Anda di halaman 1dari 35

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PRAKTIKUM BIOKIMI FARMASI


JURUSAN FARMASI

PERCOBAAN IX
‘‘ FERMENTASI ALKOHOL ’’

DISUSUN OLEH:

NAMA : EKA SAPUTRI


NIM : G 701 19 105
KELAS/KELOMPOK : B/II (DUA)
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 24 DESEMBER 2020
ASISTEN : THENDI ABDUL ARIEF

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM’
JURUSAN FARMASI
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Fermentasi didefinisikan sebagai perubahan gradual oleh enzim
yang disebabkan beberapa bekteri, khamir dan jamur. Keberhasilan
fermentasi sangat ditentukan oleh fermentator yang digunakan.
Fermentasi adalah suatu proses perubahan kimiawi dari
senyawa-senyawa organik (karbohidrat, lemak, protein, dan bahan
organik lain) baik dalam keadaan aerob maupun anaerob melalui kerja
enzim yang dihasilkan oleh mikroba ( Surianti, dkk, 2020).

Fementasi alkohol adalah proses penguraian karbohidrat/ glukosa


menjadi etanol dan CO2 yang dihasilkan oleh aktifitas suatu jenis
mikroba yang disebut khamir dalam keadaan anaerob. Perubahan dapat
terjadi jika mikroba tersebut bersentuhan dengan makanan yang sesuai
bagi pertumbuhannya. Fermentasi dilakukan pada kisaran suhu 27-32’
C. Pada tahap ini akan dihasilkan gas CO2 sebagai produk sampingan
dan sludge sebagai limbahnya. Fermentasi alkohol merupakan proses
yang terjadi karena adanya aktiitas suatu jenis mikroba yang disebut
khamir. Besar kecilnya aktitifitas hidup mikroba ini akan menentukan
jumblah alkohol yang terbentuk (Miskah, S, dkk, 2017).

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu adalah agar seorang farmasis dapat
mempelajari dan mengetahui proses terbentuknya fermentasi alkohol
(etanol) dengan bantuan mikroorganisme menggunakan substrat gula
putih dalam air kelapa dengan inoculum ragi roti sehingga
memudahkan seorang farmasis dalam membuat sediaan farmasi yang
bermanfaat bagi masyarakat dan dalam ilmu bioteknologi. Hal inilah
yang melatarbelakangi diadakannya praktikum kali ini
I. 2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2. 1 Maksud Percobaan
Memahami cara fermentasi alkohol (etanol) menggunakan
substrat gula putih dalam air kelapa dengan inoculum ragi roti

I. 2. 2 Tujuan Percobaan
Mengetahui cara fermentasi alkohol (etanol) menggunakan
substrat gula putih dalam air kelapa dengan inoculum ragi roti

I. 3 Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan ini adalah memahami dan mengetahui cara
fermentasi alkohol (etanol) menggunakan substrat gula putih dalam
air kelapa dengan inoculum ragi roti

I. 4 Prinsip Percobaan
Prinsip Percobaan ini adalah produksi alkohl menggunakan bahan
baku gula putih, nira eren, ubi kayau dan sagu dengan inoculum ragi.
Untuk melarutkan dan menambah unsur-unsur mineral dan sumber
nitrogen yang diperlukan oleh ragi roti, akan digunakan air kelapa
sebagai pelarut pengganti air, pupuk urea dan pupuk NPK (khusus
yang menggunakan bahan baku ubi kayu dan sagu).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Dasar Teori


Fermentasi merupakan salah satu teknologi untuk meningkatkan
kualitas pakan asal lilnah, karena keterlibatan mikroorganisme
dalam mendrgradasi serat kasar, mengurangi kadar lignin dan
senyawa nati nutrisi, sehingga nilai kecernaan pakan asallimbah
dapat meningkat.Tinggi rendahnya kandungan anorganik pada
perlakuan juga dimungkinkan oleh aktivasi mikroba pada proses
fermentasi yang menyebabkan terjadinya pemecahan kandungan
substrat sehingga mempermudah mikroorganisme yanga ada untuk
mencerna bahan organic melepaskan hasil fermentasi berupa gula,
alkohol, dan asam asam amino (Astuti, T, dkk, 2017).

Fermentasi alkohol merupakan pemecahan glukosa secara anaerob


oleh enzim yang dihasilkan oleh khamir (yeast) dimana rangkaian
atom C dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana. Peristiwa ini
disebut glikolisis, secara kimia reaksi dalam proses fermentasi ini
berjalan cukup panjang karena terjadi suatu reaksi yang maisng-
masing dipengaruhi oleh enzim khusus (Lestari, P.P, 2018).

Yeast dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat


metabolismenya yaitu bersifat fermentative dan oksidatif. Jenis
fermentasi dan oksidatif. Jenis fermentasi dapat melakukan
fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol
dan gas. Yeast merupakan salah stau kelompok mikrooganisme
yang banyak diteliti berkaitan dengan kemampuannya dalam
memecah gula menjadi etanol sehingga beberapa yeast digunakan
sebagai agen fermentasi alkohol (Sari, D. Y. R, dkk, 2016).
Proses fermentasi terbagi menjadi tiga tahap, yang pertama, tahap
anaerobic terjadi pada awal fermentasi pada hari ke-2 dan ke-3,
khamir mengkorvesi gula menjadi alkohol dalam kondisi oksigen
rendah dan pH rendah dibawah 4. Tahap kedua disebut tahap
bakteri asam laktat yang keberadaannyamulai dari awal fermentsi,
tetapi hanya menjadi dominan pada hari ke-4 dan hari ke-5
fermentasi. Bakteri asam laktat mengkorversi gula dan sebagian
asam organik menjadi asam laktat. Tahap ketiga disebut tahap
bakteri asam asetat dimana keberadaan bakteri asam asetat terjadi
selama fermentasi , tetapi keberadaannya menjadi sangat signifikat
hingga akhir proses fermentasi ketika terjadi peningkatan aerasi.
Bakteri asam asetat berperan dalam mengkoversi alkohol menjadi
asam laktat sehingga terjadi peningkatan suhu 50’ C (Meryandini,
A, dkk, 2019).

Proses fermentasi bertujuan untuk mengaktifkan kegiatan mikroba


untuk mengaktifkan kegiatan mikroba dengan tujuan mengubah
sifat bahan baku agar menjadi hasil. Supaya mikroba hidup dengan
baik pada proses fermentasi, maka perlu dilakukan pada suhu
anatra kamar dan juga pH, sehinggan alkohol dapat diperoleh
lebih besar. Ragi melakukann fermentasi melalui sel-selnya yang
akan mengubah gula menjadi alkohol dalam kondisi anaerob.
Apabila ada udara yang masuk proses fermentasi akan terggangu
dalam pembentukan alkohol.Gas COc yang terbentuk dialirkan
melalui selang kecil dan tidak terjadi peningkatan suhu. Dalam
fermentasi, mikrooragnisme mempunyai peranan yang snagat
penting (Sukaryo dan Subekti, S, 2017).
II. 2 Uraian Bahan
1. Gula (FI Ed IV, 1955:725)
Nama Resmi : SACCHAROSE
Nama lain : Sukrosa
RM/ BM : C12H22O11/ 342,30
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemberian : Hablur tidak berwarna, massa hablur atau
berbentuk kubus atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
bagian etanol (95%) P
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan Zat tambahan
Persyaratan kadar : -
2. Kapur tohor (Farmakope Indonesia Edisi III, 1979: 694)
Nama Resmi : CALCII OXYDUM
Nama lain : Kapur tohor/ kalsium oksida
RM/ BM : CaO/ 56,08
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemberian : Serbuk atom gumpalan putih kering.
Mudah menyerap air dan gas karbondioksida
dari udara. Jika dibasahkan dengan air terjadi
reaksi eksotorn dan gumpalan megembang
kemudian hancur menjadi serbuk
Kelarutan : tidak larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : sebagai pereaksi
Kegunaan : sebagai pereaksi
Persyaratan kadar : -
3. Aquadest (Farmakope Indonesia Edisi III, 1979: 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling, air murni
RM/ BM : H2O/ 18,02
Rumus Struktur :

(Pubchem, 2020)
Pemberian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
Tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : sebagai pelarut
Kegunaan : sebagai pelarut
Persyaratan kadar : -
II. 3 Uraian Sampel
1. Kelapa ( Cocos nucifera L.) (Plantamore, 2020)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Aracidae
Ordo : Aracales
Famili : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L.
II. 4 Prosedur Kerja (Tim Dosen, 2018)
1. Ambil gula putih sebanyak 75 gram, kemudian masukkan ke
dalam Erlenmeyer 1 liter, tambahkan air kelapa sebanyak 500 ml
dan aduk-aduk hingga semua gula larut
2. Campur yang ada di dalam Erlenmeyer tutup dengan penutup yang
disambung dengan pipa kaca (lihat Gambar 1), kemudian
panaskan hingga mendidih
3. Buat larutan suspensiragi roto dengan cara melarutkan 5 gram ragi
roti dengan 30 ml air
4. Suspensi ragi roti masukkan ke dalam Erlenmeyer yang berisi
substrat yang telah dingin, kemudian tutup dan sambung dengan
Erlenmeyer lain seperti terlihat pada Gambar 2.
5. Biarkan (inkubasi) pada suhu ruang selama 72 jam
6. Amati timbulnya gas pada erlenmeyer yang berisi dengan air
kapur dan amati pula endapan yang terbentuk
7. Pisahkan massa gel dengan cara penyaringan menggunakan alat
penyaring vakum
8. Cairan yang dihasilkan ukur kadar alkoholnya mengunakan
alkohol meter
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Alat dan Bahan


III.1. 1 Alat
1. Neraca analitik
2. Gelas ukur 100 ml
3. Gelas ukur 250 ml
4. Erlenmeyer 1 liter
5. Batang pengaduk
6. Pipa kaca
7. Pemanas listrik
8. Selang plastik
9. Gelas kimia 100 ml
10. Gelas kimia 500 ml
11. Erlenmeyer 250 ml
12. Corong bukher
13. Rotari vakum evaporator
14. Alkohol meter
15. Destilator
16. Panci
17. Kompor
18. Pangaduk kayu
19. Termometer
20. Ember bertutup

III.1. 2 Bahan
1. Gula putih
2. Kapur Kohor
3. Ragi roti
4. Aquadest
5. Masker
6. Handscoon

III. 1. 3 Sampel
1. Air kelapa
III. 2 Cara Kerja
1. Diambil gula putih sebanyak 75 gram, kemudian masukkan ke
dalam Erlenmeyer 1 liter, ditambahkan air kelapa sebanyak
500 ml dan aduk-aduk hingga semua gula larut
2. Ditutup campuran yang ada di dalam Erlenmeyer dengan
penutup yang disambung dengan pipa kaca (lihat Gambar. 1)
Kemudian dipanaskan hingga mendidih
3. Dibuat larutan suspense ragi roti dengan cara melarutkan 5 gram
ragi roti dengan 30 ml air
4. Dimasukkan suspense ragi roti kedalam erlenmeyer yang berisi
substrat yang telah dingin, kemudian tutup dan sambung dengan
erlenmeyer lain seperti terlihat pada Gambar 2.
5. Dibiarkan (inkubasi) pada suhu ruang selama 72 jam
6. Diamati timbulnya gas pada erlenmeyer yang berisi dengan air
kapur dan amati pula endapan yang terbentuk
7. Dipisahkan masa sel dengan cara penyaringan menggunakan alat
penyaring vakum
8. Diukur kadar alkohol cairan yang dihasilkan menggunakan
alcohol meter
III. 3 Skema Kerja

Alat dan Bahan

Disiapkan

Erlenmeyer I Erlenmeyer II
Masukkan kedalam
Erlenmeyer 1 liter
Gula putih 75 gram + 5 gram ragi roti +
+ air kelapa 500 ml 30 ml air

Tutup dengan penutup tutup dan


yang disambung dengan sambung dengan
pipa kaca erlenmeyer lain

biarkan inkubasi pada


suhu ruang selama 72 jam

Amati timbulnya
Gas dan endapan

Pisahkan masa sel


Dengan alat penyaring vakum

Ukur kadar alkoholnya


Menggunakan alkohol meter
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Pengamatan


No Sampel Perlakuan Gambar Hasil
1. Gula Disiapkan dua buah
putih + erlenmeyer:
air 1. pada tabung I isi
kelapa + dengan gula putih (+)
ragi roti sebanyak 75 gram + menghasil
air kelapa sebanyak kan gas
500 ml + aduk-duk dan
gingga gula larut endapan
2. pada tabung II isi terbentuk
dengan 5 gram ragi
roti + 30 ml air
3. sambung kedua
erlenmeyer yang
disambung dengan
pipa kaca, biarkan
(inkubasi) selama
72 jam
IV. 2 Pembahasan
Fermentasi alkohol merupakan pemecahan glukosa secara anaerob
oleh enzim yang dihasilkan oleh khamir (yeast) dimana rangkaian
atom C dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana. Peristiwa ini
disebut glikolisis, secara kimia reaksi dalam proses fermentasi ini
berjalan cukup panjang karena terjadi suatu reaksi yang maisng-
masing dipengaruhi oleh enzim khusus (Lestari, P.P, 2018).

Tujuan dari percobaan ini adalah Mengetahui cara fermentasi


alkohol (etanol) menggunakan substrat gula putih dalam air
kelapa dengan inoculum ragi

Prinsip Percobaan ini adalah produksi alkohl menggunakan bahan


baku gula putih, nira eren, ubi kayau dan sagu dengan inoculum
ragi. Untuk melarutkan dan menambah unsur-unsur mineral dan
sumber nitrogen yang diperlukan oleh ragi roti, akan digunakan air
kelapa sebagai pelarut pengganti air, pupuk urea dan pupuk NPK
(khusus yang menggunakan bahan baku ubi kayu dan sagu).

Cara kerja pada percobaan ini adalah Diambil gula putih


sebanyak 75 gram, kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer
1 liter, ditambahkan air kelapa sebanyak 500 ml dan aduk-aduk
hingga semua gula larut, Ditutup campuran yang ada di dalam
Erlenmeyer dengan penutup yang disambung dengan pipa kaca
(lihat Gambar. 1) Kemudian dipanaskan hingga mendidih
Dibuat larutan suspense ragi roti dengan cara melarutkan 5 gram
ragi roti dengan 30 ml air, Dimasukkan suspense ragi roti kedalam
erlenmeyer yang berisi substrat yang telah dingin, kemudian tutup
dan sambung dengan erlenmeyer lain seperti terlihat pada Gambar
2. Dibiarkan (inkubasi) pada suhu ruang selama 72 jam .Diamati
timbulnya gas pada erlenmeyer yang berisi dengan air kapur dan
amati pula endapan yang terbentuk Dipisahkan masa sel dengan
cara penyaringan menggunakan alat penyaring vakum, Diukur
kadar alkohol cairan yang dihasilkan menggunakan alcohol meter

Alasan perlakuan pada percobaan ini digunakan glukosa sebagai


substrat utama. Hal ini dikarenakan glukosa yang merupakan gula
paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol.
Ragi, berfungsi sebagai pemecah dari glukosa agar bisa terbentuk
Akohol. Larutan kapur digunakan untuk mencegah atau
menghambat pertumbuhan mikroogenisme pembusuk seperti
Saccharomyces sehingga terdapat endapan kapur yang mengendap
Air kelapa berfungsi sebagai substrat yang nantinya akan dipech
menjadi senyawa-senyawa sederhana dalam proses fermentasi

Hasil pada percobaan ini adalah Gula putih + air kelapa + ragi roti
+ air menghasilkan gas dan endapan yang terbentuk

Apabila dibandingkan dengan literature (Sudjatha, W dan


Wisaniyasa, W,N), hasil fermentasi adalah etanol dan
karbondioksida (CO2)

Aplikasi dalam bidang farmasi yaitu adalah agar seorang farmasis


dapat mempelajari dan mengetahui proses terbentuknya (etanol)
dengan bantuan mikroorganisme menggunakan substrat gula putih
dalam air kelapa dengan inoculum ragi roti sehingga memudahkan
seorang farmasis dalam membuat sediaan farmasi yang bermanfaat
bagi masyarakat dan dalam ilmu bioteknologi. Hal inilah yang
melatarbelakangi diadakannya praktikum kali ini
BAB V
KESIMPULAN

V. 1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah Fermentasi alkohol
merupakan pemecahan glukosa secara anaerob oleh enzim yang
dihasilkan oleh khamir (yeast) dimana rangkaian atom C dipecah
menjadi bentuk yang lebih sederhana. Peristiwa ini disebut
glikolisis, secara kimia reaksi dalam proses fermentasi ini
berjalan cukup panjang karena terjadi suatu reaksi yang maisng-
masing dipengaruhi oleh enzim khusus dan Hasil pada percobaan
ini adalah Gula putih + air kelapa + ragi roti + air menghasilkan
gas dan endapan yang terbentuk

V, 2 Saran
Saran untuk praktikum ini sebaiknya alat dan bahan dilengkapi
sehingga memudahkan praktikan dalam memahami proses-proses
pembentukan fermentasi alkohol
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, T, dkk. (2017). Evaluasi Kandungan Bahan Kering, Bahan Kering, Bahan
Organik dan Protein Kasar Pelepah Sawit Fermentasi Dengan Penambahan
Sumber Karbohidrat. Jurnal Peternakan Vol. 14 No 2 September 2017 (42-47)

Lestari, P.P. (2018). Pembuatan Etanol Dari Pati Jagung. Jurnal Teknik Kimia.
Volume 31 Nomor 2, Juli-Desember 2018

Miskah, S, dkk. (2017). Pembuatan Bioetanol Dari Biji Cempedak Menggunakan


Metode Hidrolisis Asam dan Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia No.4, Vol. 2,
Desember 2017

Meryandini, A, dkk. (2019). Peningkatan Kualitas Biji Kakao ( Theobroma cacao


L) Melalui Fermentasi Menggunakan Lactobacillus sp. Dan Pichia
kudriavzevii.Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia Vol. 6 No. 1. Juni 2019

Sari, D. Y. R, dkk. (2016). Uji Potensi Fermentasi Etanol Yeast Tanah Yang
Diisolasi dari Metode Budidaya SDN di Daerah Batu, Jawa Timur. Jurnal
Sains dan Seni ITS Vol.5 No.2, (2016) 2337-3520

Sudjatha, W dan Wisaniyasa, W, N. (2017). Teknologi Fermentasi Hasil-Hasil


Pertanian (Wine, Sake, Brem Bali dan Vinegar). Bali :Universitas Udayana

Sukaryo dan Subekti, S. (2017). Bietanol Dari Limbah Biji Alpokat Di Kabupatn
Semarang. Jurnal Neo Teknika Vol. 3 No.1, Juni 2017, hal 29-34

Surianti, dkk. (2020). Fermentasi Tepung Ampas Tahu dengan cairan


Mikroorganisme Mix. Sebagai Bahan Baku Pakan. Jurnal Agrokompleks
Vol.9 No.1 Juni 2020, pp09-15.

Tim Dosen. (2019). Penuntun Praktikum Biokimia Farmasi. Palu: Universitas


Tadulako
WWW. Plantamore. Com. (2020). Diakses pada tanggal 21 Desember 2020 pukul
21.09 WITA

Anda mungkin juga menyukai