CARA-CARA
PEMBERIAN OBAT
Kelompok 5
OUR TEAM
1. Antispasmodik
Antispasmodik merupakan golongan obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos. Obat yang termasuk dalam kelas ini adalah antimuskarinik dan relaksan yang
dipercaya bekerja langsung di otot halus usus.
● Antimuskarinik yang digunakan untuk spasme otot polos saluran cerna meliputi
senyawa amin tersier atropin sulfat dan disikloverin hidroklorida (disiklomin
hidroklorida) dan senyawa amonium kuaterner propantelin bromida dan hiosin
butilbromida
CONTOH OBAT SALURAN CERNA
3. Antitukak
Tukak peptik dapat terjadi di lambung, duodenum, esofagus bagian bawah,
dan stoma gastroenterostomi (setelah bedah lambung).
5. Obat Pencahar
● Pembentuk massa feses: ispaghula sekam
● Stimulan: bisakodil, dantron, gliserol, natrium fikosulfat
● Pelunak feses: parafin cair
● Pencahar osmotik: garam magnesium, laktulosa
CARA PEMBERIAN OBAT
1. Antasida: Antasida adalah obat yang menetralkan asam lambung dengan cara meningkatkan pH untuk menurunkan
aktivitas pepsin.
- Aluminium Hidroksida
Cara Pemberian: Dewasa: 1-2 tablet dikunyah, 4 kali sehari atau 5-10 ml obat cair 4 kali sehari diantara waktu makan
dan sebelum tidur. Anak usia 6-12 tahun: 5 ml maksimal 3 kali sehari
- Magnesium Hidroksida
Cara pemberian: Dewasa 5-10 ml, diulang menurut kebutuhan pasien
- Magnesium Trisiklat
Cara pemberian: Dewasa 1-2 tablet. Anak ½-1 tablet. diminum 3-4 kali sehari.
1. Obat Pencahar: Obat Pencahar adalah obat yang dapat mempercepat gerakan peristaltic usus, sehingga terjadi defekasi
dan digunakan pada konstipasi yaitu keadaan susah buang air besar.
- Difenilmetan: 60-100 mg (tablet)
- Antrakinon: 2-5 ml (sirup), 100-300mg (tablet)
- Sena: 2-4 ml (sirup), 280 mg (tablet)
CARA PEMBERIAN OBAT
3. Obat Diare
- Akita
Cara Pemberian: Dewasa dan anak > 12 th = 2 tablet setelah diare pertama, 2 tablet tiap kali diare berikutnya;
maksimum 12 tablet sehari; anak 6-12 tahun = setengah dosis dewasa; maksimum 6 tablet sehari. Kemasan : Dos 10×10
tablet.
- Andikap
Cara Pemberian: Dewasa dan anak 12 tahun ke atas = 2 kaplet setiap setelah BAB, maksimal 12 kaplet sehari. Anak 6-
12 tahun = 1 kaplet setiap setelah BAB, maksimal 6 kaplet sehari.
- Anstrep
Cara Pemberian: Dewasa dan anak > 12 th = 2 kaplet setelah defekasi, maksimum 12 kaplet per hari; Anak 6-12 tahun =
1 kaplet setelah defekasi, maksimum 6 kaplet per hari
- Bekarbon
Cara Pemberian: Dewasa 3-4 tablet 3x sehari, anak 1-2 tablet 3x sehari
- Actived Charcoal
Cara Pemberian: Dewasa: 3x sehari 3-4 tablet; anak: 3xsehari 1-2 tablet.
CONTOH OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
&
CARA PEMBERIANNYA
CONTOH OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
1. Antihipertensi
● Vasodilator: beraprost, hidralazin hidroklorida, iloprost,
minoksidil, natrium nitroprusid
● Beta bloker: asebutolol, atenolol, betaksolol, bisoprolol fumarat,
karvedilol, dll.
● Penghambat ACE: benazepril, enalapril maleat, fosinopril,
imidapril, ramipril, dll.
● Antagonis reseptor angiotensin II: Losartan, valsartan,
kandesartan, olmesartan, telmisartan, eprosartan, irbesartan
● Alfa bloker: doksazosin, indoramin, prazosin hidroklorida,
terazosin
CONTOH OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
2. Antiangina
Obat yang digunakan untuk menanggulangi serangan akut angina
pektoris dan profilaksisnya meliputi:
● Nitrat: gliseril trinitrat, isosorbid dinitrat, isosorbid mononitrat,
pentaeritrol tetranitrat
● Antagonis kalsium: amlodipin, felodipin, isradipin, lasidipin,
lerkanidipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin
● Beta bloker
● Antiangina lain: ivabradin, nesiritid, trimetazidin dihidroklorida
CONTOH OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
3. Antiaritmia
Obat-obat anti aritmia dapat diklasifikasikan secara klinik menjadi kelompok obat untuk
● aritmia supraventrikel: adenosin, verapamil
● aritmia supraventrikel maupun aritmia ventrikel: disopiramid, kinidin, amiodaron,
prokainamid
● aritmia ventrikel: lidokain, fenoitoin natrium, meksiletin
Obat-obat aritmia juga dapat diklasifikasikan berdasarkan efeknya pada aktivitas listrik
sel miokard:
Kelas Ia, b, c: obat-obat yang menstabilkan membran (kinidin, lidokain, flekainid).
Kelas II : beta-bloker.
Kelas III : amiodaron, dan sotalol (juga kelas II).
Kelas IV : antagonis kalsium (misal verapamil, tapi bukan golongan dihidropiridin).
CONTOH OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
4. Diuretika
● Tiazid: bendrofluazid, klortalidon
● Diuretika kuat: furosemid, bumetamid
● Diuretika Hemat Kalium: amilorid dan triamteren
● Diuretika osmotik: manitol
CARA PEMBERIAN OBAT ANTI HIPERTENSI
CARA PEMBERIAN OBAT GAGAL JANTUNG
CARA PEMBERIAN OBAT ANTIARITMIA
CARA PEMBERIAN OBAT ANTIARITMIA
CARA PEMBERIAN OBAT ANTIANGINA
● Nitrovasodilator,
Per oral : Tablet &
● antagonis
● reseptor beta, sublingual
● antiplatelet, 5-60 mg
calcium channel blocker
●
1-3 x sehari
REFERENSI
● Ganiswarna, S. G. (2001). Farmakologi dan Terapan Edisi 4 (R. Setiabudy, F. D. Suyatna, Purwantyastuti, &
Nafrialdi (eds.); 4th ed.). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
● Kemenkes RI. (2017). Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Penyakit Kardiovaskuler Untuk Dokter.
Sekretariat Jenderal Pusat Kesehatan Haji.
https://puskeshaji.kemkes.go.id/upload/pedoman/files/Juknis_Penatalaksanaan_Penyakit_Kardiovaskula
r.pdf
● Pusat Informasi Obat Nasional. (2022). Obat Sistem Kardiovaskuler. Badan Pengawas Obat Dan
Makanan. https://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0
● Bppsdmk.kemkes.go.id. (2020). [online] Available at: <http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Farmakologi-dalam-Keperawatan-Komprehensif.pdf> [Accessed 3 November
2020]
● Noviani, N., & Nurilawati, V. (2017). FARMAKOLOGI. Bppsdmk.kemkes.go.id. Retrieved 1 November 2020,
from http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Farmakologi_bab_1-3.pdf
THANK YOU
:)