Anda di halaman 1dari 23

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS apt. Tsulsiyah Zahroh Putri, S.

Farm
OBAT-OBAT ANTIBIOTIKA
Penggolongan antibiotik
berdasarkan mekanisme kerja
Penggolongan antibiotika berdasarkan strukturnya :

a. Antibiotika β-Lactam
b. Aminoglikosida
c. Tetrasiklin
d. Polipeptida
e. Makrolida
f. Lain-Lain : kloramfenikol
ANTIBIOTIK Β LACTAM

1. Antibiotik turunan penisilin


Struktur dasar penisilin terdiri atas cincin thiazolidin yang menyatu dengan cincin β
lactam. Kedua cincin ini merupakan inti dari turunan penisilin serta diberi nama 6-
amino-penicillanic acid (6-APA). Berbagai turunan penisilin semisintetis kemudian
diproduksi dengan memodifikasi rantai samping yang terikat pada 6-APA. Baik
rantai samping dan 6-APA, keduanya penting untuk aktivitas antibakteri dari turunan
penisilin.
Penamaan turunan penisilin semisintesis yang terikat pada
6-APA
KLASIFIKASI PENISILIN
a. Penisilin yang peka terhadap penisilinase
b. Aminopenisilin
c. Antipseudomonal penisilin
d. Ureidopenisilin
e. Turunan penisilin lainnya
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS TURUNAN PENISILIN
a. Penisilin yang tahan asam, karena adanya gugus penarik electron seperti gugus
fenoksi yang terikat pada rantai samping amino. Gugus tersebut mencegah
penataulangan penisilin menjadi asam penilat yang terjadi dalam suasana asam.
b. Penisilin yang tahan terhadap β-laktamase, karena adanya gugus meruah (bulky)
pada rantai samping amino, misalnya cincin aromatic yang pada kedudukan orto
mengandung gugus halogen atau metoksi.
c. Penisilin dengan spektrum luas yaitu karena ada gugus hidrofil seperti NH2 pada
rantai samping sehingga penembusan obat melalui pori saluran protein membran
terluar bakteri gram-negatif menjadi lebih besar.
d. Penisilin yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan Pseudomonas aeruginosa
disebabkan adanya gugus asidik pada rantai samping seperti COOH, SO3H,
dan NHCO-.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS TURUNAN PENISILIN
Penisilin yang bekerja sebagai prodrug (pra-obat), didapatkan melalui cara-cara
berikut ini :
 dibuat dalam bentuk garamnya, contoh: prokain penisilin G, dan benzatin penisilin
G;
 menutupi gugus amino bebas, missal yang terdapat pada struktur ampisilin, dengan
membentuk garam amida yang akan diurai kembali pada in vivo contoh :
piperasilin, azlosilin, mezlosilin dan apalsilin;
 membentuk ester pada gugus karboksil yang terikat pada atom C3, contoh :
bakampisilin, pivampisilin, dan talampisilin.
2. Turunan sefalosporin
Sefalosporin pertama kali diekstraksi
dari sefalosporin pertama kali
diekstraksi dari jamur Cephalosporium
acremonium pada tahun 1948 oleh Pro
Tzu, Newton dan Abraham (1953).
Produk utama adalah sefalosporin C,
 Struktur umum sefalosporin kemudian dilakukan modifikasi untuk
mendapatkan berbagai turunan
Sefalosporin.
SEFALOSPORIN GENERASI I
Obat-obat Sefalosporin Generasi I memiliki aktivitas yang tinggi terhadap bakteri
gram positif namun aktivitasnya rendah terhadap bakteri gram negatif.
Sefalosporin generasi I yaitu cephaloridine, cephalothin, cephapirin, cephalexin,
cefadroxil, cephradine, cefazoline,
SEFALOSPORIN GENERASI II

Turunan Sefalosporin Generasi II ini lebih aktif terhadap bakteri gram negatif dan
tidak terlalu aktif terhadap bakteri gram positif bila dibandingkan dengan
Sefalosporin Generasi I. Obat-obat yang masuk dalam Sefalosporin Generasi II
yaitu cefamandole, cefoxitin, cefuroxime, cefaclor, cefonicid.
SEFALOSPORIN GENERASI III
Obat-obat yang termasuk kelompok Sefalosporin Generasi III ini kurang aktif
melawan bakteri gram positif dibandingkan generasi pertama, tapi memiliki
spektrum yang lebih luas terhadap bakteri gram negatif. Adapun obat-obat yang
termasuk dalam golongan ini yaitu cefotaxime, ceftazidime, ceftriaxone,
cefmenoxime.
SEFALOSPORIN GENERASI III

Obat-obat dalam kelompok Sefalosporin Generasi IV ini memiliki spektrum yang


lebih luas dalam melawan bakteri dibandingkan turunan sefalosporin sebelumnya.
Obat-obat yang termasuk dalam Sefalosporin Generasi IV yaitu cefepime dan
cefpirome.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS TURUNAN SEFASLOPORIN

a. Turunan sefalosporin memiliki struktur inti yang sama, kecuali pada rantai samping
pada posisi C7 dan C3. Modifikasi substituen pada C-3 dilakukan untuk
mendapatkan sifat fisika kimia yang lebih baik, dan modifikasi substituent pada
posisi C7 untuk mengubah spektrum aktivitasnya.
b. Adanya gugus pendorong electron pada posisi C3 dapat meningkatkan aktivitas
antibakteri.
c. Aktivitas biologis sangat bergantung pada rantai samping yang terikat pada
posisi C7. Substitusi gugus metoksi pada posisi C7 seperti pada sefamisin dapat
meningkatkan ketahanan terhadap β laktamase.
d. Pergantian isosterik dari atom S pada cincin dihidrotiazin dengan atom O
menghasilkan oksasefamisin atau oksasefem, menunjukkan spektrum antibakteri
yang lebih luas.
AMINOGLIKOSIDA

Aminoglikosida merupakan antibiotika yang memiliki satu atau lebih gula amino yang
terhubung pada cincin aminosititol melalui ikatan glikosida. Dengan demikian
aminoglikosida memiliki dua struktur utama yang penting yakni gula amino dan cincin
aminosiklisito. Pada hampir semua aminoglikosida cincin tersebut adalah 2-deoksi
streptamin, kecuali pada streptomisin dan dehidrostreptomisin, dimana cincin tersebut
adalah streptidin. Yang termasuk antibiotik golongan aminoglikosida yaitu
streptomisin, neomisin, kanamisin, gentamisin, netilmisin, tobramisin, framisetin,
paramomisin, dan amikasin.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS TURUNAN
AMINOGLIKOSIDA
Gugus gula amino

• Posisi C6 dan C2 merupakan target dari penginaktifan enzim bakteri. Ada substitusi
metil pada C6 dapat meningkatkan resistensi enzim
• Hilangnya gugus 3-OH atau 4-OH atau keduanya tidak mempengaruhi aktivitas
enzim
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS TURUNAN
AMINOGLIKOSIDA
Cincin aminosiklisitol

• asetilasi pada posisi C1 tidak menyebabkan hilangnya aktivitas


• hilangnya atom O dari gugus 5-OH sisomisin menghasilkan 5-deoksisisomisin
menyebabkan senyawa tahan terhadap enzim yang mengasetilasi gugus 3-amino.
TETRASIKLIN

Antibiotika turunan tetrasiklin merupakan turunan oktahidronaftasen yang terbentuk


oleh gabungan 4 buah cincin, serta memiliki 5 atau 6 pusat atom C asimetrik.
Tetrasiklin dapat dikelompok ke dalam tetrasiklin alami, tetrasiklin semi-sintetis, dan
protetrasiklin.
HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS TURUNAN
TETRASIKLIN

Cincin D harus merupakan cincin aromatic dan cincin A harus tersubstitusi pada
setiap atom karbonnya dengan tepat untuk kepentingan aktivitasnya.
Cincin B dan C dapat mentoleransi perubahan substituent selama system keto
enol (C11, C12,12a) tidak berubah dan terkonjugasi pada cincin fenol D.
Cincin B,C,D fenol, merupakan system ketoenol yang sangat penting dan cincin A
harus memiliki system keto enol yg terkonjugasi.
POLIPEPTIDA

Antibiotika turunan polipeptida memiliki struktur polipeptida yang kompleks, yang


resisten terhadap protease hewan dan tumbuhan. Antibiotika ini juga memiliki gugus
lipid selain gugus amino yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan. Obat-obat
golongan ini adalah basitrasin, polimiksin, ampomisin, tirotrisin, dan vankomisin.
MAKROLIDA
Antibiotika turunan makrolida mempunyai 5 bagian struktur dengan karakteristik :
1. Cincin lakton yang besar, biasanya mengandung 12-17 atom
2. Gugus keton
3. Satu atau dua gula amin seperti glikosida yang berhubungan dengan cincin lakton
4. Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau pada cincin lakton.
5. Gugus dimetilamino pada residu gula yang menyebabkan sifat basa dari senyawa
dan memungkinkan untuk dibuat bentuk garamnya.
Obat-obat ynag termasuk golongan turunan makrolida adalah erythromisin,
oleandomisin, klaritromisin, fluritromisin, diritromisin, dan azitromisin.
KLORAMFENIKOL

Modifikasi pada rantai samping dikloroasetamida, rantai


samping dihalogen lainnya akan menghasilkan senyawa yang
kurang poten, meski aktivitas utama tetap ada.

Modifikasi 1,3 propanadiol , bila gugus alkohol pada C1


diubah akan menurunkan aktivitas. Sehingga adanya gugus
alkohol pada senyawa ini penting untuk aktivitas
antibakterinya.
Modifikasi gugus p-nitrofenol dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni :
a. Penggantian gugus nitro oleh substituent lainnya akan menurunkan
aktivitas antibakteri.
b. Pemindahan posisi gugus nitro dari posisi para juga akan menurunkan
aktivitas antibakteri.
c. Penggantian gugus fenil oleh gugus alisiklik akan menghasilkan senyawa
yang kurang poten.

Anda mungkin juga menyukai