Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Penyemprotan Daun Sirih Dansodium

Hipoklorit Pada Cetakanelastomer


Terhadap Perubahandimensi

M. Zulkarnain, Sarah Devina


Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
ISSN 2302-5271
Sumatera Utara

Abstrak

Elastomer merupakan salah satu bahan cetak yang digunakan


di kedoteran gigi. Pada saat prosedur pengambilan cetakan
dilakukan, saliva akan menempel pada hasil cetakan, yang
merupakan sumber kontaminasi terjadinya infeksi silang pada
dokter gigi maupun laboratorium, karena itu desinfeksi bahan
cetak direkomendasikan oleh American Dental Association
(ADA). Penyemprotan dengan infusa daun sirih25% dan
larutan sodium hipoklorit 0,5% dapat digunakan sebagai
desinfektan pada bahan cetak. Proses desinfeksi dikhawatirkan
dapat memberikan efek pada perubahan dimensi bahan cetak
terutama pada bahan yang sifatnya hidrofilik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan infusa
daun sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5% pada
cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi.Rancangan
penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Sampel
pada penelitian ini adalah model fisiologis dari hasil cetakan
elastomer yang berbentuk dua mahkota yang telah dipreparasi
dengan diameter (buko ligual) 6,33 mm, tinggi (okluso
gingiva) 8,02 mm dan jarak antar preparasi 28,25 mm yang
berjumlah 30 buah untuk 3 kelompok. Sampel diukur nilai
dimensinyadengan kaliper digital kemudian dianalisis dengan
uji T-Independent untuk mengetahui pengaruh penyemprotan
infusa daun sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5%
pada cetakan elastomer terhadap perubahan dimensi model
fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
Korespondensi: penyemprotan infusa daun sirih 25% dan larutan sodium
hipoklorit 0,5% pada cetakan elastomer terhadap perubahan
M. Zulkarnain dimensi (p<0.05)dan persentase perubahan dimensi yang
Departemen Prostodonsia terjadi masih dalam batasan normal yang ditentukan ADA
Fakultas Kedokteran Gigi,
19 (<0,5%). Oleh karena itu, penyemprotan dengan infusa
Universitas Sumatera Utara
Jl. Alumni No. 2 Kampus USU
daun sirih 25% dapat digunakan sebagai desinfektan dalam
Medan 20155 penyemprotan bahan cetak elastomer.
E-mail: mzulkarnaindrg@yahoo.
com,dev-94@hotmail.com Kata Kunci : elastomer, desinfeksi, perubahan dimensi

36 JMKG 2016;5(2):36-44
M. Zulkarnain: Pengaruh Penyemprotan Daun Sirih Dansodium Hipoklorit

The Effect Of Spray Desinfection With


Piper Betle L. And Sodium Hypochlorite On
Dimensionof Elastomeric Impression Materials

Abstract

Elastomer is often used to make an impression. In


prosthodontics, impression material that have been exposed
to infected saliva pose a main source of cross contamination
in dental office and laboratories, therefore desinfection of
impression is recommended by American Dental Association
(ADA) to prevent possible transmission of infectious diseases.
Piper betle L. 25% and sodium hypochlorite 0,5% can both
be used as desinfection agent by spraying the impression
materials. But some desinfection process can effect the
dimensional accuracy of the impressions materials especially
the hidrophilic materials. The aim of this study was to
determine the influence of spray desinfection with piper betle
L. 25% and sodium hypochlorite0,5% on dimensional accuracy
of cast made by elastomeric impression materials. Type of
this research was a laboratory experiment. The samples of
this research were the cast made by elastomeric impression
materials, two abutment preparations in shape with diameter
(buco lingual)6.33 mm, height (occluso gingival) 8.02 mmand
distance between the centers of the abutments 28.25 mm
and total samples were 30 for 3 groups. The cast dimension
was measured using digital caliper and dimensional accuracy
test was analyzed with T-Independent test. The result showed
that there was a statisticallyinfluence of spray desinfection
with piper betle L. 25% and sodium hypochlorite0,5% on
dimensional accuracy of cast made by elastomeric impression
materials(p<0.05) and the percentage of the dimensional
change is in normal range recommended by ADA 19 (<0,5%).
Therefore, spray desinfection with piper betle L. 25% can be
used in elastomeric impression materials.

Key words: elastomer, desinfectant, dimensional accuracy

Pendahuluan dari polisulfid, polieter, silikon kondensasi


dan silikon adisi.3Silikon adisi yang dikenal
Bahan cetak merupakan bahan yang juga dengan sebutan polivinil siloksan (PVS)
digunakan untuk membuat replika atau merupakan bahan cetak yang sangat akurat
cetakan yang akurat dari jaringan keras sehingga sangat cocok digunakan untuk
maupun jaringan lunak rongga mulut.1Salah mencetak pembuatan gigi tiruan cekat.4,5
satu bahan yang sering digunakan di Kekurangannya terletak pada harga dari
kedokteran gigi adalah bahan cetak PVS mahal dan sifatnya yang hidrofobik.4
elastomer.2Bahan cetak elastomer terdiri Sifat yang hidrofobik menyebabkan saat

37
penggunaan perlu diciptakan keadaan cetakan dengan teknik penyemprotan
rongga mulut yang kering dan bebas dari menghasilkan perubahan dimensi yang lebih
air dan saliva. Hal tersebut sulit dilakukan kecil dibandingkan teknik perendaman.
sehingga seiring perkembangan bahan ini Oleh karena itu, teknik penyemprotan
telah dimodifikasi dengan menambahkan dianggap sebagai metode yang efektif untuk
surfaktan untuk meningkatkan hidrophilicity mengurangi terjadinya risiko perubahan
bahan.3-4 dimensi pada cetakan.7
Pada saat prosedur pencetakan Desinfeksi bahan cetak menggunakan
dilakukan, saliva akan menempel pada bahan kimiawi sangat dianjurkan.2 Bahan
hasil cetakan, yang merupakan sumber kimiawi yang paling sering digunakan
kontaminasi dan memungkinkan berbagai sebagai larutan desinfektan adalah sodium
mikroorganisme patogen dari rongga mulut hipoklorit.2,10,11Sodium hipoklorit merupakan
melekat pada cetakan tersebut.2 Oleh sebab desinfektan yang paling sering digunakan
itu, terdapat risiko penularan infeksi ke dokter karena memiliki beberapa keuntungan
gigi maupun petugas laboratorium ketika diantaranya mudah diperoleh serta
pencetakan rahang pasien, melalui saliva mempunyai kemampuan antimikrobial
pasien.Beberapa penyebab penularan infeksi spektrum luas.Desinfeksi dengan teknik
yaitu : Streptococcus dan Staphylococcus penyemprotan menggunakan sodium
species, Bacillus species, Enterobacter hipoklorit 0,5% terbukti efektif untuk
species, virus Hepatitis, virus Herpes mencegah infeksi silang yang disebabkan
simpleks, dan Human Immunodeficiency bakteri gram positif dan negatif.2Menurut
Virus (HIV). Salah satu Merchant dkk larutan sodium hipoklorit
studi menemukan bahwa 67% dengan konsentrasi 0,5% sudah cukup untuk
dari bahan-bahan yang dikirim dokter mendesinfeksi bahan cetak.12Berdasarkan
gigi kelaboratorium kedokteran gigi penelitian dari Santosh (2011) penyemprotan
terkontaminasi dalam waktu 1 menit dengan sodium
hipoklorit yang dihitung dengan colony
oleh bakteri patogen.6,7Kontaminasi counter pada bakteri jenis S. aureusdan S.
bakteri dapat dihindari dengan melakukan viridans yang terdapat pada cetakan terjadi
desinfeksipada bahan cetak yang digunakan.6 penurunan jumlah bakteri 100%. Selain itu,
Berdasarkan anjuran ADA (American Dental sodium hipokloritmemiliki efek desinfektan
Association) membersihkan darah dan bakterisidal, virusidal dan fungisidal.2
saliva dari hasil cetakan menggunakan Bahan tradisional dari tanaman
larutan desinfektan sebelum dilakukan Indonesia juga sudah banyak digunakan
pengisian gipsum di laboratorium sangatlah sebagai desinfektan salah satunya adalah
penting.2,7Cetakan harus dicuci dengan air daun sirih.13,14 Daun sirih terkenal akan
untuk menghilangkan debris, darah, dan khasiatnya sebagai desinfektan karena
saliva sebelum didesinfeksi.Cara efektif memiliki kandungan kavikol (lima kali lebih
untuk mendesinfeksi bahan cetakan tersebut kuat daripada fenol biasa).6,7Siswomihardjo
adalah menggunakan larutan desinfeksi menyebutkan bahwa air sirih 25% yang
selama 10 – 15 menit.2 diolah dengan cara direbus menyebabkan
Metode yang digunakan untuk bakteri tidak tumbuh.Sebagian besar
mendesinfeksi hasil cetakan ada dua yaitu penelitian tentang tanaman daun sirih telah
teknik penyemprotan dan perendaman.2,7 membuktikan efek antibakterial terhadap
Silva dan Salvador serta Saber FS, dkk Streptococcus mutans. Infusa daun sirih
menyatakan bahwa metode desinfektan secara tidak langsung menghambat
dengan teknik perendaman menunjukkan perlekatan dari Streptococcus mutans
aktivitas antimikrobial yang sama dengan dengan membuat lingkungan menjadi tidak
teknik penyemprotan.8,9Sari RDAN dkk kondusif bagi Streptococcus mutans untuk
(2013) menyatakan bahwa desinfeksi melekat.7Penelitian Vani K dkk (2011)

38 JMKG 2016;5(2):36-44
M. Zulkarnain: Pengaruh Penyemprotan Daun Sirih Dansodium Hipoklorit

menunjukkan bahwa daun sirih memiliki Hasanah NY dkk (2014) yang menyatakan
efek antimikroba dalam mengurangi penyemprotan larutan daun sirih 80%
mikroflora di dalam mulut. Soemiati dan
15
pada bahan cetak alginat selama 5, 10 dan
Elya (2013) menyatakan bahwa kadar 15 menit tidak menyebabkan perubahan
hambat minimum (KHM) daun sirih adalah dimensi yang signifikan.9
sebesar 25%. Selain itu, infusa sirih juga Dari uraian yang telah dijelaskan di
dapat menghambat pertumbuhan E. Coli, atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
Staphylococcus koagulase positif, Salmonela untuk mengetahui pengaruh penyemprotan
typhosa, bahkan Pseudomonas aeruginosa.7 rebusan daun sirih 25% dan larutan sodium
Stabilitas dimensi pada hasil cetakan hipoklorit 0,5% pada cetakan elastomer
merupakan hal penting dalam keberhasilan terhadap perubahan dimensi model fisiologis.
pembuatan gigi tiruan.9 Efek pemakaian
desinfektan pada akurasi dan perubahan Bahan Dan Metode
dimensi hasil cetakan sedang dipelajari
secara luas.16 Menurut ketentuan spesifikasi Jenis penelitian ini adalah eksperimental
ANSI/ ADA penelitian tentang bahan laboratoris.Sampel pada penelitian ini
cetakelastomer termasuk perubahan diperoleh dari hasil pencetakan model induk
dimensinya dapat dilakukan dengan yang terbuat dari stainless steel berbentuk
mengukur jarak bukolingual, okluso gingival 2 mahkota yang telah dipreparasi. Sampel
serta interpreparasi pada model yang dibuat mengikutiketentuan spesifikasi ANSI/
dicetak dari model induk.17Hasil penelitian ADAberukuran diameter(buko ligual) 6,33
Oderinu OH (2007) menyimpulkan bahwa mm, tinggi (okluso gingiva) 8,02 mm dan
penggunaan sodium hipoklorit 1% dengan jarak antar preparasi 28,25 mm(Gambar 1
teknik penyemprotan selama 10 menit pada dan 2).17Besar sampel ditentukan dengan
alginat tidak terdapat perubahan dimensi rumus Federer dan diperoleh10 sampel
yang signifikan pada model.16 Ongko DP untuk masing-masing kelompok sehingga
(2012) melakukan penelitian tentang cetakan total sampel untuk tiga kelompok adalah 30
elastomer silikon adisi yang direndam dalam buah sampel.
larutan sodium hipoklorit 0,5% dan 2%, Rebusan (infusa) daun sirih 25%
menyimpulkan sodium hipoklorit 0,5% dapat dibuat dengan memanaskan 25 gram
menggantikan larutan sodium hipoklorit 2% simplisia daun sirih dan 100ml akuades
sebagai desinfektan untuk bahan cetak.12 selama 15 menit pada suhu 90o.19Sebelum
Ongo TA dkk (2014) menyatakan bahwa dilakukan pencetakan, dilakukan pembuatan
penggunaan teknik penyemprotan dengan sendok cetak fisiologis. Sendok cetak
sodium hipoklorit 0,5% selama 5, 10, dan 15 fisiologis dibuat dengan menggunakan
menit pada bahan cetak elastomer terdapat resin akrilik swapolimerisasi. Setelah itu
perbedaan signifikan stabilitas dimensi dilakukan pencetakan pada model induk
cetakan.2 menggunakan sendok cetak fisiologis dengan
Hasil penelitian Affandi A (2009), menggunakan bahan cetak elastomer
bahan cetak elastomer pada perendaman jenis polivinil siloksan (silikon adisi) jenis
dalam larutan desinfektan daun sirih puttydan wash. Bahan cetak elastomer
25% selama 10, 20, 30, 40 dan 50 menit jenis polivinil siloksan (silikon adisi) jenis
dibandingkan dengan yang tidak dilakukan puttydengan perbandingan base dan katalis
perendaman terjadi perubahan dimensi 1:1 dan dimanipulasi dengan tangan hingga
hasil cetakan.18Sari RDAN dkk (2013) yang homogen, pencetakan dilakukan dengan
melakukan penelitian tentang desinfeksi teknik two step menggunakan spacer
cetakan alginat menyatakan cetakan yang sellopan. Setelah bahan cetak mengeras,
disemprot infusa daun sirih 25% selama spacer sellopandikeluarkan dan dilakukan
10 menit terdapat perubahan dimensi pengadukanbahan cetak elastomer jenis
yang signifikan.7Berbeda dengan penelitian polivinil siloksan (silikon adisi) jeniswash

39
pada glass plate dengan perbandingan base gipsum tipe IV (Fuji Rock, Belgium) yang
dan katalis 1:1 sampai homogen kemudian diaduk sesuai dengan perbandingan bubuk
dimasukkan ke dalam sendok cetak fisiologis dan akuades menurut petunjuk pabrik yaitu
dan dicetak ke model induk.Setelah cetakan 100 gram : 20 ml, pengisian dengan gipsum
setting, cetakan dilepaskan dan dicuci ini menggunakan vibratoruntuk menghindari
dengan menggunakan akuades selama adanya gelembung udara.Setelah itu model
10 detik kemudian dikeringkan dengan gipsum dibiarkan settingselama 1-2 jam
semprotan udara. dan setelah setting diukur dimensinya
Sampel dibagi menjadi tiga kelompok. dengan kaliper digital.Hasil pengukuran
Kelompok A merupakan kelompok kontrol lalu selanjutnya dilakukan perhitungan
tanpa penyempotan.KelompokB merupakan persentase perubahan dimensi. Persentase
kelompok perlakuan yang disemprot 10 perubahan dimensi dihitung dengan
ml rebusan daun sirih 25% dan kelompok mengurangkan ukuran model induk dengan
C merupakan kelompok perlakuan yang dimensi model fisiologis lalu dikali 100 dan
disemprot 10 ml larutan sodium hipoklorit dibagi ukuran model induk.20-21Nilai rerata
0,5%.Kelompok A tidak dilakukan desinfeksi dan standar deviasi dianalisis dengan uji
dan lansung dibiarkan 30 menit. Kelompok univarian. Pengaruh penyemprotan rebusan
B dan C disemprot dengan 10 ml rebusan daun sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit
(infusa) daun sirih 25% dan larutansodium 0,5% pada cetakan elastomer terhadap
hipoklorit 0,5% dan kemudian disimpan dalam perubahan dimensi model fisiologisdianalisis
seal bag selama 10 menit, lalu dibilas dengan dengan uji T-Independent.
akuades, dikeringkan dengan semprotan
udara dan dibiarkan 20 menit. Sampel pada Hasil
ketiga kelompok A, B dan C lalu diisi dengan
Rerata dan standar deviasi nilai dimensi serta
persentase perubahan dimensi dapat dilihat
pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.Perubahan
dimensi terbesar terjadi pada kelompok C
(sodium hipoklorit) baik dilihat dari buko
lingual, okluso gingiva dan interpreparasi
antara lain dengan persentase perubahan
dimensi 0,294%, 0,294% dan 0,290%.
Perubahan dimensi terkecil terjadi pada
Gambar 1. Model Induk kelompok A (kontrol) baik dilihat dari buko
lingual, okluso gingiva dan interpreparasi
antara lain dengan persentase perubahan
dimensi -0,054%, -0,056% dan -0,063%.
Hasil uji T-Independent menunjukkan
ada pengaruh yang signifikan terhadap
penyemprotan rebusan daun sirih 25%
dan larutan sodium hipoklorit 0,5% pada
cetakan elastomer terhadap perubahan
dimensi model fisiologis dengan nilai p
dilihat dari buko lingual, okluso gingival dan
interpreparasi adalah p = 0,0001 (p<0,05)
namun persentase perubahan dimensi yang
terjadi masih dapat ditolerir (kurang dari
Gambar 2. Skema Model Induk 0,5%) (Tabel 1 dan Tabel 2).

40 JMKG 2016;5(2):36-44
M. Zulkarnain: Pengaruh Penyemprotan Daun Sirih Dansodium Hipoklorit

Tabel 1. Pengaruh penyemprotan rebusan dari buko lingualadalah p=0,897(p>0,05),


daun sirih 25% pada cetakan elastomer dilihat dari okluso gingival nilai p=0,723
terhadap perubahan dimensi model fisiologis
(p>0,05)dan dilihat dari interpreparasi nilai
p=0,448 (p>0,05) (Tabel 3).

Pembahasan

Pada tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 terlihat nilai


dimensi kelompok A paling tinggi dibandingkan
dengan kelompok lain sedangkan kelompok
C paling rendah dibandingkan dengan
kelompok lain baik dilihat dari buko lingual,
okluso gingival maupun interpreparasi. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena setting
Tabel 2.Pengaruh penyemprotan larutan ekspansi dari gipsum yang digunakan untuk
sodium hipoklorit 0,5% pada cetakan
mengisi hasil cetakan.Ekspansi gipsum dapat
elastomer terhadap perubahan dimensi
model fisiologis dideteksi saat perubahan hemihidrat menjadi
dihidrat saat proses setting. Saat proses ini
berlangsung terjadi mekanisme kristalisasi.
Proses kristalisasi tergambar sebagai suatu
pertumbuhan berlebihan dari kristal-kristal
nukleus kristalisasi. Berdasarkan keterkaitan
kristal-kristal dihidrat, kristal tumbuh dari
nuklei dapat berikatan ataupun menghalangi
pertumbuhan kristal yang berdekatan. Bila
proses ini diulangi oleh ribuan kristal selama
pertumbuhan, suatu tekanan atau dorongan
keluar dapat terjadi yang menghasilkan
ekspansi pada model fisiologis.22
Selain itu, faktor lain yang dapat
Tabel 3. Perbedaan pengaruh penyemprotan
rebusan daun sirih 25% dan larutan sodium mempengaruhi adalah ekspansi bahan
hipoklorit 0,5% pada cetakan elastomer cetak.Bahan cetak silikon adisi yang hidrofilik
terhadap perubahan dimensi model fisiologis cenderung mempunyai wettability yang
tinggi. Sifat wettability yang tinggi membuat
bahan cetak tersebut menyerap larutan
desinfektan sehingga menjadikannya lebih
mudah untuk mengalami perubahan dimensi
apabila didesinfeksi.2 Oleh karena itu, bahan
cetak yang bersifat hidrofilik akan menyerap
air saat didesinfeksi dengan desinfektan dan
akan mengalami ekspansi ke segala arah
baik buko lingual, okluso gingival, maupun
interpreparasi.23-24Semakin besar ekspansi
bahan cetak maka ukuran model fisiologis
Hasil penelitian ini juga menunjukkan akan semakin kecil.16
tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan Pada tabel 1 dan tabel 2, hasil ujiT-
terhadap penyemprotan rebusan daun sirih Independent menunjukkan ada pengaruh
25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5% yang signifikan penyemprotan rebusan daun
pada cetakan elastomer terhadap perubahan sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5%
dimensi model fisiologis dengan nilai p dilihat pada cetakan elastomer terhadap perubahan

41
dimensi model fisiologis namun persentase larutan desinfektan sehingga menjadikannya
perubahan dimensi yang terjadi masih dapat lebih mudah untuk mengalami perubahan
ditolerir (kurang dari 0,5%).Sesuai dengan dimensi apabila didesinfeksi.2 Oleh karena
spesifikasi ADA no 19, perubahan dimensi itu, bahan cetak yang bersifat hidrofilik
suatu hasil cetakan yang nilainya kurang dari akan menyerap air saat didesinfeksi dengan
0,5% dianggap masih belum cukup untuk desinfektan dan akan mengalami ekspansi
menghasilkan suatu distorsi atau pengaruh ke segala arah baik buko lingual, okluso
yang besar pada pembuatan gigi tiruan atau gingival, maupun interpreparasi.23-24Semakin
restorasi yang akan dibuat.8 besar ekspansi bahan cetak maka ukuran
Persentase perubahan dimensi model fisiologis akan semakin kecil.16 Selain
dihitung dengan mengurangkan ukuran itu pada model juga terjadi ekspansi pada
model induk dengan dimensi model fisiologis model fisiologis.22Ekspansi dari bahan
lalu dikali 100 dan dibagi ukuran model cetak elastomer (model mengecil) yang
induk.20-21Persentase perubahan dimensi tidak diimbangi dengan setting ekspansi
dibandingkan dengan model induk kelompok dari gipsum menyebabkan ukuran model
A (tanpa penyemprotan) dilihat dari buko fisiologis lebih kecil dibandingkan model
lingual, okluso gingival dan interpreparasi induk, walaupun persentase perubahan
menunjukkan nilai negatif, hal ini disebabkan dimensi yang terjadi masih dapat ditolerir.
karena terdapat setting ekspansi dari Pada penelitian ini yang terlihat
gipsum. Ekspansi gipsum dapat dideteksi pada Tabel 3juga diperoleh tidak ada
saat perubahan hemihidrat menjadi perbedaan pengaruh yang signifikan antara
dihidrat saat proses setting. Saat proses ini penyemprotan rebusan daun sirih 25%
berlangsung terjadi mekanisme kristalisasi. dan larutan sodium hipoklorit 0,5% pada
Proses kristalisasi tergambar sebagai suatu cetakan elastomer terhadap perubahan
pertumbuhan berlebihan dari kristal-kristal dimensi model fisiologis.Menurut Merchant
nukleus kristalisasi. Berdasarkan keterkaitan dkkdan Ongko DP larutan sodium hipoklorit
kristal-kristal dihidrat, kristal tumbuh dari 0,5% dapat digunakan untuk mendesinfeksi
nuklei dapat berikatan ataupun menghalangi bahan cetak karena mengandung senyawa
pertumbuhan kristal yang berdekatan. klorin yang tergolong golongan halogen
Bila proses ini diulangi oleh ribuan kristal (intermediate level disinfectant).12,25Sari
selama pertumbuhan, suatu tekanan RDAN dkk melakukan penelitian tentang
atau dorongan keluar dapat terjadi yang penggunaan rebusan (infusa) daun sirih
menghasilkan ekspansi pada model fisiologis 25% pada bahan cetak, dimana kandungan
sehingga ukuran model fisiologis lebih kavikol dari sirih yang lima kali lebih kuat dari
besar dibandingkan model induk,walaupun fenol (intermediate level disinfectant) yang
persentase perubahan dimensi yang terjadi menyebabkan daun sirih terkenal sebagai
masih dapat ditolerir.22 desinfektan.6-7Walaupun tidak terdapat
Persentase perubahan dimensi perbedaan yang signifikan, terlihat persentase
dibandingkan dengan model induk kelompok perubahan dimensi yang berbeda antara
B (penyemprotan rebusan daun sirih 25%) dan kedua kelompok. Hal ini mungkin disebabkan
C (penyemprotan larutan sodium hipoklorit rebusan (infusa) daun sirih mengandung
0,5%) dilihat dari buko lingual, okluso fenol, dimana dalam hal komposisi larutan
gingival dan interpreparasi menunjukkan desinfektan fenol dapat menguap sehingga
nilai positif disebabkan karena ekspansi dari rebusan (infusa) daun sirih yang diserap
bahan cetak elastomer (model mengecil) bahan cetak berkurang.6Berkurangnya
yang tidak diimbangi dengan setting ekspansi rebusan (infusa) daun sirih yang diserap
dari gipsum. Bahan cetak silikon adisi yang bahan cetak menyebabkan kelompok B
hidrofilik cenderung mempunyai wettability (rebusan daun sirih 25%) mempunyai nilai
yang tinggi. Sifat wettability yang tinggi persentase perubahan dimensi yang lebih
membuat bahan cetak tersebut menyerap kecil dibandingkan kelompok C (larutan

42 JMKG 2016;5(2):36-44
M. Zulkarnain: Pengaruh Penyemprotan Daun Sirih Dansodium Hipoklorit

sodium hipoklorit 0,5%).Hasil penelitian 7. Sari RDAN, Meizarini A, Soekartono


ini menunjukkan bahwa penggunaan RH. Teknik desinfeksi cetakan alginat
rebusan (infusa) daun sirih 25% dapat dengan infusa daun sirih 25% terhadap
menggantikan larutan sodium hipoklorit perubahan dimensi. Material Dent J.
0,5% sebagai bahan desinfeksi yang terbuat 2013; 4(1): 33-8.
dari olahan bahan alami untuk bahan cetak 8. Saber FS, Abolfazil N, Kohsoltani M. The
elastomer. Rebusan (infusa) daun sirih 25% effect of desinfection by spray atomization
ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk on dimensional accuracy of condensation
mendesinfeksi hasil cetakan elastomer silicone impressions. JODDD 2010; 4(4):
karena tidak terdapat perbedaan pengaruh 124-9.
antara penyemprotan rebusan (infusa) daun 9. Hasanah NY, Arya IW, Rachmadi P. Efek
sirih 25% dan larutan sodium hipoklorit 0,5% penyemprotan desinfektan larutan daun
pada cetakan elastomer terhadap perubahan sirih 80% terhadap stabilitas dimensi
dimensi model fisiologis.Dari hasil penelitian cetakan alginat. Dentino J Ked Gigi.
ini dapat disimpulkan bahwa perubahan 2014; 2(1):65-9.
dimensi yang terjadi masih dalam batas yang 10. Bhat VS, Shetty MS, Shenoy KK.
dapat ditolerir pada cetakan elastomer yang Infection control in the prosthodontic
dilakukan desinfeksi dengan penyemprotan laboratory. The Journal of Indian
rebusan daun sirih 25% maupun larutan Prosthodontic Society 2007; 7(2): 62-5.
sodium hipoklorit 0,5% sehingga keduanya 11. Pang SK, Millar BJ. Cross infection
bisa digunakan sebagai bahan desinfeksi control of impressions a questionaire
untuk bahan cetak elastomer. survey of practice among private dentists
in Hong Kong. Hong Kong Dental Journal
Daftar Pustaka 2006; 3(2): 89-93.
12. Ongko DP. Pengaruh perendaman
1. Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. Dental hasil cetakan polivinil siloksan dalam
materials :clinical applications for larutan sodium hipoklorit terhadap
dental assistants and dental hygienists. stabilitas dimensi model fisiologis.
2nd ed. Missouri: Saunders Elsevier, Skripsi. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi
2011:177,179,183-5,188-90. USU ; 2012.
2. Ongo TA, Rachmadi P, Arya IW. 13. Rahmah N, Rahman A. Uji fungistatik
Stabilitas dimensi hasil cetakan bahan ekstrak daun sirih (Piper Betle L.)
cetak elastomer setelah disemprot terhadap Candida Albicans. JBioscientiae.
menggunakan sodium hipoklorit. Dentino 2010; 7(2): 17-24.
J Ked Gigi. 2014; 2(1): 83-8. 14. Puspitasari D, Apriasari ML. Antifungal
3. McCabe JF, Walls AWG. Applied dental test of piper betle linn leaf 35% on candida
materials. 9th ed. Oxford: Blackwell albicans. J PDGI. 2012; 61(2):53-6.
Publishing, 2008: 163-71. 15. K V, Jose M, K SR. Quantitative change
4. Schmalz G, Bindslev DA. Biocompatibility in the oral microflora after chewing betel
of dental materials. Leipzig: Springer, leaf. Indian J Stomatol. 2011; 2(2): 77-
2009: 294-5. 9.
5. Powers JM, Wataha JC. Dental materials: 16. Oderinu OH, Adegbulugbe IC, Shaba
properties and manipulation. 9th ed. OP. Comparison of the dimensional
Missouri: Mosby Elsevier, 2008 :186-90. stability of alginate impressions
6. Parimata VN, Rachmadi P, Arya IW. disinfected with 1% sodium hypochlorite
Stabilitas dimensi hasil cetakan alginat using the spray or immersion method.
setelah dilakukan penyemprotan infusa Nig Q J Hosp Med 2007; 17(2): 69-73.
daun sirih merah (piper crocatum ruiz & 17. Caputi S, Varvara G. Dimensional
pav) 50% sebagai desinfektan. Dentino J accuracy of resultant casts made by a
Ked Gigi. 2014; 2(1): 74-8. monophase, one-step and two-step,

43
and a novel two step putty/ light-body autoclaving – an invitro study. J Clinical
impression technique : an in vitro study. Diagnostic Research 2014: 8(10): 48-50.
The Journal of Prosthetic Dentistry. 2008; 22. Salih M. Disinfection procedures:
99(4): 274-81. effect on the dimensional accuracy of
18. Affandi A. Stabilitas dimensi hasil gypsum casts.Thesis.Western Cape
cetakan dari bahan cetak elastomer :University of Western Cape; 2007.
setelah direndam ke dalam larutan daun 23. Fujimoto, Land, Rosenstiel.
sirih 25%. Skripsi. Medan: Fakultas Contemporary fixed prosthodontics. 4th
Kedokteran Gigi USU; 2009. ed. Missouri: Mosby Elsevier, 2006 :43-
19. Departemen Kesehatan Republik 5,445-50,526,529.
Indonesia, Farmakope Indonesia. 24. Ramakrishnaiah R, Kheraif AAAA,
Edisi III. Jakarta : Direktorat Jenderal Qasim SSB. The effect of chemical
Pengawasan Obat dan Makanan,12-13. desinfection, autoclave and microwave
20. Nassar U, Hussein B, Oko A,dkk. sterilization on the dimensional accuracy
Dimensional accuracy of 2 irreversible of polyvinylsiloxane elastomeric
hydrocolloid alternative impression impression materials. World App Sci J
materials with immediate and delayed 2012; 17(1): 127-32.
pouring. J Can Dent Assoc 2012: 78(2): 1-8. 25. Rutala W, Webber D. Guidelines for
21. Thota KK, Jasthi S, Ravuri R,dkk. disinfection and sterilization in health
A comparative evaluation of the care facilities: Healthcare Infection
dimensional stability of three different Control Practices Advisory Committee,
elastomeric impression materials after 2008: 39-40.

44 JMKG 2016;5(2):36-44

Anda mungkin juga menyukai