Ibu : “Alah! tidak usah bohong. Saya tahu selama ini kamu punya selingkuhan kan??Ayo ngaku!”
Ayah : “Apa maksudmu ? Asal kamu tahu selama ini saya pergi pagi pulang malam hanya untuk mencari
nafkah untuk keluarga ini. Memangnya apa kamu punya bukti ?"
Ibu : “Bukti kamu bilang. Ini (menunjukkan buktinya) ini buktinya ! Kamu jahat, kamu sudah menghianati
saya!"
Ayah : “Kamu jangan mengada-ngada ya, itukan Cuma pesan biasa. Sudahlah saya capek, saya mau
tidur !”
Ibu : “Pesan biasa kamu bilang! (plakk) Mana ada pesan biasa yang isinya pake sayang-sayangan seperti
ini ? Pokoknya kamu tidak boleh tidur di rumah ini sebelum kamu mengakui perselingkuhan kamu itu !”
Ayah : “Baik, saya akan pergi dari rumah ini !” (Segera pergi)
Ibu :"Tunggu... apa kau tau apa yang terjadi di rumah ini?!"
Ibu :"(tegas) yasudah lah kau tidak perlu lagi memikirkan anakmu, pikirkan saja selingkuhan mu!"(sambil
menangis kembali)
Ayah :"baik jika itu mau mu" (pergi meninggalkan keluarga dan tidak pernah kembali lagi)
Ibu : “Kamu jangan pernah kembali lagi ke rumah ini ! Jangan pernah !” (Berteriak sambil menangis.
Setelah itu mama berlari ke kamar masih dalam kondisi yang sangat sedih)
Adegan 2
Guru :" begini saya wali kelasnya , sudah satu minggu lebih Arneta tidak masuk sekolah banyak yang
tertinggal. "
Guru :" Tak apa, saya hanya memastikannya saja. Sekarang Arneta baik baik saja?"
Adegan 3
Psikolog :" Maaf, dia saat ini sedang tidak ingin diganggu. Skizofrenia itu membuat dirinya seringkali
sensitif akan kontak tubuh. Kemarin saja ia melamun tidak menjawab pertanyaan saya. "
Psikolog :" Dia benar benar mengalami depresi berat dan trauma. Generalized anxiety disorder, ia sering
cemas dan tegang bahkan saat diam tak melakukan apa apa sekali pun."
Psikolog :" Psikisnya benar benar terganggu, ia harus melakukan trapi Psikologi. Jika tidak, bisa saja dia
jiwanya sudah tak normal lagi. "
Adegan 4
Ibu :" Mau pergi. " (segera pergi dan tidak berpamitan)
Kakak :"Halo, Apa barang yang aku pesan sudah ada? oke nanti kita bertemu di rumahku."
Kakak :"hah, itu pasti dia.. "(kakak pun langsung buru buru membuka pintu)
Pengedar :" Sebentar mas, (pengedar sambil membawa barangnya yang ada di dalam tas) ini mas
barang nya, tapi ingat ya mas ini barang jenis terbaru dan dosis nya pun sangat tinggi apabila mas
melakukan nya sangat berlebihan maka tingkat berbahayanya juga akan meningkat nah jadi sekarang
mas pakai sewajar nya saja. "
Kakak :" Hahahahaha mas ini bisa saja mana mungkin lah mas."
Pengedar :"Bahkan waktu itu ada yang memakai barang ini halusinasi nya sangat besar. "
Kakak :" Sudahlah mas jangan banyak basa basi cepat berikan obat itu, harga nya seperti biasakan? "
Pengedar :"Oke mas kalau begitu saya pamit dulu ya mas. "
Kakak :" Iya terima kasih banyak mas" (mengantar si pengedar keluar)
Kakak :" Akhirnya sampai juga barang nya, hah tingkat bahaya nya akan meningkat apabila dipakai nya
sangat berlebihan? Hahahahaha persetan bodo amat yang penting aku bisa memakai barang ini
sepuasnya. "
(kakak pun mamakan obat itu dengan sangat sangat berlebihan dan leluasa)
Adegan 5
(adik pulang, dan keadaan kakak masih sangat tidak stabil setelah memakan obat)
Kakak :" Aku memiliki perasaan lebih padamu! Setidaknya berilah aku sedikit celah. "
Adik :" Kau gila?! Kau saudara ku sendiri! Sampai kapanpun kau takkan pernah bisa menginginkan apa
yang kau harapkan."
Kakak :" Dengar baik baik! Setidaknya aku lebih nyata dari sosok fana yang kau kagum kagumkan. "
Adik : (terkekeh)
Kakak :" Sekali ini saja kau mendengarkanku! "
Adik :" Ini masalah takdir! apa kau tau batasan takdir?!! "
Kakak :"kupikir jaman sekarang ini orang sudah tak percaya pada pepatah karuhun. "
Adik :"(terkekeh) aku lebih memprioritaskan takdir bukan sekedar status sosial! "
Kakak :" Lebih tepatnya tempat pelampiasan. Kau terlalu keras kepala untuk menurutiku! "
Adik :" Apa aku harus mengikuti si tai anjing sepertimu?! "
Kakak :" Takdir!Takdir!Takdir! Takdir sialan! Kenapa aku harus menjadi kakakmu?! kenapa kau menjadi
adikku?! kenapa aku mencintaimu?! "
Adik :"Apa kau tau?! mengingat dua sisi yang tak bisa terpisahkan? Mengikuti langkah kaki yang
meragukan? dan melewati ruang dimensi yang menakutkan?! "
Kakak :" Apa kau paham?! Kau selalu seenaknya memikirkan rasa egois dalam jiwamu!
Kakak :" Sekali ini saja bisa kah kau berhenti?! "
(adik menangis)
(lalu kakak menarik tangan adik dan menusuk nya dengan pisau di bagian perut)
(kakak sadar bahwa telah membunuh adik kandung nya sendiri lalu kakak pun bunuh diri karena sudah
tidak ada harapan lagi)