Anda di halaman 1dari 4

Analisa Kadar Gula Menggunakan Metode Luff Schrool

Sebelum Inversi
1. Menimbang 2-3 gram sampel yang telah dibuat sebelumnya di dalam Gelas kimia 250
ml.
2. Menambahkan 50 ml aquades.
3. Menambahkan Timbal Asetat Basis tetes demi tetes hingga endapan tidak terjadi lagi
saat ditetesi dengan Timbal Asetat Basis tersebut.
4. Menambahkan 6-7 tetes Na3PO4 10% agar air menjadi jernih.
5. Menambahkan 3-4 tetes Na2HPO4 10%.
6. Menyaring larutan dari beaker glass ke dalam labu ukur 100 ml dan menambahkan
aquades hingga tanda batas.
7. Menghomogenkan di dalam beaker glass (Larutan L1), dan mengambil 25 ml L1
menggunakan pipet volumetrik.
8. Memasukkan dalam Erlenmeyer dan menambahkan Pereaksi Luff Schoorl.
9. Menambahkan batu didih ke dalamnya untuk mempercepat pemanasan.
10. Memanaskan menggunakan hot plate dan refluks selama kurang lebih 10 menit.
11. Mendinginkan secara mendadak menggunakan air mengalir.
12. Menambahkan H2SO4 26,5% / 25% sebanyak 25 ml dan harus dilewatkan pada dinding
erlenmeyer secara hati-hati.
13. Menambahkan KI 15% sebanyak 20 ml menggunakan Pipet Volumetri.
14. Mentitrasi menggunakan Na2S2O3 0,1 N hingga saat ditetesi menggunakan Indikator
Amylum 1 %, tetesan indikator tidak berwarna biru tua.

15. Mencatat volume titrasi (A ml).


16. Membuat blanko pengujian yaitu dengan mengganti L1 dengan Aquades sebanyak 25 ml,
dan mengulangi prosedur No.8 s/d 15.
17. Mencatat volume titrasi blanko pengujian (B ml).
18. Menghitung Kadar Gula Sebelum Inversi menggunakan rumus :
Angka T abel( AT )=

( B ml A ml ) Normalitas Na 2 S 2O 3
0.1

Gula sebelum inversi =

AT Faktor Pengenceran
100
Bobot sampel ( mg )

Setelah Inversi
1. Mengambil larutan L1 dari Analisa Gula Sebelum Inversi sebanyak 25 ml dan
memasukkan ke dalam beaker glass.
2. Menambahkan 10 ml HCL 30%.
3. Memanaskan di dalam Water bath selama kurang lebih 10 menit.
4. Menetralisasi menggunakan NaOH 20% tetes demi tetes, mengecek kenetralan larutan
menggunakan kertas lakmus biru.
5. Memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan menambahkan aquades hingga tanda tera
(Larutan L2).
6. Menuangkan ke dalam beaker glass untuk menghomogenisasi larutan.
7. Mengambil 25 ml Larutan L2 dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml.

8. Menambahkan 25 ml Pereaksi Luff Schoorl dan beberapa batu didih untuk mempercepat
pemanasan menggunakan Refluks dan Hot Plate.
9. Melakukan pemanasan menggunakan Refluks dan Hot Plate selama kurang lebih 10
menit.
10. Mendinginkan menggunakan air mengalir secara mendadak.
11. Menambahkan 25 ml H2SO4 26,5% / 25% dengan melewatkannya pada dinding
Erlenmeyer secara hati-hati.
12. Menambahkan 20 ml KI 15%.
13. Mentitrasi menggunakan Na2S2O3 0,1 N hingga saat ditetesi menggunakan Indikator
Amylum 1% sudah tidak terjadi perubahan warna (Coklat menjadi Biru Tua).
14. Mencatat volume titrasi (A ml).
15. Membuat blanko pengujian dengan mengulangi prosedur No.7 s/d 13, tetapi dengan
mengganti 25 ml Larutan L2 dengan 25 ml Aquades.
16. Mencatat volume titrasi blanko pengujian (B ml).
17. Menghitung Kadar Gula Setelah Inversi dengan rumus :
Angka Tabel( AT )=

( B ml A ml ) Normalitas Na2 S 2O 3
0.1

Gula setelah inversi=

AT Faktor Pengenceran
100
Bobot sampel ( mg )

Dari kedua hasil analisa tersebut (Analisa Gula Sebelum Inversi dan Analisa Gula Setelah
Inversi), dapat dihitung pula Kadar Sakarosa sampel uji tersebut dengan menggunakan rumus :

Kadar sakarosa=( Gula setelah inversi Gula sebelum inversi ) 0.95

Anda mungkin juga menyukai