BAB I
PENDAHULUAN
baik, ekonomis monomer sisa yang rendah, porositas yang kecil, serta proses
pembuatan dan perbaikan yang mudah dilakukan. 8 Resin akrilik polimerisasi panas
juga memiliki kekurangan, yaitu memiliki mikroporositas, mudah patah jika terjatuh
pada permukaan keras, dapat berubah warna setelah pemakaian dalam jangka waktu
yang lama, mampu menyerap air, hingga perubahan dimensi. Pemakaian gigi tiruan
merupakan salah satu faktor utama yang dapat mengganggu kondisi mikro flora
normal pada rongga mulut. 19
Dalam rongga mulut manusia terdapat banyak mikroflora normal. Mikroflora
normal merupakan sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput
lendiratau mukosa manusia yang sehat maupun sakit. Keberadaan mikroflora normal
pada bagian tubuh tentu memiliki peranan penting dalam pertahanan tubuh. Adanya
mikroflora normal pada tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi tertentu
mikroflora normal dapat menimbulkan penyakit. Mikroflora normal pada mulut
terdiri dari gram positif seperti streptococci dan Lactobacillus, gram negatif seperti
Neisseria dan Veillonella, dan Yeast seperti Candida albicans.9 Resin akrilik
polimerisasi panas memiliki beberapa sifat, yaitu sifat fisis, mekanis, kimia, dan
biologis. Berdasarkan sifat biologisnya, resin akrilik memiliki kemampuan menyerap
cairan yang berhubungan dengan kemampuan mikroorganisme tertentu untuk
mengkolonisasi permukaan gigi tiruan, misalnya adalah Candida albicans. Pada
pasien dengan kebersihan rongga mulut yang buruk dapat menyebabkan penyakit
akibat memakai gigi tiruan seperti denture stomatitis, ulser rongga mulut ataupun
kandidiasis.8 Oleh karena itu, diperlukan bahan desinfektan yang dapat mencegah hal
tersebut terjadi.7
Berdasarkan sifat fisis resin akrilik polimerisasi panas, sifat fisis terdiri atas
kekasaran permukaan, stabilitas dimensi, konduktivitas termal danstabilitas warna.
Kekasaran permukaan adalah salah satu sifat fisis dari reisn akrilik yang dapat
mempengaruhi kualitas suatu basis gigi tiruan. 7 Kekasaran permukaan dapat
memengaruhi kesehatan jaringan akibat akumulasi mikroorganisme. Selain itu,
permukaan yang kasar dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien dan
menyebabkan kesulitan dalam menjaga kebersihan rongga mulut. 17,18 Semakin besar
3
kekasaran permukaan yang ada pada basis gigi tiruan maka semakin meningkatnya
pewarnaan dan penumpukan kalkulus. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya adhesi
biofilm jamur dan bakteri yang dapat mempengaruhi kesehatan jaringan pendukung
gigi tiruan. Oleh karena itu diperlukan penelitian bahan desinfektan yang ideal dalam
menghambat pertumbuhan mikroorganisme tetapi tidak mempengaruhi atau
meningkatkan kekasaran permukaan pada basis gigi tiruan.
Terdapat beberapa metode dalam mendesinfeksi gigi tiruan, diantaranya metode
mekanis, kimia, dan kombinasi antara mekanis dan kimia. Metode mekanis
merupakan metode yang sederhana, tidak mahal, serta efektif dalam menghilangkan
biofilm pada gigi tiruan, namun metode ini akan sulit dilakukan pada pasien yang
memiliki gangguan pada kondisi fungsi motorik. Metode kimia merupakan metode
yang baik dan mudah dilakukan dengan merendam gigi tiruan dalam larutan
desinfeksi. Perendaman tersebut akan membersihkan permukaan gigi tiruan dan
menjangkau daerah undercut gigi tiruan.7
Berbagai bahan desinfektan gigi tiruan berbasis kimia tersedia yaitu sodium
hipoklorit, klorheksidin, alkalin peroksida, enzim dan asam, serta minyak alami.
Belakangan ini, obat kumur telah digunakan sebagai pembersih gigi tiruan.
Penggunaan obat kumur sangat baik untuk semua orang terutama bertujuan untuk
peningkatan kesehatan rongga mulut. Klorheksidin merupakan antiseptik dan agen
desinfektan yang berfungsi melawan berbagai variasi bakteri, virus, dan jamur
termasuk Candida albicans.12 Klorheksidin telah digunakan sebagai obat topical
dikarenakan aktivitas spektrum yang luas sebagai anti-mikrobial melawan organisme,
termasuk Candida.5 Penelitian Bahri (2013) menyimpulkan bahwa klorheksidin 0,2%
efektif dalam menghilangkan mikroorganisme seperti Candida albicans dengan
perendaman selama 20 menit.7 Ketika klorheksidin digunakan sebagai obat kumur,
efeknya ketika dirongga mulut dapat mengeliminasi bakteri. Pada penelitian
Ravikumar C dkk (2016) menunjukkan bahwa klorheksidin 0,2% mampu
menghambat pertumbuhan Candida albicans yang dikultur dari saliva pasien
diabetus.10 Penelitian Panariello B dkk (2015) menunnjukkan bahwa perendaman
basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas pada klorheksidin 1% hingga 90 kali
4
albicans dengan meneteskan 15 ml larutan obat kumur pada piringan yang berisi
Candida albicans dengan cara inkubasi pada suhu 36 ± 1 C selama 24 hingga 48
jam.5
Penelitian Gandhi K (2018) minyak jarak 10% menunjukkan terjadinya
penurunan jumlah Candida albicans dan tidak terjadi perubahan warna setelah
dilakukan perendaman. Pada penelitian ini, peneliti bertujuan untuk melanjutkan serta
melihat pengaruh pada sifat resin akrilik polimerisasi panas yang lain yaitu kekasaran
permukaan. Namun bahan desinfektan yang digunakan sebagai pembanding ialah
klorheksidin dengan minyak jarak terhidrogenasi karena bahan desinfektan sodium
hipoklorit memiliki sifat bahan yang abrasive serta dapat memberikan perubahan
warna pada bahan resin akrilik. Berdasarkan uraian diatas dan penelitian terdahulu
maka timbul keinginan peneliti untuk meneliti pengaruh perendaman basis gigi tiruan
resin akrilik polimerisasi panas dalam klorheksidin 0,2% dengan minyak jarak
terhidrogenasi dan minyak jarak 10% (ricinus communis oil) terhadap jumlah
Candida albicans dan kekasaran permukaan basis gigi tiruan selama 8 dan 12 hari
(simulasi 2 dan 3 tahun penggunaan, lama perendaman 15 menit perhari).
1.2. Permasalahan
Salah satu instruksi pasca pemasangan gigi tiruan yang harus diperhatikan pasien
adalah desinfeksi gigi tiruan yang memadai agar kebersihan gigi tiruan dan kondisi
rongga mulut pasien dapat terjaga. Metode desinfeksi gigi tiruan dapat dilakukan
secara mekanis, kimia, atau kombinasi antara mekanis dan kimia. Bagi pasien gigi
tiruan dengan kondisi fungsi motorik yang sudah menurun, metode mekanis akan
sulit untuk dilakukan. Metode kimia merupakan metode yang paling dianjurkan untuk
dilakukan sebagai metode desinfeksi gigi tiruan, yaitu dengan cara merendam gigi
tiruan pada larutan desinfeksi. Banyak larutan desinfektan yang tersedia di pasaran
yang dapat digenakan sebagai pembersih gigi tiruan mulai dari bahan kimia maupun
bahan alami. Bahan kimia yang paling sering digunakan adalah klorheksidin.
Klorheksidin merupakan bahan kimia yang memiliki efek ganda, sering digunakan
sebagai bahan desinfeksi dan juga sebagai obat kumur dikarenakan memiliki efek
6