Kelemahan
-Sering terbentuknya kolon
menyebar setelah diinkubasi
-Penyebabnya terdapat lapisan
tipis air dipermukaan agar
Saran untuk cawan sebar
Jangan memneteskan biakan dipinggir cawan
yang akan mempersulit penyebaran oleh
spreader
Jangan langsung menyebarkan inokulum dengan
pertumbuhan
Cawan tuang / Pour plate
Adalah tehnik penanaman mikroorganisme dengann
mencampurkan inokulum dengan medium yang
masih cair sehingga kumpulan sel akan menyebar
merata ke seluruh media ( tidak hanya permukaan)
Tehnik ini cocok untuk menumbuhkan
mikroorganisme yang pertumbuhanya tidak
dipengaruhi oleh keberadaan oksigen
( mikroaerofilik/ anaerob fakultatif)
Koloni yang terbentuk umumnya kecil dan kompak
sehingga meminimalkan perebutan nutrisi antar
koloni
Kelemahan
o mikroorganisme akan terpapar pada suhu dimana agar
msih cair yang meningkatkan resiko kematian untuk sel
yang tidak tahan panas
o Koloni yang menimbukan gas dalam metabolismenya akan
menimbulkan retakan pada agar
o penampakan koloni menjadi terlihat kurang jelas karena
tertanam didalam agar
o Terciptratnya media kepinggir/tutup cawan saat
pengadukan
o Perbedaan ukuran koloni didalam dan dipermukaan media
akibat beda konsentrasi oksigen
o (Jarvis, 2008, hal. 121-122) sebaiknya tidak menggunakan
tehnik ini untuk menghitung organisme yang sensitif
panas atau sangat membutuhkan oksigen.
Tehnik cawan tuang
Memasukan sejumlah inokulum dengan volume
tertentu dalam cawan petri steril
Kemudian tuang media pertumbuhan yang masih cair
suhu ± 45 derajat
Homogenkan/ sebarkan dengan cara memutar cawan
petri seperti angka 8 ( usahanakan media tidak
mengenai tutup cawan)
Biarkan sampai medium memadat
Perbandingan antara tehnik
penanaman
Spread plate umumnya mendapatkan hasil perhitungan
yang lebih tinggi dibandingkna Pour plate untuk bakteri
aerob mesofilik (Nottingham et all. (1975) dan Barraud et
al.(1967) dalam Jarvis (2008 hal 137))
Clarik (1967) menyatakan lebih tinggi hasil spred plate
dibanding pour plate pada sampel air
Taylor, Allen dan Geldreich (1983) menunjukan bahwa
metode pour plate tidak seakurat pour plate untuk
menghitung mikroorganisme heterotrof
Namun, Jarvis et al (1975) dalam Jarvis (2008) menyatakan
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam spred plate
dan pour plate untuk sempel sosis, daging olahan, krim
dan salat (hal.137)
Perbedaan tersebut tentunya sangat
dipengaruhi oleh kadar oksigen dan pola
pertumbuhan koloni di permukaan dan di
pdalam media.
Selain itu, jenis mikroorganisme juga sangat
Pengenceran pertama
Sempel ditimbang (g) atau diambil volume (v) didalam platik atau
mangkuk steril dengan ketidakastian ±5 %
4. Kekuatan agar
5. Pengaruh pH
6. Sterilisasi media
8. Penuangan media
memungkinkan terjadinya
perbaikan/pemullihan terhadap kapasitas
mikroorganisme yng stres dalam
pertumbuhan normalnya tanpa mendukung
adanya perbanyakan yang diperlukan. Ex,
Buffered peptone agar
Media isolasi. Media padat atau semisolit
yang dapat menumbuhkan mikroorganisme.
Media isolasi selektif = media yang
mengijinkan pertumbuhan jenis tertentu
namun menghambat jenis lainya. Ex.
XLD(Xylose lysine Deoxycholate) agar.
Media non selektif = media isolasi yang tidak
menghambat secara selektif mikroorganisme
tertentu. Ex. PCA ( Plate count agar)
1. Bahan bahan media pertumbuhan
1. Sumber nutrisi
Sumber karbon
Sumber nitrogen
Sumber oksigen
Sumber posfat
Sumber unsur sekelumit ( Trace element)
2. Komposisi media pertumbuhan
1. Agar = terbuat dari ekstrak alga. u/ memadatkan
media cair sehingga sel tidak larut dalam cairan
2. Peptone = hasil hidrolisis protein dari proses
enzimetik atau digesti asam
3. Meat/plant ekstract= ekstrak daging dan
tumbuhan mengandung banyak asam
amino,peptida dengan berat molekul rendah ,
karbohidrat ,vitamin, mineral dan trace metals.
Jaringan hewanlebih banyak mengandung bahan
protein larut air dan glikogen, sedangkan ekstrak
tumbuhan lebih banyak karbohidrat.
4. Faktor tumbuh, ex, vitamin, asam
amino, asam lemak dan nutrisi dari
darah.
5. Komponen selektif
u/ menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
6. Komponen diferensial = tidak menekan
ertumbuhan mikroorganisme tertentu,
namun sebagai bahan memudahkan
pembedaan mikrob target dari populasi
campuran.
7. pH buffer= menjaga pH media selama
digunakan untuk tumbuh
Koloni merupakan
Koloni sekumpulan
mikroorganisme yang
memiliki kesamaan
-Bentuk
-Susunan
-Tepi
-Ketinggian
-Permukaan
-Warna
Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang
tumbuh di permukaan medium adalah sebagai berikut:
•Bentuk.
- Ada koloni yang bulat dan memanjang. Ada yang
tepinya rata dan tidak rata.
•Kenaikan permukaan.
- Ada koloni yang rata dengan permukaan medium, ada
pula yang timbul diatas permukaan medium.
•Halus kasarnya pemukaan.
- Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaannya
kasar dan tidak rata.
•Wajah permukaan.
- Ada koloni yang permukaannya mengkilat dan ada
yang permukaannya suram.
Warna.
- Kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau
kekuningan.
Kepekatan.
- Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras
dan kering.
Penentuan koloni yang dihitung
Untuk koloni berpenampakan sama yang terpisah
tanpa bertindih dan jarak antar koloni sebesar
diameter koloni terkecil dihitung 1 koloni
Untuk koloni yangbertindihan/bersinggungan untuk
dua koloni yang berbeda penampakanya (morfologi,
warna, bentuk,dll) masing-msing dihitung 1 koloni
Jika gabungan koloni yang saling bertindih tidak
dapat ibedakan dengan jelas maka dihitung 1 koloni
Untuk koloni spreader ( menyebar) pada media
maka dihitung 1 koloni.
PERHITUNGAN KOLONI
Cawan yang mengandung jumlah 25 koloni–250
koloni . Catat pengenceran yang digunakan dan hitung
jumlah total koloni dikalikan pengenceran
Cawan dengan jumlah koloni >250
laporkan hasilnya sebagai terlalu banyak untuk
dihitung (TBUD)(TNCT), tetapi jika salah satu
pengenceran mempunyai jumlah koloni mendekati 250
laporkan sebagai perkiraan ALT.
Jumlah koloni semua cawan <25 koloni atau cawan
tanpa koloni.
( catat koloni yang ada, tetapi nyatakan perhitungan
sebagai kurang dari 25 dan dikalikan dengan 1/d,
dimana d adalah faktor pengenceran pertama yang
digunakan dan dilaporkan sebagai perkiraan ALT.
Perhitungan kontrol
Catatan:
KA KP
Karena pada kontrol ada koloni
1 koloni 2 koloni maka masing-masing cawan tiap
pengenceran dikurangi jumlah
koloni pd kontrol
dengan :
N = jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni/ ml/ g;
ΣC = jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung;
n1 = jumlah cawan pada pengenceran pertama yang
dihitung;
n2 = jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung;
d = pengenceran pertama yang dihitung.
Contoh pembulatan
1234 5 6789
+0 +1
EX. 472 478
= =
Contoh pembulatan
=
=
=
Contoh soal
No Sampel S/D Σ Koloni ALT
(Koloni/
gr/ml)
10^-2 10^-3 10^-4
1 Tahu S TBUD 189 24
D 245 138 20
Nilai ALT= ........?
N = Σ C
[(1 x n 1) + (0,1 x n2)] (x d)
=
Cawan dengan jumlah 25-250 koloni/ml/g
Cttn:
jika ke-6 cawan (seluruh cawan) nilainya TBUD , maka
pengenceran terakhir harus tetap dihitung jumlahnya
Contoh soal
S/ 10^-2 10^-3 10^-4
D
S TBUD TBUD 567
Nilai ALT=.............?
= 437 x 1/10^-4
=437x10^4
= 4.370.000
= 4400000 cfu/g
= 4.4 x 10^6 cfu/g
3. Cawan dengan jumlah koloni <25
Catatan:
Beri tanda bintang (*) untuk cawan yang kurang dari 25
koloni.
Contoh soal
S/D 10^-2 10^-3 10^-4
S 24 17 5
D 23 12 7