PENGAWET
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari bab ini, mahasiswa mampu :
1.
2.
3.
4.
5.
a. Latar Belakang
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan
bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik
yang bersifat patogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan
kesehatan lainnya maupun mikrobial yang nonpatogen yang dapat menyebabkan
kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun dari sisi lain, bahan
pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing
yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Bahan pangan pada
umumnya menggunakan bahan tambahan pangan termasuk di dalamnya adalah
bahan pengawet secara sengaja ditambahkan agar bahan pangan yang
dihasilkan dapat dipertahankan kualitasnya dan memiliki umur simpan lebih lama
sehingga memperluas jangkauan distribusinya. Zat pengawet terdiri dari senyawa
organik dan anorganik dalam bentuk asam atau garamnya. Aktivitas bahan
pengawet tidaklah sama, misalnya ada yang efektif terhadap bakteri atau kapang.
b. Materi Inti
Jenis Bahan Pengawet
1. Zat pengawet organik lebih banyak dipakai dari pada yang anorganik
karena bahan ini lebih mudah dibuat. Bahan organik digunakan baik
dalam bentuk asam maupun dalam bentuk garamnya. Zat kimia yang
sering dipakai sebagai bahan pengawet antara lain :
- Asam benzoat (C6H5COOH), merupakan bahan pengawet yang
luas penggunaannya dan sering digunakan pada bahan makanan
yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan
khamir dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5 4,0, karena
kelarutan garamnya lebih besar. Maka biasa digunakan dalam
bentuk garam Natrium benzoat. Sedangkan dalam bahan, garam
benzoat terurai menjadi bentuk efektif, yaitu bentuk asam benzoat
yang tidak terdisonisasi. Dalam tubuh terdapat mekanisme
ditoksifikasi terhadap asam benzoat. Asam benzoat, sehingga tidak
terjadi penumpukan asam benzoat. Asam benzoat akan bereaksi
dengan glisin menjadi asam hipurat yang akan dibuang oleh tubuh.
Asam benzoat secara alami terdapat dalam rempah-rempah seperti
cengkeh dan kayu manis. Natrium benzoat memiliki bobot molekul
144,11 dengan rumus molekul sebagai berikur ;
43
Nama BTP
Asam benzoat
Batas Maksimum
Penggunaan
600 mg/kg
Minuman ringan
600 mg/kg
Margarin
Saus tomat
1 g/kg
1 g/kg
3 g/kg, tunggal atau
campuran dengan asam
sorbat dan garamnya
2 g/kg
3 g/kg, tunggal atau
campuran dengan asam
propionat dan garamnya
1 g/kg, tunggal atau
campuran dengan
garamnya atau dengan
asam sorbat dan garamnya
2.
Asam propionat
Pangan lain
Sediaan keju olahan
3.
Asam sorbat
Roti
Sediaan keju olahan
4.
Kalium benzoat
Margarin
1 g/kg
200 mg/kg
1 g/kg
5.
Kalium propionat
6.
Kalium sorbat
Keju
Margarin
7.
Kalsium benzoat
8.
Metil-p-hidroksi
benzoat
450 mg/kg
1 g/kg
1 g/kg
Kecap
600 mg/kg
Minuman ringan
600 mg/kg
Saus tomat
1 g/kg
Pangan lain
Lihat asam propionat
Sediaan keju olahan
Lihat metil-p-hidroksibenzoat
1 g/kg
Lihat asam propionat
12,5 mg/kg
Lihat metil-p-hidroksibenzoat
9.
10.
11.
12.
Natrium benzoat
Natrium propionat
Nisin
Propil-p-hidroksi
benzoat
Nitrosamina (karsinogenik)
Nitrosamine ini dapat menimbulkan kanker pada hewan, dan sampai
sejauh ini penelitian menunjukkan jumlah nitrosaminea yang terbentuk
pada makanan masih jauh dari dosis yang membahayakan hewan.
Tetapi jumlah tersebut telah cukup membuat pemakaian nitrit dibatasi.
Pada umumnya yang digunakan adalah bentuk NO 2 baik asamnya
maupun garamnya dan baik nitrat maupun nitrit sering digunakan untuk
mencegah terjadinya mikroba dengan jenis clostridium terutama
Botulinum.Dalam makanan digunakan NO2- & NO3- pada daging
olahan, daging awetan, kornet, daging kalengan, dan keju. Disamping
itu untuk menghambat pertumbuhan bakteri jenis clostridium juga
diberikan/digunakan untuk member warna pada daging sehingga
kelihatan segar.
NO2 menyebabkan terjadinya metabolism Hb, karena NO2 bereaksi
dengan Hb sehingga transportasi O2 yang dilakukan oleh HB
terhambat. Apabila dalah darah metabolism Hb 70% disebut
metabolism Hb Anemia yang dikenal dengan nama Blue Babies,
gejala-gejala dari kulit bayi, biru dibagian bibir berasal dari alam (dalam
bayam).
Kelarutan ; garam NO2 mudah larut dalam air tetapi agak sukar larut
dalam etanol.
ADI NO2 ; 0 5 mg/kg BB, NO3
: 0 0,2 mg/kg BB.
Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat.
Berikut daftar bahan pengawet anorganik yang diizinkan pemakaiannya dan
dosis maksimum yang diperkenankan oleh dirjen POM (Pengawas Obat dan
Makanan)
melalui
peraturan
menteri
kesehatan
RI
nomor
722/Menkes/Per/IX/88 sebagai berikut:
Tabel 5.2 Pengawet anorganik yang diizinkan
No.
1.
Nama BTP
Belerang dioksida
Batas Maksimum
Penggunaan
50 mg/kg
100 mg/kg
350 mg/kg
20 mg/kg
Gula pasir
70 mg/kg
Vinegar
70 mg/kg
Sirop
70 mg/kg
70 mg/kg
2.
3.
Kalium bisulfit
Kalium metabisulfit
Anggur
200 mg/kg
Sosis
450 mg/kg
150 mg/kg
Gelatin
1 g/kg
Pangan lain
Potongan kentang goreng
beku
500 mg/kg
50 mg/kg, tunggal atau
campuran dengan senyawa
sulfit lainnya
Udang beku
Udang beku
4.
5.
Kalium nitrat
Kalium nitrit
Keju
Daging olahan; daging
awetan
Komed kalengan
6.
7.
8.
Natrium sulfit
Natrium bisulfit
Na-metabisulfit
Udang beku
Udang beku
Udang beku
9.
Natrium nitrat
10.
Natrium nitrit
Komed kalengan
11.
Natrium sulfit
Udang beku
Analisis sulfit
Metode spektrofotometri
Pereaksi ;
Larutan p-rosanilin (acid bleached p-rosanilin-rohn)
Timbang 100 mg p-rosanilin klorida, masukkan ke dalam labu ukur
1 liter, tambahkan 100 ml air dan 160 ml HCl ( 1 + 1 ), kemudian
encerkan sampai tanda batas. Biarkan 12 jam sebelum
dipergunakan.
Natrium tetrakloromerkurat
Larutkan 4,7 gr NaCl dan 10,9 gr HgCl 2 dalam kira-kira 1.900 ml
H2O, kemudian encerkan sampai 2 liter.
Larutan formaldehid HCHO 0,015%
Encerkan 2 ml formalin sampai 100 ml dengan air, kemudian
encerkan kembali 2 ml larutan tersebut sampai 100 ml.
Larutan Natrium sulfit 1 mg/ml
Larutkan 100 mg natrium sulfit dalam 100 ml larutan
tetrakloromerkurat.
Persiapan kurva standar sulfit
Pipet 1,0 ; 2,0 ; 3,0 ; 4,0 ; 5,0 ; dan 6,0 ml larutan Na-sulfit ke dalam
labu ukur 100,0 ml, tambahkan 50 ml larutan Na-tetrakloromerkurat
pada masing-masing labu, encerkan dengan aquades hingga tanda
batas.
Pindahkan 1,0 ml alikot dari setiap labu ukur ke dalam tabung reaksi
200 mm, tambahkan 5 ml larutan rosanilin dan kocok, tambah 10 ml
HCHO, kocok dan biarkan selama 30 menit.
Baca resapannya pada panjang gelombang 550 nm. Plotkan resapan
tersebut terhadap kepekaan.
Penetapan sulfit
Pipet 5,0 ml alikot ke dalam tabung reaksi 200 mm yang mengandung 5
ml Na-tetrakloromerkurat, kocok.
Pindahkan 1,0 ml larutan yang telah diencerkan tadi ke dalam tabung
reaksi lainnya, tambahkan 5 ml larutan p-rosanilin, aduk.
Tambahkan 10 ml larutan HCHO aduk dan biarkan 30 menit. Apabila
terbentuk warna lembayung, saring melalui penyaring gelas dan baca
resapannya. Tiap 1 ml alikot yang diuji mengandung 0,1 gram daging
sehingga 0,01 mg sesuai dengan Na-sulfit 0,01%. Apabila warna terlalu
pekat, encerkan larutan dari tabung pertama dengan larutan Natetrakloromerkurat ( 1 + 1 ).
Analisis Nitrit
Metode Griess
Pereaksi: pereaksi Griess
Larutkan 0,5 gram asam sulfanilat dalam 150 ml asam asetat 15% v/v.
Didihkan 0,1 gram alfanaptilamin dalam 20 ml air sampai larut dan
tuangkan dalam keadaan panas ke dalam 150 ml asam asetat encer.
Campurkan kedua larutan tersebut dan simpan dalam botol kaca
berwarna coklat.
Larutan sediaan nitrit
Larutkan 1,1 gram AgNo3 dalam air bebas nitrit, endapkan Ag dengan
larutan NaCl, encerkan sampai 1 liter, kocok dan biarkan sampai
mengendap. Encerkan 100 ml larutan sediaan menjadi 1 liter dengan
menggunakan air bebas nitrit.
Cara kerja
Timbang 5 gram cuplikan dalam gelas piala 50 ml, tambahkan lebih
kurang 40 ml air bebas nitrit yang telah dipanaskan sampai 80 Caduk
dengan pengaduk kaca, kemudian pindahkan ke dalam erlenmeyer ukur
500 ml, bilas gelas dengan air panas. Tambahkan air panas ke dalam
erlenmeyer hingga 300 ml, panaskan selama 2 jam di atas penangas air
sambil sekali-kali digoyang. Tambahkan 5 ml larutan HgCl 2 jenuh,
pindahkan ke dalam labu ukur 500 ml, encerkan sampai tanda batas,
kocok dan saring. Larutan hasil penyaringan dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 ml tambahkan 2 ml pereaksi Griess, biarkan selama 1 jam agar
terbentuk warna. Tetapkan resapannya pada panjang gelombang 520
nm. Tetapkan juga blanko dengan menggunakan air dan pereaksi
Griess. Pipet larutan standar nitrit ke dalam labu ukur 50 ml dengan
konsentrasi yang berbeda-beda, tambahkan masing-masing 2 ml
larutan Griess, tetapkan resapannya. Bandingkan resapan contoh
dengan resapan deret standar.
2. Bahan pengawet organik
- Asam benzoat dan garamnya
a. Kualitatif
Uji dengan FeCl3
Sampel larutan (teh botol) sebanyak 50 gram dimasukkan ke dalam
labu ukur 250 ml tambah 10 ml NaOH 10% agar bersifat basa dan
larutan NaCl jenuh (30 gram dalam 100 ml air), tepatkan tanda,
kocok, dan biarkan selama 2 jam kemudian saring dengan kertas
saring. Sebanyak 50 ml filtrat masukkan ke dalam corong pisah 250
ml, asamkan dengan HCl (1 : 3) berlebih kemudian ditambahkan
10-15 ml eter lalu kocok. Lapisan eter ditampung dalam labu
erlenmeyer kemudian diuapkan di atas oenangas air. Larutkan
residu dengan pemanasan dan tambah beberapa pengujian
NH4OH sampai basa, dan hilangkan kelebihan NH3 dengan
penguapan kemudian tambah bebebrapa pengujian FeCl3 5%
netral. Apabila terbentuk endapan kecoklatan berarti benzoat
positif.
Dengan cara destilasi uap
Timbang sebanyak 25-50 gram sampel dan destilasi dengan
destilasi uap dengan menambah sebelumnya 100 gr magnesium
sulfat dan 100 ml H2SO4 1 M, lakukan destilasi selama 30 menit
sehingga didapat destilasi yang ditampung dalam labu yang berisi
10 ml larutan natrium hidroksida 1 M. Panaskan labu yang
mengandung sampel hingga berwarna. Tambahkan 15 ml H 2SO4 1
M dan destilat dilarutkan sampai 500 ml, masukkan 100 ml ekstrak
(destilat) dalam 25 ml dietileter dalam masing-masing 3 erlenmeyer
dan diektstrak, hasil ekstrak digabung dan dievaporasi sehingga
volume menjadi sedikit. Sebanyak 20 mikroliter ditotolkan pada plat
TLC silika gel dengan pembanding asam benzoat murni. Sebagai
fase gerak campuran etanol-amoniak sehingga batas elusi 15 cm.
Keringkan dan semprot dengan reagen FeCl3 peroksida yang
dibuat segar (2% FeCl3 dalam 100 ml H2O2 0,5%). Bandingkan
harga Rf dari sampel dan pembanding.
b. Kuantitatif
Pereaksi:
Larutan asam metafosfor: 5 gr HPO3 dalam 250 ml air dan
dilarutkan sampai 1 liter dengan alkohol;
Larutan KMnO4: larutkan 15 gr KMnO4 dalam air sampai 100 ml
dan saring dengan gelas wool;
Larutan asam sorbat untuk stok: 1 mg/ml dilarutkan 200 mg
asam sorbat dalam 200 ml campuran eter (petroleum eter : eter
anhidrat = 1 : 1) (I);
Larutan kerja: 0,05 mg/ml, larutkan 10 ml larutan stok sampai
didapat 200 ml dengan campuran eter (II);
Larutan referansi: kocok 100 ml larutan eter tadi dengan 10 ml
HPO3 dan keringkan supernatan larutan eter dengan 5 gr
Na2SO4 anhidrat;
Kurva standar:
Tambahkan 1, 2, 4, dan 6 ml larutan kerja (I) pada labu ukur 100 ml
dan encerkan sampai volume dengan campuran eter. Pemeriksaan
A dari larutan campuran ini pada panjang gelombang 250 nm. Plot
A sebagai mg asam sorbat/100 ml.
Cara kerja:
Ditimbang dengan seksama sebanyak 10 gram sampel dan
diblender. Tambahkan larutan HPO3 sehingga didapat 100 ml
larutan campuran. Blender 1 menit dan saring dengan kertas
saring Whatman No. 3. Pindahkan 10 ml filtrat pada corong
pemisah 250 ml yang mengandung 100 ml campuran eter
(petroleum eter : eter anhidrat = 1 : 1) dan kocok selama 1 menit,
lapisan air dibuang dan lapisan eter diekstrak dengan 5 gr Na2SO4
anhidrat. Ukur pada panjang gelombang 250 nm untuk larutan
pembanding.
Hitung konsentrasi asam sorbat dengan kurva standar. Persentase
asam sorbat = (mg asam sorbat / gr sampel) x (1 / 1.000 mg) x 100
= mg asam sorbat/10. Kemudian hitung garamnya.
Untuk konfirmasi adanya asam sorbat:
Tambahkan 2 ml larutan KMnO4 pada sisa larutan eter dan kocok 1
menit. Saring dengan kertas Whatman No. 3 dan tambahkan 5 gr
Na2SO4 anhidrat, kocok dan ukur larutan pada panjang gelombang
300 220 nm untuk mengkonfirmasi bahwa adanya asam sorbat
dalam sampel.
-
Potasium sorbat
Metode kromatografi cair kinerja tinggi
Sampel yang digunakan adalah daging babi yang diasinkan.
Cara kerja:
Sebanyak 20-25 gr sampel yang ditimbang seksama dimasukkan dalam
labu 250 ml. Sebanyak 100 ml aquabidestilata, kemudian
dihomogenkan dan disentrifuge seterusnya disaring dengan membran
mikrofilter 0,2 m.
Cara penetapan:
Larutan A dan B disuntikkan secara terpisah dan dilakukan analisis
dengan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kondisi;
Kolom
: C18
Detektor
: UV panjang gelombang 225 nm
Fase gerak
: H3PO4 0,01 M 77% dan asetonitril 23%
Volume penyunyikan
: 10 l
Perhitungan:
Kadar potassium sorbat dalam sampel dihitung menggunakan standar
interval dan kurva kalibrasi dengan persamaan garis lurus: y = ax + b,
dari konsentrasi sorbat vs ketinggian puncak.
-
c.
Ringkasan
pengawet atau tidak, perlu melakukan analisa baik untuk analisa kualitatif maupun
analisa kuantitatif.
d.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
e. Bacaan lanjutan
1. Cahyadi, Wisnu, 2008, Bahan Tambahan Pangan edisi ke 2, Jakarta:
Bumi Aksara.
2. Winarno. F.G, 1997 Kimia Pangan dan Gizi., PT Gramedia Utama.,
Jakarta.
3. Dep.Kes. RI., 1996 Undang-Undang No.7 tentang Pangan, Jakarta.
4. Dep.Kes.RI., 1988 Permenkes No. 722/Menkes/IX , tentang Bahan
Tambahan Makanan, Jakarta.