Anda di halaman 1dari 11

STEP 7

LO 1. Mahasiswa mampu mengkaji konsep teori tentang definisi dan tujuan


GTL

A. Definisi Gigi Tiruan Lengkap


Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan
kehilangan seluruh gigi pada rahang atas dan bawah (edontolus) serta
jaringan pendukung atau mukosa serta memperbaiki system
stomatogonatik. Gigitiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli
yang sudah hilang dan hilangnya jaringan lunak dan tulang, yang dibuat
untuk merestorasi fungsi yang tidak seimbang dan hilang serta untuk
penampilan. Pembuatan gigitiruan penuh mencakup prosedur klinis dan
laboratoris, dimana penghitungan cermat merupakan hal sangat penting
untuk mencapai keberhasilan pada pembuangan gigitiruan. Keberhasilan
juga sangat dipengaruhi oleh profil psikososial pasien (Wahyuni dan
Mandanie, 2017).
GTL perlu digunakan untuk mencegah pengkerutan tulang alveolar,
berkurangnya vetikal dimensi disebabkan turunnya otot-otot pipi karena
tidak adanya penyangga, dan hilangnya oklusi sentrik. Pada orang yang
kehilangan seluruh giginya, vertikal dimensi oklusi alami akan hilang dan
mulut cendurung overclosure. Hal ini akan menyebabkan pipi berkerut dan
masuk ke dalam serta membentuk commisure (Wahyuni dan Mandanie,
2017).

B. Tujuan Gigi Tiruan Lengkap


Tujuan pembuatan GTL adalah (Wahyuni dan Mandanie, 2017) :
1. mengembalikan fungsi pengunyahan
2. mengembalikan fungsi estesis
3. mengembalikan fungsi bicara
4. memperbaiki oklusi
5. mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat
LO 2. Mahasiswa mampu mengkaji konsep teori tentang indikasi dan
kontraindikasi GTL

A. Indikasi GTL
a. Edentuluous pada seluruh regio rahang
b. Gigi asli yang tersisa tidak bisa dipertahankan
c. Bila dibuat GTS, gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya
d. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat
e. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, dan prognosa yang akan
diperoleh (Basker, 1996)
B. Kontraindikasi GTL
a. Gigi asli masih bisa dipertahankan

b. Pasien belum siap secara fisik dan mental, misalnya tidak mau memakai
gigi tiruan penuh

c. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan penuh

d. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang

e. Adanya penyakit sistemik

f. Pasien mempunyai refleks muntah yang tidak dapat dikontrol

g. Sisa tulang alveolar pasien mengalami resorpsi yang parah (Basker,


1996)

LO 3. Mahasiswa mampu mengkaji konsep teori tentang syarat GTL

1. Melindungi sisa alveolar ridge dan jaringan lunak


Tidak terlalu besar tekanan saat mencetak karena dapat menyebabkan
kerusakan jaringan lunak dan resorpsi tulang (Azad, 2015).
2. Dukungan untuk gigi palsu
Dukungan terbaik untuk gigi tiruan adalah tulang kompak yang ditutupi
dengan fibrous jaringan ikat. Dukungan tergantung pada  basis gigi tiruan
+ tulang + jaringan lunak (Azad, 2015).
3. Stabilitas
Satabilitas tergantung pada  basis gigi tiruan + tulang (Azad, 2015).
4. Retensi
Retensi tergantung pada  basis gigi tiruan + jaringan lunak
(Azad, 2015).
Faktor yang memengaruhi retensi
a. Faktor Mekanis
Faktor mekanis untuk retensi lebih ditekankan pada penggunaan daerah
ceruk (undercut), tetapi pada kenyataannya lebih banyak menimbulkan
masalah. Untuk kestabilan gigi tiruan lengkap hendaknya diperhatikan
permukaan oklusal permukaan poles, dan permukaan yang menghadap
mukosa (Max, 1996).
5. Memberikan penampilan yang wajar / estetika yang baik.
Dapat diperoleh pada saat proses mencetak. Ketebalan tepi gigi tiruan yang
dapat mengambalikan dukungan bagi otot-otot bibir dan pipi bervariasi,
tergantung dari hilangnya sisa tulang alveolar. Ketebalan yang optimal
dapat diperoleh waktu melakukan border molding (Soebekti, 1995),

LO 4. Mahasiswa mampu mengkaji konsep teori tentang macam-macam


bahan basis dan anasir GTL

A. Bahan Basis GTL


a. Resin Akrilik
Resin akrilik heat cured memiliki kekurangan pada sifat mekanik
yaitu mudah fraktur bila jatuh pada permukaan yang keras atau akibat
kelelahan bahan karena lama pemakaian. Fraktur atau patahnya gigi
tiruan juga bisa disebabkan oleh beban mastikasi atau kekuatan bahan
basis gigi tiruan (Sundari,2016).
Keuntungan :
 Mempunyai kekuatan, kekerasan, dan kekakuan yang memadai
 Tidak toksik (Wahyu dkk, 2016).
Kerugian :
 Mudah mengalami porus
 Mudah muncul retakan mikro karena kekuatan benturan rendah serta
tidak tahan abrasi (Wahyu dkk, 2016).

Saat ini jenis bahan yang lazim digunakan dalam usaha memperkuat
resin akrilik adalah menggunakan logam dengan berbagai bentuk dan
menggunakan fiber reinforcement. Penggunaan fiber reinforcement
sebagai usaha penambahan kekuatan terhadap basis gigi tiruan lepasan
telah terbukti meningkatkan sifat-sifat mekanis dari resin akrilik.
Efektifitas fiber ini bergantung pada material fiber yang digunakan;
persentase, modulus dan distribusi fiber dalam matriks; panjang,
orientasi dan bentuk dari fiber. Beberapa jenis fiber yang telah digunakan
adalah glass fiber, ultra high molecular weight polyethylene (UHMWPE)
fiber, carbon fiber dan aramid (Kevlar) fiber (Intan,2005). UHMWPE
memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi, terbukti dari banyaknya
penggunaan dalam pembuatan protesis sendi yang terbuat dari
UHMWPE pada bidang orthopedi (McKelvogue, 2010). UHMWPE
memiliki warna yang semi transparan sehingga tidak terlalu berpengaruh
terhadap warna akhir dari basis gigi tiruan, modulus elastisitas yang
tinggi serta dapat berikatan secara kimia dengan resin akrilik. Sedangkan
carbon fiber dan aramid fiber jarang digunakan karena estetiknya kurang
bagus (Intan,2005).
b. Resin Termoplastik
Keuntungan :
 Estetik
 Fleksibel
 Elastis
 Biokompatibel
Tidak adanya alergi terhadap monomer dan logam (Wahyu dkk,
2016).
c. Nilon
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran
gigi, untuk meningkatkan sifat mekanis dari resin akrilik beberapa studi
telah dilakukan pada beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 1956 basis gigi
tiruan yang menggunakan poliamida (nylon thermoplastics) dapat
digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan gigi tiruan berbasis
resin yang konvensional yaitu polymethylmethacrylate (Kohli ,2013).
Basis gigi tiruan berbahan dasar nilon diantaranya adalah Bioplast,
Valplast, Lucitone FRS dan BIO TONE. Bahan ini memiliki beberapa
kelebihan yaitu nilai estetisnya jauh lebih baik dari resin akrilik heat
cured, tidak toksik, aman untuk pasien yang alergi terhadap monomer
resin, fleksibilitas yang sangat baik, tidak mudah mengalami perubahan
warna, tahan terhadap panas, dan memiliki kekuatan yang cukup untuk
dijadikan sebagai bahan basis gigi tiruan (Sundari,2016).
Keuntungan :
 Basis giigi tiruan fleksibel yang pertama di dunia
 Bebas monomer
 Bersifat hipoalergenik  dapat menjadi alternative bagi pasien yang
senitif terhadap resin akrilik konvensional, nikel, dan cobalt
Bersifat ringan (Wahyu dkk, 2016).

Kekurangan :

 Cepat mengalami perubahan warna karena mudah menyerap air


Terjadi kekerasan permukaan setelah beberapa minggu digunakan
(Wahyu dkk, 2016).

B. Bahan Anasir GTL


Gigi tiruan dapat dibuat dari porselen dan resin akrilik dapat
memberikan hasil yang memuaskan jika ditangani dengan benar.
a. Porselen
Porselen dapat menghasilkan gigi tiruan dengan estetis yang maksimal,
namun terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaan porselin seperti
gigi lebih rapuh dan mudah fraktur, harus mempunyai ikatan mekanis
dengan basis gigi tiruan, menghasilkan bunyi yang kurang nyaman serta
relatif mahal. Selain itu, porselin juga agak sulit dimanipulasi di
laboratorium dan oklusi yang optimal agak sulit diperoleh di praktek
(Wahyu dan Mandanie, 2017).
b. Resin akrilik
Resin akrilik telah diperbaiki mutunya dari segi sifat mekanis khususnya
resistansi terhadap abrasi dan juga estetis. Selain itu, harga yang murah
menjadi alasan utama resin akrilik sering digunakan dalam pembuatan
GTL (Wahyu dan Mandanie, 2017).
c. Zirkonia
Zirkonium (Zr) adalah unsur yang memiliki nomor atom 40 dan
berat atom 91,22. Zirkonium memiliki sifat metal yang sangat kuat dan
memiliki kriteria secara kekuatan fisik dan kimia mirip dengan bahan
titanium. Zirkonia merupakan suatu kristal dioksida dari zirkonium.
Dalam dunia kedokteran gigi, zirkonia ini sering dipakai pada beberapa
bidang, khususnya bidang prostodonsia. Dalam bidang prostodonsia,
zirkonia banyak digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
(bridge) dan implant (Arif dkk, 2018).
Zirkonia memiliki beberapa keuntungan yaitu (Arif dkk, 2018) :
1. Zirkonia memiliki sifat mekanis yang baik Sifat mekanik dari
zirkonia seperti sifat mekanik baja stainless. Ketahanan traksiny
dapat setinggi 900-1200 Mpa dan ketahanan kompresinya sekitar
2000 MPa. Tekanan beban putar juga sangat ditoleransi material ini.
Memberikan daya intermitten sebesar 28 kN pada substrat zirkonia,
Cales dan Stefani menemukan bahwa sekitar 50 milyar putaran baru
bisa memecahkan sampelnya. Tetapi dengan daya melebihi 90 kN
kegagalan struktural terjadi hanya dengan 15 putaran saja. Zirkonia
memiliki kekuatan flexural dan tahan patah hasil dari sifat fisiknya
yang mengalami penguatan saat transformasi.
2. Zirkonia memiliki estetis yang baik, memiliki sifat biokompabilitas
yang baik, dan memiliki toksisitas yang rendah.
3. Zirkonia memiliki sifat yang baik yaitu daya tahan kimia yang kuat,
tahan abrasi, tahan korosi, tidak menghantarkan listrik, konduktifitas
termal rendah dan kekuatan termal lebih baik dari pada alumnia.
Zirkonia juga memiliki kerugian, yaitu (Arif dkk, 2018) :
1. Jika ingin dilakukan pemotongan pada pembuatan keramik zirkonia
maka harus menggunakan pemotong berlian dan dilakukan bawah
air dan tanpa tekanan.
2. Bahannya lebih mahal.

LO 5. Mahasiswa mampu mengkaji konsep teori tentang tahap

A. Cetak Anatomis (Preliminary Impression)


 Cetakan dari rahang atas dan rahang bawah pasien yang sesuai dengan
bentuk anatomisnya
 Untuk membantu menegakkan diagnose dan rencana perawatan
 Hal – hal yang sukar dilihat didalam mulut pasien akan terlihat jelas
pada model
 Model kerja untuk pembuatan sendok cetak perorangan (Hrvoje dan
Niksa, 2015).

Pencetakan anatomis berfungsi untuk mendapatkan batas dukungan


gigitiruan dan memperoleh studi model. Sendok cetak yang digunakan
untuk melakukan pencetakan anatomis adalah sendok cetak pabrik yang
terbuat dari bahan metal atau plastik. Sendok cetak ini ada yang berlubang
dan tidak berlubang. Bentuk sendok cetak untuk pasien edentulus membulat
pada permukaan yang menutupi linggir alveolar. Sendok cetak harus
disesuaikan terlebih dahulu pada rongga mulut pasien. Ukuran sendok cetak
edentulus sekitar 5 mm lebih besar dari permukaan linggir alveolar agar
memberikan tempat yang cukup untuk bahan cetak (Rahn,2009).
LO 6. Mahasiswa mampu mengkaji konsep teori tentang instruksi setelah
dipasang GTL

Terdapat beberapa metode pembersihan gigi tiruan yang dapat dilakukan oleh
pemakai gigi tiruan, yaitu dengan penyikatan (mekanis), perendaman (kimiawi),
atau kombinasi keduanya. Pembersihan secara mekanis dapat dilakukan dengan
penyikatan menggunakan pasta atau bubuk, serta pembersih ultrasonik. Sedangkan
pembersihan secara kimiawi, yaitu perendaman gigi tiruan di dalam larutan
pembersih, pemaparan oksigen dengan air-drying, dan radiasi microwave (Asti dan
Ike, 2018).

1. Pasien dianjurkan untuk memakai gigitiruan selama 24 jam setelah


pemasangan untuk menyesuaikan gigitiruan di dalam rongga mulut. Pasien
diberikan informasi dan petunjuk secara verbal maupun instruksi tertulis
mengenai pemakaian gigitiruan, cara pembersihan dan pemeliharaan
gigitiruan yang dipakainya serta tentang pemeriksaan secara periodik yang
diperlukan (Zarb, 2001).
2. Pemeriksaan pertama dijadwalkan 1 sampai 3 hari pasca pemasangan
gigitiruan dan pemeriksaan kedua dijadwalkan satu minggu setelah
pemeriksaan pertama (Zarb, 2001).
3. Kontrol berkala bagi pasien pemakai gigi tiruan sebaiknya dilakukan dalam
interval waktu 12 bulan, sedangkan bagi pasien dengan problem kesehatan
tertentu, dianjurkan untuk melakukan kontrol berkala dengan interval waktu
3-4 bulan (Zarb, 2001).
4. Pengunyahan dengan Gigi Tiruan Baru

Belajar mengunyah secara terus-menerus biasanya diperlukan paling sedikit


6-8 minggu. Pasien dapat diberitahu bahwa otot-otot harus mempelajari apa
yang harus dan yang tidak boleh dilakukan (Boucher, 1982).

5. Bicara dengan Gigi Tiruan Baru

Penyesuaian lidah untuk berbicara dengan lancar perlu dilatih terus-


menerus (Boucher, 1982).

6. Kebersihan Mulut dengan Gigi Tiruan

7. Mempertahan Sisa Alveolar

Apabila pasien mengalami rasa sakit pada jaringan atau mukosa mulut,
maka pasien disarankan untuk melepas gigi tiruanya dan mengistirahatkan
mulutnya untuk beberapa saat waktu dan disarankan untuk kontrol ke dokter
gigi (Boucher, 1982).
DAFTAR PUSTAKA

Arif R.D., Farah A. Z., Affan W, Prabani P. P., Aris A.K. 2018. Penggunaan
Zirkonia Sebagai Bahan Pengganti Resin Akrilik Pada Kasus Gigi Tiruan
Lengkap Abrasif : A Review. FKG Universitas Jendral Soedirman.

Asti Adnan, Ike Damayanti Habar. 2018. Tingkat kebersihan gigi tiruan pada
pasien pengguna gigi tiruan lengkap akrilk di Puskesmas Kecamatan Malili
Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar Dent Jornal.
Volume 7, No 2. Hal 74 – 77.

Azad Mudhofir. 2015. Prothodontics : Impression Making For Complete Denture.


Hal 1 -20.

Basker R.M., Davenport J.C., Tomlin H. R. 1996. Perawatan Prostodontik bagi


Pasien Tak Bergigi (terj.). Ed III. EGC: Jakarta.

Boucher L.J and Rener R.P. 1982. Treatment od Partial Edentolus Patient. St Louis-
Toronto. London: The CV Mosby Co.

Hrvoje Kršek, Nikša Dulčić. 2015. Functional Impressions in Complete Denture


and Overdenture Treatment. ACTA STOMATOLOGICA CROATICA.
Volume 49, No 1. Hal 45 - 53.

Intan Nirwana. ‘Kekuatan transversa resin akrilik hybrid setelah penambahan glass
fiber dengan metode berbeda’. Maj Ked Gigi (Dent J) 2005;38(1):16–9.

Kohli S, Bhatia S. Polyamides In Dentistry. International Journal of Scientific


Study 2013; 1(1): 20-5.

Max B Leepel. 1996. Epulis Fisuratum Akibat Pemakaian Gigi Tiruang Lengkap
Yang Longgar. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Vol. 3, No. 4.

McKelvogue, B 2010. ‘Improvements to UHMWPE: A scientific review’. J


Undergrad Research. Mankato: Minnesota State University.

Rahn AO, Ivanhoe JR, Plummer KD. Textbook of complete dentures. 6 th ed.
Canada: PMPH-USA, 2009:45-63;85-139;161-95;217-49.
Soebekti T.S. 1995. Kiat Membuat Gigi Tiruan Lengkap Pada Rahang Datar. Jurnal
Kedokteran Gigi Indonesia. Vol 3, No.2

Sundari, Iin. 2016. Studi Kekuatan Fleksural antara Resin Akrilik Heat Cured dan
Termoplastik Nilon setelah direndam dalam Minuman Kopi Uleekareng
(Coffea robusta). Jurnal Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 51 – 58.

Wahyu Perdana, Viona Diansari, Liana Rahmayani. 2016. Distribusi Frekuensi


Pemakaian Gigi Tiruan Lepasan Resin Akrilik dan Nilon Termoplastik Di
Beberapa Praktek Dokter Gigi Di Banda Aceh. Journal Caninus Denstistry.
Volume 1, Nomor 4. Hal 1 – 5.

Wahyuni, Sri., Mandanie, S.A. 2017. Pembuatan Protesa Kombinasi Dengan


Castable Extracoronal Attachments (Prosedur Laboratorium). Journal of
Vacational Health Studies. Vol.01, No.02.

Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE. Buku ajar prostodonti untuk
pasien tak bergigi menurut Boucher. Ed 10. Alih bahasa. Mardjono D.
Jakarta: EGC, 2001:41-82;143-64;191-206;253-63;282-300;413-43.

Anda mungkin juga menyukai