Terdapat seorang pegawai pabrik berjalan bersama temannya yang baru saja
lulus dari kuliahnya.
Pegawai Pabrik : “Aduh, panas banget ya! Kenapa harus masuk kerja jam
segini sih!”
Si Teman : “Kamu kerja di mana, sih? Perusahaan apa, kok masuknya bisa
siang begini?”
Pegawai Pabrik : “Pabrik tekstil. Tuh, yang letaknya di ujung jalan sana itu,
lho! Yang atapnya keluar asap tebel itu.
Si Teman : “Oh, itu! Kok jadi ingat masa-masa kita di SMA yang, Rin.”
Teman : “Ini, lho! Waktu kita dulu sering gencar menyuarakan go green di
sekolah.”
Pegawai Pabrik : “Oh, iya! Kita dulu suka banget menyuarakan dukungan
buat peduli lingkungan ya, Shin? Tapi…”
Pegawai Pabrik : “Iya, nih! Ujung-ujungnya kita sekarang ikut-ikutan jadi aktor
penyebar polusi, apalagi sarana dan biaya untuk menunjang industry
lingkungan kurang mencukupi. “
Si Teman : “Iya, kita sebagai rakyat jelata tentu nggak bisa apa-apa. Meski
udah berdemo pun suara kita susah didengar, apalagi kalo kita nggak kenal
sama orang dalam.”
Pegawai Pabrik : “ Semoga saja semua pejabat pandangannya bisa lebih
terbuka lagi, khususnya tentang masalah pelestarian lingkungan!”
Suatu hari di sawah petani pada malam hari, beberapa ekor tikus sedang
mendiskusikan hal penting di markas bawah tanahnya dengan serius. Mereka
ingin menyerah sawah petani di malam hari dan memakan beberapa sayur
dan tanaman segar.
Ketua Geng Tikus : “ Jadi rencana kita nanti harus sukses agar kita bisa
menambah lebih banyak persediaan makanan”
Anggota Tikus 1 : “ Tapi, bos, makanan kita cukup banyak, bisa untuk
mencukupi kebutuhan hingga tiga hari ke depan.”
Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu
sendiri? Tentu tidak, kan ada aku!”
Para angota dari kelompok tikus tersebut pun hanya terdiam dan menurut
dengan apa yang dikatakan Ketua Gengnya.
Anggota Tikus 2 : “ Tapi Ketua Geng, misi kita malam ini tidak berhasil jika
ada musuh yang paling berbahaya.”
Ketua Geng Tikur : “Ooh, si ular itu? Tenang saja, aku sudah memiliki
rencana untuk menghadapinya. Kita serang ular itu bersama-sama malam ini,
dan pastikan dia tidak berkutik lagi kembali ke lahan petani ini. Tetapi, harus
ada satu tikus yang menjadi umpannya.”
Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan
dijadikan umpan di antara mereka semua. Kemudian Ketua Geng menunjuk
secara acak, dan mau tidak mau harus menurutinya.
Di lahan petani yang gelap itu, muncullah seekor ular yang sedang mencari
para tikus berkeliaran yang hendak mencuri makanan hasil tani.
Ular Sawah berkata, “Kemana para tikus ini, padahal aku sangat kelaparan.”
Petani yang kaget melihat seekor ular dan menganggapnya berbahaya itupun
sontak memukul si ular hingga tidak berdaya. Ular tersebut terlihat belum
mati, namun si petani segera membuangnya ke sungai kecil yang berada
tidak jauh dari lahan sawahnya. Tubuh ulah yang lemas itu pun ikut terbawa
arus sungai yang cukup deras di malam hari tersebut. Si petani dengan
bangga kembali ke rumahnya karena merasa bahwa ancaman dari ular telah
hilang tanpa mengetahui dampak yang akan dialami.
Para tikus yang mengetahui kejadian tersebut pun sangat senang bukan
kepalang, dengan segera mereka menyusun rencana untuk menguasai lahan
petani saat si petani sudah tidak terlihat lagi di balik kegelapan malam.
“Wah, itu sepertinya karena ulah para tikus tadi malah itu, pak. Makanya
kalau ada ular sebaiknya dijaga aja pak, bila perlu dipelihara malah, buat
ngusir para tikus yang rakus itu.”
Pesan : Amanat atau pesan yang ada di dalam teks anekdot tersebut seperti
sebuah perumpamaan. Tikus secara umum diibaratkan sebagai koruptor,
sedangkan si ular adalah penangkap para koruptor, dan si petani adalah
rakyat.
Judul: Kesetrika
Suatu hari yang cerah, datanglah seorang laki-laki kerumah sakit dengan
kedua telinganya yang terkena luka bakar.
Pasien : “Begini dok, tadi saya sedang menyetrika baju, nah pada saat saya
sedang menyetrika, tiba-tiba telpon saya berdering. Karena reflek, pada saat
itu sektrika yang saya pegang saya tempelkan ke telinga kiri saya dok.”
Dokter : “Oh jadi begitu pak, saya paham keluhan anda, terus kalau telinga
bapak yang kanan kenapa ?”
langsung Layla pun masuk ke mobil dan berkata “ke Dieng ya pak” Sopir taksi
pun hanya mengangguk, selama perjalanan pulang di dalam mobil sangat
hening tidak ada percakapan sedikitpun antara sopir Go Car dengan Layla.
Mungkin karena Layla capek karena bekerja sampai tengah malam. Setengah
jam lamanya keheningan di dalam mobil.
Di saat Layla teringat uang yang ada di dalam dompetnya kurang untuk
membayar Go Car. Layla pun langsung menepuk pundak sang sopir online
dengan maksud untuk mengambil uang di ATM.
Tapi entah mengapa sang sopir langsung membanting stirnya ke kiri dan ke
kanan dan sambil terus berteriak histeris sampai Laylapun ikut panik.
Sang sopir langsung meminta maaf kepada Layla. “Maaf mbak, mbak gimana
keadaanya? Mak sih pake nepuk pundak saya tadi saya jadi panik dan kaget
setengah mati Mbak!!”
“Lah masa di tepuk pundaknya saja sudah kaget seperti itu??”.”Soalnya ini
pertama kalinya saya menjadi sopir online mbak”.”memangnya pekerjaan
bapak sebelumnya??” “selama 30 tahun saya jadi SOPIR MOBIL JENAZAH”
Contoh Teks Anekdot Lucu
Suatu hari Melati bertemu dengan Mawar, teman lamanya semenjak mereka
duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yang sama. Kini keduanya sama-sama
menjadi murid kelas 10 Sekolah Menengah Atas (SMA). Bedanya, Mawar
diterima di sekolah RSBI.
Tidak seperti biasanya, Mawar waktu itu terlihat murung. Astuti yang
penasaran pun bertanya, “Mawar, mengapa kamu sedih, kan kamu diterima di
sekolah RSBI?”. Mawar dengan tampang muka sedih menjawab, “Bagaimana
aku tidak sedih? Sekolahku kan Rintisan Sekolah Bertarif Internasional”.
PERNIKAHAN TELEVISI
Acara pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina menurut publik tidak perlu
ditayangkan diluar waktu yang seharusnya. TRANS TV pun dianggap sebagai
singkatan dari Televisi Raffi Ahmad Nagita Slavina oleh masyarakat.
BODREX MANIA
Pada suatu hari yang cerah di bulan Ramadhan, ada seorang kakek yang
secara mendadak mengalami sakit kepala. Kakek tersebut pun tanpa merasa
berdosa sama sekali, segera meminum obat pereda nyeri kepala bermerek
Bodrex. Sang cucu pun menegor kakeknya.
Cucu berkata, “Kakek saat ini kan puasa, lalu mengapa kakek meminum obat
tersebut?”. Si kakek dengan wajah polosnya hanya menjawab, “Lho itu obat
Bodrex Cu, jadi bisa diminum kapan saja”. Cucu itu pun hanya bisa geleng-
geleng kepala.
FILOSOFI UUD
Guru bertanya kepada murid yang tertidur, “Coba kamu jelaskan perubahan
UUD dan apa maksud dari peraturan diatur di dalam UUD.” Murid menjawab
“Saya hanya tahu mengapa peraturan diatur di dalam UUD.” Guru bertanya
lagi, “Apa maksud kamu?”. “Ya kan semua ujung-ujungnya duit Bu”, celetuk
sang murid.