b. Pembersihan ultrasonic
Sejumlah penelitian terbaru menggunakan energi ultrasonik untuk
membersihkan gigi tiruan. Perangkat ultrasonik mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik pada frekuensi gelombang suara. Pembersih ultrasonik dengan
kontras menggunakan energi getaran untuk membersihkan gigi tiruan. Bila
deterjen alkali dengan pH 11,5 diimbangi dengan aliran listrik 400ke, bakteri
termasuk spora dapat dihancurkan dalam 5 menit (Oussama., 2014).
Pembersih ultrasonik ini bekerja dengan menghasilkan gelombang suara
ultrasonik (20 sampai 120 kHz), yang menciptakan rongga mikroskopik
(gelembung) yang tumbuh dan meledak. Ledakan ini menciptakan rongga yang
menghasilkan area penghisap lokal. Bahan yang melekat pada gigi tiruan
dihilangkan dengan aksi ini. Aksi ini biasa disebut dengan “cavitation”. Dua tipe
larutan yang biasa digunakan dengan pembersih ultrasonik yaitu BioSonic
Enzymatic dan Ultra-Kleen, yang mengandung campuran dua larutan yang
menghasilkan formasi pembersih alkalin peroksida (Felton dkk., 2011)
3. Factor lain
Faktor lain yang dapat menentukan keberhasilan dalam pemeliharaan
kebersihan gigi tiruan adalah instruksi yang cukup dari dokter gigi kepada pengguna
gigi tiruan sebagian lepasan mengenai bagaimana cara yang tepat untuk menjaga
kebersihan gigi tiruannya (Patel dkk., 2012).
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21529/6.%20BAB
%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
4. Kehilangan gigi atau gigi yang tidak terlibat dalam mendukung atau retensi restorasi
Penambahan pada gigi tiruan sebagian lepasan biasanya hanya dibuat jika basisnya
terbuat dari resin. Penambahan gigi ke dasar logam lebih kompleks dan memerlukan
pengecoran komponen baru dan pemasangannya dengan menyolder atau membuat
elemen retentif untuk pemasangan ekstensi resin. Dalam kebanyakan kasus ketika
basis gigi tiruan ekstensi distal diperpanjang, kebutuhan harus dipertimbangkan
untuk pelapisan ulang selanjutnya dari seluruh basis. Setelah basis gigi tiruan
diperpanjang, prosedur pelapisan ulang untuk basis baru dan basis lama harus
dilakukan untuk memberikan dukungan jaringan yang optimal untuk restorasi.
5. kehilangan gigi abutment yang harus diganti dan membuat direct retainer baru
Jika gigi penyangga hilang, gigi tetangga berikutnya biasanya dipilih sebagai
penyangga penahan, dan umumnya akan memerlukan modifikasi atau restorasi.
Setiap restorasi baru harus dibuat agar sesuai dengan jalur penempatan aslinya,
dengan proksimal guide line, resting seat, dan area retentif yang sesuai. Jika tidak,
modifikasi pada gigi yang ada harus dilakukan sama seperti pada preparasi mulut
lainnya, dengan rekonturing proksimal, preparasi oklusal rest yang yang memadai,
dan setiap pengurangan kontur gigi diperlukan untuk mengakomodasi komponen
retentif dan stabilisasi. Rakitan gesper baru dapat dipasang untuk gigi ini dan gigi
tiruan dipasang kembali dengan gigi pengganti yang baru ditambahkan