Anda di halaman 1dari 68

FARMAKOLOGI

PENDAHULUAN
05/16/2023
LITERATUR :
1. TEXTBOOK OF FARMACOLOGY (GOODMAN AND GILMAN)
2. FARMAKOLOGI DAN TERAPI (FKUI JAKARTA)
3. ISO TERBARU.
4. BUKU FARMAKOLOGI LAIN

05/16/2023
FARMAKOLOGI

DEFENISI :
* ILMU YANG MEMPELAJARI OBAT
* SEMUA ZAT MEMPENGARUHI PROSES HIDUP

TUJUAN :
* MENGGUNAKAN OBAT UNTUK PENCEGAHAN, DIAGNOSA,
PENGOBATAN
* MENGETAHUI MENGGUNAKAN OBAT MENGAKIBATKAN
BERBAGAI PENYAKIT.

05/16/2023
OBAT ?
DEFENISI : SEDIAAN KIMIA,
MEMPENGARUHI PROSES HIDUP (SANGAT LUAS)
TUJUAN : DAPAT MENGGUNAKAN OBAT
DIAGNOSA
PENCEGAHAN
PENGOBATAN
KONSEP LAMA : SEJARAH, SUMBER, SIFAT KIMIA FISIKA,
KOMPOSISI, EFEK FISIOLOGI DAN BIOKIMIA, MEKANISME
KERJA, ADME, PENGGUNAAN.

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN :


LAHIR ILMU BARU

05/16/2023
FARMAKOLOGI

Obat pertama kali yang digunakan berasal dari tanaman /


jamu.
Dianggap kurang memuaskan, mulai melakukan isolasi zat
aktif
Menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat :
Efedrin : Ephedra vulgaris
Atropin : Atropa belladona
Morfin : Papaver somniferum
Digoksin : Digitalis lanata
Reserpin : Rauwolfia serpentina
Vinblastin dan vinkristin : Vinca rosea
Farmakologi
• Adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh
aspeknya, baik sifat kimiawi, fisika, kegiatan fisiologi, resorpsi dan
nasibnya dalam organisme hidup
• Farmakognosi : pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari
tanaman, mineral dan hewan. Ekstrak Ginkoa biloba (penguat daya
ingat), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici (antidepresi),
ekstrak fever few (pencegah migrain)
• Biofarmasi : ilmu yang mempelajari pengaruh pembuatan sediaan
farmasi terhadap efek terapeutik obat.
• Farmaceutical availability (ketersediaan farmasi) : ukuran waktu yang
diperlukan oleh obat untuk melepaskan diri dari bentuk sediaannya
dan siap untuk proses absorpsi.
• Larutan – suspensi – emulsi – serbuk – kapsul – tablet – enterik
coated – long acting.
05/16/2023
Istilah dalam farmakologi
• Farmakodinamik : mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup terutama
cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terafi yang ditimbulkan.

 Toksikologi : pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap


tubuh.
 Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat untuk mengobati
penyakit atau gejalanya. Phytoterapi : menggunakan zat-zat dari
tanaman untuk mengobati penyakit.

 Farmakologi klinik : cabang farmakologi yang mempelajari efek obat


pada manusia.
Penggolongan Obat

• Obat farmakodinamis
• Obat kemoterapeutis
• Obat diagnostik

Obat farmakodinamis, bekerja terhadap host dengan jalan


mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi
biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, obat
otonom
Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam
tubuh host. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamis
yang sekecil-kecilnya terhadap host, contoh : antibiotik, antijamur,
obat-obat neoplasma (onkolitik, sitostatik)
Penggolongan Obat
Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis
(pengenalan penyakit), misalnya BaSO4 digunakan untuk diagnosis penyakit
saluran pencernaan, Na propanoat dan asam iod organik untuk sal empedu
Menurut Permenkes RI
No. 949/Menkes/Per/VI/2000
Penandaan
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
3. Obat keras
4. Obat wajib apotek
5. Obat narkotika
6. Obat psikotropika K
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Obat Bebas Obat yang dapat Minyak kayu putih,
dijual bebas OBH, OBP,
kepada umum Paracetamol, Vit.
tanpa resep dokter C, B Komplex, dll.

Obat Bebas Obat bebas yang Antihistamin,


pada penjualannya klorokuin, kalii
Terbatas (W : disertai tanda kloras,
waarschuwing) peringatan. suppositoria, dll.

Obat Keras
(G : Gevaarlijk)
Obat berbahaya
jika pemakaiannya
tidak berdasarkan
resep dokter.
Adrenalin,
antibiotika,
antihistamin, dll.
K
OWA Obat keras yang
dapat diserahkan
oleh apoteker tanpa
resep dokter.
Linestrenol,
antasid,
salbutamol,
basitrasin krim,
K
ranitidin, dll.
Permenkes RI No.
949/Menkes/Per/VI/2000
Narkotika Zat atau obat yang berasal dari Tanm. Papaver
tanaman atau bukan, sintetis atau somniferum,
semisintetis yang dapat kokain, ganja,
menyebabkan penurunan atau heroin, morfin,
perubahan kesadaran, hilangnya opium, kodein, dll.
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri.
Psikotropika Zat atau obat baik alamiah Lisergida,
maupun sintetis bukan narkotika psilosibina,

K
yang berkhasiat psikoaktif melalui amfetamin,
pengaruh selektif pada SSP yang diazepam,
menyebabkan perubahan khas fenobarbital,
pada aktifitas mental dan perilaku. klordiazepoksida,
dll.
PERKEMBANGAN ILMU FARMAKOLOGI :

1.FARMAKOGNOSI : SIFAT TUMBUHAN, BAHAN DAN SUMBER


OBAT.
2. FARMASI : MEMBUAT, MEMFORMULASI, MENYIMPAN
DAN MENYEDIAKAN OBAT.
3. FARMAKOTERAPI : PENGGUNAAN OBAT DALAM MENCEGAH
DAN PENGOBATAN.
4. FARMAKOLOGI KLINIK : MEMPELAJARI EFEK OBAT PADA
MANUSIA.
5. TOKSIKOLOGI : KERACUNAN , TERMASUK OBAT.

05/16/2023
Istilah dalam farmakologi
• Biological availability (ketersediaan hayati) : prosentasi obat yang
diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk
melakukan efek terapetiknya.

 Therapeutical equivalent (kesetaraan terapeutik) : syarat yang harus


dipenuhi oleh suatu obat yang meliputi kecepatan melarut dan
jumlah kadar zat yang berkhasiat yang harus dicapai dalam darah

 Bioassay : cara menentukan aktivitas obat dengan menggunakan


hewan percobaan seperti kelinci, tikus, dll.

 Farmakokinetik : segala proses yang dilakukan tubuh terhadap obat


berupa absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Farmakokinetik

ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi


(yakni, ekskresi dan metabolisme) obat (Shargel & Yu, 1988 ;
Ganiswara, et al, 1995 ; Bauer, 2001) pada manusia atau hewan dan
menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-
perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan
keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat (Lachman, et
al, 1989).
Gambaran skematik peristiwa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi dari obat-obat
setelah berbagai rute pemberian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Ansel, 1989)
efek obat Kuantitatif

data kinetika obat

hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan


intensitas efek yang ditimbulkannya.

daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat


ditentukan.
Bioavailabilitas

kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.

Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi daya terapetik, aktivitas
klinik, dan aktivitas toksik obat. (Shargel & Yu, 1988 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat:
1. Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan absorpsi obat
pH medium
Adanya pori-pori
Banyaknya vili dan mikrovili yang ada di daerah duodenum dan usus
halus
Sifat kapiler membran sel.
Jumlah pembawa
Waktu transit obat dalam saluran cerna
Gerakan peristaltik dari duodenum
Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna
Adanya makanan dan obat lain didalam saluran cerna
Adanya penyakit
 
 
 
 
2. Faktor-faktor farmasetik yang mempengaruhi bioavailabilitas obat
1) Sifat Fisikokimia Obat
• Ukuran Partikel
• Luas permukaan efektif obat
• Bentuk geometrik
• Kelarutan Obat
• Bentuk kimia obat, yaitu garam, asam atau basa serta bentuk anhidrous atau hidrous
• Polimorf obat
• Konstanta Disosiasi
• Lipofilisitas
• Stabilitas Obat

2) Faktor Formulasi Yang Mempengaruhi Bioavailabilitas Obat.


Lanjutan

Dalam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan melalui cairan


tubuh dengan cara yang relatif lebih mudah dan lebih cepat
dibandingkan dengan eliminasi atau pengeluaran.
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ sekresi dalam
bentuk metabolik hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya
(Ganiswara, et al, 1995 ).
Ada beberapa obat yang berikatan kuat dengan protein sehingga
menunda lewatnya ke jaringan sekitarnya.(Ansel, 1989)
Konsentrasi obat diukur pada sampel biologis seperti susu, saliva,
plasma, dan urin. Secara umum serum atau plasma sering digunakan
untuk mengukur obat (Shargel, et al, 2005).
Konsentrasi obat dalam tiap cuplikan plasma digambar pada koordinat
kertas grafik rektangular terhadap waktu pengambilan cuplikan plasma.
(Shargel & Yu, 1988).
Beberapa parameter farmakokinetik pada
sediaan oral, yaitu:
1. Tetapan Laju Absorpsi (Ka) dan Waktu Paruh Absorpsi (t½a)
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi order kesatu
dengan satuan waktu-1. Ka diperoleh dengan membuat kurva antara
waktu absorpsi dengan log Cpdiff kemudian diregresikan sehingga
diperoleh persamaan regresi. Harga Ka dapat dihitung dengan
rumus:
Ka (waktu-1) = 2, 303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Ke) dan waktu paruh
eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju
eliminasi order kesatu dengan satuan waktu-1. Harga
Ke diperoleh dengan membuat kurva antara waktu
eliminasi dengan log Cp kemudian diregresikan
sehingga diperoleh persamaan regresi. Harga Ke
diperoleh dengan rumus:
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-b)
t½e = 0,693/Ke
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum (tmaks)
tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat
disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi
obat maksimum setelah pemberian obat.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum tidak
tergantung pada dosis tetapi tergantung pada tetapan laju absorpsi (Ka)
dan eliminasi (Ke). Harga tmaks dapat dihitung sebagai berikut:
In (Ka/Ke)
Tmaks =
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)
Cpmaks adalah konsentrasi plasma puncak
menunjukkan konsentrasi obat maksimum
dalam plasma setelah pemberian obat secara
oral
Pada konsentrasi maksimum, laju absorpsi obat
sama dengan laju eliminasi, sehingga harga
Cpmaks dapat dihitung dengan rumus di bawah
ini:
Cpmaks = Cpo (e-Ke.tmaks – e-Ka.tmaks)
5. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju eliminasi dan
jumlah perubahan klirens total obat di dalam tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang
mencapai sirkulasi sistemik. AUC merupakan area di
bawah kurva kadar obat dalam plasma – waktu dari t =
0 sampai t = ~ (lihat gambar 2). Harga AUC dapat
diperoleh dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas segitiga yaitu ½ x alas x tinggi
b. AUC dari waktu n1 – nx dihitung dengan rumus

Cn-1 + Cn (tn – tn-1)


2

c. AUC dari waktu nx - ~ dihitung dengan rumus

Cpnx
  Ke
7. Klirens total (Cltot)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat persatuan
waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit). Klirens obat merupakan ukuran
eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme
prosesnya. Klirens total adalah jumlah total seluruh jalur klirens di
dalam tubuh termasuk klirens melalui ginjal dan hepar.
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Volume kompartemen sentral berguna untuk menggambarkan
perubahan konsentrasi obat karena merupakan kompartemen yang
diambil sebagai kompartemen cuplikan. Vp berguna dalam
menentukan klirens obat. Besaran Vp memberikan petunjuk adanya
distribusi obat di dalam tubuh.
Harga Vp dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Do
Vp =
Ke x [AUC]~
9. Jumlah obat terabsorpsi, persen obat terabsorpsi dan persen obat tidak
terabsorpsi
a. Jumlah obat terabsorpsi menurut waktu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o
 
b. Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c. Persen obat tidak terabsorpsi :
% obat tidak terabsorpsi = 100% - % obat terabsorpsi
KEGUNAAN FARMAKOKINETIKA
1. Bidang farmakologi
Farmakokinetika dapat menerangkan mekanisme kerja suatu obat dalam tubuh, khususnya
untuk mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya bekerja dalam tubuh; apakah senyawa
asalnya, metabolitnya atau kedua-duanya. Data kinetika obat dalam tubuh sangat penting untuk
menentukan hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan intensitas efek yang
ditimbulkannya. Dengan demikian daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat
ditentukan. (Cahyati, 1985)

2. Bidang farmasi klinik


a)Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat.
b)Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung aturan dosis yang tepat untuk setiap
individu (dosage regimen individualization).
c) Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam penyusunan aturan dosis yang rasional.
d)Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara obat dengan obat
maupun antara obat dengan makanan atau minuman.

 3. Bidang toksikologi


Farmakokinetika dapat membantu menemukan sebab-sebab terjadinya efek toksik dari
pemakaian suatu obat.
FARMAKOKINETIK

DEFENISI : NASIP OBAT DALAM TUBUH


ABSORBSI, DISTRIBUSI, METABOLISME, EKRESI.
ABSORBSI : PINDAH DARI SATU KOMPARTEMEN KE
KOMPARTEMEN SISTEMIK.
KULIT, SELAPUT LENDIR, SAL. CERNA, OTOT, DLL.
DISTRIBUSI : DARAH KE SELURUH TUBUH.
METABOLISME : SAL. CERNA, HATI, GINJAL, DLL.
EKSRESI : URIN, FESES, KULIT, MATA, PARU-PARU, ASI, DLL.

05/16/2023
Farmakokinetik

Tempat kerja Depot jaringan


(reseptor)
Bebas Terikat
Terikat Bebas

Sirkulasi
sistemik

Absorpsi Obat bebas Ekskresi

Obat Terikat Metabolit

Biotransformasi
NASIB OBAT DALAM TUBUH
1. Absorpsi obat masuk dalam sistim
peredaran darah.
2. Distribusi obat sampai kereseptor
3. Metabolisme  dirubah menjadi metabolit
lebih, sama, kurang, tidak aktif
toksik
4. Bereaksi/berikatan reseptor timbul efek
efek terapi, efek toksik.
5. Eksresi  obat / metabolik keluar kembali dari
tubuh.

05/16/2023
PROSES ABSORPSI

1. Difusi Pasif
2. Filtrasi
3. Transport aktif
4. Difusi dipermudah
5. Pinositosis
6. Tranport pasangan ion

05/16/2023
05/16/2023
PROSES
1. Difusi Pasif  difusi obatABSORPSI
paling umum.
Berlaku senyawa (organik) bisa larut dalam
membran biologik (larut lemak)
Terjadi perbedaan konsentrasi sebelah dalam
dan luar membran
Obat berdifusi dalam bentuk lipofil
Sangat dipengaruhi :
a. keasaman atau kebasaan obat
b. pH medium

05/16/2023
05/16/2023
2. Filtrasi  absorpsi bersifat pasif
Zat masuk dalam sistim peredaran darah melalui
poros-poros air membran.
Berlaku untuk zat-zat larut air dg ukuran cukup kecil
(BM < 150), termasuk garam-garam elektrolit.
3. Transpor Aktif perlu zat pembawa/pengantar
Zat pembawa  komponen membran, enzim, protein
lain  membentuk komplek.
Menuju satu arah dan tidak tergantung perbedaan konsentrasi
Dapat terjadi kejenuhan.
Berlaku pada molekul tertentu.
Memerlukan Energi

4. Difusi Dipermudah  Difusi ini juga memerlukan


pembawa
Arah difusi ditentukan oleh perbedaan konsentrasi
Tidak perlu energi

05/16/2023
05/16/2023
5. Cara Pinositosis  penembusan oleh molekul-
molekul besar dan tidak larut.

Terbentuk gelembung-geembung membran menyeli-


muti molekul obat dan bergerak menenbus membran.

6. Transport dengan pasangan ion 


Penyerapan bagi senyawa yangmudah terionisasi.
Ion membentuk komplek netral dg senyawa endogen
(musin) kemudian berdifusi pasif.

05/16/2023
05/16/2023
2. Filtrasi  absorpsi bersifat pasif
Zat masuk dalam sistim peredaran darah melalui
poros-poros air membran.
Berlaku untuk zat-zat larut air dg ukuran cukup kecil
(BM < 150), termasuk garam-garam elektrolit.
3. Transpor Aktif perlu zat pembawa/pengantar
Zat pembawa  komponen membran, enzim, protein
lain  membentuk komplek.
Menuju satu arah dan tidak tergantung perbedaan konsentrasi
Dapat terjadi kejenuhan.
Berlaku pada molekul tertentu.
Memerlukan Energi

4. Difusi Dipermudah  Difusi ini juga memerlukan


pembawa
Arah difusi ditentukan oleh perbedaan konsentrasi
Tidak perlu energi

05/16/2023
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi efek
obat :
1. Faktor Individu (umur, bobot badan, jenis kelamin, luas
permukaan tubuh dan faktor genetik)
2. Faktor Patologi (kelainan fungsi ginjal, fungsi hati, diabetes,
hipertiroidistis, diare dll)
3. Faktor Rute Pemberian Obat (cara pemberian obat yang
berbeda akan dapat menghasilkan intensitas efek
farmakologi yang berbeda. Dengan pemberian tertentu
obat dapat berefek lokaldan pemberian lain akan bekerja
secara sistemik

05/16/2023
RUTE PEMBERIAN OBAT

1. TOPIKAL,
2. MATA.
3. PARU PARU.
4. ORAL.
5. PERORAL
6. REKTAL
7. VAGINAL
8. URETRA,
9. PARENTERAL (SC, IC, IM, IP, IV, IA DLL.)
05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
DISTRIBUSI
BERDASARKAN PENYEBARAN :
1. FASE I. SEGERA SETELAH PENYERAPAN
KE ORGAN FUNGSI SANGAT BAIK.
JANTUNG, HATI, GINJAL, OTAK.
2. FASE II. JARINGAN PERFUSINYA TIDAK SEBAIK ORGAN DIATAS.
OTOT, VISERS, KULIT DAN JARINGAN LEMAK.
OBAT DAPAT TERAKUMULASI PD JARINGAN.
REDISTRIBUSI - TEMPAT KERJA PINDAH JARINGAN LAIN
TIOPENTAL (iv) CEPAT KE OTAK  DARAH KADAR RENDAH
OBAT KEMBALI KE JARINGAN (LARUT LEMAK) EFEK LEMAH.
DIDTRIBUSI DARI/KE SSP SULITSAWAR DARAH OTAK

05/16/2023
BIOTRANFORMASI/METABOLISME

PROSES PERUBAHAN STRUKTUR KIMIA (DALAM TUBUH DAN


DIBANTU OLEH ENZIM)
1. DIRUBAH LEBIH POLAR  LARUT AIR
MUDAH DIEKSRESIKAN LEWAT GINJAL.
2. MENJADI INAKTIF  KERJA OBAT BERAKIR.
3. PRODRAG  OBAT AKTIF SETELAH METABOLISME .
REAKSI BIOKIMIA YANG TERJADI :
1. Fase I : OKSIDASI, REDUKSI, HIDROLISA.  LEBIH POLAR
2. Fase II: REAKSI SINTETIK  KONYUGASI SUBSTRAT
ENDOGEN
(GLUKORONAT, SULFAT, ASETAT, ASAM AMINO)
05/16/2023
ENZIM YANG BERPERANAN :

1. DALAM SEL  ENZIM MIKROSOMAL (DALAM


RETIKULOENDOPLASMA )
2. ENZIM NON MIKROSOMAL MENGKATALIS SEMUA REAKSI
KONYUGASI BUKAN DENGAN ASAM GLUKORONAT.(ASAM ASETAT,
GLISIN, GLUTATION, ASAM SULFAT, ASAM FOSFAT DAN GUGUS
METIL.

05/16/2023
FARMAKODINAMIK

1. MEKANISME KERJA OBAT.


2. RESEPTOR OBAT.
3. TRANSMISIS SINYAL BIOLOGIS.
4. INTERAKSI OBAT – RESEPTOR.

05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
Drug Mode of Action
Certain drugs work by interacting with receptors, special sites on the
surface of body cells. Drugs may bind to a specific receptor, possibly
preventing naturally occurring chemicals from binding to the receptor.
In so doing, if a drug enhances cell activity, it is called an agonist; if it
blocks cell activity, it is called an antagonist
05/16/2023
ANTARAKSI OBAT
Defenisi :Suatu Fenomena
Efek obat pada pasien dimodifikasi oleh obat/senyawa kimia
lain termasuk zat fisiologik endogen dan makanan  diolah/
diberikan bersamaan obat bersangkutan

05/16/2023
ANTARAKSI TERJADI

1. In-Vitro : Peracikan, Penyimpanan


2. In-vivo : Mulai obat masuk sampai ke-
luar tubuh

Perubahan Efek yang terjadi :


1. Peningkatan efek
2. Penurunan efek/tidak bekerja sama sekali
3. Timbul efek samping (merugikan/membahayakan)

05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
05/16/2023
SEKIAN, SAMPAI KETEMU
05/16/2023

Anda mungkin juga menyukai