BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkembang maupun negara maju. Di Asia dan Afrika 70-80% populasi masih
berlimpah. Contoh dari kekayaan alam tersebut adalah banyaknya jenis spesies
yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan
obat, menggunakan menstrum yang cocok, uapkan semua atau hampir semua
dari pelarutnya dan sisa endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan
standarnya.
bahan baku dalam pengembangan obat herbal dan fitofarmaka karena dapat
menjamin konsistensi uji klinik terhadap obat tersebut. Dalam hal penyediaan
ekstrak, pemilihan metode ekstraksi yang sesuai merupakan hal kunci yang
harus diperhatikan.
Ekstraksi terdiri dari beberapa metode, yang dibagi dalam 2 (dua) kelompok
senyawa yang kita gunakan. Jika senyawa yang kita ingin sari rentan
terhadap pemanasan maka metoda maserasi dan perkolasi yang kita pilih, jika
maserasi yang merupakan cara ekstraksi dingin dan memiliki tahap yang
Ada beberapa metode lain yang dapat digunakan, salah satunya adalah
soxhletasi. Metode ini memerlukan alat khusus yaitu soxhlet. Dengan metode
B. Tujuan Percobaan
2. Untuk mengetahui sampel apa saja yang dapat diekstraksi dengan metode
soxhletasi.
soxhletasi.
C. Prinsip Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampel
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub-kelas : Dialypetalae
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
b. Morfologi
tabung. Daun mahkota bulat telur terbalik dengan panjang sekitar 5,5-
8,5 cm, merah dengan noda tua pada pangkalnya, berwarna daging,
oranye, atau kuning. Panjang tabung benang sari kurang lebih sama
c. Kandungan Kimia
dan asam askorbat (Kumar & Singh, 2012). Pada bagian akar terdapat
sophorosida.
d. Manfaat
Lopez, 2003).
2. Buah Naga
a. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Hylocereus
b. Morfologi
memiliki sirip warna kulitnya merah jambu dihiasi sulur atau sisik
seperti naga. Buah ini termasuk dalam keluarga kaktus, yang batangnya
putih bersih, terdiri atas sejumlah benang sari berwarna kuning (Bellec
dkk, 2006). Biji buah naga sangat banyak dan tersebar di dalam daging
buah. Bijinya kecil-kecil seperti biji selasih. Biji buah naga dapat
c. Kandungan Kimia
tinggi dibandingkan jenis yang putih. Kandungan zat gizi buah naga
vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, niasin. Selain zat gizi, buah naga
sebanyak 7,21 ± 0,02 mg CE/100 gram (Wu dkk, 2005). Selain itu, buah
(PUFA) atau asam lemak tak jenuh ganda, besi, kalsium, fosfor, protein
(Ariffin dkk, 2008). Zat makanan lain yang terkandung di dalam buah
naga ialah serat, kalsium, zat besi, dan fosfor yang bermanfaat untuk
d. Manfaat
vitamin C serta serat pangan dari bentuk pektin (Kristanto, 2008). Buah
di dalam buah naga juga diketahui dapat mengurangi risiko kanker (Wu
dkk, 2005).
B. Soxhletasi
1. Pengertian Soxhletasi
dalam dan di luar sel. Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada di
Bila larutan melewati batas lubang pipa samping soxhlet maka akan terjadi
2. Prinsip Soxhletasi
adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan pemanasan dengan cara
(kertas saring) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja
dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat
3. Alat Soxhletasi
proses pengembunan,
zatnya,
3. Pipa F/vapor berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap
penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1
siklus,
secara kontinu, memerlukan waktu ekstraksi yang lebih sebentar dan jumlah
pelarut yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan metode maserasi atau
solute atau komponen lainnya yang tidak tahan panas karena pemanasan
ekstrak yang dilakukan secara terus menerus (Sarker, S. D., et al., 2006).
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Uraian Bahan
a. Alat soxhletasi
b. Corong
e. Pisau/cutter
f. Kertas saring
g. Timbangan digital
b. Botol/wadah
d. Sampel :
e. Vaselin album
B. Posedur Kerja
1. Penyiapan sampel
c. Ditimbang sampel
saring
e. Diisi labu alas bulat dengan cairan penyari yang sesuai kemudian
f. Dipasang klongsong yang telah diisi sampel pada labu alas bulat yang
g. Dipasang kondensor tegak lurus dan di klem pada statif dengan kuat
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
B. Perhitungan
70,46 gram
= x 100%
49,99 gram
= 140,94%
234 mL
= x 100%
250 mL
= 93,6%
150,39 gram
= x 100%
25,66 gram
= 586,08%
209 mL
= x 100%
250 mL
= 83,6%
BAB V
PEMBAHASAN
pemisahan suatu pemisahan komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara
sampel bunga kembang sepatu dan kulit buah naga dengan menggunakan pelarut
etanol 96%. Yang dimana etanol merupakan pelarut yang bersifat universal dan
Sampel yang telah dicuci dan dirajang lalu ditimbang dan dimasukkan ke
dalam klongsong yang telah dilapisi dengan kertas saring. Pelarut dimasukkan ke
dalam labu alas bulat yang telah berisi batu didih. Batu didih berfungsi untuk
masing sampel. Untuk sampel bunga kembang sepatu diperoleh 9 siklus sedangkan
sampel kulit buah naga 14 siklus, dengan hasil ekstrak cair 234 mL untuk sampel
bunga kembang sepatu dan 209 mL untuk sampel kulit buah naga. Hasil ekstraksi
kemudian dimasukkan ke dalam wadah botol gelap dan ditutup dengan alumunium
foil.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
di dalam dan di luar sel. Dengan demikian, metabolit sekunder yang ada
2. Sampel yaitu:
B. Saran
Seperti pada saat perhitungan pengenceran etanol, praktikan harus teliti agar
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A, dan Underwood A.L,.1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Penerbit Erlangga : Jakarta. Hal.390
Depkes RI. 1979. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan Pertama : Jakarta
LAMPIRAN
Perajangan
Penimbangan sampel
ekstrak