Abstrak
7
Abstract
8 JMKG 2016;5(1):7-14.
Irsan Ibrahim: Pengaruh Lama Perendaman Dalam Larutan Chlorhexidine
diragukan lagi salah satu parameter secara efektif, dan apabila orang memiliki
terpenting untuk pasien dalam menilai kebiasaan memakai obat kumur klorheksidin
kualitas suatu gigi tiruan, terutama di sebagai alat pembersih mulut atau alat
regio anterior. Definisi warna oleh Komisi kumurnya, dan jika orang tersebut
Internationale del’Eclairage ( C.I.E. ) pada merupakan salah satu pengguna protesa
tahun 2001 adalah : “Karakteristik persepsi dengan basis dari resin akrilik tipe heat cured,
visual yang dapat dijelaskan oleh instrumen maka ada kemungkinan dapat mengubah
hue, nilai dan kroma “. Hue adalah dimensi warna basis dan mengurangi tingkat estetik
pertama warna, dan berhubungan dengan individu tersebut. Tujuan penelitian ini
panjang gelombang cahaya yang dimiliki oleh adalah untuk mengetahui pengaruh lama
masing-masing warna. Karakteristik ini yang perendaman dalam larutan klorheksidin
membedakan warna dari satu sama yang terhadap perubahan warna resin akrilik tipe
lain. Nilai (Value) adalah dimensi yang paling heat cured.
penting dalam hal kedokteran gigi . Nilai ini
didefinisikan oleh jumlah warna hitam dan Metode Penelitian
putih dalam satu skala, yang terkait dengan
terang ataupun gelap, dan krom (Chrome) Jenis penelitian yang digunakan dalam
mewakili derajat kejenuhan warna.4 penelitian ini adalah eksperimental murni
Dalam bidang kedokteran gigi, dengan desain penelitian Pretest and
khlorheksidin glukonat yang dipakai Postest Control Grup Design. Sampel yang
sebagai dental gel, obat kumur, dan bahan digunakan kubus dengan ukuran 1 x 1 cm dan
pembersih gigi tiruan. Khlorheksidin tebal 2 mm, yang terbuat dari bahan akrilik
merupakan derivate bis-biquanite yang jenis heat cured (SR Triplex Hot, Ivoclar
efektif dan mempunyai spectrum luas, Vivadent, Liechtenstein). Sampel untuk 3
bekerja cepat, dan toksisitasnya rendah.5 kelompok lama perendaman masing-masing
Bahan ini digunakan dalam bentuk yang berjumlah 7 buah, jadi total sampel adalah
bervariasi, misalnya khlorheksidin asetat 21 buah.5
atau glukonat yang merupakan antiseptik Pembuatan lempeng akrilik dan
yang bersifat bakterisid atau bakteriostatik pengukuran perubahan warna dilakukan
terhadap bakteri Gram positif dan Gram di Laboratorium Dental Material FKG
negatif. Selain itu, khlorheksidin juga aktif Universitas Prof. Dr. Moestopo (B) dengan
menghambat virus dan aktif melawan jamur, prosedur sebagai berikut, Sampel malam
tetapi tidak aktif melawan spora bakteri merah dibuat dengan ukuran 10 x 10 x 2
pada suhu kamar. Klorheksidin diglukonat mm sebanyak 21 buah. Gips tipe 2 dibuat
adalah agen antiseptik dan desinfektan menjadi adonan, perbandingan gips dengan
yang aktif terhadap berbagai bakteri, virus, air untuk kuvet bawah adalah 300 gram :
dan jamur termasuk Candida Albicans. 90ml, adonan diaduk dengan spatula dan
Menurut penelitian Gantini Subrata, dkk, dimasukkan ke dalam kuvet yang telah
larutan khlorheksidin paling efektif dalam disiapkan diatas vibrator agar gelembung-
menghambat pertumbuhan jamur Candida gelembung udara keluar dari dalam kuvet.
Albicans dalam waktu 15 menit. Jamur Wax diletakkan pada adonan gips yang mulai
Candida Albicans merupakan salah satu mengalami pengerasan (setting) di dalam
penyebab penyakit mulut yang terdapat di kuvet dan tunggu gips sampai mengeras.
protesa basis resin akrilik.2 Permukaan gips pada kuvet bawah diolesi
Berdasarkan lamanya waktu vaselin dan kuvet atas diisi dengan adonan
perendaman dan penggunaan larutan gips diatas vibrator agar gelembung-
klorheksidin dimana menurut penelitian gelembung udara keluar dari dalam kuvet.
Gantini Subrata, dkk dibutuhkan waktu Setelah gips setting, pembuangan wax
15 menit untuk larutan khlorheksidin dilakukan dengan cara kuvet direndam
mengeleminasi jamur Candida Albicans dalam air panas, kemudian kuvet dibuka
9
dan wax yang masih tertinggal dibuang. statistik Wilcoxon dan uji statistik Kruskal
Setelah kering olesi cold mould seal. Walis. Uji ini dilakukan bila distribusi data
Polimer dan monomer diaduk dalam tidak normal. Pengujian uji statistik Wilcoxon
stelon pot porcelain dengan perbadingan dilakukan untuk melihat perbandingan
2,3:1 sesuai petunjuk pabrik sehingga adonan warna corak, nilai, dan kroma antara sampel
mencapai tahap dough. Mold yang telah sebelum dilakukan perlakuan dan pada
diolesi separator diisi penuh dengan adonan sampel setelah dilakukan perlakuan dengan
resin akrilik. Plastik selopan diletakkan signifikan 0,05. Dan pengujian uji statistik
antara kuvet atas dan bawah, kemudian Kruskal Walis dilakukan untuk melihat
ditutup dan ditekan perlahan dengan pres selisih perubahan warna corak, nilai, dan
hidrolik dengan tekanan 1160 psi (80 bar). kroma antara 3 kelompok perlakuan dengan
Kuvet dibuka kembali dan kelebihan akrilik signifikan 0,05.9
dipotong, kemudian kuvet ditutup kembali,
dilakukaan pengepresan kembali, kemudian HASIL
baut dipasang. Kuvet tersebut direbus
didalam air medidih 100°C selama 45 menit. Hasil penelitian ini dapat terlihat pada
Kuvet dikeluarkan dan dibiarkan dingin pada gambar berikut :
suhu kamar, sampel dikeluarkan dari kuvet
kemudian dirapikan untuk menghilangkan
bagian yang tajam dengan menggunakan
bur fraser. Sampel diratakan dan dirapikan
dengan menggunakan rotary grinder.
Permukaan sampel dihaluskan dengan
menggunakan bur white stone dilanjutkan
dengan menggunakan abrassive paper di
bawah air hingga dihasilkan permukaan
yang benar-benar rata dan halus. Setelah
itu, semua sampel dicuci dengan air untuk
menghilangkan sisa-sisa akrilik dan disimpan
dalam desikator selama 24 jam.5-8 Gambar 1. Perbandingan perubahan warna
Selanjutnya sampel diberi perlakuan, sampel resin akrilik heat cured sebelum dan
dengan membagi menjadi 3 kelompok sesudah perendaman dalam klorheksidin 15
masing-masing 7 sampel untuk kelompok menit.
yang direndam selama 15 menit, 30 menit,
dan 45 menit dalam larutan klorhexidin
(Chlorhexidine gluconate) 0,2% (Minosep,
Minorock, Jakarta). Sampel dikeluarkan dan
dibersihkan dengan air kemudian diletakkan
diatas tisu kering pada suhu kamar dan
selanjutnya sampel dikeringkan dalam
desikator selama 24 jam.
Pengolahan data dengan pengukuran
stabilitas warna dengan menggunakan
alat spektrofotometer (VITA Easyshade V,
VITA, Jerman). Pengukuran dilakukan pada
sampel sebelum dan sesudah direndam
(setelah disimpan dalam desikator) dalam Gambar 2. Perbandingan perubahan warna
larutan klorheksidin 15, 30, dan 45 menit. sampel resin akrilik heat cured sebelum dan
Analisa data yang dilakukan menggunakan sesudah perendaman dalam klorheksidin 30
dua jenis pengujian uji statistik, yaitu uji menit.
10 JMKG 2016;5(1):7-14.
Irsan Ibrahim: Pengaruh Lama Perendaman Dalam Larutan Chlorhexidine
11
sorption pada bahan dan lingkungan sekitar Penyerapan cairan dilingkungan sekitar
gigi tiruan, sehingga zat yang terserap resin juga dapat dipengaruhi oleh sifat fisik
dapat bereaksi dengan unsur dalam resin lainnya yang dimiliki oleh resin akrilik heat
akrilik heat cured.3 Dari penelitian yang cured, yaitu dapat mengalami porositas
sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa sehingga larutan khlorheksidin dapat lebih
larutan khlorheksidin dapat mempengaruhi mudah masuk ke dalam partikel basis gigi
perubahan warna dari resin akrilik heat tiruan dan menyebabkan perubahan warna.
cured apabila direndam selama 30 menit Porositas yang terjadi pada basis gigi
sampai 45 menit (Tabel 2.), terbukti adanya tiruan disebabkan oleh tidak sempurnanya
perubahan kroma yang signifikan sehingga proses polimerisasi yang terjadi pada saat
menyebabkan warna resin akrilik heat manipulasi resin akrilik heat cured. Selain itu,
cured berubah menjadi lebih pudar. Kroma tidak sempurnanya proses polimersasi pada
didefinisikan sebagai saturation (kejenuhan/ resin akrilik heat cured dapat menyebabkan
kematangan), intensitas dan kekuatan perubahan kepadatan massa bahan pada
corak. Kroma memisahkan corak dari nilai. pengerutan volumetrik yang umumnya
Jika kroma meningkat, maka nilai menurun disebut dengan polymerization shrinkage.8
(gelap). Sebaliknya, jika kroma menurun Menurut Anusavice, perubahan warna
maka nilai meningkat (cerah) Gambar 5.10 yang terjadi pada resin dapat bervariasi, hal
Crazing atau retakan yang terjadi di ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
sepanjang permukaan gigi tiruan dapat lain adalah ukuran sampel, mikroporositas
timbul akibat stress mekanis yang terjadi sampel dan lamanya kontak antara bahan.
apabila gigi tiruan mengalami perendaman Semakin luas ukuran sampel maka semakin
dan pengeringan yang berulang-ulang, besar perubahan fisik pada bahan tersebut
yang menghasilkan terjadinya kontraksi dan dapat terjadi. Mikroporositas menentukan
ekspansi secara berulang. Apabila terjadi terjadinya penempelan partikel warna
retakan, maka cairan dapat merembes daerah yang porous. Semakin banyak
dan terjebak diantara retakan. Hal ini porositas maka akumulasi dari zat warna
kemungkinan juga dapat menyebabkan yang terabsorbsi melalui proses difusi
perubahan warna. juga akan semakin banyak. Lama kontak
antara bahan resin dan zat berwarna
mempengaruhi perubahan warna, hal ini
karena semakin lama bahan resin direndam
maka semakin besar perubahan warna yang
terjadi. Selain itu, stabilitas warna dan
kekasaran permukaan mempunyai hubungan
yang erat antara satu sama lain. Ini karena
kekasaran permukaan akan mempengaruhi
retensi plak dan akumulasi stain pada bahan
restorasi. Makin kasar sesuatu permukaan
maka makin mudah akumulasi stain sehingga
menyebabkan perubahan warna pada bahan
restorasi. Bahan-bahan yang menyebabkan
perubahan warna basis gigitiruan antara lain
zat atau bahan pewarna sintetis maupun
alami yang bisa didapat dari makanan dan
minuman.8, 11
Bila klorheksidin berada dalam
lingkungan yang berair, maka klorheksidin ini
Gambar 5. Sistim warna Munsell yaitu corak, perlahan akan terhidrolisis dan membentuk
kroma, dan nilai.10 parachloroaniline (PCA). PCA beserta produk
12 JMKG 2016;5(1):7-14.
Irsan Ibrahim: Pengaruh Lama Perendaman Dalam Larutan Chlorhexidine
degradasinya merupakan senyawa yang bahkan bisa tidak terlihat sama sekali,
beracun dan karsinogenik.12 Menurut Zong namun saat dilakukan evaluasi dengan alat
dan Kirsh (2012) mempelajari tentang VITA EasyShade akan tampak perubahan
degradasi klorheksidin dan menyimpulkan warna pada resin akrilik heat cured. Alat
bahwa dalam kondisi asam, klorheksidin ini dirancang untuk mengukur permukaan
akan terjadi pembentukan langsung PCA. datar, dan halus. Namun apabila digunakan
Sedangkan dalam kondisi basa, klorheksidin pada permukaan yang cembung seperti
tidak langsung membentuk PCA tetapi permukaan gigi maka akan sulit menentukan
melalui pembentukan p-chlorophenylurea. warna gigi secara keseluruhan. Ujung probe
Menurut produsen di Jerman, klorheksidin dari alat ini akan menangkap sekitar 25%
mengandung <500 mg PCA / kg, menghasilkan dari warna yang dipantulkan kembali dari
maksimum sekitar 1,5 mg PCA / L dalam permukaan gigi sehingga perbedaan letak
larutan klorheksidin.Konsentrasi PCA antara alat pada permukaan gigi akan memberikan
0,5 dan 2,4 mg / L yang terdeteksi dalam penilaian yang berbeda pula.4
larutan klorheksidin (klorheksidin 0,2%). Perubahan warna yang terjadi pada
Dengan asumsi dua kali kumur - kumur resin akrilik heat cured dapat menjadi alasan
per hari dengan 10 mL larutan klorheksidin penggantian basis protesa pada pengguna
per sekali kumur, maka mukosa mulut yang gigi tiruan yang membutuhkan penampilan
terpajan PCA antara 10 sampai dengan 48 estetik yang baik. Dimana penggantian basis
μg. Sekitar 30% dari klorheksidin ada dalam protesa akibat terjadinya perubahan warna
rongga mulut dan sekitar 4% ditelan. Oleh dapat merugikan baik pihak pasien maupun
karena itu, penyerapan PCA dari obat kumur dokter dari segi waktu dan juga uang.
sebesar adalah 50-255 ng / kg berat badan
(berat rata-rata tubuh 64 kg).13 Kesimpulan
Kemampuan penyerapan cairan pada
bahan dan lingkungan sekitar yang dimiliki Perubahan warna kroma resin akrilik heat
oleh resin akrilik heat cured menyebabkan cured terjadi setelah direndam di dalam
terserapnya larutan khlorheksidin ke larutan khlorheksidin hingga 45 menit.
dalam resin akrilik heat cured, dimana Kemampuan penyerapan cairan dari
terdapat kandungan unsur Cl- dalam larutan lingkungan sekitar oleh resin akrilik heat
khlorheksidin menyebabkan unsur Cl- yang cured menyebabkan terserapnya larutan
mengandung ion kation dan anion bereaksi khlorheksidin ke dalam resin akrilik heat
dengan zat warna akrilik (ikatan rangkap dua) cured, dimana kandungan unsur Cl- dalam
sehingga menyebabkan warna resin akrilik larutan khlorheksidin menyebabkan unsur
heat cured memudar. Pigmen warna dalam Cl- yang mengandung ion kation dan anion
akrilik heat cured dapat bereaksi dengan bereaksi dengan zat warna akrilik sehingga
ion klor karena lama kontak dengan cairan menyebabkan warna resin akrilik heat cured
klorheksidin dan penyerapan ion klor yang memudar. Bagi pasien pemakai gigi tiruan
masuk ke dalam porositas akrilik yang dapat akrilik agar lebih memperhatikan perubahan
melarutkan pigmen akrilik karena konsentrasi warna yang terjadi di basisnya bila ia sering
yang lebih besar. Ion klor memiliki sifat menggunakan obat kumur klorheksidin.
netral dan merupakan basa konjugat dari
asam klorida yang merupakan asam kuat. Daftar Pustaka
Ion klorida membentuk endapan dengan
ion ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan dalam 1. Haghi HR, Asadzadeh N, Sahebalam R,
pembentukan kompleks melalui perubahan et al. 2015. Effect of Denture Cleansers
warna dan melarutnya endapan atau on Color Stability and Surface Roughness
padatan.3, 6 of Denture Base Acrylic Resin. Indian
Bila sampel dilihat dengan mata, Journal of Dental Research 26: 163-6.
perubahan warna yang terjadi tidak tampak 2. Rianti D and Munadziroh E. 2000.
13
Perubahan Warna Resin Akrilik Untuk MIssouri: Evolve, 190-201.
Basis Gigi Tiruan Dan Mahkota Jaket 8. Anusavice K. 2006. Phillips’ Science
Akibat Jus Apel. Jurnal Kedokteran Gigi of Dental Materials, 11th ed. Missouri:
Universitas Indonesia 7(Edisi Khusus): Elsevier, 399-441.
650-4. 9. Sopiyudin DM. 2004. Seri Statistik:
3. David and Munadziroh E. 2005. Perubahan Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan
Warna Lempeng Resin Akrilik Yang Uji Hipotesis Dengan Menggunakan Spss
Direndam Dalam Larutan Desinfektan Program 12 Jam, 1st ed. Depok: Bina
Sodium Hipoklorit Dan Klorhexidin. Maj. Mitra Press, 192.
Ked. Gigi. 38: 36-40. 10. Sikri VK. 2010. Color: Implications
4. Gómez-Polo C, Gómez-Polo M, Vázquez in Dentistry. Journal of Conservative
de Parga JAM, et al. 2015. Study Dentistry 13: 249-55.
of the Most Frequent Natural Tooth 11. Irfany, Dharmautama M and Damayanti
Colors in the Spanish Population Using I. 2014. Stabilitas Warna Basis Akrilik
Spectrophotometry. Journal of Advanced Gigitiruan Lepasan Setelah Pembersihan
Prosthodontics 7: 413-22. Dengan Ekstrak Dan Infusa Bunga
5. Anonymous. 2015. Safety Data Sheet Sr Rosella. Dentofasial 13: 38-42.
Triplex Hot Polimer. Available at: http:// 12. Souza M, Cecchin D, Barbizam JVB, et al.
www.ivoclarvivadent.com/en/products/ 2013. Evaluation of the Colour Change
removable-denture-prosthetics/ in Enamel and Dentine Promoted by the
materials-for-dentures/sr-triplex-hot. Interaction between 2% Chlorhexidine
6. Kangsudarmanto Y, Rachmadi P and KF and Auxiliary Chemical Solutions.
IWA. 2014. Perbandingan Perubahan Australian Endodontic Journal 39: 107-
Warna Heat Cured Acrylic Basis Gigi 11.
Tiruan. Dentino (Jur. Ked. Gigi) II: 205- 13. Bernardi A and Teixeira CS. 2015. The
9. Properties of Chlorhexidine and Undesired
7. Powers J and Sakaguchi R. 2003. Craig’s Effects of Its Use in Endodontics.
Restorative Dental Materials. 12 ed. Quintessence International 46: 575-82.
14 JMKG 2016;5(1):7-14.