Golongan Obat
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan
a. Diagnosis
b. Mencegah
c. Mengurangkan
d. Menghilangkan
e. Menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan
manusia.
Obat dapat berupa bahan yang disintesis di dalam tubuh (misalnya : hormon, vitamin D)
atau merupakan bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.
1
3. Obat keras
adalah obat berkhasiat keras, untuk memperolehnya harus dengan
resep dokter. Bila digunakan sembarangan dapat berbahaya,
bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan
kematian
4. Psikotropika
adalah zat/obat yg dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf
pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi(mengkhayal), ilusi, gangguan cara berfikir, perubahan alam perasaan
dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi
(merangsang) bagi para pemakaianya.
2
contoh : diazepam, meprobatame, dan allobarbital
5.Narkotika
menurut UU no.22 tahun 1997 tentang narkotika adalah zat atau obat yg
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis
yg dapat menimbulkan
pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yg menggunakan dengan
memasukkannya ke
dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut dapat berupa pembiusan, hilang rasa
sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yg
menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
3
obat yg disuntikkan melalui kulit ke aliran darah, baik secara intravena, subkutan,
intramuscular.
5. Langsung ke organ, contoh : intrakardial
6. Melalui selaput perut (rongga tubuh),
contoh:intraperitoneal
4
B. Nama Obat dan sediaannya
1. IPD
- Cacing
2. Piperazin, Dietilkarbamazin
3. Pirantel, Oksantel
5
4. Levamisol
5. Praziquantel
6. Niklosamida
7. Ivermectin
A. DIURETIK
1. Furosemide
Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, kutrix, Lasix,
salurix, uresix.
Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi.
Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif NaCl dalam lumen
tubuli ke dalam intersitium pada ascending limb of henle.
Indikasi : Edema paru akut, edema yang disebabkan penyakit
jantung kongesti, sirosis hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui
Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, hipotensi, mual, diare.
Interaksi obat : indometasin menurunkan efek diuretiknya, efek
ototoksit
meningkat bila diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh
diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas silisilat meningkat bila
diberikan bersamaan.
Dosis : Dewasa 40 mg/hr
Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
2. HCT (Hydrochlorothiaside)
Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan) simpanan natrium
sehingga volume darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer
menurun.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna.
Didistribusi keseluruh ruang ekstrasel dan hanya ditimbun dalam
jaringan ginjal.
Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema akibat gagal
jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal kronis, hipertensi.
Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia, hyponatremia,
hipertensi pada kehamilan.
Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam
6
B. ANTAGONIS RESEPTOR BETA
1. Asebutol (Beta bloker)
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul.
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan
aktivitas renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma,
kardiomiopati obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes
mellitus, bradikardia, depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk,
lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi
bersama insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan
asam urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan
SA meningkat bila diberikan bersama dengan penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
7
Sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing dengan
obat – obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat
perangsangan simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan
tekanan darah. Penghambat beta dapat menembus barrier plasenta
dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren,
stenosis subaortik hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia
dan blok jantung tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati –
hati pemberian pada penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan
menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah,
bronkospasme, agranulositosis, depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan
reserpine karena menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis
karena menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard. Henti
jantung dapat terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin,
fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin
menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan
absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.
D. ANTAGONIS KALSIUM
1. Diltiazem (kalsium antagonis)
Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Sediaan obat : Tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat asupan, pelepasan atau kerja
kalsium melalui slow cannel calcium.\
8
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI, penyakit vaskuler
perifer.
Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui, gagal jantung.
Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema kaki,
gangguan saluran cerna.
Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila diberikan
bersama beta bloker. Efek terhadap konduksi jantung
dipengaruhi bila diberikan bersama amiodaron dan digoksin.
Simotidin meningkatkan efeknya.
Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
2. IKA
Ambroxol
Ciprofloxacin
Acyclovir
9
Phenytoin
Carbamazepine
Valproate acid
Phenobarbital
d. Obat Parkinson
Dopaminergic sentral : levodopa, bromokriptin, dll
Antikolinergik sentral : difenhidramin, prometazin, dll
Dopamine antikolinergik : amantadine
4. Anastetik lokal
Kokain
5. Permasalahan jiwa
Haloperidol
Amitriptilin
Alprazolam
Litium
6. Kulit
Acyclovir
Ketokonazol
Paracetamol
Griseovulfin
Kotrimoksazol
Kortikosteroid tipikal
Meronidazol
Tetrasiklin
Permetrin
Cetirizine
Prednisone
Bethametasson
Klindamycin
Gentamycin
Vit c
7. Obgyn
Oksitosin
MgSO4
Vit K
Paracetamol
Dll
10
Obat PEB & PER
8. THT
Paracetamol
Asam mefenamat
Dexamethasone
9. Mata
Salep gentamycin
Kloramfenikol
Timolol
Cendocytron
10. Bedah
Obat-obat anastesi
Heparin
Dosis
Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat atau satuan isi atau unit-unit lainnya.
a. Faktor obat
- Sifat fisika (daya larut dalam air/lemak, Kristal, amorf, dll)
- Sifat kimiawi (asam, basa, ester, dll)
- Toksisitas (dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya)
b. Cara pemberian obat kepada penderita
- Oral
- Parenteral
- Rektal, vagina, uretral
- Lokal, transdermal, topical
- Dll (sublingual)
c. Karakteristik penderita
- Umur
- Jenis kelamin
- BB
- RAS
11
- Toleransi
- Obesitas
- Sensitivitas
- Kehamilan
- Laktasi, dll
Dosis Maksimum
- Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60
tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan dan rektal.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun. Pemberian dosis
harus lebih kecil dari dosis maksimum.
12
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun = ½ x dosis dewasa
14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa
Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
70
62
1. UI Jakarta
1,75
2. Rumus Catzel
13
Dosis maksimum gabungan (DM sinergis)
- Jika dalam satu resep terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan obat) yang kerjanya
pada reseptor atau tempat yang sama maka jumlah obat yang digunakan tidak boleh
melampaui jumlah dosis obat-obat yang berefek sama tersebut.
- Baik sekali pakai ataupun dosis sehari.
Contoh obat yang memiliki efek yang sama
- Atropin sulfat dengan ekstrak belladonae
- Pulvis opii dengan pulvis overi
- Kofein dan aminofilin
- Arsen trioxida dan Natrii arsenas
Analisa resep : dari resep diketahui untuk membuat 10 bungkus serbuk sediaan,
mengandung 0,5 mg atropin sulfat setiap bungkus, aturan pakai 3 kali sehari satu
bungkus.
Jawab :
= (0,5/0,6 mg) x 100% = 83,3% (boleh diracik dan diserahkan karna tidak
lebih dari 100%)
14
Sedangkan untuk Persentase DM searah sehari :
= (3x0,5)/1,8 x 100% = 83,3 % (boleh diracik dan diserahkan karna tidak lebih dari
100%)
D. Resep
Resep obat adalah permintaan tertulis dokter kepada apoteker di apotik yang
ditukukan untuk seorang penderita yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
15
16
17
18