Anda di halaman 1dari 6

Robohnya Surau Kami

              
Karya : AA NAVIS

Tokoh :
1. Kakek
2. Ajo Sidi
3. H Sholeh
4. H Sidin
5. Pemain inter mezzo
6. Malaikat
7. Pemain masuk neraka + malaikat

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang Bimbar,
tuan berhenti dekat pasar, maka kira-kira sekilo meter dari pasar akan sampailah tuan di jalan
kampung ku pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima, membelok ke jalan jempit itu ,
dan di ujung jalan nanti akan tuan temui sebuah surau tua, dan di sana akan di temui seorang
kakek tua yang sudah bertahun tahun ia menjadi marbot, penjaga surau itu. Kakek itu biasanya
duduk di pelataran kiri surau itu dengan berbagai tingkah ketuaanya dan ketaatannya beribadah.

Babak 1
kakek sedang duduk di pelantaran, tiba-tiba datang ajo sidi
Ajo sidi : Asalamualaikum kakek (sapa ajosidi )
Kakek : Walaikum salam
Ajo sidi : Kakek aku bisa minta tolong kepadamu, pijitkanlah badanku, badanku pegal-
pegal
Kakek : Tentu saja, walau sudah tua, tanganku masih sanggup untuk memijat badanmu
Ajo sadi : (sambil dipijit) hhh…, kulihat kakek kerjanya hanya termenung di depan surau
ini apakah kakek tidak bosan?
Kakek : Hehe..tak juga, termenung itu kalo surau ini sudah beres dirapikan
Ajosidi : Apakah tak terpikir oleh kakek untuk mempunyai istri?
Kakek : (kaget) dengan keadaan yang sudah tua ini buat apa lagi aku mempunyai istri,
untuk hidup seharipun aku susah.
Ajo sidi : tidak terpikirkah oleh mu untuk mempunyai rumah? (Tanya ajo sidi lagi )
Kakek : sudah lama aku tinggal di surau ini dari muda sampai aku tua, surau ini sudah
seperti rumahku sendiri tempat aku beribadah.
Ajo sidi : dengan keadaanmu yang seperti ini, tidak punya istri dan tempat tinggal kau sama
dengan haji soleh …”
Kakek :  siapa dia ..!
Ajo Sidi : ( memulai cerita )
Kakek : benarkah yang kau katakan sidi ?
Ajo sidi : kapankah aku berbohong pada kakek dan kapankah perkataan ku salah ?
Kakek : apakah nasibku apabilah mati kelak akan seperti haji soleh yang kau ceritakan
Ajo sidi : mungkin saja ia …”
Kakek : (kakek terdiam dan berfikir panjang )
Ajo sidi : kalau begitu aku pamit dulu kek, sudah siang mau kerja, asalamulaikum !!
Kakek : walaikumsalam
 
Masih terpikir oleh kakek cerita ajo sidi barusan , kakek jadi melamun ia takut nasib kakek akan
seperti haji soleh. kemudian Hasan menghampiri kakek dan melihat peci yang terletak di
samping kakek yang kelihatan sedikit asing.

Hasan : Peci siapa ini kakek ? ( bertanya tiba-tiba )


Kakek : ajo sidi ( jawab kakek murung )
Hasan : ajo sidi ( Tanya aku heran )
Kakek : iya adalah seorang pembual yang bisa memikat orang-orang
Hasan : apakah ajo sidi sudah membuat bualan tentang kakek? dan bualan itu kah  yang
dipikirkan kakek ? aku ingin tahu ( lalu HasanTanya kakek lagi ) apa ceritanya
kakek ?
Kakek : siapa ?
Hasan : ajo sidi
Kakek : kurang ajar dia
Hasan : kenapa kek ( Tanya Hasan keheranan )
Kakek : (meninjukan kepalan tangannya ke dinding)
Hasan : kakek marah?
Kakek : marah  ya, kalau aku masih muda , tapi aku sudah tua, sudalah aku tak marah-
marah lagi , takut aku jikalau imanku rusak karena nya.
Hasan : aku ingin tau ceritanya kek ..? (Tanya hasan penasaran )
Kakek : terdiam, ( berat hatinya bercerita ) lalu kakek bertanya (Hening sejenak), “Kau
kenal aku, bukan? Kau tahu apa yang akul akukan semua. Terkutukkah
perbuatanku? Tak kuingat punya istri, punya anak, punya keluarga seperti orang
lain. Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah.
Segala kehidupanku,lahir batin, hanya kuserahkan kepada Allah Subhanahu
wata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat
seekor pun enggan aku membunuhnya.Tapi kini aku dikatakan sebagai umpan
neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan.Kalauselama hidup aku
mengabdi kepada-Nya?Tak kupikirkan hari esokku,karena aku yakin
Tuhan mahapengasih dan penyayang kepada umat-Nya. Aku bangun pagi-pagi.
Aku bersuci. Aku pukul beduk, membangunkan manusia dari tidurnya. Supaya
bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku
baca kitab-Nya. ‘Alhamdulillah’ kataku bila aku menerima karunia-
Nya. ‘Astagfirullah’ucapku bila aku terkejut. ‘Masya Allah’. Kataku bila aku
kagum. Apakah salahnya pekerjaanku itu?
Hasan : tapi aku tak perlu menjawabnya lagi . sebab aku tau kalau kakek sudah membuka
mulutnya dia tak akan diam lagi , aku biarkan kakek dengan pertanyaan nya
sendiri ( bicara dalam hati )

Kakek : Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya.”(Terisak menahan


tangis).” ( air mata kakek berlinang )
Babak II
Akhirnya kakek memulai ceritanya tentang haji soleh yang diceritakan ajo sidi kepadanya.

Pada suatu waktu, di akhirat Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat
bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala manusia.

Begitu banyak orang yang diperiksa. Dan diantara orang-orang yang diperiksa itu ada seorang
yang di dunia dinamai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah begitu
yakin akan dimasukan ke surga. Kedua tangannya ditopangkan di pinggang sambil
membusungkan dada dan menekurkan kepala.

Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyuman ejekan.
Dan ketika melihat orang yang masuk surga, Ia melambaikan tangannya,seolah hendak
mengatakan ‘selamat ketemu nanti di surga’.

Bagai tak habis - habisnya orang yang berantri, begitu panjangnya. Susut di


muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifat-Nya.

Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga Ia bersujud menyembah


Tuhan. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan-Nya”.

SEGALANYA DENGAN CEPAT BERUBAH. SUASANA MENJADI MENCEKAM, HAJI


SALEH SEKARANG HADIR MENJADI TERDAKWA DAN DIHAKIMI OLEH PERASAAN
TAKUT AKAN DOSA-DOSANYA SENDIRI.
SEMUA PERTANYAAN TANTANG PERJALANAN SELAMA HIDUPNYA DI DUNIA. 

TUHAN BERPERAN SEBAGAI HAKIM DAN DIDAMPINGI OLEH PULUHAN WAJAH


SEBAGAI SAKSI ATAS PERJALANAN HAJI SALEH. DI SINILAH MARTIL PERADILAN
DIGELAR.

Tuhan : “Hai, Kau!”
Haji Saleh : “Ya… Tuhan. Aku Saleh, Tuhan. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh
namaku Tuhan.”
Tuhan : “Aku tidak Tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di
dunia. Apa kerjamu di dunia?”
Haji soleh : “Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku. Setiap hari, setiap malam. Bahkan
setiap masa aku menyebut-nyebutnama-Mu.Segala tegah-Mu kuhentikan.Tak
pernah aku berbuat jahat, walaupun dunia seluruhnya penuh oleh dosa-dosa yang
dihumbalangkan iblis laknat itu.”
Tuhan : Lainnya?
Haji soleh : “Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain beribadah menyembah-Mu, menyebut-
nyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasihmu, ketika aku sakit, nama-Mu menjadi
buah bibirku. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-
Mu untuk menginsafkan hambah-hambah-Mu.”
Tuhan : “Selain itu?”
Haji soleh : “Sudah hamba ceritakan semua nya oh Tuhan maha besar, lagi pengasih dan
penyayang , adil dan maha tau .
Tuhan : “Tak ada lagi?”
Haji soleh : “o, oo, anu Tuhan ku aku suka berpuasa, puasa dawud lagi”
Tuhan : ada lagi?
Haji Soleh : “eeuuuuu.. pernah infaq untuk pembangunan masjid Darussalam yang di
kavling, Tuhan”
Tuhan : Hhhmh…berapa?
Haji Shaleh : Seratus ribu Tuhan (gembira)
Tuhan : (Kecewa) ah kurang…. Ada lagi?
Pemain : “Saya sumbang satu juta, untuk bangun masjid di KL Tuhan”
Tuhan : “Bolehlah ini dipertimbangkan masuk surga hhhhmhh..”
Haji soleh : (Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Tubuhnya gemetar Ia tak tahu lagi apa
yang harus dikatakannya. Ia  termenung dan menekurkan
kepalanya), “Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya. O, Tuhan yang Maha Besar,
lagi pengasih dan penyayang, Adil dan Maha Tahu.Ooo, anu Tuhanku aku selalu
membaca kitab-Mu.Tapi kalau ada yang aku lupa katakan, aku pun bersyukur
karena Engkaulah yang Mahatahu”.

Tuhan : Sungguh tak ada lagi yang kau kerjakan di dunia ,selain yang kau ceritakan ?
Haji soleh : Ya itu semua Tuhanku
Tuhan : Masuk kamu ke neraka!!!! ( malaikat datang dan menjewer telinga haji soleh ke
neraka ) Sampai di neraka haji soleh melihat semua merintih kesakitan  dan dia
tak mengerti dengan keadaan dirinya , lalu haji soleh mendekati mereka dan
bertanya ke salah satu dari mereka haji Sidin .
Haji soleh : Dengarkan semuanya ?
H. Sidin : Ada apa saudaraku
h. soleh : Bagaimana Tuhan kita ini ? bukankah kita disuruh taat beribadah teguh
beriman ? dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita, tapi sekarang
kita di masukan ke neraka
H. Sidin : ya kami juga heran , tengoklah itu orang-orang senegri dengan kita semua dan
tak kurang ketaatannya beribadah ini sungguh tidak adil.
Haji soleh : memang tidak adil
H. Sidin : kalau begitu kita harus meminta kesaksian atas kesalahan kita
haji soleh : kita harus mengingatkan Tuhan kalau ia siap memasukan kita ke neraka ini
H. Sidin : benar, benar , benar …!!
Haji soleh : kalau tuhan tidak mau mengakui kesalahannya bagaimana
H. Sidin : kita protes!!
haji soleh : itu tergantung kepada keadaan yang penting sekarang demontrasi menghadap
Tuhan
H. Sidin : Cocok sekali..

Lalu mereka berangkat bersama-sama menghadap Tuhan


Tuhan : Kalian mau apa (tanya Tuhan )
haji soleh : Oh Tuhan kami yang maha besar , kami yang slalu menyebut nama mu .
Tuhan : Kalian di dunia tinggal di mana ?
haji soleh : Kami adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia
Tuhan : oo, di negeri yang tanahnya subur itu
haji soleh : ya benarlah Tuhanku
Tuhan : tanah yang mana kaya raya , penuh oleh logam , minyak dan berbagai bahan
tambang bukan ?
haji soleh : benar,benar Tuhan itulah negri kami .

Kegembiraan mulai tergambar kembali di wajah mereka


Tuhan : Di negri mana tanahnya begitu subur hingga tanaman tumbuh tanpa di tanam
H. Sidin : Benar, benar , itulah negri kami
Tuhan : di negri di mana yang penduduknya  sendiri melarat
H. Sidin : ya,ya, itulah dia negri kami
Tuhan : negri yang lama di perbudak oleh negri lain
H. Sidin : ya Tuhanku , sungguh laknat penjajah itu Tuhanku
Tuhan : dan hasil tanahmu mereka yang mengarutnya dan di angkutnya ke negrinya
bukan ?
H. Sidin : benar tuhan ku hingga kami tidak mendapatkan apapun
Tuhan : Negeri yang lama diperbudak negeri lain? Negeri yang selalu kacau, hingga kamu
dengan saudaramu sendiri selalu berkelahi. Sedang hasil tanahmu orang lain juga
yang mengambilnya, bukan?”
H. Sidin : benar Tuhan , tapi bagi kami harta benda  itu kami mau tau
Tuhan : kau rela tetap melarat bukan
H. Sidin : benar , kami rela sekali Tuhanku
Tuhan : karena kerelaan mu itu anak cucumu tetap juga melarat bukan ?
H. Sidin : sungguh anak cucu kami melarat , tapi mereka semua pintar mengaji , kitabmu
hafal di luar kepala .
Tuhan : mengapa kau biarkan anak diri mu melarat sehingga anak cucu mu teraniaya ,
sedangkan harta bendamu , kau berikan orang lain mengambilnya aku berikan
negri yang kaya raya tapi kau malas .
h.soleh : memang kenapa Tuhanku ?
Tuhan : “Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu
teraniaya. Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk
anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka, saling menipu, saling memeras.Aku
beri kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadah saja,
karena beribadah tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.Sedang
aku menyuruh engkau semuanya bekerja kalau engkau miskin karena kemiskinan
dekat sekali dengan kekufuran. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di
sembah saja. Tidak!. Kamu semua mesti masuk neraka. Wahai Malaikat,
halaulah mereka kembali ke neraka. Letakkan di keraknya!"

Malaikat menghampiri H.soleh dan H. Sidin mereka semua menjadi pucat dan tidak berani
berkata apa-apa lagi , kemudian haji soleh bertanya kepada, malaikat.
haji soleh : hai malaikat ! salah kah menurut pendapatmu kalau kami menyembah tuhan di dunia
malaikat : tidak
haji soleh : lalu apa kesalahan kami ?
malaikat : kesalahan engkau adalah karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri kau
takut karena itu kau taat beribadah
hai Soleh : iya malaikat oleh sebab itu kami selalu beribadah
malaikat : tapi kalian semua melupakan anak istrimu, sehingga mereka kucar-kacir
selamanya, inilah kesalahan kalian yang terbesar.
Haji Soleh : semua itu kami lakukan karna ingin selalu beribadah dan menyembah Tuhan-Mu
malaikat.
Malaikat : Itu namanya egois. Padahal didunia engkau berkaum bersaudara semuanya tapi
kalian semua tidak memperdulikan mereka sedikitpun.

BABAK III
Demikian cerita yang diceritakan ajo sidi kepada kakek dan cerita ini membuat kakek menjadi
murung dan selalu memikirkan tentang cemoohan Ajo Sidi kepadanya. Kakek hilang akal,
kemurungannya menjadi-jadi, akhirnya Kakek itu sakit. Tak lama dari sakitnya kakek meninggal
dunia.

Hasan pun pergi meninggalkan amina dan menuju ke surau yang tempat kakek tinggal.
Setelah kakek meninggal tak ada lagi yang mengurus dan menghuni surau ini lagi. Sehingga
anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan apa yang disukai mereka dan
perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering mencopoti papan dinding atau lantai pada malam
hari. Terutama ialah sifat masa bodoh manusia yang tidak memelihara apa yang tidak dijaga lagi.
Dan biang keladi dari kerobohan surau tua ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal
keberadaannya.

Anda mungkin juga menyukai