Anda di halaman 1dari 6

NASKAH DRAMA SCHIZOPHRENIA

Kerangka cerita

Ada 3 orang yang bersahabat, 1 diantaranya menderita schizophrenia. Anak tersebut suka
berdelusi dan berhalusinasi, seakan akan dia memiliki teman khayalan. Dia suka bercerita kepada
2 sahabatnya tentang teman khayalannya ini, awalnya 2 temannya tidak sadar bahwa yang
diceritakan bukanlah orang sungguhan. Sampai pada suatu saat 2 temannya memergokinya saat
akan mencoba bunuh diri di toilet. Temannya takut dan akhirnya memutuskan untuk
membawanya ke ustadzah untuk dirukyah. Pada saat di rukyah anak tersebut tidak menunjukkan
gejala apapun dan merasa dirinya normal normal saja. Temannya juga ikut bingung kenapa
temannya berlagak aneh, dia tampak normal namun terkadang dia juga seperti memiliki dunia
nya sendiri. Kepribadiannya berubah ubah secara drastis. Akhirnya remannya mencari info
dengan gejal gejala yang terlihat. Dan kemudian menemukan sebuah artikel temtang skizofrenia,
dan semuanya cocok dengan tanda anak tersebut. Lalu mereka berdua memutuskan untuk untuk
membawa anak tersebut ke psikiater agar mendapatkan oertolongan. Psikiater pun menjelaskan
apa itu skizofrenia, apa saja gejalanya, dan menyuruh agar 2 teman ini tidak menjauhi orang
yang menderita skizofrenia. SELESAI
NASKAH DRAMA SCHIZOPHRENIA

Nama Anggota :

1. Rosellina Charisma Ilman sebagai Chelsea


2. Shania Rada Chairmawati sebagai Dokter Jubaedah
3. Lifia Mufida sebagai Maimunah
4. Salsabila Dewinta Anggi P sebagai Ustadzah Saropah
5. Shabrina Widya Ardiningrum sebagai Atun

Pada siang hari, di ruang kuliah terdapat 3 orang mahasiswi bernama Maimunah, Atun,
dan Chelsea. Terlihat Maimunah sedang asik bercerita tentang temannya.

Maimunah : “Ehh rek tau nggak sih, aku sama temen lamaku berencana mau liburan Disney
Land loo. Temenku itu baik banget tauuu, dia itu selalu ada buat aku. Kadang
dia juga nyebelin, tapi aku nggak bisa hidup tanpa dia. Kalian jangan bilang
sapa-sapa yaa. Aku cerita ke kalian karena kalian sahabatku.”

Atun : “Oiyaaa? Wahh seru tuh.”

Chelsea : “Emang temenmu cewek apa cowok?”

Maimunah : “Hmmm. Rahasiaaaaa. Kepo-kepo.” (sambil berlari meninggalkan ruang


kuliah)

Chelsea : “Udah biarin aja deh Tun. Maimunah emang suka gitu. Gak jelas anaknya. Aku
itu kadang bingung deh sama dia. Kadang dia bisa baik, kadang hmmm di bilang
jahat si nggak, tapi dia suka keliatan bingung.”

Atun : “Oiyaaa? Aku juga sering lihat. Kirain aku aja lo yang ngerasa. Dia itu kenapa
yaa”

Keesokan harinya saat Chelsea dan Atun mau ke toilet tiba-tiba ...

Chelsea : ”Eh eh stop, denger nggak si ada yang nangis.”

Atun : “Oiya, siapa yaa?”


Chelsea : “Ayo deh kita cari.”

Atun dan Chelsea mencari sumber suara. Kemudian mereka terhenti pada satu toilet dan di
ketuklah pintu itu.

Atun : “Eh siapa yang di dalem? Kamu nggak papa kan? Buka dong pintunya”

Chelsea : “Gak usah deh Tun, aku takut. Ayo deh balik ke kelas.”

Atun : “Eh nggak papa, kasian tauu.”

Kemudian mereka mengetuk pintu sekali lagi.

Atun : ”Eh jangan nangis. Kamu kenapa?”

Tiba-tiba terdengar suara dari dalam toilet

Maimunah : “Nggak papa aku nggak papa. Tinggalin aku sendiri. Aku nggak papa, seriusan”

Chelsea : “Eh kok kayak suara Maimunah yaa”

Atun : “Iya ya? Oiyaa ini suara Maimunah”

Chelsea dan Atun : “Mun..munn.. Buka pintunya Mun. Kamu nggak papa kan?”

Maimunah : “Aku nggak pantes hidup lagi. Aku pamit ya dari dunia ini.”

Chelsea dan Atun : “Eh kamu ngapain? Dobrak aja yuk.. 1..2..3”

Terbukalah pintu toilet tersebut. Di dalamnya ada Maimunah sedang mencoba melakukan
percobaan bunuh diri.

Atun :”Astaghfirullah Mun, istighfar Mun.”

Chelsea : “Kamu kenapa sih Mun. Ayo dah pulang aja yuk”

Maimunah hanya menangis dan melamun. Sesampainya di rumah…

Atun : “Kamu kenapa Mun? Kita loh selalu ada buat kamu, kamu bisa cerita ke kita
kalo lagi ada masalah.”
Chelsea : “Iya Mun. Kamu jangan aneh-aneh deh nyoba bunuh diri. Hidupmu masih
panjang, masih banyak mimpi yang harus kamu kejar, kamu nggak kasian apa
sama orang tuamu?”

Maimunah : “Aku juga nggak tau. Aku tiba-tiba ngerasa sedih dan nggak pantes hidup di
dunia. Aku disuruh temanku buat bunuh diri aja.”

Atun : ”Ha? Temenmu yang mana? Bukannya kamu sendiri tadi di toilet?”

Chelsea : ”Jangan halu deh Mun. Jangan bikin kita takut.”

Maimunah : “Aku juga nggak tau, dia dari mana. Aku sudah ngerasain hal kayak gini udah
lama. Tapi tadi itu bukan pertama kalinya dia nyuruh aku buat bunuh diri. Udah
sering dia kayak gitu, tapi yang paling parah tadi.”

Chelsea : ”Temen siapa sihh?”

Atun : “Ayo deh kamu ikut ke guru ngajiku aja. Biar kamu lebih tenang”

Chelsea : ”Iyadeh ayok ayok. Aku takut kamu diganggu setan.”

Mereka bertiga menuju rumah Ustadzah Saropah. Sesampainya disana..

Atun : ”Assalamualaikum Ustadzah Saropah. Temen kami ini kenapa ya ustadzah, dia
tadi mau mencoba bunuh diri”

Ustadzah Saropah :”Astaghfirullah. Yang mana? Yang ini?”

Chelsea : ”Oh bukan bukan saya ustadzah. Yang ini”

Ustadzah Saropah : ”Ngobrol dong mbak. Kenapa kamu mbak? Astaghfirullah nggak boleh
kayak gitu mbak”

Maimunah : ”Saya nggak tau ustadzah. Saya juga sadar tadi, saya sama sekali nggak
kesurupan. Tapi saya ngerasa selama ini saya ada yang ngebisikin.”

Ustadzah Saropah : ”Astaghfirullah. Sebentar Nak duduk dulu Nak duduk dulu.”

Kemudian Ustadzah Saropah sedang menenangkan Maimunah sambil membacakan doa-doa.


Setelah selesai mereka langsung pulang. Keesokan harinya ..
Chelsea : “Eh Mun gimana? Udah baikan?”

Maimunah : “Aku nggak papa kok. Aku baik-baik aja. Udah deh nggak usah khawatirin aku.

Saat kuliah sedang berlangsung..

Chelsea : “Eh liat deh. Aku kemarin coba cari-cari di internet terus aku nemuin artikel
tentang Skizofrenia. Kamu tau nggak tentang skizo?”

Atun : ”Apaan tuh?”

Chelsea : ”Kalau yang aku, dia kayak yang punya kepribadian ganda, perilaku nggak
normal. Terus dia kayak punya perasaan, emosi yang nggak normal juga. Kadang
juga orang Skizo mencoba bunuh diri.”

Atun : “Ih kok mirip yaa?”

Dosen : “Saya perhatikan mulai tadi kalian bicara sendiri”

Chelsea : “Maaf Dok”

Dosen : “Coba jelaskan apa yang saya terangkan tadi. Nggak bisa kan?!”

Chelsea : ”Gimana kalau kita bawa Maimunah ke psikiater ya?” (berbisik ke Atun)

Atun : “Sstt..Oke”

Setelah kuliah berakhir mereka bertiga langsung memutuskan untuk mengajak Maimunah ke
psikiater

Chelsea : “Mun, kamu mau nggak kalau ikut kita ke psikiater? Soalnya kamu lebih putuh
ke psikiater. Maaf ya bukannya gimana gimana, tapi karena kita peduli. Nggak
ada salahnya juga kan kita coba?”

Maimunah : “Lah, kalian kira aku gila?”

Atun : ”Nggak, bukan gitu. Kita ngerasa kamu itu tertekan dengan khayalanmu sendiri.
Kamu itu kayak punya bisikan-bisikan sendiri, persis banget kayak gejala dari
penderita skizofrenia”
Maimunah : ”Iya sih emang. Yaudah aku coba deh, kayaknya aku emang butuh deh ngobrol
sama psikiater.”

Sesampainya di psikiater, Maimunah disuruh untuk berbaring dan menceritakan apa yang
dirasakannya.

Dokter Jubaedah : “Iya jadi mbak Maimunah ini gejala-gejalanya termasuk ke ciri-ciri penderita
Skizofrenia. Tapi nggak papa, langkah-langkah kalian dengan membawa mbak
Maimunah kesini udah bener. Karena Skizofrenia perlu ditangani secepatnya.
Jadi Skizo ini salah satu penyakit mental yang penyebabnya masih belum pasti,
bisa jadi oleh karena kelainan struktur otak, genetika, atau bisa juga dari
psikologisnya. Gejalanya juga sama seperti yang mbak Maimunah alami,
seperti halusinasi dan berperilaku aneh. Tapi ngga papa, ini masih bisa diobati
dan kalau mbak Maimunah mau, mbak Maimunah bisa ikut rehabilitasi.
Apalagi mbak Maimunah juga punya teman-teman dan keluarga yang
mendukung banget sama kesehatan mbak maimunah. Mbak Maimunah juga
bisa melakukan hal-hal positif, kumpul sama teman-teman atau bisa melakukan
hobi mbak Maimunah”

Mereka bertiga mengangguk angguk setuju.

Dokter jubaedah : ”Buat teman teman mbak Maimunah juga jangan menjauhi mbak Maimunah
ya, tetap saling mendukung dan menyayangi mbak Maimunah, agar kesehatan
mbak Maimunah jadi lebih baik”

Chelsea dan Atun : “Iya dok, pasti kami selalu men-support Maimunah”

Dokter jubaedah : “Iyaa bagus, ya sudah ini dokter beri obatnya, diminum ya mbak”

Maimunah : “Iya dokter, terimakasih banyak”

Chelsea dan Atun : “Terima kasih dokter”

Dokter jubaedah : “ Iya sama-sama”

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai