A. Indikasi GTL
a. Edentuluous pada seluruh regio rahang
b. Gigi asli yang tersisa tidak bisa dipertahankan
c. Bila dibuat GTS, gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya
d. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat
e. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, dan prognosa yang akan
diperoleh (Basker, 1996)
B. Kontraindikasi GTL
a. Gigi asli masih bisa dipertahankan
b. Pasien belum siap secara fisik dan mental, misalnya tidak mau memakai
gigi tiruan penuh
Saat ini jenis bahan yang lazim digunakan dalam usaha memperkuat
resin akrilik adalah menggunakan logam dengan berbagai bentuk dan
menggunakan fiber reinforcement. Penggunaan fiber reinforcement
sebagai usaha penambahan kekuatan terhadap basis gigi tiruan lepasan
telah terbukti meningkatkan sifat-sifat mekanis dari resin akrilik.
Efektifitas fiber ini bergantung pada material fiber yang digunakan;
persentase, modulus dan distribusi fiber dalam matriks; panjang,
orientasi dan bentuk dari fiber. Beberapa jenis fiber yang telah digunakan
adalah glass fiber, ultra high molecular weight polyethylene (UHMWPE)
fiber, carbon fiber dan aramid (Kevlar) fiber (Intan,2005). UHMWPE
memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi, terbukti dari banyaknya
penggunaan dalam pembuatan protesis sendi yang terbuat dari
UHMWPE pada bidang orthopedi (McKelvogue, 2010). UHMWPE
memiliki warna yang semi transparan sehingga tidak terlalu berpengaruh
terhadap warna akhir dari basis gigi tiruan, modulus elastisitas yang
tinggi serta dapat berikatan secara kimia dengan resin akrilik. Sedangkan
carbon fiber dan aramid fiber jarang digunakan karena estetiknya kurang
bagus (Intan,2005).
b. Resin Termoplastik
Keuntungan :
Estetik
Fleksibel
Elastis
Biokompatibel
Tidak adanya alergi terhadap monomer dan logam (Wahyu dkk,
2016).
c. Nilon
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran
gigi, untuk meningkatkan sifat mekanis dari resin akrilik beberapa studi
telah dilakukan pada beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 1956 basis gigi
tiruan yang menggunakan poliamida (nylon thermoplastics) dapat
digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan gigi tiruan berbasis
resin yang konvensional yaitu polymethylmethacrylate (Kohli ,2013).
Basis gigi tiruan berbahan dasar nilon diantaranya adalah Bioplast,
Valplast, Lucitone FRS dan BIO TONE. Bahan ini memiliki beberapa
kelebihan yaitu nilai estetisnya jauh lebih baik dari resin akrilik heat
cured, tidak toksik, aman untuk pasien yang alergi terhadap monomer
resin, fleksibilitas yang sangat baik, tidak mudah mengalami perubahan
warna, tahan terhadap panas, dan memiliki kekuatan yang cukup untuk
dijadikan sebagai bahan basis gigi tiruan (Sundari,2016).
Keuntungan :
Basis giigi tiruan fleksibel yang pertama di dunia
Bebas monomer
Bersifat hipoalergenik dapat menjadi alternative bagi pasien yang
senitif terhadap resin akrilik konvensional, nikel, dan cobalt
Bersifat ringan (Wahyu dkk, 2016).
Kekurangan :
Terdapat beberapa metode pembersihan gigi tiruan yang dapat dilakukan oleh
pemakai gigi tiruan, yaitu dengan penyikatan (mekanis), perendaman (kimiawi),
atau kombinasi keduanya. Pembersihan secara mekanis dapat dilakukan dengan
penyikatan menggunakan pasta atau bubuk, serta pembersih ultrasonik. Sedangkan
pembersihan secara kimiawi, yaitu perendaman gigi tiruan di dalam larutan
pembersih, pemaparan oksigen dengan air-drying, dan radiasi microwave (Asti dan
Ike, 2018).
Apabila pasien mengalami rasa sakit pada jaringan atau mukosa mulut,
maka pasien disarankan untuk melepas gigi tiruanya dan mengistirahatkan
mulutnya untuk beberapa saat waktu dan disarankan untuk kontrol ke dokter
gigi (Boucher, 1982).
DAFTAR PUSTAKA
Arif R.D., Farah A. Z., Affan W, Prabani P. P., Aris A.K. 2018. Penggunaan
Zirkonia Sebagai Bahan Pengganti Resin Akrilik Pada Kasus Gigi Tiruan
Lengkap Abrasif : A Review. FKG Universitas Jendral Soedirman.
Asti Adnan, Ike Damayanti Habar. 2018. Tingkat kebersihan gigi tiruan pada
pasien pengguna gigi tiruan lengkap akrilk di Puskesmas Kecamatan Malili
Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar Dent Jornal.
Volume 7, No 2. Hal 74 – 77.
Boucher L.J and Rener R.P. 1982. Treatment od Partial Edentolus Patient. St Louis-
Toronto. London: The CV Mosby Co.
Intan Nirwana. ‘Kekuatan transversa resin akrilik hybrid setelah penambahan glass
fiber dengan metode berbeda’. Maj Ked Gigi (Dent J) 2005;38(1):16–9.
Max B Leepel. 1996. Epulis Fisuratum Akibat Pemakaian Gigi Tiruang Lengkap
Yang Longgar. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Vol. 3, No. 4.
Rahn AO, Ivanhoe JR, Plummer KD. Textbook of complete dentures. 6 th ed.
Canada: PMPH-USA, 2009:45-63;85-139;161-95;217-49.
Soebekti T.S. 1995. Kiat Membuat Gigi Tiruan Lengkap Pada Rahang Datar. Jurnal
Kedokteran Gigi Indonesia. Vol 3, No.2
Sundari, Iin. 2016. Studi Kekuatan Fleksural antara Resin Akrilik Heat Cured dan
Termoplastik Nilon setelah direndam dalam Minuman Kopi Uleekareng
(Coffea robusta). Jurnal Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (1): 51 – 58.
Zarb GA, Bolender CL, Hickey JC, Carlsson GE. Buku ajar prostodonti untuk
pasien tak bergigi menurut Boucher. Ed 10. Alih bahasa. Mardjono D.
Jakarta: EGC, 2001:41-82;143-64;191-206;253-63;282-300;413-43.