Anda di halaman 1dari 6

Adegan 1

(Di Ruang Tamu)

Di ruang tamu terlihat Ibu sedang gelisah menunggu ayah pulang

(ayah lalu pulang)

Ibu : “Dari mana saja kamu !?”

Ayah : “Ya dari kantor, memang dari mana lagi !”

Ibu : “Alah! tidak usah bohong. Saya tahu selama ini kamu punya selingkuhan kan??Ayo ngaku!”

Ayah : “Apa maksudmu ? Asal kamu tahu selama ini saya pergi pagi pulang malam hanya untuk mencari
nafkah untuk keluarga ini. Memangnya apa kamu punya bukti ?"

Ibu : “Bukti kamu bilang. Ini (menunjukkan buktinya) ini buktinya ! Kamu jahat, kamu sudah menghianati
saya!"

Ayah : “Kamu jangan mengada-ngada ya, itukan Cuma pesan biasa. Sudahlah saya capek, saya mau
tidur !”

Ibu : “Pesan biasa kamu bilang! (plakk) Mana ada pesan biasa yang isinya pake sayang-sayangan seperti
ini ? Pokoknya kamu tidak boleh tidur di rumah ini sebelum kamu mengakui perselingkuhan kamu itu !”

Ayah : “Baik, saya akan pergi dari rumah ini !” (Segera pergi)

Ibu :"Tunggu... apa kau tau apa yang terjadi di rumah ini?!"

Ayah :(berbalik badan)

Ibu :"Dhito dan Arneta melakukan sesuatu yang sangat fatal."

Ayah :"hah? apa itu??"

Ibu :" sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan."

Ayah :"keterlaluan anak itu!"

Ibu :"Hanya itu? (meremehkan) "

Ayah :" (terdiam)

Ibu :"(tegas) yasudah lah kau tidak perlu lagi memikirkan anakmu, pikirkan saja selingkuhan mu!"(sambil
menangis kembali)

Ayah :"baik jika itu mau mu" (pergi meninggalkan keluarga dan tidak pernah kembali lagi)
Ibu : “Kamu jangan pernah kembali lagi ke rumah ini ! Jangan pernah !” (Berteriak sambil menangis.
Setelah itu mama berlari ke kamar masih dalam kondisi yang sangat sedih)

Adegan 2

Tok Tok Tok...

Guru: " Permisi..."

Ibu :" Sebentar... cari siapa ya bu?"

Guru: " Apa benar ini rumah Arneta Nadya?"

Ibu:" hmm ya, mari masuk bu"

Guru :"baik terimakasih"

Ibu :"Ada keperluan apa ya bu?"

Guru :" begini saya wali kelasnya , sudah satu minggu lebih Arneta tidak masuk sekolah banyak yang
tertinggal. "

Ibu :" Saya minta maaf."

Guru :" Tak apa, saya hanya memastikannya saja. Sekarang Arneta baik baik saja?"

Ibu :"Begitulah. Cukup mendingan."

Guru :"Syukurlah. Maaf mengganggu waktunya. "

Ibu :"Tidak apa apa."

Guru :"Baiklah saya pulang dulu."

Ibu :"Ah iya, mari saya antar. "

Guru :"Lekas sembuh ya."

Ibu :"Hati hati dijalan."

Adegan 3

Tok Tok Tok

Ibu :" Ah mari masuk."


Psikolog :" baik terimakasih."

Ibu :" jadi bagaimana keadaannya? "

Psikolog :" Maaf, dia saat ini sedang tidak ingin diganggu. Skizofrenia itu membuat dirinya seringkali
sensitif akan kontak tubuh. Kemarin saja ia melamun tidak menjawab pertanyaan saya. "

Ibu :" (menunduk dan mendengarkan pembicaraan psikolog)

Psikolog :" Dia benar benar mengalami depresi berat dan trauma. Generalized anxiety disorder, ia sering
cemas dan tegang bahkan saat diam tak melakukan apa apa sekali pun."

Ibu :" Ia sering menyakiti dirinya sendiri."

Psikolog :" Psikisnya benar benar terganggu, ia harus melakukan trapi Psikologi. Jika tidak, bisa saja dia
jiwanya sudah tak normal lagi. "

Ibu :"Separah itu?."

Psikolog :"Saya harap ibu mengerti. Saya permisi dulu. "

Ibu :"Terima Kasih. "

Adegan 4

Ibu:" Dhitoo.... Dhitoo... "

Kakak :" Iya bu sebentar.. "

Ibu:" Ambilkan tas ibu..."

Kakak:" ini buu, mau kemana bu? "

Ibu :" Mau pergi. " (segera pergi dan tidak berpamitan)

(Kakak langsung menelpon pengedar setelah ibu pergi)

Kakak :"Halo, Apa barang yang aku pesan sudah ada? oke nanti kita bertemu di rumahku."

(kakak pun pulang anting karena tidak sabar menunggu)

(pengedar langsung mengetuk pintu rumah dhito)

Pengedar :"Permisiiii.... "(terburu buru)

Kakak :"hah, itu pasti dia.. "(kakak pun langsung buru buru membuka pintu)

Kakak :"Sini mas masuk ke dalam."

Pengedar :" Baik, mas terima kasih. "


Kakak :" Jadi gimana mas ada barangnya?"

Pengedar :" Sebentar mas, (pengedar sambil membawa barangnya yang ada di dalam tas) ini mas
barang nya, tapi ingat ya mas ini barang jenis terbaru dan dosis nya pun sangat tinggi apabila mas
melakukan nya sangat berlebihan maka tingkat berbahayanya juga akan meningkat nah jadi sekarang
mas pakai sewajar nya saja. "

Kakak :" Hahahahaha mas ini bisa saja mana mungkin lah mas."

Pengedar :"Bahkan waktu itu ada yang memakai barang ini halusinasi nya sangat besar. "

Kakak :" Sudahlah mas jangan banyak basa basi cepat berikan obat itu, harga nya seperti biasakan? "

Pengedar :" Iya mas seperti biasa. "

Kakak :" Oke baiklah ini mas uang nya. "

Pengedar :"Oke mas kalau begitu saya pamit dulu ya mas. "

Kakak :" Iya terima kasih banyak mas" (mengantar si pengedar keluar)

Kakak :" Akhirnya sampai juga barang nya, hah tingkat bahaya nya akan meningkat apabila dipakai nya
sangat berlebihan? Hahahahaha persetan bodo amat yang penting aku bisa memakai barang ini
sepuasnya. "

(kakak pun mamakan obat itu dengan sangat sangat berlebihan dan leluasa)

Adegan 5

(adik pulang, dan keadaan kakak masih sangat tidak stabil setelah memakan obat)

tok tok tok

(kakak sedari tadi mengekorinya)

Adik :" Brengsek! "

Kakak :" Bisa kah kau tenang sedikit?!! "

Adik :" Apa inginmu?! "

Kakak :" Aku memiliki perasaan lebih padamu! Setidaknya berilah aku sedikit celah. "

Adik :" Kau gila?! Kau saudara ku sendiri! Sampai kapanpun kau takkan pernah bisa menginginkan apa
yang kau harapkan."

Kakak :" Dengar baik baik! Setidaknya aku lebih nyata dari sosok fana yang kau kagum kagumkan. "

Adik : (terkekeh)
Kakak :" Sekali ini saja kau mendengarkanku! "

Adik :" Ini masalah takdir! apa kau tau batasan takdir?!! "

Kakak :"kupikir jaman sekarang ini orang sudah tak percaya pada pepatah karuhun. "

Adik :"(terkekeh) aku lebih memprioritaskan takdir bukan sekedar status sosial! "

Kakak :" rupanya kau tak mengerti juga. "

Adik :"Sialan! apa menurutmu aku tempat kesalahan?!"

Kakak :" Lebih tepatnya tempat pelampiasan. Kau terlalu keras kepala untuk menurutiku! "

Adik :" Apa aku harus mengikuti si tai anjing sepertimu?! "

Kakak :" Takdir!Takdir!Takdir! Takdir sialan! Kenapa aku harus menjadi kakakmu?! kenapa kau menjadi
adikku?! kenapa aku mencintaimu?! "

Adik :"Apa kau tau?! mengingat dua sisi yang tak bisa terpisahkan? Mengikuti langkah kaki yang
meragukan? dan melewati ruang dimensi yang menakutkan?! "

Kakak :" Apa kau paham?! Kau selalu seenaknya memikirkan rasa egois dalam jiwamu!

Adik :" Siapa?! Siapa yang egois?! Siapa?! "

Kakak :"Kau tak mengerti! "

Adik :" Lihat! Orang ini sedang mencoba bercermin. "

Kakak :"Bisa kau berhenti menyalahkanku?! "

Adik :"Apa yang kau maksud?! "

Kakak :" Sekali ini saja bisa kah kau berhenti?! "

Adik :" Apa rasa pedulimu?!"

Kakak :"Persetan dengan semuanya! "

Adik :"Kau memang salah! "

Kakak :" Tidak tau diri! "

/plak adik menampar kakak

kakak :" sekarang kau berani menampar kakak hah?! "

Adik :" maaf kak" (suara sedih)


(kakak mengambil pisau ke dapur)

kakak :" maaf kau bilang?!"

(adik menangis)

(lalu kakak menarik tangan adik dan menusuk nya dengan pisau di bagian perut)

Kakak : (tangan bergemetar) "apa yang sudah aku lakukan? "

(kakak sadar bahwa telah membunuh adik kandung nya sendiri lalu kakak pun bunuh diri karena sudah
tidak ada harapan lagi)

Anda mungkin juga menyukai