Anda di halaman 1dari 9

BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Pengamatan No.

Sampel Pengenceran 10-1 10-2 10-3 Nilai MPN Gambar

1.

0,23

2.

1,60

B. Perhitungan Rumus MPN coliform MPN coliform = Nilai MPN x = Nilai MPN x 1. Sampel A MPN coliform = Nilai MPN x = 0,23 x = 23 cfu 2. Sampel B MPN coliform = Nilai MPN x = 1,60 x = 160 cfu

C. Pembahasan Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas sehingga tabung durham tersebut naik keatas (Fardiaz, 1993). Keuntungan dari metode ini adalah dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar dari 1,0 ml/tabung, bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan, dan media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis mikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang adadalam bahan pangan tersebut. Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasil yang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk persiapannya. Metode ini banyak digunakan untuk

menghitung bakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan pangan (Buckle dkk, 1985). Dalam percobaan kali ini, digunakan 2 sampel air dari tempat yang berbedabeda. Dalam metode ini sampel yang telah diencerkan dituang kedalam masingmasing 3 tabung reaksi, kemudian sampel tersebut diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Setelah 48 jam dilakukan perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba. Pengamatan tabung positif dilakukan dengan mengamati perubahan warna pada sampel yang sebelumnya dicampurkan dengan medium LB (Lactose Broth), atau dengan terbentuknya gelembung gas dalam tabung durham. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam tabung, diakibatkan karena

kontaminasi dari udara ketika proses isolasi dalam inkubator. Medium LB digunakan karena medium ini berfungsi sebagai media untuk mendeteksi kehadiran coliform dalam air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme coliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. Dari hasil pengamatan, kedua sampel tersebut positif mengandung bakteri coliform. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gelembung gas yang berada dalam tabung durham dan warna larutan berubah menjadi keruh. Kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan karena adanya aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi pada tabung-tabung reaksi tersebut berbeda, ada yang mengalami kekeruhan pada bagian permukaannya saja dan juga ada yang mengalami kekeruhan merata pada seluruh media dan sampel. Kekeruhan yang terjadi merata pada media disebabkan karena adanya mikroorganisme anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu hidup ataupun tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen. Kekeruhan yang terjadi pada permukaannya saja disebabkan karena adanya mikroorganisme aerob

(Suriawiria,1985). Gelembung udara yang dihasilkan pada tabung durham disebabkan oleh adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung (Fardiaz,1993). Untuk sampel air A, terdapat 3 tabung dari tabung uji (10-1) yang positif mengandung jasad renik yang ditandai dengan adanya gas yang terdapat pada tabung durham sehingga didapatkan nilai MPN dari tabel MPN yaitu 0,23. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 23 bakteri coliform. Untuk sampel air kantin B, terdapat 3 tabung dari tabung uji 10-1, 1 tabung dari tabung uji 10-2, dan 3 tabung dari tabung uji 10-3, yang positif mengandung jasad renik yang ditandai dengan adanya gas yang terdapat pada tabung durham

sehingga didapatkan nilai MPN dari table MPN yaitu 1,60. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 160 bakteri coliform. Berdasarkan perhitungan MPN, hasil ini sudah diambang batas, karena menurut Standar WHO yakni 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, ini berarti tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml. Jadi, dari kedua sampel tersebut sudah tidak layak atau aman untuk dikonsumsi sebab jumlah bakteri coliform sudah lebih dari ambang batas yang dianjurkan oleh WHO. Namun, perlu diketahui bahwa untuk menentukan kelayakkan konsumsi masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Sehingga hasil percobaan ini belum bisa menjadi patokkan tingkat kelayakkan sampel uji untuk dikonsumsi. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas pada tabung yang menandakan tabung bersifat positif. Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri

berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Diantara organisme-organisme yang dipelajari, yang hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah Escherichia coli dan kelompok bakteri coli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai indikator polusi tinja yang dapat diandalkan (Pelczar,1988).

BAB IV Hasil dan Pembahasan A. Hasil Pengamatan No. Gambar Keterangan Zat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sampel adalah

tetracyclin yang termasuk antibiotika yang 1. bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan cara menghambat sintetis protein kuman. Pada gambar tampak zona bening dimana pada daerah tersebut tidak ditumbuhi

mikroba. Zat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri sampel yaitu

tetracyclin yang termasuk antibiotika yang 2. bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan cara menghambat sintetis protein kuman. Pada gambar tampak zona bening dimana pada daerah tersebut tidak ditumbuhi

mikroba. Zat yang digunakan untuk menghambat pertubuhan bakteri sampel adalah uang 3. logam. Pada gambar tidak terlihat zona bening karena medium yang digunakan mengalami kerusakkan. Zat yang digunakan untuk menghambat pertubuhan bakteri sampel adalah uang 4. logam. Pada gambar tidak terlihat zona bening karena medium yang digunakan mengalami kerusakkan.

B. Pembahasan Praktikum uji antibiotik ini dilakukan untuk menentukan keefektifan suatu antibiotik terhadap mikroorganisme. Percobaan dilakukan dengan menggunakan antibiotika tetracyclin dan uang logam. Jenis mikroba yang diuji dalam praktikum kali ini adalah Candida albicans. Semakin rendah konsentrasi dari antibiotik maka daya hambatnya akan semakin lemah sehingga zona yang terbentuk akan semakin kecil dan semakin tinggi konsentrasi antibiotik, maka semakin kuat daya hambatnya sehingga semakin besar zona bening yang terbentuk (Dwidjoseputro, 1994). Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Keampuhan suatu antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut. Antimikroba yang berbeda memiliki laju difusi yang berbeda pula, karena itu keampuhan antimikroba satu tidak sama dengan antimikroba yang lain. Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan

pengamatan zona bening. Sementara pada sampel yang menggunakan tetracyclin terbentuk zona bening yang berada di daerah sekitar antibiotik

tersebut. Pada zona bening ini tidak tampak adanya pertumbuhan mikroba sementara daerah di luar zona bening tampak terdapat koloni

mikroba.Tetracyclin merupakan antibiotik berspektrum luas yang dapat menghambat sintesis protein. Tetracyclin memasuki mikroorganisme melalui difusi pasif dan sebagian melalui suatu proses transport aktif yang bergantung pada energi. Mekanisme kerja dari tetracyclin adalah menghambat sintesis protein pada mikroba yang rentan terhadap tetracyclin dengan cara menghambat ikatan aminoasil tRNA pada ribosom. Pada dasarnya logam berat seperti logam Cu dan Zn memiliki sifat antimikroba. Namun pada percobaan ini sampel uji yang menggunakan uang logam tampak tidak memiliki zona bening. Hal ini tidak hanya dikarenakan oleh medium uji yang mengalami kerusakkan tetapi juga karena kandungan pada uang logam sendiri yang pada dasarnya dibuat dari campuran beberapa logam. Karena kandungan logamnya yang tidak cukup untuk mengimbagi pertumbuhan mikroba inilah yang membuat sampel yang menggunakan uang logam tidak tampak memiliki zona bening.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah : 1. Uji potensi antibiotik tetracyclin menunjukkan hasil adanya zona bening pada kontrol Candida albicans. Sedangkan pada kontrol Candida albicans yang menggunakan uang logam tidak tampak adanya zona bening. 2. Antibiotik golongan tetracyclin dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. 3. Logam juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Namun dalam percobaan kali ini, hal tersebut tidak berhasil dikarenakan medium yang digunakan mengalami kerusakkan. B. Saran Adapun, agar praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar syarat kerja aseptis mutlak diperlukan. Oleh karena itu, diharapkan agar para praktikan dapat mematuhi semua tata cara praktikum mikrobiologi dengan baik guna keberhasilan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2012, Farmakokinetika Klinik Tetrasiklin, (http://yosefw.wordpress. com/ 2009 /03/19/farmakokinetika-klinik-tetrasiklin/), Diakses pada tanggal 21 April 2012. Dwidjoseputro, D, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta. Jawetz, Melnick, Adelbergs, 2005,Mikrobiologi Kedokteran, Salemba Medika, Jakarta. Pelczar. 1986, Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1, Penerbit UI-Pres, Jakarta. Pratiwi, Silvia T, 2008,Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta. Ramona, Y., R. Kawuri, I.B.G. Darmayasa, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Program Studi Farmasi F MIPA UNUD, Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana, Jimbaran. Soekardjo, Siswandono B, 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press, Jakarta. Van Saene, H.K.F, Silvestri L, De la Cal MA, 2005,Infection Control In The Intensive Care Unit2nd ed, Springer,Milan.

Anda mungkin juga menyukai