Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERENCANAAN OBAT

NAMA : HENDRINA R PARERA

NIM : 18330114

KELAS : C

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA

FARMASI

2021

DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang……………………………………………………………………….1

Rumusan Masalah…………………………………………………………………….1

Tujuan…………………………………………………………………………………1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tantang Obat………………………………………………………..2

Tinjauan Tentang Perencanaan Obat…………………………………………………..3

BAB III PEMBAHASAN

Pengertian Obat……………………………………………………………………….5

Penegertian Perencanaan………………………………………………………………5

Dasar Perencanaan…………………………………………………………………….5

Tujuan Perencanaan…………………………………………………………………...6

Aspek Perencanaan…………………………………………………………………..6

Langkah Perencanaan………………………………………………………………..7..

KESIMPULAN……………………………………………………………………….8.

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………9

KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha esa karena atas rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Sebagai penyusun saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 26 Maret 2021

Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak tergantikan dalam
pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan primer maupun pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi. Menurut WHO (2011), belanja obat merupakan bagian terbesar dari
anggaran kesehatan. Di beberapa negara maju biaya obat ini berkisar 10 -20% dari
anggaran kesehatan sedangkan di negara berkembang biaya ini lebih besar lagi antara 25-
65%, seperti di Indonesia sebesar 40%

Keberadaan obat merupakan kondisi pokok yang harus terjaga ketersediaannya


karena ketersediaan obat merupakan salah satu yang memepengaruhi pelayanan
kesehatan. Oleh karena itu vitalnya obat dalam pelayanan kesehatan, maka pengelolaan
yang benar,efektif dan efisisen sangat diperlukan oleh petugas di
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI 2007)

Dalam melakukan kegiatan perencanaan obat ini, komponen input juga mejadi
pemicu penentu berupa struktur organisasi yang jelas, tenaga perencana yang cukup dan
berkualitas, prosedur yang tepat, serta anggaran yang tersedia untuk menghasilkan
keluaran yang diharapkan, yaitu tersedianya kekosongan obat, meningkatkan penggunaan
obat secara rasional dan meningkatkan efisiensi penggunaan obat (Febriawati, 2013).

Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang sekaligus menjadi revenue


center utama bagi rumah sakit karena hamper 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit
menggunakan perbekalan faramsi ( obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat
kesehatan, alat kedokteran dan gas medic) dan 50 % dari seluruh pemasukan rumah sakit
berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi (Suciati dan Adisasminto, 2006)

1.2. Rumusan Masalah

Apa itu obat ,Apa pengertian perencanaan obat,apa dasar perencanaan, apa tujuan
perencanaan, aspek perencanaan dan bagaimana langkah perencanaan.

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui apa itu obat, apa itu perencanaan obat,apa saja dasar
perencanaan, apa saja tujuan perencanaan, apa saja aspek perencanaan dan bagaimana
langkah-langkah perencanaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

a. Tinjauan Umum Tentang Obat

Obat merupakan komponen dasar suatu pelayanan kesehatan. Dengan pemberian


obat, penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat kesembuhannya. Selain itu
obat merupakan kebutuhan pokok masyarakat,maka persepsi masyarakat tentang hasil
yang diperoleh dari pelayanan kesehatan adalah menerima obat setelah berkunjung ke
sarana kesehatan kesehatan baik rumah sakit, puskesmas, maupun poliklinik. Obat
merupakan komponen utama dalam intervensi mengatasi masalah kesehatan, maka
pengadaan obat dalam pelayanan kesehatan juga merupakan indicator untuk megukur
tercapainya efektivitas dan keahlian dalam pelayanan kesehatan (Idham, 2005).

Dari segi farmakologi obat didefinisikan sebagai substansi yang digunakan


pencegahan dan pengobatan baik pada manusia maupun pada hewan. Obat merupakan
factor penunjang dalam komponen yang sangat strategis dalam pelayanan kesehatan
(Widhayani, 2002).

Menurut Anief (2003) obat dibagi atas 7 golongan yaitu :

a. Obat tradisional yaitu obat yang berasal dari bahan-bahan tumbuhan ,mineral dan
sediaan galenikatau campuran dari bahan-bahan tersebut yang usaha pengobatan
tersebut berdasarkan pengalaman
b. Obat jadi yaitu obat dalam kemasan murniatau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria, atau bentuk lain yang mempunyai nama
teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia
c. Obat paten yaitu obat jadi dengan nama dagang terdaftar atas nama si pembuat
atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya
d. Obat baru yaitu obat yang terdiri dari zat berkhasiatmaupun tidak berkhasiat
misalnya lapisan pengisi, pelarut, serta pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal khasiat dan keamananya
e. Obat essensial yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang meliputi diagnose, prifilaksi, terapi dan
rehabilitasi.
f. Obat generic berlogo yaitu obat yang tercantum dalam DOEN ( Daftar Obat
Essensial Nasional) dan mutunya terjamin karena produksi sesuai dengan CPOB
dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan Depertemen
Kesehatan
g. Obat wajib apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh
apoteker di apotek.

b. Tinjauan Tentang Perencanaan Obat

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan kebutuhan obat antara lain :


a. Tahap pemilihan obat
 Obat dipilih berdasarkan seleksi ilmiah, medik dan statistic yang
memberikan efek terapi yang jauh lebih baik dibandingkan resiko
efek samping yang akan ditimbulkan
 Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara
menghindari duplikasi dan kesamaan jenis
 Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifik untuk efek terapi
lebih baik
 Hindari penggunaan kombinasi, kecuali jika obat kombinasi
mempunyai efek yang lebih baik disbanding obat tunggal
 Apabila jenis obat banyak, maka kita memilih berdasarkan obat
pilihan dari penyakit yang prevalensinya tinggi
b. Tahap perhitungan kebutuhan obat
Kompilasi pemakaian obat berfungsi untuk mengetahui pemakaian
bulanan masing-masing jenis obat di unit pelayanan kesehatan /
puskesmas selama setahun dan sebagai pembanding bagi stok optimum.
Metode yang lazim digunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan obat
obat di tiap unit pelayanan kesehatan adalah :
 Metode konsumsi
Menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya
Perhitungan perkiraan kebutuhan obat yaitu :
a) Pemakaian nyata per tahun : jumlah obat yang dikeluarkan
dengan kecukupan untuk jangka waktu 1 tahun
b) Pemakaian rata-rata per bulan : jumlah obat dikeluarkan
dengan kecukupan untuk jangka waktu 1 bulan
c) Kekurangan jumlah obat : jumlah obat sesungguhnya yang
dibutuhkan selama 1 tahun
d) Menghitung obat yang akan datang, jumlah untuk perode
yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian

SO = SK + SWK + SWT + SP

Sedangkan untuk menghitung permintaan obat dihitung dengan rumus :


Permintaan : SO – SS

Keterangan :

SO : Stok optimum

SK : Stok kerja

SWK : Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan

SWT : Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu

SP : Stop penyangga

SS : Sisa stok

 Metode epidemiologi
Dilakukan dengan menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola
penyakit,perkiraan kunjungan dan waktu tunggu. Lagkah-langkah
dalam metode ini antara lain :
1. Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani
2. Meentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi
penyakit
3. Menyediakan standar/pedoman pengobatan yang digunakan
4. Menghitung perkiraan kebutuhan obat
5. Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia

BAB III
PEMBAHASAN

I. Pengertian Obat

Obat merupakan komponen dasar suatu pelayanan kesehatan. Dengan pemberian obat,
penyakit yang diderita oleh pasien dapat diukur tingkat kesembuhannya. Selain itu obat
merupakan kebutuhan pokok masyarakat,maka persepsi masyarakat tentang hasil yang
diperoleh dari pelayanan kesehatan adalah menerima obat setelah berkunjung ke sarana
kesehatan kesehatan baik rumah sakit, puskesmas, maupun poliklinik. Obat merupakan
komponen utama dalam intervensi mengatasi masalah kesehatan, maka pengadaan obat
dalam pelayanan kesehatan juga merupakan indicator untuk megukur tercapainya
efektivitas dan keahlian dalam pelayanan kesehatan (Idham, 2005).

Dari segi farmakologi obat didefinisikan sebagai substansi yang digunakan


pencegahan dan pengobatan baik pada manusia maupun pada hewan. Obat merupakan
factor penunjang dalam komponen yang sangat strategis dalam pelayanan kesehatan
(Widhayani, 2002).

II. Pengertian Perencanaan

Dalam pengertian sederhana perencanaan kesehatan adalah suatu proses yang


dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang yang didahului dengan penetapan tujuan,
mengenali masalah kesehatan melalui analisis situasi masalah masyarakat, menentukan
dan memilih sumber daya yang dibutuhkan, menyususn kegiatan yang akan dilakukan,
menetapkan besarnya biaya, menentukan waktu pelaksanaan, menentukan tempat
kegiatan, menentukan sasaran, menetpkan target yang akan dicapai, dan menyusun
indicator pencapaian serta bentuk evaluasi yang akan dilakukan untuk memecahkan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
Menurut Robbins Stephen dan Coutler Mary (2004) perencanaan adalah sebuah
proses dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian
tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.

III. Dasar Perencanaan

Menurut Suhadi and Rais M. K, (2018) suatu perencanaan yang dibuat tidak lahir
begitu saja, namun memiliki latar belakang yang rasional sampai lahirnya sebuah
perencanaan :

1. Adanya tujuan
Kenyataan masa depan yang pasti dan menjadi impian mendorong lahirnya usaha
perencanaan yang perlu disiapkan saat ini.
2. Fungsi manajemen
Organisasi sebagai lembaga, didalamnya terdapat fungsi-fungsi administrasi.
Salah satu fungsi dari administrasi tersebut adalah aktifitas manajemen untuk
menggerakan usaha dan pekerjaan dalam mencapai hasil kerja yang diinginkan
lembaga tersebut.
3. Adanya keterbatasan sumber daya
Untuk mencapai hasil produksi yang optimal, salah satunya ditentukan oleh
ketersediaan dan kemampuan daya dukung sumber daya tersebut.Sumber daya
yang dimiliki memiliki keterbatasan dalam hal suplay, tentu proses produksi juga
terhambat.
4. Factor waktu
Suatu pekerjaan tidak mencapai hasil yang diinginkan ,salah satunya disebabkan
oleh waktu yang terbatas saat produksi.
5. Pedoman
Dalam memulai dan melaksanakan proses produksi barang dan jasa untuk
mencegah hilangnya waktu kerja,peningkatan efisiensi, menghindari pekerjaan
sia-sia dan lainnya.

IV. Tujuan Perencanaan

Menurut Suhadi dan Rais M,K. (2018) secara umum tujuan perencanaan adalah :

1. Menentukan arah pekerjaan


Pekerjaan yang dikerjakan harus memiliki arah yang jelas agar bisa mencapai
tujuan dengan mudah
2. Menetapkan volume kegiatan
Dalam progrgram kerja menguraikan jenis kegiatan termasuk volume kegiatan .
Volume kegiatan menjadi penting dalam penggunaan dan efisiensi sumber daya.
3. Pencarian, pemilihan dan meramalkan sumber daya
Menyusun sumber daya yang akan digunakan dalam implementasi program
4. Kontrol produksi
Dimaksudkan agar diketahuinya perkembangan dan hambatan kegiatan setiap
saat. Salah satu tugas manajerial disini adalah fungsi pengawasan
5. Penentuan parameter output
Programer harus merumuskan secara jelas parameter out put tersebutdalam
dokumen perencanaan. Parameter hendaknya menguraikan secara rinci dan
spesifik setiap item produk
6. Memilih bentuk evaluasi
Merumuskan bentuk evaluasi yang dipilih
V. Aspek Perencanaan

Menurut Suhadi dan rais M.K, (2018) secara umum perencanaan kesehatan
membicarakan beberapa aspek pokok yang dikerjakan :

1. Tujuan (Visi)
Tujuan yang akan dicapai dimasa datang dari pekerjaan yang dikerjakan saat
sekarang
2. Misi
Tindakan nyata yang dikerjakan
3. Evaluasi
Penilaian dilakukan untuk mengetahui dan mengukur seberapa jauh keberhasilan
pekerjaan yang dilakukan.
4. Rekomendasi
Hambatan dan keberhasilan yg dicapai diberi rekomendasi untuk perbaikan
dimasa yang akan datang
5. Perbaikan
Dilakukan dalam rangka perbaikan pelaksanaan program pekerjaan

VI. Langkah Perencanaan

Menurut Suhadi and Rais M,K, (2018) dalam menyususn perencanaan kesehatan, tim
perencana puskesmas harus mengetahui dan memahami langkah yang tepat sehingga
perencanaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Umumnya perencanaan dilakukan
secara berurutan, suatu tahapan perencanaan tidak saling mendahului dalam pelaksaannya
artinya suatu langkah tidak dapat dilakukan sebelum langkah yang mendahuluiya
terlaksana. Bila diurutkan keseluruhan langkah perencanaan maka Langkah-langkah
tersebut secara sistematisdapat dijabarkan sebgai berikut :

1. Melakukan kegiatan identifikasi masalah kesehatan yang terjadi


2. Menetapkan perumusan masalah kesehatan yang dihadapi
3. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang dipilih
4. Menentukan tujuan perencanaan yang dilakukan
5. Menentukan apa yang menjadi alternative pemecahan masalah kesehatan tersebut
6. Memilih alternative pemecahan masalah yang paling baik
7. Menyusun rencana operasional pemecahan masalah atau program kerja
8. Menyusun kebutuhan sumber daya kesehatan yang diperlukan
9. Pelaksanaan program kesehatan yang telah direncanakan
10. Melakukan pengawasan dan pengendalian program kesehatan
11. Melakukan evaluasi untuk memastikan hasil capaian program
12. Menyusun feedback untuk perbaikan dan kesinambungan pelaksana program
ksehatan yang sedang dikerjakan.
KESIMPULAN

Dari makalah ini dapat disimpulkan :

1. Dari segi farmakologi obat didefinisikan sebagai substansi yang digunakan pencegahan
dan pengobatan baik pada manusia maupun pada hewan
2. Perencanaan kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
orang yang didahului dengan penetapan tujuan, mengenali masalah kesehatan melalui
analisis situasi masalah masyarakat, menentukan dan memilih sumber daya yang
dibutuhkan, menyususn kegiatan yang akan dilakukan, menetapkan besarnya biaya,
menentukan waktu pelaksanaan, menentukan tempat kegiatan, menentukan sasaran,
menetpkan target yang akan dicapai, dan menyusun indicator pencapaian serta bentuk
evaluasi yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat.
3. latar belakang yang rasional sampai lahirnya sebuah perencanaan : adanya tujuan, fungsi
manajemen, adanya keterbatasan sumber daya, factor waktu dan pedoman
4. Tujuan dari perencanaan adalah menentukan arah pekerjaan, menentukan volume
kegiatan, pencarian,pemilihan dan meramalkan sumber daya, control produksi, penentuan
parameter output, memilih bentuk evaluasi
5. Aspek perencanaan pokok terdiri dari : tujuan, visi, evaluasi, rekomendasi, perbaikan
6. Langkah- langkah perencanaan sebagai berikut :
 Melakukan kegiatan identifikasi masalah kesehatan yang terjadi
 Menetapkan perumusan masalah kesehatan yang dihadapi
 Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang dipilih
 Menentukan tujuan perencanaan yang dilakukan
 Menentukan apa yang menjadi alternative pemecahan masalah
kesehatan tersebut
 Memilih alternative pemecahan masalah yang paling baik
 Menyusun rencana operasional pemecahan masalah atau program
kerja
 Menyusun kebutuhan sumber daya kesehatan yang diperlukan
 Pelaksanaan program kesehatan yang telah direncanakan
 Melakukan pengawasan dan pengendalian program kesehatan
 Melakukan evaluasi untuk memastikan hasil capaian program
 Menyusun feedback untuk perbaikan dan kesinambungan
pelaksana program ksehatan yang sedang dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA

Suhadi, S.K.M., M.Kes. 2018. Perencanaan Obat Rumah Sakit dan Puskesmas Edisi 1. Jakarta:
Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai