Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh larutan disinfektan gigi tiruan terhadap perubahan sifat

fisis pelapis lunak akrilik (Scoping Review)

Muthia Dewi1*, Taufik Sumarsongko2, An-Nissa Kusumadewi3

1Prodi
sarjana, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Indonesia
2Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Indonesia
3Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Indonesia

*Korespondensi: e-mail: muthia17003@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan: Pelapis lunak akrilik adalah bahan polimer yang melapisi permukaan anatomis gigi
tiruan yang berfungsi untuk menyerap tekanan kunyah. Penggunaan larutan disinfektan gigi tiruan adalah
metode paling efektif untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada gigi tiruan yang dilapisi pelapis
lunak akrilik. Pembersihan gigi tiruan dengan larutan disinfektan gigi tiruan dapat menyebabkan
perubahan sifat fisis pada pelapis lunak akrilik, seperti penyerapan air dan larutnya plasticizer,
peningkatan kekerasan dan kekasaran permukaan, perubahan tensile bond strength, dan perubahan warna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengulas dan menganalisis literatur mengenai pengaruh larutan disinfektan
gigi tiruan terhadap perubahan sifat fisis yang timbul pada pelapis lunak akrilik. Metode: Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis PRISMA untuk scoping review. Pencarian artikel dilakukan pada
PubMed dan Google Scholar, sesuai dengan kata kunci. Hasil: Pada penelusuran tahap awal diperoleh 562
artikel, kemudian keseluruhan artikel diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga
didapatkan 14 artikel berupa studi in vitro. Simpulan: Scoping review ini menyimpulkan bahwa perubahan
sifat fisis paling banyak timbul yaitu perubahan kekasaran permukaan. Larutan hipoklorit adalah
disinfektan gigi tiruan yang paling banyak menyebabkan sifat fisis yang signifikan.

Kata kunci: Pelapis Lunak Berbahan Akrilik, Tissue Conditioner, Sifat Fisis, Larutan Disinfektan Gigi Tiruan

Influence of denture disinfectant solutions on physical changes of


acrylic-based soft liner (Scoping Review)
ABSTRACT

Introduction: Acrylic-based soft liner is a material that is applied on the tissue-contacting surface of
a denture to absorb mastication impact. Denture disinfectant solution immersion is the most effective
cleansing method to prevent microorganism growth on soft denture liner. However, denture cleanser may
cause physical properties changes on soft denture liner, which consist of water sorption and solubility,
hardening, surface roughening, tensile bond strength changes, and color alterations. This study aimed to
analyze the physical properties changes on acrylic-based soft liner. Method: This study had detailed beneath
PRISMA extension for scoping review and conducted through searching the articles from PubMed and Google
Scholar, by using keywords. Results: During the initial search, 562 articles were obtained, then selected by
inclusion and exclusion criteria, then 14 articles had selected. Conclusions: This scoping review concluded
that the most frequently occur physical changes is surface roughening. Hypochlorite solution is a disinfectant
solution that causes the most significant changes.

Keywords: Acrylic-based Soft Denture Liner, Tissue Conditioner, Physical Changes, Denture Disinfectant
Solution

1
PENDAHULUAN

Pelapis lunak adalah bahan yang diaplikasikan pada permukaan anatomis gigi tiruan lepasan, yang
bertujuan untuk mengurangi trauma pada jaringan mukosa. 1 Energi yang berasal dari tekanan kunyah
diserap oleh pelapis lunak, kemudian distribusi tekanan kunyah menjadi menyeluruh, sehingga dapat
memberikan efek bantalan pada jaringan.2–4 International Organization for Standardization (ISO)
mengklasifikasikan pelapis lunak gigi tiruan berdasarkan jangka waktu pemakaiannya, yaitu pelapis lunak
akrilik jangka pendek atau tissue conditioner (ISO 10139 bagian 1), dan pelapis lunak jangka panjang (ISO
10139 bagian 2).1,5 Bahan pelapis lunak jangka panjang terdiri atas akrilik, silikon, vinyl resin, polyurethane,
dan polyphosphazene.6 Pelapis lunak yang paling sering digunakan adalah pelapis lunak berbahan akrilik
dan silikon.7 Komposisi dari pelapis lunak akrilik terdiri atas bubuk berupa polymethyl methacrylate yang
kemudian dicampur dengan cairan berupa plasticizer.2 Pelapis lunak akrilik jangka panjang dapat
dipolimerisasi secara kimiawi atau autopolymerized, dan dipolimerisasi dengan panas atau heat
polymerized.6
Pelapis lunak akrilik jangka pendek atau tissue conditioner dapat digunakan sebagai pelapis pada
surgical obturator, mengondisikan jaringan yang mengalami trauma, sebagai bahan cetak fungsional,
melapisi gigi tiruan selama penyembuhan pasca pemasangan implan (Gambar 1.), serta melapisi gigi tiruan
lama yang sudah tidak pas selama pembuatan gigi tiruan yang baru.7,8 Penggunaan pelapis lunak akrilik
jangka panjang dapat digunakan untuk melapisi gigi tiruan pada bagian jaringan yang mengalami atrofi
atau resorpsi pada alveolar ridge untuk pasien yang tidak dapat dibedah, untuk pengguna gigi tiruan
dengan tulang alveolar yang tajam atau tipis, dan pada pengguna gigi tiruan dengan undercut pada tulang
alveolar.8
Pelapis lunak akrilik memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan pelapis lunak silikon.
Keuntungan dari penggunaan pelapis lunak akrilik adalah pelapis lunak akrilik bersifat viskoelastis,
sedangkan pelapis lunak silikon bersifat elastis, sehingga pelapis lunak berbahan akrilik lebih baik dalam
membantu proses pengunyahan.7,9 Kekurangan dari pelapis lunak berbahan akrilik dibandingkan dengan
pelapis lunak berbahan silikon, yaitu pelapis lunak berbahan silikon lebih baik untuk penggunaan jangka
panjang.10 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdelnabi dan Swelem (2020) menunjukkan bahwa setelah
penggunaan selama tiga bulan, pelapis lunak berbahan silikon berfungsi lebih baik dalam pengunyahan
dibandingkan pelapis lunak akrilik. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hilangnya plasticizer pada pelapis
lunak akrilik, yang menyebabkan berkurangnya sifat viskoelastisitas pada pelapis lunak berbahan akrilik. 11
Jangka waktu penggunaan tissue conditioner yaitu maksimal empat minggu, sedangkan penggunaan pelapis
lunak akrilik jangka panjang dapat lebih dari enam bulan. 7,12 Apabila pelapis lunak akrilik digunakan secara
permanen, maka akan timbul berbagai macam permasalahan seperti pasien merasa nyeri, berkurangnya
ikatan, dan adhesi mikroorganisme (Gambar 2.).8 Kekurangan lain dari pelapis lunak akrilik yaitu sulit
untuk dijaga kebersihannya, hal ini disebabkan oleh porositas pada permukaan pelapis, yang dapat
mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti Candida albicans.13
Pembersihan secara mekanis atau dengan menyikat permukaan gigi tiruan dapat merusak
permukaan pelapis lunak akrilik.13 Metode pembersihan gigi tiruan secara ultrasonik dinilai tidak efektif
dalam menghilangkan plak pada gigi tiruan, oleh karena itu larutan disinfektan gigi tiruan dapat menjadi

2
pilihan utama untuk membersihkan gigi tiruan yang dilapisi oleh pelapis lunak akrilik. 14 Oleh karena itu,
pembersihan gigi tiruan secara kimiawi atau dengan merendam pada larutan disinfektan gigi tiruan
dianggap paling efektif untuk menghambat formasi biofilm pada gigi tiruan, dan dapat mencegah infeksi
Candida albicans.15 Akan tetapi, pembersihan rutin gigi tiruan dengan larutan disinfektan dapat
menyebabkan perubahan sifat fisis gigi tiruan yang dilapisi oleh pelapis lunak akrilik, seperti penyerapan
air dan larutnya plasticizer, peningkatan pada kekerasan dan kekasaran permukaan, perubahan tensile
bond strength, serta perubahan warna.10
Systematic review yang membandingkan perubahan sifat mekanis, sifat adhesif, serta sifat fisis
berbagai jenis pelapis lunak telah ditemukan pada literatur yang dilakukan oleh Pahuja et al. (2020) dan
Kreve et al. (2019), namun belum terdapat artikel yang secara khusus meninjau berbagai perubahan sifat
fisis pelapis lunak berbahan akrilik yang disebabkan oleh penggunaan larutan disinfektan gigi tiruan. 10,16
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh larutan disinfektan gigi
tiruan terhadap perubahan sifat fisis pelapis lunak berbahan akrilik.

Gambar 1. Tissue conditioner yang dilapisi pada gigi tiruan yang didukung implan8
Gambar 2. Tisue conditioner yang dilapisi pada gigi tiruan rahang bawah, yang digunakan selama 6 bulan pada penderita denture
stomatitis 8

METODE

Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu artikel yang dipublikasi pada tahun 2010-2020, tersedia
full-text, artikel berbahasa inggris, melibatkan pelapis lunak berbahan akrilik, dan melibatkan larutan
disinfektan gigi tiruan. Artikel yang tidak melibatkan perubahan sifat fisis, hanya melibatkan pelapis gigi
tiruan berbahan silikon atau pelapis keras, serta artikel yang menggunakan metode review diekslusikan.
Prosedur penelitian dilakukan mengunakan analisis PRISMA (Preferred Reporting Items for Scoping
Review) 17
dengan menggunakan strategi pencarian artikel melalui database seperti PubMed dan Google
Scholar. Adapun kata kunci yang digunakan adalah “Soft Denture Liner”, “Resilient Liner”, “Tissue
Conditioner”, “Denture Cleanser”, “Denture Disinfectant”, “Changes”, “Physical Changes”, “Colour
Stability”, “Hardness”, “Roughness”, “Bond”, “Sorption”, “Solubility”. Kata kunci tersebut kemudian
dikombinasikan dengan menggunakan boolean operator “AND” dan “OR”.

3
HASIL
Hasil Pencarian Studi
Pencarian melalui database

Total 562 artikel didapatkan dari PubMed dan Google Scholar. Penapisan awal dilakukan dengan
menyeleksi artikel yang dipublikasi pada 10 tahun terakhir, sehingga didapatkan 386 artikel. Total 22 artikel
ganda yang terdapat pada kedua mesin pencarian elektronik. Dari sisa 364 artikel, sebanyak 338 artikel harus
diekslusi karena irrelevan dengan topik penelitian, sehingga menyisakan 26 arikel yang ditinjau secara
keseluruhan. Setelah penapisan akhir, 12 artikel diekslusikan, sehingga didapatkan 14 artikel berupa studi
in vitro yang akan ditinjau lebih lanjut dalam proses penelitian ini.

Diagram 1.Diagram alur hasil analisis PRISMA


Identification

Artikel diidentifikasi melalui Artikel diidentifikasi melalui Google


PubMed sebanyak 69 artikel Scholar sebanyak 493 artikel.

Artikel yang diterbitkan pada rentang waktu 2010-


2020 dan tersedia full text sebanyak 386 artikel
Screening

Jumlah artikel yang diekslusi


Artikel setelah duplikasi dihilangkan
karena judul dan abstrak tidak
sebanyak 364 artikel
relevan sebanyak 338 artikel

Jumlah artikel yang diekslusi


Penapisan artikel melalui abstrak
karena isi keseluruhan artikel
sebanyak 26 artikel
tidak relevan sebanyak 12
artikel
Eligibility

Membaca keseluruhan artikel


sehingga didapatkan 14 artikel
Included

Artikel yang akan ditelaah


sebanyak 14 artikel

4
Karakteristik Studi
Jenis Pelapis Lunak Akrilik yang Digunakan

Tabel 1. Karakteristik studi berdasarakan jenis pelapis lunak yang digunakan

Tissue conditioner Heat cured long term soft acrylic Autopolymerized long term soft acrylic
6 artikel 14,18–22

1 artikel23 1 artikel23
3 artiikel24–26
3 artikel27–29
1 artikel30 1 artikel30

Jenis Larutan Disinfektan Gigi Tiruan yang Digunakan

Tabel 2. Karakteristik studi berdasarakan jenis larutan disinfektan gigi tiruan yang digunakan

Sodium hypochlorite Perborate Chlorhexidine H2O2 Mild dilute acid Enzyme

3 artikel23,25,27

4 artikel 20,27,28,30

4 artikel19,26,27,29 4 artikel19,26,27,29

1 artikel24 1 artikel24 1 artikel24 1 artikel24

1 artikel22 1 artikel22

1 artikel14 1 artikel14

Sifat Fisis yang Dievaluasi


Tabel 3. Karakteristik studi berdasarakan sifat fisis yang dievaluasi
Penyerapan air Solubilitas Kekerasan Kekasaran Ikatan Perubahan warna
2 artikel21,27 2 artikel21,27
1 artikel23
2 artikel24,27
3 artikel14,28,29
1 artikel22 1 artikel22
2 artikel26, 19
1 artikel20 1 artikel20
1 artikel25
1 artikel30 1 artikel30

5
Tabel 1 Ringkasan studi mengenai perubahan sifat fisis pelapis lunak akrilik setelah direndam dalam larutan disinfektan
gigit tiruan
Penulis Waktu Perendaman Perubahan sifat fisis yang timbul
Kumar et al. 8 jam perhari, dalam Peningkatan nilai solubilitas bersifat lebih tinggi pada tissue conditioner
(2015)23 2 minggu dan 1 dibandingkan heat long term cured soft acrylic, setelah direndam larutan sodium
bulan hypochlorite 5,25%
Garg et al. 5 menit perhari, Peningkatan penyerapan air dan solubilitas pada tissue conditioner melebihi
(2016)18 dalam 15 hari spesifikasi ADA no. 12, setelah direndam larutan sodium hypochlorite 5,25%
Sudhapalli 1 jam, 4 jam, 8 jam Peningkatan penyerapan air dan solubilitas pada tissue conditioner dan heat
et al. perhari, dalam cured long term soft acrylic melebihi spesifikasi ADA no. 12 dan 17, setelah
(2016)21 jangka waktu 7 hari direndam dalam bubuk sodium perborate 5 mg yang dilarutkan 300 ml air
Salloum et selama 7 hari Perubahan warna pada heat cured long term soft acrylic bersifat moderat,
al. (2014)25 setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite 5,25%
Niarchou et 5 menit (Polident), Peningkatan kekerasan pada long term soft acrylic (heat cured dan
al. (2012)30 15 menit (Corega), autopolymerized) bersifat signifikan setelah direndam dalam tablet sodium
dalam jangka waktu perborate (Corega dan Polident) yang dilarutkan air, dan perubahan warna
100 hari tampak secara visual namun tidak dapat diterima secara klinis
Broek et al 15 menit perhari, Peningkatan modulus elastisitas pada heat cured long term soft acrylic paling
(2011)24 dalam jangka waktu tinggi setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite 2%, hydrogen
28 hari peroxide 3%, chlorhexidine gluconate 2%, dan larutan sodium perborate
Pahuja et al 10 menit perhari, Peningkatan nilai kekerasan pada autopolymerized long term soft acrylic lebih
(2013)27 dalam jangka waktu tinggi setelah direndam dalam sodium hypochlorite 0,5%, dibandingkan tablet
1 bulan sodium perborate yang dilarutkan dalam 250 ml air
Al-Zaidi et 8 jam perhari dalam Peningkatan kekerasan pada tissue conditioner bersifat lebih tinggi setelah
al. (2019)22 larutan disinfektan, direndam dalam mild dilute acid, dibandingkan dengan sodium perborate
dalam jangka waktu
Peningkatan kekasaran permukaan pada tissue conditioner bersifat lebih tinggi
15 hari
setelah direndam dalam sodium perborate, dibandingkan mild dilute acid
Murata et 8 jam perhari, dalam Peningkatan kekasaran permukaan pada tissue conditioner paling tinggi setelah
al. (2010)14 jangka waktu 14 hari direndam larutan disifnektan jenis sodium perborate, dibandingkan enzymatic
sodium perborate dan enzyme
Machado et 8 jam perhari, dalam Penurunan kekasaran permukaan pada autopolymerized long term soft acrylic
al. (2011)28 jangka waktu 30 hari bersifat signifikan setelah direndam dalam larutan sodium perborate 3,8%
Senna et al. 3 menit (enzymatic Peningkatan kekasaran permukaan pada autopolymerized long term soft acrylic
(2011)29 sodium perborate), paling tinggi setelah direndam dalam sodium hypochlorite 0,5%, sodium
15 menit (sodium perborate, dan enzymatic sodium perborate, setelah diberi candida albicans yang
perborate), 10 menit telah dikembangkan dalam sampel selama 48 jam
(sodium
hypochlorite)
Huddar et 5 menit perhari, Peningkatan kekasaran pada permukaan tissue conditioner dan peningkatan
al. (2012)20 dalam jangka waktu tensile bond strength bersifat signifikan, setelah direndam dalam bubuk sodium
15 hari perborate 5 mg yang dilarutkan dalam air
Mahboub et 15 menit perhari, Penurunan tensile bond strength dan shear bond strength pada tissue conditioner
al. (2017)19 dalam 20 hari tidak bersifat signifikan setelah direndam tablet sodium perborate yang
dilarutkan dalam air
Penurunan tensile bond strength dan shear bond strength pada tissue conditioner
bersifat signifikan setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite 2,5%
Farzin et al. 30 menit perhari Peningkatan tensile bond strength pada heat cured long term soft acrylic lebih
(2013)26 (sodium perborate), tinggi setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite (Clorox/Calgon)
8 jam perhari dibandingkan dengan tablet sodium perborate yang dilarutkan dalam air
(sodium
hypochlorite) dalam
jangka waktu 45 hari

6
PEMBAHASAN

Keberhasilan dari penggunaan pelapis lunak ditentukan dari sifat fisis pelapis lunak, yang
berkaitan dengan retensi dengan gigi tiruan lepasan dan fungsi yang diberikan.2,7 Larutan disinfektan gigi
tiruan dapat menyebabkan perubahan yang bersifat merugikan pada sifat fisis pelapis lunak.20,31 Masalah
yang sering timbul pada pelapis lunak akibat pemakaian larutan disinfektan gigi tiruan yaitu larutnya
komponen pelapis lunak, meningkatnya penyerapan air, pengerasan, timbulnya porositas, serta perubahan
warna.31
Pelapis lunak berbahan akrilik dapat mengeras akibat berkurangnya plasticizer dari pelapis lunak
akrilik, dan penyerapan air maupun larutan disinfektan gigi tiruan. Peningkatan kekerasan pada pelapis
lunak akrilik dapat mengurangi sifat elastis dan mengurangi efek bantalan dari pelapis lunak akrilik,
sehingga dapat memperburuk distribusi beban kunyah, dan dapat menyulitkan pasien yang tidak dapat
mentolelir permukaan anatomis gigi tiruan yang keras.32 Penelitian yang dilakukan oleh Broek et al. (2011),
Pahuja et al. (2013), Niarchou et al. (2012), dan Al-Zaidi et al. (2019) sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Narwal et al. (2015) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan kekerasan pada
autopolymerized acrylic soft liner, setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite dan sodium
perborate dalam jangka waktu satu minggu, satu bulan, dan enam bulan. 22,24,27,30,33 Kelima penelitian
tersebut berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Moussa et al. (2016).34 Hasil dari
penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat penurunan kekerasan pada heat cured long term soft
acrylic liner yang dilapisi pada gigi tiruan pasien pada penggunaan klinis, setelah gigi tiruan direndam
dalam larutan sodium perborate sekali dalam sehari, dalam jangka waktu 3 bulan. Penurunan kekerasan
dari pelapis lunak akrilik dapat timbul akibat dari air yang terserap dapat bekerja sebagai plasticizer.34
Penyerapan air dan kelarutan plasticizer dapat menimbulkan tekanan pada ikatan antara pelapis
lunak dan basis gigi tiruan, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya ikatan antara pelapis lunak dan
gigi tiruan.35 Uji kekuatan ikatan antara pelapis lunak dan basis gigi tiruan yang sering dilakukan yaitu uji
tensile atau uji tarik, hal tersebut disebabkan oleh hasil uji tarik yang mudah untuk diimplementasikan.
Gaya yang diberikan saat melakukan uji tarik bersifat statis dan lamban. 36 Mahboub et al. (2017)
menyatakan bahwa terdapat penurunan tensile bond strength antara tissue conditioner dan basis gigi tiruan.
19 Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Geramipanah et al. (2013), yang
menyatakan bahwa terdapat penurunan tensile bond strength setelah tissue conditioner direndam dalam
larutan sodium hypochlorite dan sodium perborate.35 Narwal et al. (2015) dalam penelitiannya juga
menyatakan bahwa terdapat penurunan tensile bond strength antara autopolymerized soft acrylic dan basis
gigi tiruan, setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite dan sodium perborate.33 Namun, hasil
ketiga penelitian tersebut berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh
Huddar et al. (2012) dan Farzin et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat peningkatan tensile bond strength
pada tissue conditioner.20,26 Peningkatan tensile bond strength dapat disebabkan oleh adanya ikatan
mekanis dan adhesi kimiawi antara pelapis lunak dan basis gigi tiruan, karena kegagalan ikatan yang timbul
berupa kohesif pada pelapis lunak akrilik. Ikatan mekanis timbul karena sand paper treatment pada basis
gigi tiruan, sehingga dapat memberikan retensi mekanis antara basis gigi tiruan dan pelapis lunak. Adhesi

7
kimiawi dapat timbul karena kemiripan komposisi kimiawi pada basis gigi tiruan dan pelapis lunak
berbahan akrilik.20,26
Plasticizer yang larut ketika pelapis lunak akrilik yang direndam dalam larutan disinfektan gigi
tiruan juga dapat menyebabkan timbulnya porositas atau rongga-rongga berbentuk gelembung pada
permukaan pelapis lunak akrilik.20 Hal tersebut menyebabkan permukaan pelapis lunak akrilik dapat
menjadi kasar. Plasticizer yang semakin banyak larut, maka porositas yang timbul pada pelapis lunak
akrilik akan semakin banyak. Perubahan kekasaran permukaan bersifat penting, karena permukaan gigi
tiruan yang kasar dapat memicu pembentukan biofilm dan kolonisasi Candida albicans pada gigi tiruan.31
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murata et al. (2010), Senna et al. (2011), Huddar et al. (2012), Al-Zaidi
et al. (2019) menyatakan bahwa terdapat peningkatan kekasaran permukaan setelah pelapis lunak akrilik
direndam dalam larutan disinfektan gigi tiruan.14,20,22,29 Peningkatan kekasaran pada tissue conditioner
setelah direndam dalam larutan jenis enzyme dan mild dilute acid bersifat lebih minim dibandingkan
dengan sodium perborate, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murata et al. (2010) dan Al-Zaidi et
al. (2019).14,22 Hal tersebut karena larutan enzyme dan mild dilute acid tidak mengandung peroksida.14,22
Proses oksigenasi pada larutan oxygenating action dengan kandungan peroksida yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan berupa ketidakteraturan permukaan dan porositas pada tissue conditioner.14 Hal
tesebut berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Machado et al. (2011) yang menyatakan
bahwa terdapat penurunan kekasaran pelapis lunak akrilik setelah direndam dalam larutan sodium
perborate.28 Hal tersebut dapat disebabkan oleh udara yang terperangkap ketika pencampuran adonan
pelapis lunak akrilik, sehingga nilai awal kekasaran permukan an pada pelapis lunak akrilik bersifat paling
tinggi dibandingkan pelapis lunak akrilik dan pelapis lunak jenis lain pada penelitian ini.28 Penyebab lain
dari penurunan kekasaran permukaan yaitu penyerapan air yang lebih banyak dibandingkan hilangnya
plasticizer, air dapat bekerja sebagai plasticizer, sehingga menyebabkan kekasaran permukaan pada
pelapis lunak menjadi berkurang. Plasticizer dapat memberi sifat viskoelastis pada pelapis lunak akrilik,
yang menyebabkan komponen dalam pelapis lunak akrilik dapat mengalir, sehingga dapat mengisi
porositas pada pelapis lunak akrilik, ketika pelapis lunak akrilik direndam dalam air. 2,28
Porositas dapat menyebabkan akumulasi biofilm, yang dapat menyebabkan perubahan warna
pada pelapis gigi tiruan.37 Hilangnya plasticizer dapat menimbulkan celah pada ikatan rantai polimer. Celah
tersebut dapat terisi oleh zat pewarna seperti biofilm. Hal tersebut dapat menjadi penyebab perubahan
warna pada pelapis lunak akrilik.38 Perubahan warna pada pelapis lunak akrilik dapat makin meningkat,
semakin lama gigi tiruan direndam dalam lingkungan yang basah. Hal tersebut disebabkan oleh semakin
banyak komponen pelapis lunak yang larut, dan semakin banyak air yang terserap dan monomer akrilik
yang menghilang.25,38 Salloum et al. (2014) dan Niarchou et al. (2012) dalam hasil penelitiannya juga
menyatakan hal yang serupa.25,30 Kedua penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
oleh Palasuk et al. 38 yang menyatakan bahwa perubahan warna (∆E) pada pelapis lunak akrilik semakin
meningkat dengan signfikan setelah direndam dalam larutan disinfektan jenis sodium hypochlorite 0,1%,
chlorhexidine gluconate 0,1%, dan sodium perborate, selama 20 menit perhari, dalam jangka waktu 24 jam,
7 hari, dan 14 hari.
Perubahan sifat fisis pada pelapis lunak akrilik dapat dipengaruhi oleh komposisi dari pelapis
lunak, proses polimerisasi, komposisi larutan disinfektan gigi tiruan, serta durasi terpaparnya gigi tiruan

8
dalam larutan disinfektan gigi tiruan.21 Komposisi bahan tissue conditioner tidak mengandung agen cross-
linking.39 Komposisi dari pelapis lunak akrilik jangka panjang mengandung agen cross-linking seperti
ethylene glycol dimethacrylate.40 Reaksi cross-linking dapat mencegah pemisahan rantai polimer, sehingga
dapat mencegah larutnya komponen dan penyerapan air pada polimer. 2 Hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian oleh Sudhapalli et al. (2016), yaitu tingkat kelarutan komponen dan penyerapan air pada tissue
conditioner bersifat lebih tinggi dibandingkan dengan pelapis lunak akrilik jangka panjang. 21 Pelapis lunak
akrilik memiliki sifat hidrofilik, sehingga semakin lama semakin lama pelapis lunak akrilik berada di dalam
lingkungan yang basah, kelarutan komponen semakin meningkat, dan semakin banyak air yang mengalami
difusi.38,41 Durasi perendaman pelapis lunak akrilik dalam larutan disinfektan gigi tiruan dapat
berpengaruh dalam perubahan sifat fisis yang timbul. Pelapis lunak akrilik yang semakin lama terpapar
dalam larutan disinfektan gigi tiruan, maka perubahan sifat fisis yang timbul akan semakin signifikan.
Perendaman gigi tiruan dalam larutan disinfektan dengan konsentrasi ionik yang tinggi seperti
kandungan sodium dan pottasium dapat meningkatkan kelarutan komponen akrilik dan plasticizer.26
Pengaruh konsentrasi sodium dan pottasium dalam larutan disinfektan terhadap sifat fisis pelapis lunak
akrilik masih belum dibahas secara khusus, oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut. 38 Komponen yang
larut pada pelapis lunak bersifat paling signifikan setelah direndam dalam larutan sodium hypochlorite,
dibandingkan dengan larutan hydrogen peroxide, chlorhexidine, dan sodium perborate, menurut hasil
penelitian oleh Broek et al. (2011).24 Oleh karena itu, perubahan fisis bersifat lebih signifikan setelah
pelapis lunak akrilik direndam dalam larutan sodium hypochlorite dibandingkan dengan sodium perborate
pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Broek et al. (2011), Senna et al. (2011), Pahuja et al. (2013),
Farzin et al. (2013) dan Mahboub et al. (2017).19,24,26,27,29 Perubahan sifat fisis yang paling banyak ditemui
yaitu perubahan kekasaran permukaan, yang terdiri atas 5 penelitian, yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Machado et al. (2011), Murata et al. (2010), Huddar et al. (2012), Senna et al. (2011), dan Al-Zaidi et al.
(2019).14,20,22,28,29 Kekasaran permukaan adalah sifat yang penting, karena pelapis lunak akrilik yang kasar
dapat menyebabkan formasi biofilm dan kolonisasi Candida albicans.31
Scoping review yang dilakukan saat ini memiliki keterbatasan, yaitu artikel yang memenuhi
kriteria inklusi berdasarkan hasil pencarian berupa studi in vitro. Studi in vitro tidak sesuai dengan kondisi
klinis pelapis lunak akrilik yang dilapisi pada gigi tiruan. Pelapis lunak akrilik tidak terpapar aliran saliva,
tekanan kunyah, bakteri pada mulut, perubahan temperatur pada mulut, serta makanan dan minuman yang
dikonsumsi pengguna gigi tiruan.38 Perlakuan yang diberikan kepada pelapis lunak akrilik pada penelitian
in vitro hanya dapat memprediksi sifat fisis yang dapat timbul pada penggunaan klinis. 10 Keterbatasan lain
dari scoping review ini adalah adanya perbedaan pada jenis pelapis lunak akrilik, larutan disinfektan gigi
tiruan yang digunakan, perbedaan durasi perendaman dalam larutan disinfektan, serta perbedaan sifat fisis
yang di evaluasi.

SIMPULAN

Berdasarkan scoping review yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa larutan disinfektan
gigi tiruan dapat berdampak merugikan terhadap sifat fisis pelapis lunak akrilik. Perubahan sifat fisis yang

9
paling banyak ditemui yaitu perubahan kekasaran permukaan. Larutan disinfektan gigi tiruan yang paling
banyak menyebabkan perubahan sifat fisis pada pelapis lunak akrilik yaitu larutan hipoklorit.
Penulis menyarankan agar penelitian klinis dilakukan lebih lanjut dengan desain studi minimal
studi in vivo pada pasien pengguna gigi tiruan atau randomized clinical trial mengenai perubahan sifat fisis
yang timbul pada pelapis lunak akrilik yang dilapisi pada gigi tiruan akibat penggunaan larutan disinfektan
gigi tiruan. Penilaian resiko bias tidak dilakukan pada penelitian ini, karena penelitian ini berupa scoping
review, oleh karena itu penilaian resiko bias dapat dilaukan pada systematic review yang bersifat lebih
menyeluruh di masa yang akan datang.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada drg. Elin Karlina, M.Kes (Departemen Ilmu Teknologi
Material Kedokteran Gigi), drg. Hj. N.R. Yuliawati Zaenab, Sp.Ort (K) (Departemen Ortodonti), dan drg.
Bremmy Laksono, M.siMed (Departemen Oral Biology) yang telah memberi masukan dan saran dalam
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. International Organization for Standardization ISO ISO 10139-1:2018. Dentistry - Soft


lining materials for removable dentures - Part 1: Materials for short-term use. Geneva:
ISO; 2018. [Internet]. 2018. Available from:
https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std:iso:10139:-1:ed-3:v1:en

2. Anusavice KJ. Philips’ Science of Dental Materials. 12th Ed. Elsevier Inc. St. Louis,
Missouri: Elsevier Inc; 2012. 474–495 p.

3. Rathi S, Verma A. Resilient liners in prosthetic dentistry : An update. Int J Appl Dent Sci
[Internet]. 2018;4(3):34–8. Available from:
https://www.researchgate.net/profile/Ankit_Verma47/publication/340502958_Resilie
nt_liners_in_prosthetic_dentistry_An_update/links/5e8d9038299bf1307985edd9/Resilie
nt-liners-in-prosthetic-dentistry-An-update.pdf

4. Ismiyati T, Dipoyono M, Prostodonsia PS, Pendidikan P, Gigi D, Gigi FK, et al. Perbedaan
Retensi antara Heat Cured, Self Cured dan Soft Liner sebagai Bahan Relining Basis Gigi
Tiruan Lengkap Rahang Atas Resin Akrilik (Kajian Laboratoris). J Kedokt Gigi [Internet].
2013;4(4):242–7. Available from: https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/view/27635

5. International Organization for Standardization ISO ISO 10139-2:2016. Dentistry - Soft


lining materials for removable dentures - Part 2: Materials for long-term use. Geneva:
ISO; 2016. 2016; Available from: https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std:iso:10139:-2:ed-
3:v1:en

6. Yankova M, Yordanov B, Dimova-gabrovska M. Resilient Lining Materials For


Removeable Dentures : Types , Composition and Technology. J IMAB–Annual Proceeding
Sci Pap [Internet]. 2019;25(3):1–8. Available from: doi:
https://doi.org/10.5272/jimab.2019253.2632

10
7. Hashem MI. Advances in Soft Denture Liners: An Update. J Contemp Dent Pract [Internet].
2015;16(4):314–8. Available from: doi: 10.5005/jp-journals-10024-1682

8. G.A Z, Horbkik, EckertOnline DM. Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients. 13th
Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Health Sciences; 2013. 145-147,154-155 p.

9. Banerjee KL, Shetty P. Clinical Performance of Various Resilient Liners. Int J Oral Heal
Med Res [Internet]. 2015;2(1):74–7. Available from:
http://www.ijohmr.com/upload/Clinical Performance of Various Resilient Liners.pdf

10. Pahuja RK, Kaura S, Roy N. Comparative Evaluation of Physical Properties of


Commercially Available Silicone ‑ Based Soft Denture Liners and Acrylic ‑ Based Soft
Denture Liners. Indian J Dent Sci [Internet]. 2020;12(1):56–61. Available from: doi:
10.4103/IJDS.IJDS_30_19

11. Abdelnabi MH, Swelem AA. Silicone versus acrylic resilient long term soft liners ; a cross-
over clinical study. Curr Sci Int [Internet]. 2020;9(1):1–11. Available from: doi:
10.36632/csi/2020.9.1.1

12. Erkut K, Özkan YK. Complete Denture Prosthodontics. 2nd Editio. Springer. Istanbul,
Turkey: Springer; 2018. 213–221 p.

13. Mahmood MA, Khalaf BS, Abass SM. Efficiency of different denture disinfection methods.
Glob J Bio-sci Biotech [Internet]. 2017;6(3):439–44. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/320407741_EFFICIENCY_OF_DIFFERENT_D
ENTURE_DISINFECTION_METHODS

14. Murata H, Chimori H, Hong G, Hamada T, Nikawa H. Compatibility of tissue conditioners


and denture cleansers: Influence on surface conditions. Dent Mater J [Internet].
2010;29(4):446–53. Available from: doi: 10.4012/dmj.2009-135

15. Huh J, Lim Y, Youn H, Chang BM, Lee J, Shin S. Effect of denture cleansers on Candida
albicans biofilm formation over resilient liners. J Adv Prosthodont [Internet].
2014;6(2):109–14. Available from: doi: 10.4047/jap.2014.6.2.109

16. Kreve S, Dos Reis AC. Denture Liners: A Systematic Review Relative to Adhesion and
Mechanical Properties. Sci World J [Internet]. 2019; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6421019/

17. Tricco AC, Lillie E, Zarin W, Brien KKO, Colquhoun H. PRISMA extension for scoping
reviews (PRISMA-ScR): Checklist and explanation. Ann Intern Med [Internet].
2018;169(7):467–73. Available from: doi: 10.7326/M18-0850

18. Garg A, Shenoy KK. A comparative evaluation of effect on water sorption and solubility of
a temporary soft denture liner material when stored either in distilled water , 5 . 25 %
sodium hypochlorite or artificial saliva : An in vitro study. J Indian Prosthodont Soc
[Internet]. 2016;16(1):53–62. Available from: doi: 10.4103/0972-4052.167931

19. Mahboub F, Salehsaber F, Parnia F, Gharekhani V, Kananizadeh Y, Taghizadeh M. Effect of


denture cleansing agents on tensile and shear bond strengths of soft liners to acrylic
denture base. J Dent Res Dent Clin Dent Prospects [Internet]. 2017;11(3):183–8.
Available from: doi: 10.15171/joddd.2017.033

20. Huddar DA. Effect of Denture Cleanser on Weight , Surface Roughness and Tensile Bond

11
Strength of Two Resilient Denture Liners. J Contemp Dent Pract [Internet].
2012;13(5):607–11. Available from: doi: 10.5005/jp-journals-10024-1195

21. Sudhapalli S, Sudhapalli S. Time Dependent Effect of a Denture Cleanser on The Sorption
and Solubility of Four Soft Liners-an Invitro Study. J Clin Diagnostic Res [Internet].
2016;10(4):100–3. Available from: doi: 10.7860/JCDR/2016/16952.7682

22. Hassin A-ZS, Al Saadi AK. Effect of Aging and Immersion in Different Solutions on Surface
Properties of Denture Lining Material. World J Pharm Res [Internet]. 2019;8(3):156–65.
Available from: doi: 10.20959/wjpr20193-14242

23. SK SK, Reddy UK, KB R, Sadananda K, Godha Y, Gurnani V. Solubility of Different Soft
Lining Materials in Distilled Water, Artificial Saliva and Denture Disinfectant Solution. Int
J Oral Care Res [Internet]. 2015;3(1):8–14. Available from:
http://www.ijocrweb.com/pdf/2015/January-March/9214_Original Article.pdf

24. Broek R, Koczorowski R, Rogalewicz R, Voelkel A, Czarnecka B, Nicholson JW. Effect of


denture cleansers on chemical and mechanical behavior of selected soft lining materials.
Dent Mater [Internet]. 2011;27(3):281–90. Available from: doi:
10.1016/j.dental.2010.11.003

25. Salloum AM. Effect of 5 . 25 % Sodium Hypochlorite on Color Stability of Acrylic and
Silicone Based Soft Liners and a Denture Base Acrylic Resin. J Indian Prosthodont Soc
[Internet]. 2014;14(2):179–86. Available from: doi: 10.1007/s13191-013-0309-z

26. Farzin M, Bahrani F, Adelpour E. Comparison of the Effect of two Denture Cleansers on
Tensile bond Strength of a Denture Liner. J Dent Shiraz Univ [Internet]. 2013;14(3):130–
5. Available from: ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3927681/

27. Pahuja RK, Garg S, Bansal S. Effect of denture cleansers on surface hardness of resilient
denture liners at various time intervals- an in vitro study. J Adv Prosthodont [Internet].
2013;5(3):3–10. Available from: doi: 10.4047/jap.2013.5.3.270

28. Machado AL, Giampaolo ET, Vergani CE, Souza JF De, Jorge JH. Changes in roughness of
denture base and reline materials by chemical disinfection or microwave irradiation .
Surface roughness of denture base and reline materials. J Appl Oral Sci [Internet].
2011;19(5):521–8. Available from: doi: 10.1590/s1678-77572011000500015

29. Senna PM, Vieira APC, Sotto-Maior BS, Da Silva WJ, Del Bel Cury AA. Influence of
immersion time of denture cleansers on the surface roughness of resilient denture liners.
Rev Odonto Cienc [Internet]. 2011;26(1):35–9. Available from: doi: 10.1590/S1980-
65232011000100009

30. Niarchou A, Ntala P, Pantopoulos A, Polyzois G, Frangou M. Effect of Immersion Cleansing


in Color Stability and Hardness of Soft Denture Reliners. J Craniofac Surg [Internet].
2012;23(2):426–9. Available from: doi: 10.1097/SCS.0b013e3182413bfa

31. Mohammed HS, Singh S, Hari PA, Amarnath GS, Kundapur V, Pasha N, et al. Evaluate the
Effect of Commercially Available Denture Cleansers on Surface Hardness and Roughness
of Denture Liners at Various Time Intervals. Int J Biomed Sci [Internet]. 2016;12(4):130–
42. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5267624/

32. Ogawa A, Kimoto S, Saeki H, Ono M, Furuse N, Kawai Y. The influence of patient
characteristics on acrylic-based resilient denture liners embedded in maxillary complete

12
dentures. J Prosthodont Res [Internet]. 2016;60(3):199–205. Available from: doi:
10.1016/j.jpor.2015.12.001

33. Narwal A. An in vitro study to assess the changes in hardness and tensile bond strength
of selected soft lining materials , after long term immersion in denture cleansers. J Appl
Dent Med Sci [Internet]. 2015;1(3):33–41. Available from:
https://www.semanticscholar.org/paper/An-In-Vitro-Study-to-Assess-the-Changes-in-
Hardness-Narwal/e9e02cab7eb8cc7904a46802db09478ef8c6ad28

34. Moussa AR, Dehis WM, Elboraey AN, Elgabry HS. A Comparative Clinical Study of the
Effect of Denture Cleansing on the Surface Roughness and Hardness of Two Denture Base
Materials. Open access Maced J Med Sci [Internet]. 2016;4(3):1–6. Available from: doi:
10.3889/oamjms.2016.089

35. Geramipanah F, Haghighi AM, Zeighami S. Effect of Denture Cleansers on Tensile Bond
Strength of Soft Liners to Denture Base Resin. J Islam Dent Assoc Iran [Internet].
2013;25(3):190–7. Available from: http://jidai.ir/article-1-1460-en.html

36. Özdemir H, Özdoğan A. Bond Strength of Resilient Lining Materials to Denture Base
Resin: A Systematic Review and Meta-Analysis. J Prosthodont [Internet].
2018;27(9):828–41. Available from: doi: 10.1111/jopr.12958

37. Moffa EB, Giampaolo ET, Izumida FE, Pavarina AC, MacHado AL, Vergani CE. Colour
stability of relined dentures after chemical disinfection. A randomised clinical trial. J Dent
[Internet]. 2011;39(SUPPL. 3):e65–71. Available from: doi: 10.1016/j.jdent.2011.10.008

38. Palasuk J. Effect of Denture Cleaning Solutions on Water Sorption, Solubility and Color
Stability of Resilient Liners. J Int Dent Med Res [Internet]. 2019;12(1):12–8. Available
from: https://www.semanticscholar.org/paper/Effect-of-Denture-Cleaning-Solutions-
on-Water-%2C-and-Palasuk-
Kaewkumnerd/9a0dada54acf84fe779503728430bad83fbe66a1?p2df

39. De Sousa Porta SR, De Lucena-Ferreira SC, Da Silva WJ, Del Bel Cury AA. Evaluation of
sodium hypochlorite as a denture cleanser: A clinical study. Gerodontology [Internet].
2015;32(4):260–6. Available from: doi: 10.1111/ger.12104

40. Chladek G, Żmudzki J, Kasperski J. Long-Term Soft Denture Lining Materials. MDPI
[Internet]. 2014;7(8):5816–42. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28788163/

41. Mancuso DN, Goiato MC, Carolina B, Zuccolotti R, Micheline D. Effect of thermocycling on
hardness , absorption , solubility and colour change of soft liners. Gerodontology
[Internet]. 2010;29(2):1–5. Available from: doi: 10.1111/j.1741-2358.2010.00447.x

13

Anda mungkin juga menyukai