Anda di halaman 1dari 7

Nama: Muhammad Iqbal

Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari

Madzhab Ja’fari: Madzhabnya Imam Yang Mendidik Para Pendiri Madzhab


Diikuti Sunni Dan Syi’i
Meski saat ini madzhab Ja’fari diklaim sebagai madzhabnya kaum Syiah, pada awalnya fiqih
Ja’fari tidak berafiliasi ke aliran aqidah mana pun. Dengan kedalaman ilmunya dan
kemuliaan yang ada pada dirinya, Imam Ja’far di masa hidunya memang menjadi media
bertemunya berbagai paham dan golongan pada kaum muslimin. Berbagai madzhab syariat
dan tarekat merujukkan ajaran- ajarannya kepada Imam Ja’far, termasuk kaum Syiah.
Bahkan bisa dibilang Imam Ja’far adalah guru utama bagi sebagian besar ahli fiqih yang
belakangan menyusun madzhab. Sebut saja Imam Sufyan Ats-Tsauri, Imam Sufyan bin
Uyainah, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Yahya bin Sa’id Al-Anshary, Ibu Jarih, Al
Qaththan, Muhammad bin Ishar bin Yassar, Syu’bah bin Al Hajjaj, dan Abu Ayyub as
Sjistaniy yang tercatat pernah berguru kepada Imam Ja’far.
Meski begitu, seiring perjalanan waktu, madzhab Ja’fari yang dikembangkan oleh ulama
sesudahnya semakin kental bernuansa syiah. Karena itu, jika mengkaji madzhab Ja’fari di
zaman modern ini, mau tidak mau kita akan bertemu dengan tradisi Madzhab Ja’fari ala
kaum syiah. Karena hanya sumber-sumber itu saja yang hingga kini masih bisa ditemui.
http://www.thohiriyyah.com/madzhab-jafari-madzhabnya-imam-yang-mendidik-para-
pendiri-madzhab/
Ketika seseorang itu mengikuti Imam al-Syafi’i, hal itu bukan berarti dia meninggalkan
Rasulullah saw. Karena bagaimanapun Imam al-Syafi’i itu bukan saingan Rasulullah saw
atau menggantikan posisi beliau. Para ulama yang mengikuti madzhab al-Syafi’i seperti
Imam al-Bukhari, al-Hakim, al-Daraquthni, al-Baihaqi, al-Nawawi, Ibn Hajar dan lain-lain,
berkeyakinan bahwa Imam al-Syafi’i lebih mengerti dari pada mereka terhadap makna-
makna al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw secara menyeluruh. Ketika mereka mengikuti al-
Syafi’i, bukan berarti meninggalkan al-Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi mengikuti al-Qur’an
dan Sunnah sesuai dengan pemahaman orang yang lebih memahami, yaitu Imam al-Syafi’i.
Hal tersebut dapat dianalogikan dengan ketika para ulama mengikuti perintah al-Qur’an
tentang hukum potong tangan bagi para pencuri. Dalam al-Qur’an tidak dijelaskan, sampai di
mana batasan tangan pencuri yang harus dipotong? Apakah sampai lengan, sikut atau bahu?
Ternyata Rasulullah saw menjelaskan sampai pergelangan tangan. Hal ini ketika kita
menerapkan hukum potong tangan dari bagian pergelangan tangan, bukan berarti kita
mengikuti Rasulullah saw dengan meninggalkan al-Qur’an. Akan tetapi kita mengikuti al-
Qur’an sesuai dengan penjelasan Rasulullah saw yang memang diberi tugas oleh Allah SWT
sebagai mubayyin, penjelas isi-isi al-Qur’an. (QS. al-Nahl : 44 dan 64).
Al-Qur’an al-Karim sendiri mengajarkan kita untuk taqlid dan bermadzhab kepada ulama.
“Bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195801281986121-
MUNAWAR_RAHMAT/BUKU/PGSD-3_MEMAHAMI_MAZHAB_%28Munawar
%29.pdf
Nama: Muhammad Iqbal
Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari

Sejarah Kehidupan Imam Syafi’i


Imam Syafi’i (Abu Abdullah Muhammad ibn Idris as-Syafi’i 150 – 204 H) dilahirkan di
Gazza, sebuah kampung diAsqolan, bagian selatan Palestina, pada tahun 150 H, keturunan
suku Quraisj. Walaupun beliau dilahirkan di Ghazza (Palestina), tetapi tumbuh dewasa
kampung halamannya di Mekkah. Ayah-Ibunya datang kesana untuk suatu keperluan dan
tidak lama beliau lahir disitu. Beliau menjadi anak yatim, sebab sejak kecil sebelum mereka
kembali ke Mekkah ayahnya telah wafat di Ghazza. Nama asli dari Imam Syafi’i adalah
Muhammad bin Idris dengan bergelar Abu Abdillah. Dalam urutan nasab, beliau mempunyai
hubungan erat dengan nenek moyang Nabi Muhammad SAW. Nenek moyang beliau jika
dijabarkan maka sebagai berikut: Muhammad bin Idris, bin Abbas, bin Utsman, bin Syafi’i
bin Saib, bin Abi Yazid, bin Hasyim, bin Abdul Muthalib bin Abdul Manaf, bin Qushal. Dari
pihak ibu: Muhammad bin Fatimah, binti Abdullah, bin Hasan, bin Husen, bin Ali, bin Abi
Thalib r.a. Gelar sebagai Imam Syafi’i diambil dari nama kakek beliau yang ke empat, yaitu
Syafi’i bin Saib. Catatan penting lainnya adalah pada umur 2 tahun kembali ke Mekkah
Almukarramah bersama ibunya. Ketika masih kecil belajar membaca Al Qur’an kepada
Ismail bin Qusthanthin. Pada usia 9 tahun beliau hafal Al Qur’an 30 juz diluar kepala. Ia
pandai tatabahasa, syair dan ilmu bahasa. Ia menghafalkan kitab al-Muwaththa’ dalam satu
malam. Dalam usia 15 tahun diberi tugas oleh gurunya Muslim bin Khalid Azzanjiy mengajar
di Masjidil Haram, memberikan fatwa, sehingga mengagumkan orang-orang yang naik Hajji
pada masa itu. Pada tahun 170 H, beliau pergi ke Madinah untuk belajar kepada Imam Maliki
dengan membawa sepucuk surat dari gurunya Muslim bin Khalid yang ditujukan kepada
Imam Malik bin Anas. Dalam perjalanan yang memakan waktu 8 hari 8 malam itu, Imam
Syafi’i membaca Al Qur’an 16 kali khatam. Pengetahuannya tentang Al Qur’an tak
terkalahkan di zamannya, secara istimewa dicurahkan tenaganya untuk mempelajari sunnah
Nabi. Sebagai ulama besar dimana hasil ijtihadnya Imam Syafi’i dikenal dengan sebutan
“Mazan Imam Syafi’i”.
http://rindutulisanislam.blogspot.com/2015/07/sekilas-mengenal-perbedaan-4-mahzab.html
Persebaran 4 Mazhab di Dunia
Hanafi. Didirikan oleh Imam Abu Hanifah, Mazhab Hanafi adalah yang paling dominan di
dunia Islam (sekitar 45%), penganutnya banyak terdapat di Asia Selatan
(Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maladewa), Mesir bagian Utara, separuh Irak,
Syria, Libanon danPalestina (campuran Syafi’i dan Hanafi), Kaukasia (Chechnya, Dagestan).
Maliki. Didirikan oleh Imam Malik, diikuti oleh sekitar 25% muslim di seluruh dunia.
Mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab ini memiliki keunikan
dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk Madinah sebagai sumber hukum karena
NabiMuhammad hijrah, hidup, dan meninggal di sana; dan kadang-kadang kedudukannya
dianggap lebih tinggi dari hadits.
Syafi’i. Dinisbatkan kepada Imam Syafi’i memiliki penganut sekitar 28% muslim di dunia.
Pengikutnya tersebar terutama di Indonesia,Turki, Irak, Syria, Iran, Mesir, Somalia,
Yaman,Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura,Filipina, Sri Lanka dan menjadi mazhab
resmi negara Malaysia dan Brunei.
Nama: Muhammad Iqbal
Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari
Hambali. Dimulai oleh para murid Imam Ahmad bin Hambal. Mazhab ini diikuti oleh sekitar
5% muslim di dunia dan dominan di daerah semenanjung Arab. Mazhab ini merupakan
mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi.
https://islamislami.com/2016/03/30/persebaran-4-mazhab-dalam-islam-di-dunia/
Waktu Shalat Hari Raya
Menurut mazhab Syafi’i, Maliki, dan Ja’fari, waktu shalat Hari Raya adalah sejak terbitnya
matahari hingga matahari tergelincir. Namun menurut mazhab Syafi’i, sunnah datang pagi-
pagi untuk mengambil tempat shalat.
Sedangkan menurut mazhab Hanbali, waktu shalat Hari Raya adalah sejak naiknya matahari
setinggi satu tombak hingga matahari tergelincir.

Tata Cara Melaksanakan Shalat Hari Raya


Menurut mazhab Syafi’i, shalat Hari Raya dimulai dengan niat dan takbiratul ihram.
Kemudian membaca doa iftitah,

subhanakAllaahumma wa bihamdika wa tabarakasmuka wa ta’aala jadduka wa laa ilaaha


ghayruka.
Setelah itu mengucapkan takbir sebanyak tujuh kali, dan setiap selesai takbir diselingi dengan
bacaan:

subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illa-Llah wa-Llahu akbar


dengan suara lirih. Kemudian membaca ta’awudz,

a’uudzu billahi minas-syaythonir-rajiim


yang dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah dan surat Qaf. Setelah itu, rukuk dan sujud.
Pada rakaat kedua, setelah takbir untuk berdiri, maka dilanjutkan dengan takbir lima kali.
Setiap selesai takbir, diselingi dengan bacaan:

tasbih
subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaaha illa-Llah wa-Llahu akbar
Nama: Muhammad Iqbal
Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari
Setelah itu, membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Qamar. Lalu menyempurnakan shalat
tersebut hingga selesai.
https://islamindonesia.id/islam-menjawab/fikih-shalat-ied-menurut-pelbagai-mazhab.html
perbandingan lima madzhab fiqih tentang wudlu’.
1. NIAT
Semua imam dari lima madzhab (Ja`fari, Hanafi, Maliki, Syafi`i, Hanbali) bersepakat bahwa
niat adalah wajib di dalam wudlu`, dan tempat pelaksanaannya adalah ketika membasuh
muka .
Ada sedikit perbedaan dari madzhab Hanafi, yaitu apabila ada seseorang mandi dengan
mengalirkan air ke seluruh tubuh termasuk anggota wudlu` kemudian melakukan shalat maka
shalatnya sah.
2. MEMBASUH MUKA (WAJAH)
Semua imam madzhab sepakat tentang kewajiban membasuh wajah di dalam wudlu`. Ada
perbedaan mengenai batas-batas wajah di antara mereka.
Menurut madzhab Syafi`i, wajib membasuh bawah dagu.
Menurut Ja`fari dan Maliki, batas lebar wajah adalah bagian yang terjangkau ibu jari dan jari
telunjuk.
Sedangkan menurut madzhab-madzhab lain, batas lebar wajah adalah dari daun telinga kanan
sampai ke daun telinga kiri.
3. MEMBASUH KEDUA TANGAN
Semua madzhab sepakat bahwa membasuh kedua tangan beserta sikunya itu wajib. Menurut
Ja`fari dalam membasuh kedua tangan wajib dimulai dari sikunya.
Menurut madzhab-madzhab lainnya boleh memulai dengan cara bagaimanapun.
4. MENGUSAP KEPALA
Menurut Hanbali, wajib mengusap seluruh kepala hingga kedua telinga.
Menurut Maliki, wajib mengusap seluruh kepala tanpa kedua telinga.
Menurut Hanafi, wajib mengusap seperempat kepala.
Sedangkan menurut Syafi`i, wajib mengusap sebagian kepala.
5. MEMBASUH KEDUA KAKI
Menurut empat madzhab, wajib membasuh kedua kaki beserta kedua tumitnya. Menurut
Ja`fari, wajib mengusap kedua telapak kaki dari ujung jari hingga tumit.
https://pcnukendal.id/perbandingan-fiqih-wudlu-dalam-lima-madzhab-jafari-hanafi-maliki-
syafii-hanbali/
Nama: Muhammad Iqbal
Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari
B. Mengapa pendapat para ulama berbeda
1. Perbedaan dalam memahami al-Qur’an
Al-Qur’an adalah dasar hukum pertama yang menjadi pedoman setiap mazhab. hanya saja
terkadang mereka berbeda mengartikannya. Disebabkan :
a. Ada sebagian lafadz al-Qur’an yang mengandung lebih dari satu arti (musytarak)
b. Susunan ayat al-Qur’an membuka peluang terjadinya perbedaan pendapat huruf “fa”,
“waw”, “aw”, “illa”, “hatta” dan lainnya mengandung banyak fungsi tergantung konteksnya.
c. Perbedaan memandang lafadz ‘am-khas, mujmal-mubayyan, dan nasikh-mansukh.
d. Perbedaan dalam memahami lafadz perintah dan larangan
2. Perbedaan dalam memahami dan memandang kedudukan suatu hadits
3. Perbedaan dalam metode ijtihad
http://idemidah.blogspot.com/2016/11/perbedaan-spesifik-karakteristik-antara.html
Imam Jafar ash-Shadiq (699-765 M) (Mazhab Syiah Jafari)
Takbiratul ihram wajib dengan Allahu Akbar.
Al-Fatihah wajib pada 2 rakaat pertama, sedangkan rakaat 3 atau 4 boleh diganti dengan
tasbih subhanallâh wal hamdulillâh wa lâ ilâha illallâh wallâhu akbar. Basmalah bagian dari
surah dan wajib dibaca dengan jahr (nyaring) pada setiap salat. Kunut adalah sunah pada
setiap salat. Empat mazhab ahlusunah menyatakan sunah membaca âmin, sedangkan Syiah
tidak. Tidak bersedekap dalam salat.
Saat rukuk disunahkan membaca
‫ُس ْب َحانَ َربي ال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِده‬
atau
‫ُس ْب َحانَ هللا‬
tiga kali ditambah selawat.
Saat sujud yang wajib menyentuh/menempel adalah dahi; dua telapak tangan, dua lutut, ibu
jari kaki, hidung adalah sunah.
Lafaz tahiat/tasyahud:
‫ اللهم صل‬,ُ‫ َواَ ْشهَ ُد اَن ُم َح َمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬,‫بسم هللا وباهلل والحمد هلل وخير األسماء هلل اشهد ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬
‫على محمد وآل محمد وتقبل شفعته ورفع درجته‬
Lafaz salam:
َ ِ‫ال َسال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هللا‬
‫ السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬, َ‫الصالِ ِح ْين‬
Dari sekilas gambaran di atas, telah sepakat bahwa tiga mazhab ahlusunah (Hanafi, Syafii,
Hambali) menyatakan bahwa sedekap dalam salat hanyalah sunah, bahkan satu mazhab
ahlussunah (Maliki) menyatakan sunah untuk tidak sedekap. Karena itu janganlah heran jika
Nama: Muhammad Iqbal
Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari
Syiah pun tidak bersedekap, karena mazhab Maliki sebagai ahlusunah pun tidak sedekap.
Tema mengenai sedekap dalam salat akan dilanjutkan lain waktu, insya Allah. Wallâhua’lâm.
https://ejajufri.wordpress.com/2009/01/20/fikih-shalat-lima-mazhab/
Sekilas Tentang Madzhab ke Lima, Madzhab Ja'fari
Salman Al Farisi-Sirah
Mazhab Jafari dipimpin oleh Imam Jafar bin Muhammad Al-Shadiq As yang hidup dari
tahun 83 H hingga tahun 148 H. Beliau lahir dan wafat di kota penuh cahaya Madinah dan
merupakan Imam Keenam dari dua belas imam yang ditetapkan dalam mazhab Ahlulbait.
Meski fikih dikembangkan oleh Rasulullah Saw dan para khalifahnya (para imam), fikih
yang dikembangkan oleh Syiah tidak memiliki peluang untuk ditawarkan kepada umat
lantaran tekanan politik yang diderita oleh Ahlulbait di bawah para penguasa selama
beberapa abad.
Mereka menolak mengakui legitimasi para khalifah Bani Umayah dan Bani Abbasiyah dan
pemerintahannya, karena itu para Imam Ahlulbait dan pengikutnya didera dengan siksaan dan
pelecehan di tangan para khalifah.
Ketika pemerintahan Bani Umayah melemah, Imam Ja’far bin Muhammad Al-Sadiq As
mendapatkan kesempatan emas untuk memformulasikan dan menyebarkan sunnah Rasulullah
Saw dan Ahlulbaitnya As. Pada saat itu, empat ribu ulama, penafsir Al-Quran, sejarawan,
para filosof menghadiri dan mengikuti pelajaran yang disampaikannya di kota suci Madinah.
Dengan demikian, Imam Shadiq mampu menyampaikan ajaran autentik Al-Quran dan
Rasulullah Saw serta mengkristalisasikan keduanya menjadi apa yang dikenal sebagai Fikih
Jafari. Ajarannya dikumpulkan dalam 400 usul (fondasi) yang ditulis oleh para muridnya
termasuk hadis, filsafat Islam, teologi, tafsir Al-Quran, sastra dan akhlak.
Setelah beberapa lama, tiga ulama ulung mengkategorikan 400 usul ini dalam empat buku
yang merupakan sumber utama hadis dalam mazhab Syiah: al-Kafi oleh Kulaini (w. 329 H),
Man La Yahdhuruh al-Faqih oleh Saduq (w. 381 H), dan al-Tahdzib dan al-Istibshar oleh
Thusi (w. 460 H). Ketiga ulama ulung ini juga dikenal sebagai Trio Muhammad lantaran
nama mereka semuanya adalah Muhammad.
Meski keempat kitab ini merupakan sumber utama hadis Syiah, namun para penyusunnya
tidak memberikan label shahih pada kitab-kitab mereka. Kendati mereka melakukan yang
terbaik untuk mengumpulkan hanya hadis-hadis autentik, jika sebuah hadis tertentu terbukti
bertentangan dengan Al-Quran, maka hadis tersebut tidak dapat dipandang sebagai sahih dan
valid.
Hadis, menurut Mazhab Jafari, diterima selama Al-Quran memverifikasi dan
membenarkannya, lantaran Al-Quran merupakan satu-satunya sebagai sumber petunjuk.
https://syiahmenjawab.com/2016/06/22/sekilas-tentang-madzhab-ke-lima-madzhab-jafari/
Nama: Muhammad Iqbal
Kelas: R1G
Tema: Madzhab Jafari
Wafatnya
Ia meninggal pada tanggal 25 Syawal 148 Hijriyah atau kurang lebih pada tanggal 4
Desember 765 Masehi di Madinah, menurut riwayat dari kalangan Syi’ah, dengan diracun
atas perintah Khalifah Mansur al-Dawaliki dari Bani Abbasiyah.
Mendengar berita meninggalnya Ja’far ash-Shadiq, Al-Mansur menulis surat kepada
gubernur Madinah, memerintahkannya untuk pergi ke rumah Imam dengan dalih menyatakan
belasungkawa kepada keluarganya, meminta pesan-pesan Imam dan wasiatnya serta
membacanya. Siapapun yang dipilih oleh Imam sebagai pewaris dan penerus harus dipenggal
kepalanya seketika. Tentunya tujuan Al-Mansur adalah untuk mengakhiri seluruh masalah
keimaman dan aspirasi kaum Syi’ah. Ketika gubernur Madinah melaksanakan perintah
tersebut dan membacakan pesan terakhir dan wasiatnya, ia mengetahui bahwa Imam telah
memilih empat orang dan bukan satu orang untuk melaksanakan amanat dan wasiatnya yang
terakhir; yaitu khalifah sendiri, gubernur Madinah, Abdullah Aftah putranya yang sulung, dan
Musa al-Kadzim putranya yang bungsu. Dengan demikian rencana Al-Mansur menjadi gagal.
Beliau dimakamkan di pekuburan Baqi’, Madinah, berdekatan dengan Hasan bin Ali, Ali
Zainal Abidin, dan ayahnya Muhammad al-Baqir.
https://lafazjemariku.blogspot.com/2014/10/mazhab-jafari-guru-dari-imam-4-mazhab.html

Anda mungkin juga menyukai