Anda di halaman 1dari 15

Salsabila Junar

240210180119
Kelompok 15
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Menyiapkan medium pertumbuhan dan pengencer yang sesuai bagi
mikroorganisme dan melakukan proses sterilisasi yang benar mempengaruhi
kehidupan mikroorganisme yang diamati dan hasil pengamatan suatu penelitian
yang dilakukan.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Medium dan Pengencer
Warna
Medium/Pengen- Sebelum
No. Komposisi Kegunaan Sesudah
cer Pemana-
Sterilisasi
san
Beef extract, Tempat Kuning
Nutrient Agar Coklat
1. peptone, pertumbu- kecoklat
(NA) bening
agar, akuades han bakteri an keruh
Beef extract, Tempat Kuning Kuning
Nutrient Broth
2. peptone, pertumbu- muda kecoklatan
(NB)
akuades han bakteri keruh bening
casein Tempat
enzymic pertumbu-
Kuning
Plate Count Agar hydrolisate, han Kuning
3. pudar
(PCA) yeast extract, berbagai bening
keruh
dextrose, jenis
agar, akuades mikroba
Potato
Tempat Kuning
Potato Dextrose extract, Kuning
4. pertumbu- pudar
Agar (PDA) dextrose, bening
han jamur keruh
agar, akuades
Menye-
barkan
Peptone,
pertumbu-
NaCl, Tidak Tidak
Buffered Peptone han bakteri
5. Na2HPO4, berwarna berwarna,
Water (BPW) supaya
KH2PO4, , bening bening
memu-
akuades
dahkan
perhitungan
Memper-
Natrium klorida tahankan Tidak Tidak
NaCl,
6. fisiologis (NaCl pH berwarna berwarna,
akuades
fis) pertumbuha , bening bening
n mikroba

4.1 Pembuatan Medium


Pembiakkan mikrobia di laboratorium memerlukan medium yang
mengandung zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba.
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
Medium adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba dan
terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk menumbuhkan
mikroba, medium dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian
sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba (Lay, 1994 ; Jutono dkk,
1980). Medium yang digunakan tersebut harus sesuai komponennya dengan
kebutuhan jenis mikroorganisme yang bersangkutan (Volk dan Wheeler, 1993).
Medium yang dibuat pada praktikum kali ini adalah medium Nutrient Agar
(NA), Nutrient Broth (NB), Potato Dextrose Agar (PDA), dan Plate Count Agar
(PCA).
1. Nutrient Agar (NA)
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium berbentuk padat yang terbuat
dari campuran ekstrak daging, pepton, dan akuades dengan menggunakan agar
sebagai pemadatnya. Ekstrak daging sapi digunakan sebagai sumber karbon,
nitrogen, oksigen, mineral, dan vitamin. Pepton merupakan protein yang juga
digunakan sebagai sumber karbon, nitrogen, oksigen, dan sulfida. Akuades
berfungsi sebagai pelarut pembentukan medium dan sarana transport bakteri.
Sementara agar diperlukan karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung
karbohidrat berupa galaktam sehingga medium yang diperoleh tidak mudah
diuraikan oleh mikroorganisme dan dapat dimanfaatkan untuk penanaman bakteri
(Wuryanti dkk., 2010).
Berdasarkan bahan yang digunakan, NA termasuk dalam kelompok
medium semi alami, yaitu medium yang terdiri dari bahan alami yang ditambahkan
dengan senyawa kimia. Berdasarkan kegunaannya, NA termasuk ke dalam jenis
medium umum, karena medium ini merupakan medium yang paling umum
digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Sementara berdasarkan
bentuknya, medium ini berbentuk padat karena mengandung agar sebagai bahan
pemadatnya. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau
morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016 : 84). Selain itu, ia juga digunakan untuk
isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimiawi, perhitungan jumlah
mikroorganisme, dan lain sebagainya (Rakhmawati, 2012). Warna dari medium NA
ini adalah coklat muda.
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
Kadar yang tertera pada kemasan Nutrient Agar (NA) yang digunakan
adalah 20 gram/1 L.
𝑚2 20
=
100 1000
𝑚2 = 2 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa serbuk medium NA yang diperlukan dalam 100 ml akuades adalah 2
gram.
Ada beberapa langkah untuk membuat medium NA. Pertama-tama,
sebanyak 2 gram NA yang telah tersedia dilarutkan sedikit demi sedikit dengan 100
ml akuades dalam beaker glass. Larutan yang dihasilkan memunculkan warna
kuning kecoklatan yang pekat dan membentuk endapan. Larutan tersebut
dituangkan ke dalam erlenmeyer dan dipanaskan menggunakan kompor di atas
panci berisi akuades dan berlapiskan lap sambil diaduk hingga menjadi homogen.
Endapan pada larutan menghilang dan warna larutan berubah menjadi coklat
bening. Erlenmeyer diangkat dan disumbat menggunakan kapas yang telah
dibungkus kain kasa. Mulut erlenmeyer yang sudah disumbat dilapisi alumunium
foil dan direkatkan dengan solatip kertas. Erlenmeyer dimasukkan ke dalam
autoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 1 atm selama 15 menit untuk disterilisasi
(Fardiaz, 1993). Proses sterilisasi tidak berpengaruh terhadap warna coklat bening
pada larutan. Medium NA yang telah disterilisasi tersebut disimpan di tempat steril
dan siap untuk digunakan.

Gambar 1. Medium NA Gambar 2. Medium NA


sebelum dipanaskan setelah dipanaskan
(Sumber : Dokumentasi (Sumber : Dokumentasi
Pribadi, 2019) Pribadi, 2019)
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
2. Nutrient Broth (NB)
Nutrient Broth (NB) merupakan suatu medium cair yang memiliki
kesamaan komposisi dengan NA, yaitu ekstrak daging, pepton, dan akuades. Lain
halnya dengan NA, pada NB tidak diperlukan agar karena hasil yang diinginkan
adalah medium berfasa cair (Wuryanti dkk., 2010). Medium cair biasanya
digunakan untuk perbanyakan mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi,
dan berbagai uji lainnya (Rakhmawati, 2012). Medium NB merupakan medium
yang umum digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Warna dari
medium ini adalah kuning kecoklatan.
Kadar yang tertera pada kemasan Nutrient Broth (NB) yang digunakan
adalah 8 gram/1 L.
𝑚2 8
=
100 1000
𝑚2 = 0,8 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa serbuk medium NB yang diperlukan dalam 100 ml akuades adalah
0,8 gram.
Ada beberapa langkah untuk membuat medium NB. Pertama-tama,
sebanyak 0,8 gram NB yang telah tersedia dilarutkan sedikit demi sedikit dengan
100 ml akuades dalam beaker glass. Larutan yang dihasilkan memunculkan warna
kuning muda yang keruh dan membentuk endapan. Larutan tersebut dituangkan ke
dalam erlenmeyer dan dipanaskan menggunakan kompor di atas panci berisi
akuades dan berlapiskan lap sambil diaduk hingga menjadi homogen. Endapan pada
larutan menghilang dan warna larutan berubah menjadi kuning kecoklatan bening.
Erlenmeyer diangkat dan disumbat menggunakan kapas yang telah dibungkus kain
kasa. Mulut erlenmeyer yang sudah disumbat dilapisi alumunium foil dan
direkatkan dengan solatip kertas. Erlenmeyer dimasukkan ke dalam autoklaf pada
suhu 121ºC dan tekanan 1 atm selama 15 menit untuk disterilisasi (Fardiaz, 1993).
Proses sterilisasi tidak berpengaruh terhadap warna kuning kecoklatan bening pada
larutan. Medium NB yang telah disterilisasi tersebut disimpan di tempat steril dan
siap untuk digunakan.
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15

Gambar 3. Medium NB setelah dipanaskan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
3. Plate Count Agar (PCA)
Plate Count Agar (PCA) merupakan medium padat, yaitu medium yang
mengandung agar sehingga setelah dingin medium tersebut akan menjadi padat.
Medium PCA tersusun dari casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, dan
agar. Medium PCA ini baik untuk pertumbuhan semua jenis mikroba karena di
dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan
asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta yeast extract yang
menyuplai vitamin B kompleks (Jessita, 2012). Warna dari medium ini adalah
kuning muda.
Kadar yang tertera pada kemasan Plate Count Agar (PCA) yang digunakan
adalah 22,5 gram/1 L.
𝑚2 22,5
=
100 1000
𝑚2 = 2,25 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa serbuk medium PCA yang diperlukan dalam 100 ml akuades adalah
2,25 gram.
Ada beberapa langkah untuk membuat medium PCA. Pertama-tama,
sebanyak 2,25 gram PCA yang telah tersedia dilarutkan sedikit demi sedikit dengan
100 ml akuades dalam beaker glass. Larutan yang dihasilkan memunculkan warna
kuning pudar yang keruh. Larutan tersebut dituangkan ke dalam erlenmeyer dan
dipanaskan menggunakan kompor di atas panci berisi akuades dan berlapiskan lap
sambil diaduk hingga menjadi homogen. Warna larutan berubah menjadi kuning
bening. Erlenmeyer diangkat dan disumbat menggunakan kapas yang telah
dibungkus kain kasa. Mulut erlenmeyer yang sudah disumbat dilapisi alumunium
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
foil dan direkatkan dengan solatip kertas. Erlenmeyer dimasukkan ke dalam
autoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 1 atm selama 15 menit untuk disterilisasi
(Fardiaz, 1993). Proses sterilisasi tidak berpengaruh terhadap warna kuning bening
pada larutan. Medium PCA yang telah disterilisasi tersebut disimpan di tempat
steril dan siap untuk digunakan.
4. Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan atau
mengidentifikasi yeast dan kapang, dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast

Gambar 4. Medium PCA setelah dipanaskan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. Medium PDA mengandung
sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup, yaitu terdiri dari 20% ekstrak
kentang dan 2% glukosa atau dextrose sehingga baik untuk pertumbuhan kapang
dan khamir, tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri (Schegel, 1994).
Kadar yang tertera pada kemasan Potato Dextrose Agar (PDA) yang
digunakan adalah 39 gram/1 L.
𝑚2 39
=
100 1000
𝑚2 = 3,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa serbuk medium PDA yang diperlukan dalam 100 ml akuades adalah
3,9 gram.
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
Ada beberapa langkah untuk membuat medium PDA. Pertama-tama,
sebanyak 3,9 gram PDA yang telah tersedia dilarutkan sedikit demi sedikit dengan
100 ml akuades dalam beaker glass. Larutan yang dihasilkan memunculkan warna
kuning pudar yang keruh dan membentuk endapan. Larutan tersebut dituangkan ke
dalam erlenmeyer dan dipanaskan menggunakan kompor di atas panci berisi
akuades dan berlapiskan lap sambil diaduk hingga menjadi homogen. Endapan pada
larutan menghilang dan warna larutan berubah menjadi kuning bening. Erlenmeyer
diangkat dan disumbat menggunakan kapas yang telah dibungkus kain kasa. Mulut
erlenmeyer yang sudah disumbat dilapisi alumunium foil dan direkatkan dengan
solatip kertas. Erlenmeyer dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan
tekanan 1 atm selama 15 menit untuk disterilisasi (Fardiaz, 1993). Proses sterilisasi
tidak berpengaruh terhadap warna kuning bening pada larutan. Medium PDA yang
telah disterilisasi tersebut disimpan di tempat steril dan siap untuk digunakan.

Gambar 5. Medium PDA setelah dipanaskan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

4.2 Pembuatan Pengencer


Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan
konsentrasi larutan dengan menambahkan zat pelarut ke dalam larutan sehingga
volume larutan berubah (Nurohaianah, et al., 2007). Pengenceran diperlukan agar
nantinya diperoleh pertumbuhan bakteri yang tidak konfluen sehingga koloninya
mudah untuk dihitung. Pengenceran biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10,
1:100, 1:000 dan seterusnya. Larutan yang digunakan untuk mengencerkan
biasanya mengandung buffer untuk menjaga keseimbangan ion dari mikroba. Buffer
yang biasa digunakan dalam pembuatan medium dan larutan pengencer adalah
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
fosfat karena merupakan satu-satunya komponen anorganik yang mempunyai sifat
buffer pada kisaran pH normal yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologi
dari mikroba. Selain dari itu, fosfat tidak bersifat racun terhadap mikroba, dan dapat
menjadi sumber fosfor untuk pertumbuhan mikroba. Garam fosfat yang sering
digunakan sebagai buffer adalah kalium monohidrogen fosfat (K2HPO4) dan/atau
kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4). Selain larutan yang mengandung buffer fosfat,
dapat juga digunakan larutan garam fisiologi (0,85%) atau larutan Ringer (Sandjaja,
1992).
Pengencer yang dibuat pada praktikum kali ini adalah pengencer Buffered
Peptone Water (BPW) dan Natrium klorida fisiologis (NaCl fisiologis).
1. Buffered Peptone Water (BPW)
Buffered Peptone Water (BPW) merupakan suatu pengencer yang tersusun
atas kandungan pepton, NaCl, Na2HPO4, KH2PO4, dan akuades. Kandungan
Na2HPO4 dan KH2PO4 yang terdapat dalam BPW menyebabkan pH larutan netral
(pH 7). Kandungan NaCl pada larutan BPW bekerja untuk mendistribusikan atau
menyebarkan sel-sel bakteri dengan sempurna. Sedangkan kandungan pepton pada
BPW menyebabkan sel-sel bakteri yang sudah menyebar dengan sempurna tidak
mudah mengalami kematian karena pepton mengandung banyak N2
(Dwidjoseputro, 2005).
Kadar yang tertera pada kemasan Buffered Peptone Water (BPW) yang
digunakan adalah 0,1 gram/100ml.
𝑚2 0,1
=
100 100
𝑚2 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa serbuk pengencer BPW yang diperlukan dalam 100 ml akuades
adalah 0,1 gram.
Ada beberapa langkah untuk membuat pengencer BPW. Pertama-tama,
sebanyak 0,1 gram BPW yang telah tersedia dilarutkan sedikit demi sedikit dengan
100 ml akuades dalam beaker glass. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna atau
disebut bening. Larutan tersebut dituangkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer
disumbat menggunakan kapas yang telah dibungkus kain kasa. Mulut erlenmeyer
yang sudah disumbat dilapisi alumunium foil dan direkatkan dengan solatip kertas.
Erlenmeyer dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 1 atm
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
selama 15 menit untuk disterilisasi (Fardiaz, 1993). Proses sterilisasi tidak
berpengaruh terhadap kebeningan larutan. Pengencer BPW yang telah disterilisasi
tersebut disimpan di tempat steril dan siap untuk digunakan.

Gambar 6. Pengencer BPW sebelum dipanaskan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

2. Natrium klorida Fisiologis (NaCl fisiologis)


NaCl fisiologis digunakan sebagai pengencer agar suspensi sampel tetap
steril dari kontaminan. Pengencer NaCl dapat menghambat pertumbuhan bakteri
karena dapat meningkatkan tekanan osmotik substrat yang menyebabkan terjadinya
penarikan air dari dalam sel mikroorganisme sehingga sel akan kehilangan air dan
mengalami pengerutan yang menyebabkan aktivitas mikroorganisme terhambat
(Indarti, 2009). NaCl fisiologis juga dapat mempertahankan kondisi pH.
Sebagaimana diketahui bahwa pertumbuhan mikroorganisme sangat peka terhadap
perubahan pH, sehingga diperlukan suatu larutan pengencer yang tidak
mempengaruhi kondisi pH (Trigiantoro, 2008). Komposisi dari NaCl fisiologis
yaitu sodium klorida dan akuades.
Kadar yang tertera pada kemasan Natrium Klorida (NaCl) yang digunakan
adalah 0,85 gram/100ml.
𝑚2 0,85
=
100 100
𝑚2 = 0,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa serbuk pengencer NaCl yang diperlukan dalam 100 ml akuades
adalah 0,85 gram.
Ada beberapa langkah untuk membuat pengencer NaCl. Pertama-tama,
sebanyak 0,85 gram NaCl yang telah tersedia dilarutkan sedikit demi sedikit dengan
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
100 ml akuades dalam beaker glass. Larutan yang dihasilkan tidak berwarna atau
disebut bening. Larutan tersebut dituangkan ke dalam erlenmeyer. Erlenmeyer
disumbat menggunakan kapas yang telah dibungkus kain kasa. Mulut erlenmeyer
yang sudah disumbat dilapisi alumunium foil dan direkatkan dengan solatip kertas.
Erlenmeyer dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 1 atm
selama 15 menit untuk disterilisasi (Fardiaz, 1993). Proses sterilisasi tidak
berpengaruh terhadap kebeningan larutan. Pengencer NaCl yang telah disterilisasi
tersebut disimpan di tempat steril dan siap untuk digunakan.

Gambar 7. Pengencer NaCl setelah dipanaskan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

4.3 Sterilisasi Basah


Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk menghilangkan atau
menghancurkan mikroba patogen sehingga peralatan atau media yang akan
digunakan pada praktikum bebas dari kontaminan dan tidak mudah rusak
(Guhathakurta, 2016). Pada umumnya sterilisasi dilakukan menggunakan panas.
Terdapat dua macam sterilisasi, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Sterilisasi kering merupakan sterilisasi yang menggunakan udara kering. Oven
merupakan salah satu contoh alat yang menggunakan prinsip sterilisasi kering.
Suhu pada oven diatur hingga 170-180°C selama 2 jam untuk mensterilkan alat-alat
gelas seperti botol, tabung reaksi, cawan petri, dan sebagainya. Bahan-bahan seperti
kapas, kain, dan kertas juga dapat disterilisasi dengan alat ini. Sterilisasi basah
merupakan sterilisasi yang menggunakan uap air panas. Sterilisasi basah dapat
dilakukan dengan perebusan (suhu 100°C, waktu 5-10 menit), blansing (suhu 70-
85°C, waktu 7-9 menit), pasteurisasi (suhu 72°C, waktu 15 detik), dan
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
menggunakan autoklaf (suhu 121°C, tekanan 1 atm, waktu 15 menit). Cara ini
dapat digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan mengandung cairan yang tidak
tahan udara panas kering, misalnya medium (Sumanti dkk, 2008).
Ada beberapa langkah untuk melakukan sterilisasi basah dengan metode
perebusan. Pertama-tama, alat-alat dicuci dengan deterjen dan dibilas hingga
bersih. Alat-alat tersebut dididihkan selama 5 – 10 menit di dalam panci yang sudah
dialasi lap dan terendam dalam akuades. Alat steril yang telah selesai direbus
disimpan ke dalam lemari steril dan siap untuk digunakan.

Gambar 8. Sterilisasi Perebusan


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada praktikum kali ini
adalah sebagai berikut :
 Terdapat berbagai macam medium tumbuh mikroorganisme dengan
karakteristik, komposisi, dan fungsi yang berbeda.
 Medium Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB) memiliki kesamaan
fungsi namun memiliki komposisi dan bentuk yang berbeda.
 Medium Plate Count Agar (PCA) dapat digunakan untuk pertumbuhan
segala jenis mikroorganisme sedangkan medium Potato Dextrose Agar
(PDA) hanya pertumbuhan jamur.
 Pengenceran oleh larutan pengencer seperti Buffered Peptone Water (BPW)
dan Natrium klorida (NaCl) diperlukan agar nantinya diperoleh
pertumbuhan bakteri yang tidak konfluen sehingga koloninya mudah untuk
dihitung.
 Medium dan pengencer yang telah dibuat harus disterilisasi terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk meghindari terjadinya kontaminasi.
 Terdapat dua macam sterilisasi, yaitu sterilisasi kering dan sterilisasi basah.
Sterilisasi kering dilakukan dnegan menggunakan oven, sedangkan
sterilisasi basah dapat dilakukan dengan menggunakan metode perebusan
atau dengan menggunakan autoklaf.
5.2 Saran
Praktikan harus menandai atau melabeli setiap medium maupun pengencer
yang dibuat supaya lebih mudah mengenalinya karena medium maupun pengencer
tersebut memiliki karakteristik fisik yang hampir sama satu sama lainnya.
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta.

Curtis, Helena, Barnes, N. Sue. 1999. Biology 5th edition. Worth Publisher Inc.,
New York.

Dwidjeseputro, D. 2005. Dasar–Dasar Mikrobologi. Djambatan, Jakarta.

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


35-41 p.

Guhathakurta, R. 2016. Principles of Modern Microbiology. Cosmo Publication,


New Delhi.

Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.

Indarti. 2009. Pertumbuhan Staphylococcus aureus pada Media yang Ditambah


Garam Dapur. Universitas Muhammadiyah, Semarang.

Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya, Bandung.

Jessita, Ong. 2012. Quality Control Mikrobiologi Produk Temulawak Instan Di PT


Jamu Jago Semarang. Skripsi Sarjana Jurusan Teknologi Pangan Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, S., Suhadi D. 1980. Pedoman


Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi, Fakultas
Pertanian UGM, Yogyakarta.

Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-BIOLOGI Sekolah. Refika


Aditama, Bandung. 84 p.

Nurohaianah et al. 2007. Media. UI Press, Jakarta.

Rakhmawati, Anna. 2012. Penyiapan Media Mikroorganisme. Universitas Negeri


Yogyakarta, Yogyakarta. 7-8 p.

Sandjaja, B. 1992. Isolasi dan Identifikasi Mikrobakteria. Widya Medika, Jakarta.

Schegel, H.G. 1994. Allgemeine Mikrobiologie : Mikrobiologi Umum Edisi


Keenam diterjemahkan oleh Tedjo Baskoro. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.


Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
Sumanti, Debby M. dkk. 2019. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Universitas Padjajaran, Jatinangor.

Suriawiria. 1995. Mikrobiologi Dasar. Papasinas Sunar, Jakarta.

Suriawiria. 2005. Mikrobiologi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Trigiantoro, Yayit. 2008. Mikrobiologi 4. Available at:


http://www.scribd.com/doc/87162559/mikro-4#scribd (Diakses pada 7
April 2019).

Volk, W. A dan M. F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 1.


Erlangga, Jakarta.

Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Wuryanti, dkk. 2010. Uji Ekstrak Bawang Bombay sebagai Anti Bakteri Gram
Positif Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Cakram : 12 (2) : 3.
Salsabila Junar
240210180119
Kelompok 15
LAMPIRAN PERTANYAAN
1. Setelah saudara pelajari dan dipraktekkan, jelaskan fungsi penambahan beef
extract pada pembuatan media NA dan fungsi penambahan kentang pada
pembuatan media PDA! Mengapa berbeda?
Jawab : Fungsi beef extract adalah menyediakan nutrien esensial untuk
memetabolisme bakteri dan penambahan kentang berfungsi sebagai sumber
karbohidrat, sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir, tetapi kurang
baik untuk pertumbuhan bakteri. Keduanya berbeda karena NA lebih dominan
untuk pertumbuhan bakteri sedangkan PDA untuk pertumbuhan kapang dan khamir
yang membutuhkan nutrisi berupa protein nabati, sehingga ditambahkan kentang.

2. Jelaskan fungsi dari larutan pengencer? Mengapa harus menggunakan


KH2PO4? Dapatkah digantikan dengan senyawa kimia lain?
Jawab : Fungsi dari larutan pengencer untuk membuat media/substrat pertumbuhan
bakteri agar konsentrasinya tidak terlalu pekat dan memudahkan mikroorganisme
tumbuh. KH2PO4 adalah larutan penyangga asam dimana fungsinya sebagai
pengencer tidak akan mempengaruhi pH media. Sebagaimana diketahui bahwa
pertumbuhan kultur bakteri sangat sensitif terhadap perubahan pH, sehingga
dibutuhkan suatu larutan pengencer yang dapat mempertahankan kondisi pH media
yang cenderung asam. KH2PO4 dapat diganti dengan senyawa kimia lain, tetapi
memiliki sifat yang sama, yaitu sebagai larutan penyangga (buffer) asam yang dapat
mempertahankan pH pada daerah asam (pH<7).

Anda mungkin juga menyukai