Anda di halaman 1dari 4

B.

Pembahasan

Bahan dasar basis gigi tiruan yang sering dipakai adalah resin akrlikik jenis heat
cure. Resin jenis ini digunakan sebagai basis gigi tiruan oleh karena bahan ini
memiliki sifat yang tidak toksik, tidak iritasi, serta tidak larut dalam cairan mulut.
Namun, beberapa kekurangan resin akrilik jenis heat cure yaitu dapat mengalami
perubahan setelah beberapa waktu dipakai dalam mulut maupun direndam dalam
cairan desinfektan.5

Perubahan warna resin akrilik heat cure kemungkinan dapat disebabkan oleh sifat
fisik yang dimiliki oleh resin akrilik heat cure, dimana sifat fisik yang dimiliki oleh
resin akrilik heat cure menurut Anusavice (2003) Degradasi merupakan sifat fisik
alami yang dimiliki oleh resin akrilik, dimana salah satu bentuk dari degradasi adalah
porositas. Porositas yang dialami resin akrilik heat cure akan berpengaruh terhadap
sifat fisik resin akrilik heat cure lainnya, yaitu water sorption atau menyerap cairan
yang terdapat di lingkungan sekitar tempat perendaman gigi tiruan. berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Munadziroh dkk (2005) dalam larutan khlorheksidin
terdapat kandungan unsur Cl- yang dapat menyebabkan warna resin akrilik heat cure
memudar.5,6

Khlorheksidin adalah agen antiplak yang sering digunakan dan tersedia dalam
berbagai bentuk contohnya dalam pasta gigi, cairan obat kumur, dan spray.
Penggunaan khlorheksidin telah menunjukan adanya pengurangan deposit plak dan
inflamasi gingiva secara signifikan. Desinfektan klorheksidin glukonat efektif
terhadap berbagai bakteri, ragi, beberapa jamur dan virus, dan termasuk desinfektan
tingkat tinggi berspektrum luas, serta ramah lingkungan. 16 Beberapa penelitian lain
membandingkan efek klinis bilasan obat kumur mengandung preparasi aktif yang
berbeda dengan potensi perubahan warna khlorheksidin. Persentase yang lebih tinggi
dari khlorhexidin menunjukkan efek antibakteri kuat dan tingkat yang lebih tinggi
dari perubahan warna.19, 20

Pada penelitian yang dilakukan oleh Munadziroh dkk (2003), perendaman


lempeng akrilik dalam larutan khlorheksidin dapat menyebabkan perubahan warna
pada lempeng akrilik. Pada penelitiannya, Munadziroh dkk mengatakan hal ini dapat
disebabkan oleh adanya akumulasi penempelan pigmen warna pada larutan
khlorheksidin pada permukaan dan absorbsi perlekatan partikel yang masuk ke bagian
liang renik resin akrilik, sehingga warna yang diserap lebih banyak disbanding warna
yang dipantulkan5,6,9.
Dalam penelitiannya, beliau juga menyebutkan bahwa bahan seperti zat warna,
klorofom yang terkandung dalam larutan khlorheksidin dapat menyebabkan terjadinya
perubahan warna pada lempeng akrilik, sehingga penyerapan bahan tersebut akan
menyebabkan reaksi antara ion kation dan anion yang terkandung pada unsur Cl -
dalam larutan khlorheksidin dengan zat resin akrilik. Dan menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya perubahan warna pada resin akrilik.5,6,9
Peroksida alkali adalah bahan pembersih gigi tiruan yang paling sering
digunakan. Sebagai tambahan dari efek kimiawinya, bahan pembersih ini dapat
menghilangkan stain secara mekanis melalui pelepasan oksigen. 5
Peroksida alkali tersedia dalam bentuk bubuk atau tablet. Bahan pembersih ini
tersusun atas senyawa alkali, deterjen, sodium perborat, dan bahan perasa. Ketika
bahan ini dimasukkan kedalam air, sodium perborat akan terdekomposisi, melepaskan
komponen peroksida yang pada gilirannya akan terurai, dan melepaskan oksigen.
Efek pembersihan peroksida alkali merupakan akibat dari kemampuan peroksida
untuk teroksidasi dan dari reaksi effervescent pada oksigen yang terlibat. Reaksi ini
secara efektif dapat memecah, melarutkan, dan membuang deposit organik serta
membunuh mikroorganisme, tanpa pengaruh yang besar pada material basis gigi
tiruan.20 Dengan demikian larutan ini akan melakukan pembersihan melalui
gelembung-gelembung oksigen sebagai tambahan dari pembersihan secara
kimiawinya.7
Larutan peroksida alkali dapat menyebabkan perubahan warna kemungkinan
karena jenis produknya yang berupa produk effervescent. Selain itu, kombinasi dari
mekanisme oksidasi dan larutan alkali yang kuat dari bahan pembersih peroksida
alkali dapat merusak, sehingga terjadi perubahan warna lempeng resin akrilik heat
cure.19 Diperlukan waktu kontak yang cukup lama antara lempeng resin akrilik heat
cure dengan larutan peroksida alkali agar terjadi perubahan warna.
Perubahan warna lempeng resin akrilik heat cure dapat disebabkan oleh
karena kemampuan penyerapan cairan pada bahan dan lingkungan sekitar gigi tiruan,
sehingga zat yang terserap dapat bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik. 9 Selain itu
kemampuan menyerap cairan oleh resin akrilik heat cure juga dipengaruhi oleh
porositas lempeng resin akrilik heat cure yang dihasilkan. Slain itu porositas
diperkirakan juga dapat menjadi penyebab perubahan warna resin akrilik heat cure
akibat terakumulasinya berbagai macam zat didalam pori-pori gigi tiruan, yang
kemudian zat-zat tersebut akan bereaksi dengan unsur dalam resin akrilik. Methyl
methacrylate dan monomer lain terevaporasi dengan mudah pada suhu ruangan.
Apabila monomer terevaporasi selama pemrosesan, hasil akhir material akan menjadi
porous.12
PMMA biasanya larut dalam sebagian besar bahan pelarut (cth. kloroform),
namun secara visual bahan ini tidak larut dalam cairan yang ada di dalam mulut.
Kehilangan berat akan terjadi akibat larutnya monomer, dan mungkin juga karena
larutnya beberapa pigmen dan bahan pewarna. 11 Larutnya pigmen dalam bahan pelarut
kemungkinan juga dapat menyebabkan perubahan warna resin akrilik heat cure.

1. Munadziroh E, David. Perubahan Warna Lempeng Resin Akrilik yang

Direndam Dalam Larutan Desinfektan Sodium Hipoklorit dan Khlorheksidin.

Majalah Kedokteran Gigi FKG Unair Surabaya 2005; 38(1): 36-9.


2. Anusavice, K.J. Phillips' Science of Dental Materials. 10 th ed. Philapdelphia,

WB. Saunder's Company, 2003 : 192, 205, 211-215.


3. Subrata, Gantini, dkk. Efektivitas Beberapa Macam Bahan Pembersih Gigi

Tiruan Lengkap Akrilik Rahan Atas Secara In Vitro. Laporan Penelitian FKG

Universitas Padjajaran. 1998


4. Anusavice, Kenneth J. Phillips Science of Dental Materials. 11th Ed. Hal 154-

159.

5. Setiawan, Budi., Iravati Susi., Suwarni, Agus. Perbedaan Efektivitas Berbagai

Desinfektan Terhadap Jumlah Mikroorganisme Inkubator Neonatal di ICU RS

DR Sardjito Yogyakarta. Jurnal Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2014. Vol. 10,

No.1.

6. Lorenz, K., Bruhn, G. Effect of Two New Chlorhexidine Mouthrinses On The

Development Of Dental Plaque, Gingivitis, and Discolouration, A Randomized,

Investigator-Blind, Placebo-Controlled, 3-weeks Experimental Gingivitis Study.

Journal of Clinical Periodontal. 2006. Vol. 33: 561-567.


7.

Anda mungkin juga menyukai