Anda di halaman 1dari 7

Naskah Drama Bahasa Indonesia

Hipnotis Vania
Tokoh-Tokoh dalam Drama:

Radit
Dika
Mas Anca
Vania
Randi
Pelayan
Pria Hipnotis

Latar dalam Drama:


1. Latar Tempat
Rumah kontrakkan Radit dan Dika
Kafe mawar di daerah Jakarta
ATM sebelah kafe mawar
2. Latar Waktu
Pagi
Siang
Sore/ menjelang malam
3. Latar Suasana
Santai
Menyenangkan
Kebingungan
Terkejut
Rasa marah/ kesal
Tegang
Tenang/santai

Di sebuah rumah kontrakkan tinggallah 2 orang mahasiswa yaitu radit dan dika serta
seorang pembantu yang bernama mas anca. Pada hari minggu kali ini dika akan pergi berkencan
dengan vania di temani oleh radit di kafe mawar.
Dika pun pergi bersama radit. Setibanya di kafe, dika bertemu dengan vania untuk makan
pagi dan radit mengambil uang di ATM yang berada dekat dengan kafe mawar tersebut.
Radit
: Gua selalu menghargai privasi orang, misalnya aja kalau lagi di ATM gua akan
selalu tutup mata kalau orang di depan gua memasukkan pin ATM dia. Itu
prinsip. ( Radit berbicara didepan kamera).
Dengan prinsip radit tersebut, akhirnya dia mengantri paling terakhir karena radit
menutup matanya. Sementara di kafe, dika sedang menunggu vania. Kemudian vania datang
menghampiri dika.
Dika
: Vania.
Vania
: Hay. (sambil duduk). Miko, kita makan di tempat ginian?
Dika
: Iya. (bingung).
Vania
: Disini ada kuagra gak yah?. Aku tu pengen makan kuagra gitu pake redquen.
Dika
: Lo ngomong pake bahasa apa ya barusan?(muka bingung).
Dika
: Gua lagi dekat sama Vania, dia orangnya highclass banget. Gua kenalan sama
dia di Jakarta Fashion Show. Gua datang kesana soalnya gua kira Jakarta Pet
Show.(Dika berbicara di depan kamera).
Kemudian datang pelayan menghampiri Dika dan Vania.
Pelayan
: Mau mesan apa mbak?
Vania
: Yang paling mahal apa?
Pelayan
: banyak sih, tapi yang paling mahal carterwine 500 gram.
Vania
: Boleh tu.
Pelayan
: Masnya?
Dika
: Yang paling murah apa mbak?
Lalu, Dika memesan makanan yang paling murah yaitu nasi kecap dan kerupuk,
sementara itu Vania memesan makanan yang paling mahal di kafe tersebut. Dilain tempat, Radit
sedang mengambil uang di ATM, ketika keluar dari ATM, ada seorang pria berjaket hitam datang
menghampirinya.
Pria
: Mas-mas bentar mas. (mengahmpiri Radit).
Radit
: Ada apa yah?
Kemudian pria tersebut menepuk punggung Radit dan Radit tiba-tiba duduk di sofa
rumahnya. Lalu mas anca pembantu radit dan dika menghampiri radit.
Mas Anca
: Loh mas Radit, mas Radit kenapa?.(menghampiri Radit).
Radit
: Kenapa apanya?.(wajah bingung).
Mas Anca
: Kan mas Radit tadi mau ke ATM?.

Radit
Mas Anca
Radit
Mas Anca
Radit
Mas Anca
Radit
Mas Anca
Radit

: (Memeriksa saku celananya) Loh dompet gua mana?


: Wah mas Radit kenak hipnotis nih.
: Wah gua ingat, tadi hal terakhir yang gua ingat, gua di tepok pundaknya sama
orang yang mencurigakan gitu.(mengingat-ingat kejadian).
: Benar mas, mas Radit di hipnotis, dompetnya diambil trus mas Radit pualng
tanpa sadar.
: Pulang tanpa sadar? Emang gua bisa nyetir mobil tanpa sadar?(membayangkan
menyetir mobil tanpa sadar). Benar juga yah?.
: Parah tu mas.
: Kampret tu tukang hipnotis. Gua sekarang mau balek kesana, mau gua cari
orangnya, kalau ketemu mau langsung gua laporin ke tukang satpam.
: Sabar mas.
: Gak-gak, tunggu bentar ya gua mau kesana lagi.

Radit pun pergi kembali ketempat ATM tersebut untuk mencari tukang hipnotis yang
telah menghipnotisnya. Sementara di kafe, Radit dan Vania sedang menikmati makanan.
Vania
: Ternyata makanannya enak yah?. (sambil makan). Empuk lagi, pantesan aja
harganya sampe Rp 500.000.
Dika
: Iya, ini juga kerupuknya juga enak kok. Ini kerupuk yang paling enak yang
pernah gua makan. ( sambil memakan kerupuk nasi).
Vania
: Eh Dika, nanti temenin aku yah ke butik?.
Dika
: Butik?.
Vania
: Iya,baju ku tu pada abis. Beliin yah?
Dika
: Kalau mau di belikin mendingan ke ITC aja. Gua sering beli disana, soalnya
murah-murah.
Dika
: Gua suka belanja di ITC, soalnya disana murah-murah. Celana dalam aja
banyak, satunya aja cuma sepuluh ribu. Gua punya rencana kalau misalnya suatu
saat gua jatuh miskin, gua akan kesana beli celana dalam sebanyak-banyaknya,
lalu gua jahit jadi baju dan gua jual lagi.(Dika berbicara didepan kamera).
Vania
: Iiih Dika, disitu kan tempat mas-mas, ii ntar ketemu mantan aku lagi.
Dika
: (berpikir). Hmm, gimana kalau kita langsung kebioskop aja, soalnya gua udah
beli tiketnya.
Vania
: Boleh, tiketnya murah tau yang mahal? Kan kalau yang mahal bangkunya
dapat yang lebih bagus.
Dika
: Yang murah sih yang biasa.
Vania
: Dikaa. Aku gak mau ah kalau yang murah, ih itukan bekas mbak-mbak sama
mas-mas. Kalau missal nanti aku kutu air gimana? Aku gak mau ah.
Dika bingung dengan perkataan Vania. Disisi lain, radit sampai ketempat ATM tersebut
dan mencara pria hipnotis tersebut. Radit pun bertemu pria tersebut dan langsung
menghampirinya.

Radit
Pria
Mas anca
Radit
Mas anca
Radit
Mas Anca
Radit
Mas Anca
Radit
Mas Anca

Radit
Mas Anca

Vania

Randi
Dika
Randi
Dika
Randi
Dika
Randi
Dika
Randi
Dika
Randi
Dika
Vania
Randi
Dika

: Mas, aaaaahhh, mas yang tadi kan?(sambil menunjuk ke arah pria hipnotis
tersebut).
: Santai mas santai. Santai yahhh.(langsung menepuk punggung Radit).
Radit kembali terhipnotis oleh pria tersebut dan kembali ke sofa rumahnya.
: Mas Radit?
: Mas Anca? Kok kok gua ada disini?
: Pasti mas Radit kenak hipnotis lagi?
: Ahh, yang bener lo? Wah sialan, kok dia jago banget sih?.
: Bagusnya mas Radit belajat hipnotis deh sama saya.
: Emang mas Anca tau caranya?
: Dikampung saya itu mas, penghasil tukang hipnotis nomor satu. Sampai di
export keluar negeri segala.
: Terus cara nangkalnya gimana?
: Nantikan tukang hipnotisnyakan nepuk punggu mas, mas Radit tepuk kembali
punggungnya. Nanti bakalan mental hipnotisnya kedia.(memperagakan cara
nangkal hipnotis).
: Oh gitu yah?
: Iya, ayo saya temenin deh kesana mas.
Radit dan Mas Anca kembali ke ATM untuk mencarai lagi pria hipnotis tersebut.
Sementara di kafe, Dika sedang mengobrol dengan Vania.
: Aku tu suka banget keliling Eropa. Apalagi sama pacarku, eh mantanku.
Mantanku ni ya dulu, suka banget beliin aku sepatu, baju yang mahal-mahal gitu
kalau disana. Duh aku tu pengen banget kesana lagi.(menjelaskan ke Dika).

Tiba-tiba datang seorang anak hiphop bernama Randi menghampiri Dika dan Vania.
: Yoyoyo Whats up yo.(menyapa Dika dan Vania).
: Siapa ya?(bingung).
: Tiwaw yoo.
: Tiwaw?(semakin bingung).
: Randi Randi.(sambil membuka kacamata).
: Oh Randi, iya. Randi iya, apa kabar?
: Yoyoyo baik yoo.
: Kok sekarang kurusan?
: Bukan kurus yoo. Eman bajunya begini yoo, longgar-longgar yo.
: Biar apa?
: Kami tu hiphop yoo. Gaya rapper emang begini yo. Eh yo, lu ama siapa yoo?
: Aaaa, ini Vania.
: Hayyy.
: Yoyoyyo tiwaw yo. Yyoyoyo wess, gua harus cabut dulu yo, udah yah. Oke?
Yo whats up yo.(menepuk punggu Dika).
: Eh lo napa?(merasa terganggu).

Randi
Randi
Dika
Randi
Vania
Dika

: Itu salam rapper. Kalau gua tepuk pundak lo kayak gini, lo juga tepuk pundak
gua. Yoyo whats up yoo. Yoo berdiri-berdiri.(mempraktekkan kepada Dika).
: Yo whats up yo.(menepuk punggung Dika).
: Yo whats up yo.(membalas).
: yoyyoyo Whats up yo.(pergi meninggalkan Dika).
: Orang gila?(membisikan ke Dika.
: Bukan, temen gua.

Dika kembali makan bersama Vania. Hari semakin malam, sedangkan mas Anca dan
Radit sedang mencari pria hipnotis di ATM, tepatnya di depan kafe mawar.
Mas Anca
: Mana mas?(mencari pria hipnotis).
Radit
: Tadi ada disini.
Kemudian Randi keluar dari kafe dan menemui Radit.
Randi
: Yoyoyoyoy whats up yo.(menyapa Radit).
Radit
: Siapa yah?(bingung).
Randi
: Randi Randi.
Radit
: Oh Randi, apa kabar lo?
Randi
: Yo baik yo, sekarang lo panggil gua Tiwaw yo.
Mas Anca
: Orang gila mas?
Radit
: Bukan, temen gue.
Mas Anca
: Ooooh.
Radit
: Dari mana lo?
Randi
: Dari kafe mawar yoo. Jaga kasir yo. Tadi barusan gua ketemu Dika yo, dia
sama cewek. Yoyoyo wess yo, gua balik dulu yoo. Yo whats up yo.(menepuk
punggu Radit).
Radit
: Lo mau menghipnotis gua yah?(menunjuk Randi).
Mas Anca
: Mas-mas balas mas.
Radit
: Ih apa lo?(membalas tepukkan Randi).
Randi
: Apa lo?(saling membalas). Gak asilk lo yo bro.(peri meninggalkan Radit).
Mas Anca
: Hampir aja kita kenak hipnotis mas.
Radit
: Gua gak nyangka, temen SMA gua sekarang juga jadi tukang hipnotis. Hidup
di Jakarta emang keras.(Radir berbicara di kamera).

Ketika Radit dan Mas Anca sedang mencari-cari pria hipnotis, tiba-tiba pria tersebut
datang menghampiri Radit dan Mas Anca.
Radit
: Nahhhh. Sini lo.(menunjuk pria hipnotis dan menyeretnya). Nca ni orangnya
ncak.
Mas Anca
: Iya mas.(menghadang pria).

Radit

: Nah lo tukang hipnotis lo gak bisa kemana-mana. Mau kita apain ni orang nca?
Kasi satpam, masukin penjara atau?
Mas Anca
: Bawa ke KPK mas.
Radit
: Benar-benar.
Pria
: Hey.(menepuk punggung Mas Anca dan Radit).
Malangnya nasib Mas Anca dan Radit, mereka lagi-lagi terkena hipnotis. Mereka
beruda duduk di sofa rumah. Sementara itu, Dika masih berada di kafe.
Dika
: Aaaa, sekarang kayaknya udah malam.(sambil melihat jam). Kita mendingan
langsung nonton aja?.
Vania
: Boleh, eh tunggu dulu. Lo gak nanyain kampus gua kek mana?
Dika
: Aaa kamu di kampus gimana?
Vania
: Buruk, gue tu sering keseleo kakinya. Soalnya sepatu aku tu rusak.
Dika
: Hmm terus?
Vania
: Ya tandanya aku harus beli sepatu yang baru dong yang mahal. Aku tu mau
pake sepatu yang mahal gitu lo, beliin Dika yah.
Dika
: Oh iya gak papa, kebetulan gua lagi ada duit.
Vania
: Harganya sepuluh juta.
Dika
: Ha?(terkejut). Hmm kebetulan gua gak ada duit.
Vania
: Kalau gitu kamu belikin aku tas aja ya, soalnya tas aku lagi rusak juga.
Dika
: Kalau tas harganya berapa?
Vania
: Empat juta.
Dika
: Lo ada barang lain yang rusak juga gak? Tapi yang murah. Kayak pita rambut.
Pelayan datang memberikan kertas total harga makan.
Pelayan
: Ini mas?
Dika
: (kebingungan melihat total harga). Ini kayaknya gua harus ke ATM dulu deh.
Ketika Dika keluar, Pria hipnotis pun mencoba untuk menghipnotis Dika yang
lagi mengambil uang di ATM. Pria tersebut kemudian menghampiri Dika.
Pria
: Mas mas bentar mas. Hey.(menepuk punggung Dika).
Dika
: Yo whats up yo.(balas menepuk punggung pria tersebut).
Dan akhirnya pria hipnotis tersebut terkena batunya sendiri. Pria hipnotis tersebut terkena
hipnotis oleh ilmunya sendiri. Lalu, akhirnya Vania meninggalkan Dika karena uang di ATM
Dika tidak cukup untuk membayar uang makan mereka dan dia meninggalkan sepatunya di kafe
untuk membayar makan mereka. Kemudian akhirnya Mas Anca dan Radit kejatuhan sial karena
terhipnotis oleh pria hipnotis.

Naskah Drama Bahasa Indonesia

Hipnotis Vania

Oleh:
Arief Syaifuddin
XI IPA 2

SMAN 2 Mandau

Anda mungkin juga menyukai