Anda di halaman 1dari 9

SKENARIO DRAMA PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH:

1. ROSALINDA ELVIRA TRIANTO P. (1815401105)

2. NUR PUTRI FITRIYANA (1815401107)

3. ELZA RIZKI NURUL J. (1815401124)

4. ANGGIA NUR FADHILAH (1815401126)

5. HELDA YATRI (1815401130)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


D3 KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TINGKAT II/REGULER 3

SINOPSIS
Anggia adalah seorang kepala Desa yang baru saja dilantik sekitar tiga bulan yang lalu.
Anggia terpilih menjadi kepala Desa Bintangkejora berkat visi misinya saat
berkampanye yang sangat menarik hati masyarakat. Isi dari kampanyenya dapat
disimpulkan ingin menyejahterakan masyarakat. Bagaimana mungkin masyarakat tidak
memberikan suaranya? Dalam proses pemilihan kepala Desa Bintangkejora, Anggia
berhasil mendapatkan suara 65% dari seluruh suara yang ada.

Seorang perempuan dengan usianya yang masih sangat muda yaitu 27 tahun ia berhasil
menjadi kepala Desa termuda dalam sejarah desa tersebut. Dengan sifatnya yang sangat
ramah membuat masyarakat terpikat dengannya. Orang tua dari Anggia pun terkenal
ramah dan sangat rajin beribadah.

Tiga bulan kepemimpinannya, Anggia ditangkap aparat kepolisian karena praktik


korupsi yang ia lakukan. Tertangkapnya Anggia bermula dari dua masyarakat yang
meyakini pemimpin muda ini menyelewengkan dana bantuan untuk rakyat miskin di
Desa Bintangkejora.

Judul : Pemimpin Rakus


Tema : Sosial
Pemeran : 5 orang

Karakter:

1. Anggia (Kepala Desa Korup)

2. Helda (Aparatur Desa Yang Jujur)

3. Rosalinda ( Rakyat Cerdik )

4. Nurputri( Rakyat miskin baik hati)

5. Elza( Rakyat Miskin)

DIALOG
Helda : Bu, dana bantuan raskin mestinya sudah diberikan kepada yang
bersangkutan kan bu?! (tanya Helda kepada Anggia alias Bu Kades)

Anggia : Ah kamu ini, nggak perlu buru-buru. Nanti kan bisa diurus. Untuk saat
ini saya masih sibuk soal proyek penggarapan jalan di Rw 5 sampe ke Rw 2 itu.

Helda : Tapidana raskin sudah banyak ditanyakan warga loh pak?

Anggia : Ah kamu, sudah tenang saja, nanti saya urus, tapi bukan sekarang, saya
masih sibuk. (Dengan kesalnya karena terus ditanya masalah dana raskin, ia pergi
dengan muka merah seperti tomat matang. Helda pun sudah tidak berani bertanya
kepada Anggia lagi).

Setelah anggia pergi, helda pun ikut pergi. Eh tapi karena sudah pukul 16.00 waktunya
pulang hehehee

Baru beranjak dari kantor tersebut, bertemulah helda dengan nurputri dan elza. Terlihat
mereka berdua sedang bergosip, helda pun menghampirinya ..

Helda : Assalamualaikum Ibu ibu


Nurputri dan elza : Waalaikumsalam bu

NurputrI : Baru pulang dari kantor?

Helda : Iya bu baru saja, mampir kesini karena di rumah lagi


kosong bu, tidak apa-apa ya bu saya gabung dengan ibu semua

Elza : Ya tidak apa apa bu, kami malah senang kalau kita
berkumpul, soalnya ibu jarang berkumpul sama kami

Nurputri : Iya bu betul. bu kami mau bertanya dengan ibu,


karena ibu kan perangkat desa nih

Helda : Apa bu jangan buat saya degdegan


Nurputri : Kabar dana raskin ini bagaimana ya bu? Kok sampai
sekarang belum kedengeran mau di baginya. Biasanya tidak sampai tanggal segini?
Beras kami sudah habis bu dirumah

Helda : Masalah itu ya bu? Tadi saya sempet menanyakan


juga bu ke bu kades, kata beliau nanti akan diurus bu karena sekarang sedang sibuk
dengan proyek penggarapan jalan

Elza : Lalu gimana bu nasib kami, kami sangat


mengharapkan beras itu bu

Helda : Iya bu nanti saya usahakan ya bu, saya juga tidak mau
kalau rakyat saya kesusahan bu.

Nurputri dan elza : Terimakasih banyak bu, saya sangat berharap


semua cepat selesai bu

Helda : Iya bu baik, kalau begitu saya pulang dulu ya bu


Nurputri dan elza : Iya bu hati hati bu

Helda pulang setelah mendapat telepon dari rosalinda adik sepupunya bahwa dia sudah
dirumah. Dia adalah seorang bidan. Dia bekerja dipuskesmas tempat mereka tinggal.
Setelah helda beranjak pergi, elza dan nurputri melanjutkan acara bergosipnya kali ini
yang dibincangkan adalah helda. (Dasar manusia penggosip)

Elza : Bagaimana nasib kita bu? Bagaimana bantuan untuk


kita itu, beras dirumah sudah tinggal satu kali masak ludes lah itu beras. Tapi bu apakah
mungkin kalau terjadi apa apa bu helda terlibat didalamnya? Sedangkan dia baik, ramah
pula

Nurputri : Manusia tidak ada yang tahu jeng, walaupun baik


kalau sedang khilaf ya diembat juga

Dirumah helda dan rosalinda ...

Helda : Assalamualaikum, kamu sudah pulang cha?


Rosalinda : Waalaikumsalam, sudah kak, hari ini tidak ada
lemburan

Helda : Iya biasanya sampai isya ya

Rosalinda : Iya kak kebetulan tadi bisa izin pulang duluan, kakak
kenapa kelihatannya pusing sekali sepertinya?

Helda : Ini cha bantuan raskin belum dibagikan juga sampai


sekarang, padahal seharusnya sudah

Rosalinda : Memang kenapa dengan bu kades kak?

Helda : Bu kades ada, hanya saja kata beliau nanti diurus,


sekarang sibuk penggarapan jalan

Rosainda : Itu tidak bisa dijadikan alasan dong, kalau memang


dia sibuk dengan penggarapan jalan bisa diwakilkan oleh staf lain, atau pembagian
bantuan raskin saja yang diurus oleh staf lain. Bisa saja kan?

Helda : Seharusnya seperti itu, kasihan warga sangat


membutuhkan

Rosalinda : Benar kak ,hak mereka jadi terhambat

Helda : Lalu kita harus bagaimana cha?

Rosalinda : Mari kita diskusikan malam ini kak

Keesokan harinya helda datang kekantor bersama rosalinda untuk menemui bu kades,
ternyata bu kades sudah duduk manis di singasana kerajaannya dihadapan laptop
kerjanya.

Helda : Assalamualaikum bu. Adik saya ingin berbincang


dengan ibu, saya tidak bisa menemani karena harus menyelesaikan laporan
pertanggungjawaban sumur bor di rw 1
Anggia : Suruh masuk saja, biar berbincang diruangan saya
saja ( dalam hati, kenapa dia menemui saya, dia kan bidan puskesmas yang terkenal
cerdik itu. OH MY GOD)

Rosalinda : Assalamualaikum bu, izin masuk

Anggia : Silahkan

Rosalinda : Saya mau bertanya atas nama warga desa


Bintangkejora perihal bantuan raskin bu. Bagaimana? Mengapa sampai saat ini belum
dibagikan juga?

Mendengar pertanyaan bidan cerdik tersebut, kepala desa pun kelihatan bingung.

Anggia : Iya bu, dananya masih utuh kok cuma menunggu momen yang tepat
saja untuk membagikannya.

Rosalinda : Momen tepat? Momen tepat bagaimana maksud ibu , itu kan uang
orang ibu? Atau ibu sudah menggunakannya secara pribadi? Ingat bu, jangan
menggunakan yang bukan hak ibu!

Anggia : Saya kan tidak bilang uang itu saya gunakan, dan uang itu masih utuh
kok.

Rosalinda : Terus kenapa tidak juga dibagikan? Kan kasihan warga yang sudah
menunggu! Ingat bu, jangan menunda untuk memberika apa yang sudah menjadi hak
orang lain. Nanti khilaf dan tidak berkah.

Percakapan antar Rosalinda dan Anggia berlangsung selama sekitar 15 menit. Setelah
itu Rosalinda keluar dengan perasaan tidak puas dengan jawaban Anggia. Bahkan
Rosalinda telah berasumsi bahwa bu Anggia alias bu kades benar benar telah berkorupsi
uang tersebut. Sementara itu, Helda berhasil mendapatkan barang bukti transferan dari
rekening desa ke rekening pribadi bu Anggia. Ide rosalinda memang benar benar cerdik.
Helda yang izin hendak mengerjakan laporan ternyata mencari barng bukti di kumpulan
berkas.

Beberapa hari kemudian, warga mengadukan anggia ke Kecamatan dengan tuduhan


menggelapkan uang raskin. Dan setelah melalui proses penyelidikan, anggia terbukti
bersalah melakukan tindak pidana korupsi dana bantuan rakyat miskin yang seharusnya
dialokasikan untuk warga Desa bintangkejora. Akibat perbuatannya, Anggia langsung
dibawa ke kantor Polsek Kejoraindah untuk diproses secara hukum.

Di kantor desa, terdapat beberapa polisi, helda, Rosalinda dan beberapa warga …

Rosalinda : Maaf bu semua memang harus seperti ini. Ibu harus


mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah ibu kades lakukan.

Anggia : Saya memang pantas, saya khilaf. Saya sudah tidak jujur waktu
berdebat dengan kamu. Saya harus mempertanggung jawabkan perbuatan saya. Saya
minta maaf ya helda. Kamu sudah mengingatkan saya tapi saya terus tidak peduli.

Helda : Tidak perlu meminta maaf kepada saya bu, semoga ini jadi pelajaran
berharga untuk ibu kedepannya.

Anggia : Iya bu, saya pergi dulu

Akhirnya karena perbuatannya, Anggia pun di cabut jabatannya sebagai kades dan di
hukum sesuai keputusan pengadilan disisi lain helda pun naik jabatan menjadi kades
baru Bintangkejora.

SELESAI

 Upaya-upaya pemberantasan atau pencegahan tindak pidana korupsi dapat


diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut :

1.Pengawasan oleh lembaga masyarakat

2.Lembaga pengawas seperti DPR, DPRD, BPK, BPKP, dan Bawasda


3.Lembaga pengawas Independen seperti KPK

4.Lembaga penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan. 

Selain itu diperlukan adanya Instrumen sebagai dasar hukum untuk memberantas dan
mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Disinilah pentingnya peran serta lembaga
Negara dalam membuat undang-undang tentang, pemberantasan tindak pidana
korupsi dalam memuat ketentuan pidana yaitu :

1.Menentukan pidana minimum khusus

2.Pidana denda yang lebih tinggi, dan

3.Ancaman pidana mati

Ketentuan pidana dapat dibaca dalam UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana
Korupsi pasal 2 :

Ayat (1) Setiap orang yang melakukan tindak pidana korupsi dikenakan sanksi pidana
penjara dan denda. Orang yang melakukan tindak pidana korupsi dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4(empat) tahun, dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,-(satu miliar rupiah).

Ayat (2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksuddalam Ayat


(1)dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

Instrumen atau peraturan hukum akan edektif (berdaya guna) ketika dilaksanakan oleh
aparat penegak hukum yakni, Kepolisisan, Kejaksaan, dan Pengadilan. Setiap perkara
atu kasus tindak pidana korupsi yang dilaporkan masyarakat harus direspon atau
ditindaklanjuti oleh penegak hukum dan diproses secara adil sesuai dengan aturan
hukum yang berlaku sehingga secara perlahan tindak pidana korupsi berkurang dan
pada akhirnya tindak pidana korupsi di Negara Indonesia tidak terjadi lagi.

Lembaga pengawas seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pemeriksa Keuangan Profinsi
(BPKP), dan Badan Pengawas Daerah (Bawasda) mempunyai peranan enting dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. Lembaga
inilah yang secara langsung melakukan pengawasan atau control terhadap pemakaian
keuangan Negara. Apabila tugas dan fungsi lembaga ini berjalan dengan semestinya,
niscaya tindak pidana korupsi di Indonesia dapat dicegah, dan Indonesia bersih dari
praktik korupsi.

Anda mungkin juga menyukai