Anda di halaman 1dari 8

.

DAFTAR NAMA KELOMPOK 3



Anggota:
1. Anggun W Kesuma W (090600047)
2. Steven Tiopan (090600048)
3. SteIanni (090600049)
4. Fadil Pradana (090600050)
5. Febryana Rajagukguk (090600052)
6. Sri Fitria (090600053)
7. Mercedita Ginting (090600054)
8. Karsa F Rajagukguk (090600055)
9. Femy Rilinda (090600056)
10.FiIin Indah Sari (090600057)
11.Chrisnatalio Sitinjak (090600058)
12.Nora Devita Ritonga (090600059)
13.Sylvia (090600060)
14.Rahmat Hidayat Siregar (090600062)
15.Ridzky Fanisah (090600063)
16.Mira Tania (090600064)
17.Romauli Margareth (090600065)
18.Witta Andriani (090600066)
19.Mike Kurniawan (090600067)
20.T. Chairun Mamnun (090600068)
21.Dimas Agara (090600069)


A I
PENDAHULUAN

1.1Latar 0akang
Pulpotomi merupakan teknik yang meliputi pembuangan pulpa vital dari
kamar pulpa, kemudian diikuti dengan penempatan medikamen di atas oriIise
(Kennedy, 1992).
1
Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan
jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inIlamasi dengan melakukan anestesi,
kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian
radikular tetap vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi
permanen muda.
Terdapat berbagai macam bahan pengisi yang digunakan untuk perawatan
pulpotomi. Bahan tersebut merupakan medikamen yang diletakkan di atas oriIise
yang akan menstimulasi perbaikan atau memumiIikasi sisa jaringan pulpa vital pada
akar gigi (Welbury, 2001). Berdasarkan beberapa penelitian, bahan-bahan tersebut
memiliki keunggulan dan pengaruh yang berbeda-beda terhadap keberhasilan
perawatan. Indikator keberhasilannya didasarkan atas pengalaman keberhasilan,
penelitian klinis, radiograIis, dan mikroskopis pada manusia (Huth et al., 2005).

Terdapat beberapa obat alternatiI yang dapat digunakan sebagai bahan
medikamen perawatan pulpa pulpotomi pada gigi sulung. Bahan medikamen tersebut
antara lain Iormokresol, kalsium hidroksida dan MTA.
2
Pulpotomi gigi sulung
umumnya menggunakan Iormokresol atau glutaradehid. Pada gigi dewasa muda
dipakai kalsium hidroksida. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai indikasi, isi
bahan, keuntungan dan kerugian, manipulasi kerja dan perbandingan evaluasi
keberhasilan dari ketiga bahan tersebut.



A II
PEMAHASAN

2.1 Formokr08o
2.2 Ka8:m H/rok8/a
2.3 MTA
2.3.1 In/ka8
Aplikasi klinis dari MTA meliputi pulp capping, pulpotomy rias, akar-
end mengisi, memperbaiki akar |resorpsi dan perIorasi| dan apexiIication.

2.3.2 I8 ahan
MTA terdiri dari tricalcium silicate,tricalcium aluminate,tricalcium
oxide,silicate oxide,bismuth oxide yang memberikan gambaran radiopak dan
sedikit mineral oxide yang memberikan siIat kimia. Hidrasi hasil bubuk dalam
gel koloid terdiri dari kristal oksida kalsium dalam struktur amorI: 33 kalsium
persen, 49persen IosIat, silika 6 persen, 3 persenklorida dan 2 persen karbon.
Gel ini membeku menjadi struktur yang keras dalam waktu kurang dari tiga
hours. Ia memiliki kuat tekan sama dengan oxideeugenol seng dengan
penguatan polimer
2.3.3 K0:nt:ngan /an K0r:gan
MTA memiliki beberapa keuntungan diantaranya mampu merangsang
regenerasi dan pembentukan jaringan keras, biokompatibel, daya tahan
terhadap pembentukan celah mikro dengan atau tanpa adanya kontaminasi
darah dan mempunyai eIek antibakteri terhadap sejumlah bakteri IakultatiI.
Disamping keunggulan yang dimiliki oleh MTA bahan ini juga mempunyai
kelemahan diantaranya tidak mempunyai eIek antibakteri terhadap sejumlah
bakteri anaerob, mempunyai warna abu-abu sehingga memberikan warna
gelap atau hitam pada dentin, sehingga penggunaannya perlu dipertimbangkan
pada gigi depan karena mempengaruhi nilai estetis. Setting time yang panjang
dan harga yang relaiI mahal. 3,4
2.3.4 Man5:a8 K0rja
Manipulasi MTA
1.!4/er dan liqui/ dicampurkan sampai mencapai konsistensi
putty( dempul).
2.Masukkan campuran MTA kedalam kavitas dengan menggunakan 2essing
gun atau a2alga2 carrier,atau special carrier.
3.MTA dikondensasikan dengan 2icr4plugger atau burnisher.
4.Gunakan cotton pellet lembab untuk membersihkan kelebihan MTA pada
kavitas.
3


2.4 P0rban/ngan Eva:a8 K0b0rha8an /ar K0tga ahan
valuasi:
1.Formokr08o
Berdasarkan penelitian, menurut Finn keberhasilan pulpotomi vital
Iormokresol 97 secara rontgenologis dan 82 secara histologis.
Reaksi Iormokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area yang
terIiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital
dengan Iormokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan
bertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada kamar pulpa.
2

2. Ka8:m H/rok8/a
Kalsium hidroksida pada pulpotomi vital gigi sulung menyebabkan resorpsi
interna.
Pulpotomi gigi tetap muda dengan Ca(OH)
2
lebih berhasil karena apeks
masih relatiI terbuka dan vaskularisasi pulpa cukup membantu. Pulpotomi
Ca(OH)
2
pada gigi sulung merupakan kontra indikasi karena terjadinya resorpsi
interna akibat stimulasi yang berlebihan dari Ca(OH)
2
yang mengaktiIkan sel
odontoklas. Keberhasilan yang dilaporkan secara klinis 94 dan secara
radiograIis 64. Resorpsi akan lebih cepat terjadi pada gigi sulung yang telah
dirawat pulpotomi.
2

Bahan kalsium hidroksida dapat digunakan untuk jangka waktu panjang
dalam penyembuhan lesi periapikal dengan membentuk barier kalsiIik pada apeks.
Sebagai obat antar kunjungan kalsium hidroksida memberikan eIek penyembuhan
kelainan periapeks pada gigi non-vital. Kemampuan bahan ini sebagai antibakteri
dan penginduksi pembentukan jaringan keras gigi menjadi dasar bagi perawatan
endodontik konvensional pada gigi dengan lesi periapeks yang luas (Sidharta,
1997).
Kurimoto (1960) mengemukakan terjadinya aposisi sementum pada lesi
periapeks setelah penggunaan kalsium hidroksida. Sedangkan Kaiser (1964)
mengemukakan kemampuan kalsium hidroksida untuk menginduksi pembentukan
jaringan keras pada apeks yang terbuka setelah penggunaan kalsium hidroksida
jangka panjang. Pernyataan Kaiser ini diperkuat oleh temuan Kitamura (1960),
Peters et al. (2002) melaporkan kemampuan kalsium hidroksida dalam
mengeliminasi inIeksi pada gigi tanpa pulpa (Sidharta, 1997). Namun, kalsium
hidroksida telah dilaporkan menyebabkan nekrosis penggumpalan superIisial,
memungkinkan penghambatan perdarahan dan kehilangan cairan (Hurt et al.,
2005).
2

3. MTA
Sekarang ini, bahan medikamen 2ineral tri4i/e aggregate menjadi pilihan
alternatiI dan hasil perawatannya menunjukkan hasil sama bahkan lebih baik dari
bahan medikamen lainnya. Hal ini tidak terlepas dari keunggulan dari bahan ini
dalam meregenerasi jaringan keras, biokompatibitas yang baik, daya tahan
terhadap pembentukan celah mikro dan siIat antibakterinya (Monalisa, 2008).
Keunggulan 2ineral tri4i/e aggregate bersiIat hidroIilik alamiah
sehingga kebocorannya lebih rendah, meskipun di bawah kontaminasi dalam
kelembaban. Mineral tri4i/e aggregate tidak larut dalam air dan lebih radiopak
dari dentin sehingga akan mempermudah kemampuan untuk membedakan dalam
radiograIi saat digunakan sebagai bahan pengisi pucuk akar (Satria, 2008).
Perbandingan bahan kalsium hidroksida dan 2ineral tri4i/e aggregate
dapat ditelaah pada sebuah penelitian respon pulpa gigi monyet yang
membandingkan 2ineral tri4i/e aggregate dengan kalsium hidroksida ketika
digunakan sebagi bahan perawatan pulpa dengan standart pembukaan pulpa 1
milimeter. Hasilnya menunjukkan bahwa semua sampel 2ineral tri4i/e
aggregate menstimulasi pembentukan jembatan dentin. Jembatan dentin yang
dibentuk berdekatan dengan 2ineral tri4i/e aggregate tebal dan bersambungan
dengan dentin dan 1 sampai 6 sampel terdapat inIlamasi. Pembentukan dentin ini
disebabkan oleh kemampuan menutup bahan yang baik sehingga mencegah
kebocoran mikro yang dapat menyebabkan kontaminasi kembali pulpa gigi setelah
perawatan. Selain itu, 2ineral tri4i/e aggregate memiliki kemampuan lebih baik
dalam merangsang regenerasi dan pembentukan jaringan keras. Kemampuan
tersebut kemungkinan disebabkan oleh pH yang tinggi yaitu 10,2-12,5 dan adanya
pelepasan substansi yang dapat mengaktiIkan sementoblas memproduksi matriks
dalam pembentukan sementum (Monalisa, 2008).
1

Penggunaan Iormokresol sebagai pengganti kalsium hidroksida untuk
perawatan pulpotomi pada gigi sulung beberapa tahun ini semakin meningkat.
Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk suatu zona
Iiksasi dengan kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital.
Zona ini bebas dari bakteri dan dapat berIungsi sebagai pencegah terhadap
inIiltrasi mikroba (Finn, 2003). Keuntungan Iormokresol pada perawatan pulpa
gigi sulung yang terkena karies yaitu Iormokresol akan merembes melalui pulpa
dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. Formokresol
sangat kaustik yang dapat menyebabkan Iiksasi bakteri dan jaringan pada sepertiga
bagian atas pulpa yang terlibat (Budiyanti, 2006).
Menurut Ansari & Ranjpour (2010), 2ineral tri4i/e aggregate lebih
eIektiI penggunannya pada perawatan pulpotomi gigi sulung. Dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa perawatan jangka panjang (2 tahun), kegagalan Iormokresol
lebih tinggi dibandingkan 2ineral tri4i/e aggregate. Mineral tri4i/e aggregate
lebih biokompatibel dibandingkan dengan Iormokresol. Hal ini terlihat pada
potensi bahan ini dalam mengeleminasi eIek samping yang dihasilkan pada
penggunaan Iormokresol pada perawatan pulpotomi gigi sulung. Pada penggunaan
Iormokresol terjadi adanya resorpsi internal, sedangkan pada 2ineral tri4i/e
aggregate tidak terjadi resorpsi internal (Gambar 1). Mineral tri4i/e aggregate
juga dilaporkan bahwa tidak memiliki eIek buruk terhadap perkembangan gigi
geligi pada saat perawatan pulpotomi gigi sulung (JabbariIar et al., 2004; Ansari
& Rajpour, 2010).

ambar 1. (A). Gambarabn radiograIi dua gigi molar sulung yang memerlukan
perawatan pulpa. (B1). Perawatan menggunakan Iormokresol setelah 1 tahun, dan
(B2) setelah 2 tahun perawatan, terjadi resorpsi internal pada akar. (C1). Perawatan
menggunakan 2ineral tri4i/e aggregate setelah 1 tahun, dan (C2) setelah 2 tahun
perawatan, tidak terjadi resorpsi internal dan menutup dengan baik. |Sumber: Ansari
& Ranjpour, 2010|






A III
KESIMPULAN




DAFTAR PUSTAKA
1. Taqwim A. Dentosca. Keunggulan Mineral Trioxide Aggregate Dibandingkan dengan
Bahan Medikamen Lain pada Perawatan Pulpotomi Gigi Sulung. 8 April 2011.
http://dentosca.wordpress.com/category/paediatric-dentistry/page/5/~ (18 Oktober
2011).
2. Hanika G. Akibat tugas yg bikin senewen. 8:22:00 AM.
http://ghietazone.blogspot.com/20110701archive.html ~ (18 Oktober 2011).
3. Walton R, Torabinejad M. Prinsip & Praktik Ilmu ndodonsia. Jakarta: GC, 2008. 448.
4. Garg N, Garg A. Textbook oI ndodontics.
http://books.google.co.id/books?idzMaF2HB8JwcC&pgPT129&lpgPT129&dqMT
Amanipulation&sourcebl&ots5boq9IoVs&sigZLJMUzHRNay0KeeO8WiAkKr
L78&hlid&eiqiqdTrKmFonprAek2PygCQ&saX&oibookresult&ctresult&resnum
5&ved0CD4Q6AwBA#vonepage&qMTA20manipulation&IIalse. 18 Oktober
2011.
5.

Anda mungkin juga menyukai