Anda di halaman 1dari 7

Tugas Teks Anekdot

1.Carilah 1 contoh teks Anekdot kemudian tentukan


A. Judul
B. Struktur
C. Kaidah kebahasaan
D. Makna tersirat di yang ada dalam teks anekdot yg sudah di baca! 

Teks Anekdot
Dalam rantai makanan pada ekosistem sawah, tikus dianggap sebagai hama yang merugikan
petani. Sementara ular justru lebih menguntungkan karena bisa membasmi hama tikus,
sedangkan petani yang tidak mengerti hal ini justru memusnahkan ular karena dianggap
berbahaya Suatu hari di sawah petani pada malam hari, beberapa ekor tikus sedang
mendiskusikan hal penting di markas bawah tanahnya dengan serius. Mereka ingin menyerang
sawah petani di malam hari dan memakan beberapa sayur dan tanaman segar.

Ketua Geng Tikus : “ Jadi rencana kita nanti harus sukses agar kita bisa menambah lebih
banyak persediaan makanan”

Anggota Tikus 1 : “ Tapi, bos, makanan kita cukup banyak, bisa untuk mencukupi kebutuhan
hingga tiga hari ke depan.”

Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu sendiri? Tentu tidak,
kan ada aku!”

Para angota dari kelompok tikus tersebut pun hanya terdiam dan menurut dengan apa yang
dikatakan Ketua Gengnya.

Anggota Tikus 2 : “ Tapi Ketua Geng, misi kita malam ini tidak berhasil jika ada musuh yang
paling berbahaya.”

Ketua Geng Tikur : “Ooh, si ular itu? Tenang saja, aku sudah memiliki rencana untuk
menghadapinya. Kita serang ular itu bersama-sama malam ini, dan pastikan dia tidak berkutik
lagi kembali ke lahan petani ini. Tetapi, harus ada satu tikus yang menjadi umpannya.”

Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan dijadikan umpan di
antara mereka semua. Setelah itu Ketua Geng menunjuk secara acak, dan mau tidak mau
harus menurutinya. Sementara di lahan petani yang gelap itu, muncullah seekor ular yang
sedang mencari para tikus berkeliaran yang hendak mencuri makanan hasil tani.

Ular Sawah berkata, “Kemana para tikus ini, padahal aku sangat kelaparan.”

Kemudian seekor tikus bergerak perlahan untuk memancing perhatian si ular. Ketika ular
tersebut mulai mendekati dengan gerakan tanpa suara tapi gesit, tikus-tikus yang lain pun
mengikutinya dan berharap misi mereka bisa berjalan sesuai harapan.
Saat hampir menuju keberhasilan, para tikus mulai bermunculan secara beramai-ramai hendak
menyerang si ular. Si ular yang mengetahui akan ancaman tersebut pun segera berencana
melarikan diri, karena kegesitannya tidak bisa dikalahkan oleh seekor tikus manapun. Namun,
suatu ketika saat sedang mengejar si ular, para tikus tiba-tiba beralih untuk tidak mengejarnya,
dan hal tersebut membuat si ular heran. Kemudian dilihatnya seorang petani yang tiba-tiba
keluar dari rumah.

Petani yang kaget melihat seekor ular dan menganggapnya berbahaya itupun sontak memukul
si ular hingga tidak berdaya. Ular tersebut terlihat belum mati, namun si petani segera
membuangnya ke sungai kecil yang berada tidak jauh dari lahan sawahnya. Tubuh ulah yang
lemas itu pun ikut terbawa arus sungai yang cukup deras di malam hari tersebut. Si petani
dengan bangga kembali ke rumahnya karena merasa bahwa ancaman dari ular telah hilang
tanpa mengetahui dampak yang akan dialami.

Para tikus yang mengetahui kejadian tersebut pun sangat senang bukan kepalang, dengan
segera mereka menyusun rencana untuk menguasai lahan petani saat si petani sudah tidak
terlihat lagi di balik kegelapan malam.Keesokan harinya, saat si petani kembali ke lading untuk
bertani, Ia telah dikejutkan dengan kondisi lahannya yang berantakan. Kemudian para petani
lain yang sedang melewati lahannya berkata pada si petani.

“Wah, itu sepertinya karena ulah para tikus tadi malah itu, pak. Makanya kalau ada ular
sebaiknya dijaga aja pak, bila perlu dipelihara malah, buat ngusir para tikus yang rakus itu.”

Si petani tidak bisa berkata-kata, sementara ia mengingat bahwa Ia tidak memiliki alat pengusir
tikus, ataupun hewan peliharaan yang bisa memangsa tikus-tikus rakus itu. Apalagi ia juga baru
tersadar bahwa ular pemangsa yang biasa menghilangkan hama tersebut telah dibunuhnya
kemarin malam. Dan si petani pun hanya bisa menyesali semua perbuatannya tersebut.

A.Judul

Kumpulan Tikus dan Petani Serang Ular

B.Struktur

 1.Abstrak

Dalam rantai makanan pada ekosistem sawah, tikus dianggap sebagai hama yang merugikan
petani. Sementara ular justru lebih menguntungkan karena bisa membasmi hama tikus,
sedangkan petani yang tidak mengerti hal ini justru memusnahkan ular karena dianggap
berbahaya

 2.Orientasi

Suatu hari di sawah petani pada malam hari, beberapa ekor tikus sedang mendiskusikan hal
penting di markas bawah tanahnya dengan serius. Mereka ingin menyerang sawah petani di
malam hari dan memakan beberapa sayur dan tanaman segar
 3.Krisis

Ketua Geng Tikus : “ Jadi rencana kita nanti harus sukses agar kita bisa menambah lebih
banyak persediaan makanan”

Anggota Tikus 1 : “ Tapi, bos, makanan kita cukup banyak, bisa untuk mencukupi kebutuhan
hingga tiga hari ke depan.”

Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu sendiri? Tentu tidak,
kan ada aku!”

Para angota dari kelompok tikus tersebut pun hanya terdiam dan menurut dengan apa yang
dikatakan Ketua Gengnya.

Anggota Tikus 2 : “ Tapi Ketua Geng, misi kita malam ini tidak berhasil jika ada musuh yang
paling berbahaya.”

 4.Reaksi Krisis

Ketua Geng Tikur : “Ooh, si ular itu? Tenang saja, aku sudah memiliki rencana untuk
menghadapinya. Kita serang ular itu bersama-sama malam ini, dan pastikan dia tidak berkutik
lagi kembali ke lahan petani ini. Tetapi, harus ada satu tikus yang menjadi umpannya.”

Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan dijadikan umpan di
antara mereka semua. Setelah itu Ketua Geng menunjuk secara acak, dan mau tidak mau
harus menurutinya.Sementara di lahan petani yang gelap itu, muncullah seekor ular yang
sedang mencari para tikus berkeliaran yang hendak mencuri makanan hasil tani.

Ular Sawah berkata, “Kemana para tikus ini, padahal aku sangat kelaparan.”

Kemudian seekor tikus bergerak perlahan untuk memancing perhatian si ular. Ketika ular
tersebut mulai mendekati dengan gerakan tanpa suara tapi gesit, tikus-tikus yang lain pun
mengikutinya dan berharap misi mereka bisa berjalan sesuai harapan.

Saat hampir menuju keberhasilan, para tikus mulai bermunculan secara beramai-ramai hendak
menyerang si ular. Si ular yang mengetahui akan ancaman tersebut pun segera berencana
melarikan diri, karena kegesitannya tidak bisa dikalahkan oleh seekor tikus manapun. Namun,
suatu ketika saat sedang mengejar si ular, para tikus tiba-tiba beralih untuk tidak mengejarnya,
dan hal tersebut membuat si ular heran. Kemudian dilihatnya seorang petani yang tiba-tiba
keluar dari rumah.

Petani yang kaget melihat seekor ular dan menganggapnya berbahaya itupun sontak memukul
si ular hingga tidak berdaya. Ular tersebut terlihat belum mati, namun si petani segera
membuangnya ke sungai kecil yang berada tidak jauh dari lahan sawahnya. Tubuh ulah yang
lemas itu pun ikut terbawa arus sungai yang cukup deras di malam hari tersebut. Si petani
dengan bangga kembali ke rumahnya karena merasa bahwa ancaman dari ular telah hilang
tanpa mengetahui dampak yang akan dialami

 5.Koda

Para tikus yang mengetahui kejadian tersebut pun sangat senang bukan kepalang, dengan
segera mereka menyusun rencana untuk menguasai lahan petani saat si petani sudah tidak
terlihat lagi di balik kegelapan malam.Keesokan harinya, saat si petani kembali ke lading untuk
bertani, Ia telah dikejutkan dengan kondisi lahannya yang berantakan. Kemudian para petani
lain yang sedang melewati lahannya berkata pada si petani.

“Wah, itu sepertinya karena ulah para tikus tadi malah itu, pak. Makanya kalau ada ular
sebaiknya dijaga aja pak, bila perlu dipelihara malah, buat ngusir para tikus yang rakus itu.”

 6.Re-orientasi

Si petani tidak bisa berkata-kata, sementara ia mengingat bahwa Ia tidak memiliki alat pengusir
tikus, ataupun hewan peliharaan yang bisa memangsa tikus-tikus rakus itu. Apalagi ia juga baru
tersadar bahwa ular pemangsa yang biasa menghilangkan hama tersebut telah dibunuhnya
kemarin malam. Dan si petani pun hanya bisa menyesali semua perbuatannya tersebut.

C.Kaidah Kebahasaan

 1.Menggunakan Pertanyaan Retoris

Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu sendiri? Tentu
tidak, kan ada aku!”

 2.Menggunakan Konjungsi Temporal

Setelah itu Ketua Geng menunjuk secara acak, dan mau tidak mau harus menurutinya.Di lahan
petani yang gelap itu,.

Kemudian seekor tikus bergerak perlahan untuk memancing perhatian si ular.

Saat hampir menuju keberhasilan, para tikus mulai bermunculan secara beramai-ramai hendak
menyerang si ular.

Kemudian dilihatnya seorang petani yang tiba-tiba keluar dari rumah.

Sementara di lahan petani yang gelap itu, muncullah seekor ular

sontak memukul si ular hingga tidak berdaya


 3.Menggunakan kata kerja

Beberapa ekor tikus sedang mendiskusikan hal penting

Mereka ingin menyerang sawah petani di malam hari

Memakan beberapa sayur dan tanaman segar

Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan dijadikan umpan

Setelah itu Ketua Geng menunjuk secara acak

Seekor ular yang sedang mencari para tikus berkeliaran

Hendak mencuri makanan hasil tani

Kemudian seekor tikus bergerak perlahan

Ketika ular tersebut mulai mendekati dengan gerakan tanpa suara tapi gesit,

Tikus-tikus yang lain pun mengikutinya

Para tikus mulai bermunculan secara beramai-ramai

Hendak menyerang si ular.

Namun, suatu ketika saat sedang mengejar si ular, para tikus tiba-tiba beralih

Petani yang kaget melihat seekor ular

Sontak memukul si ular hingga tidak berdaya.

Ular tersebut terlihat belum mati, namun si petani segera membuangnya ke sungai kecil

Ular pemangsa yang biasa menghilangkan hama tersebut telah dibunuhnya kemarin malam.

Dan si petani pun hanya bisa menyesali semua perbuatannya tersebut.

Kemudian para petani lain yang sedang melewati lahannya berkata pada si petani.
E.Makna Tersirat

Menurut pendapat pribadi saya,Teks anekdot yang memiliki tema tema korupsi ini memiliki
makna tersirat tapi sebelum itu kita harus tau bahwa tikus disini diibaratkan menjadi koruptor,
ular disini diibaratkan menjadi KPK (Komisi Pemberantasan Rakyat), dan rakyat disini
diibratkan menjadi rakyat di Negara tersebut. Jadi langsung saja makna tersirat dari teks ini
yaitu rakyat yang malah menghancurkan Negaranya sendiri dengan membiarkan para koruptor
mengendalikan mereka dan membantu mereka untuk menyedot pundi-pundi uang Negara
dengan akal bulus ataupun rencana licik mereka dan sebaliknya rakyat malah menyusahkan
dan sama sekali tidak membantu para KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan malah
membiarkan mereka menjadi kesusahan ataupun menjadi tidak berdaya.

Adapun poin-poin:

Anggota Tikus 1 : “ Tapi, bos, makanan kita cukup banyak, bisa untuk mencukupi kebutuhan
hingga tiga hari ke depan.”

Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu sendiri? Tentu tidak,
kan ada aku!”

⇨ disini kita ibaratkan ketua geng tersebut merupakan atasan yang sangat serakah dan yang
memiliki ide untuk melakukan tindakan haramnya tersebut, yaitu korupsi.

Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan dijadikan umpan di
antara mereka semua. Setelah itu Ketua Geng menunjuk secara acak, dan mau tidak mau
harus menurutinya

⇨ disitu adanya poin para ‘tikus’ harus menuruti ‘ketua geng tikus’ karena dia adalah atasan
mereka walaupun sebenarnya mereka berharap untuk dijadikan ‘umpan’ dari rencana tersebut

Saat hampir menuju keberhasilan, para tikus mulai bermunculan secara beramai-ramai hendak
menyerang si ular. Si ular yang mengetahui akan ancaman tersebut pun segera berencana
melarikan diri, karena kegesitannya tidak bisa dikalahkan oleh seekor tikus manapun. Namun,
suatu ketika saat sedang mengejar si ular, para tikus tiba-tiba beralih untuk tidak mengejarnya,
dan hal tersebut membuat si ular heran. Kemudian dilihatnya seorang petani yang tiba-tiba
keluar dari rumah.

⇨ disini banyak poin yang dapat kita bahas bermula dari pada koruptor memancing KPK untuk
dapat mencari mereka ataupun menangkap mereka malah diserang secara habis-habisan dan
menuntut mereka untuk untuk melarikan diri dan akhirnya para koruptor ini berpura-pura
kepada rakyat untuk membantu mereka padahal sebaliknya.

Kemudian para petani lain yang sedang melewati lahannya berkata pada si petani.

“Wah, itu sepertinya karena ulah para tikus tadi malah itu, pak. Makanya kalau ada ular
sebaiknya dijaga aja pak, bila perlu dipelihara malah, buat ngusir para tikus yang rakus itu.”
⇨ si petani yang baru lewat itu bisa kita ibaratkan menjadi Negara lain yang sudah tau bahwa
seharusnya kita membantu orang baik sebenarnya yaitu para KPK agar bisa mengusir para
koruptor dari Negara dia sendiri

Anda mungkin juga menyukai