informasi mengenai obat dan produk farmasi merupakan suatu prasyarat


untukendorong penggunaan obat yang tepat dan penulisan resep yang rasional oleh
tenaga kesehatan.

Informasi tersebut mengenai indikasi, kontraindikasi, dosis, cara penggunaan,


peringatan, efek samping,interaksi dan bentuk sediaan yang tercantum dalam
infomatorium obat esensial.

Pelaksanaan KIE dilakukan melalui jalur :


i. Instansi pemerintah
ii. Organisasi profesi yang terkait
iii. Jalur lin yang memungkinkan
11. Pemantauan, bimbingan, dan pengendalian

Pemantauan, bimbingan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan DOEN


terutama yang berkaitan dengan pengadaan dan penggunaannya
dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Departemen Kesehatan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
12. Ketentuan lain

a. Penulisan informasi pada kolom catatan dimaksudkan untuk obat dengan


pemakaian sebagai berikut : diperlukan pemantauan terhadap kemungkinan
timbulnya efek samping, pembatasan indikasi, terbatas untuk kasus tertentu,
diperlukan monitoring ketat atau pertimbangan medis, diperlukan perhatian
terhadap sifat atau kerja obat, diperlukan cara atau perlakuan khusus, diperlukan
fasilitas tertentu, dikombinasikan dengan obat lain, di daerah tertentu (daerah
endemik), pemakaian sesuai program di bidang kesehatan.
b. Penulisan istilah teknis atau kata bahasa asing digunakan huruf miring
c. Penulisan nama obat kombinasi pada indeks nama obat menurut abjad ditunjukkan
dengan tanda (°)
d. Pemaparan DOEN rumah sakit dalam kertas berwarna merah muda
e. Pemaparan DOEN puskesmas dan DOEN Pos Obat Desa dalam kertas berwarna biru
muda

Anda mungkin juga menyukai