Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH


(GPW 0201)
ACARA 2
STRUKTUR RUANG

Disusun oleh :

Nama : Arief Syaifuddin


NIM : 14/368668/GE/07915
Hari/ Jam : Kamis / 11.00 13.00 WIB
Asisten : 1. Fikri Intizhar Rahmatullah, S.Si.
2. Muhammad Izzudin, S.Si.

LABORATORIUM ANALISIS DATA WILAYAH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

ACARA 1
PERENCANAAN FASILITAS

I. TUJUAN
1. Mengkaji ketersediaan dan kemampuan infrastruktur sosial ekonomi dalam
memberikan pelayanan.
2. Merencanakan kebutuhan infrastruktur di masa mendatang.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop
2. Buku catatan
3. Software ArcGis
4. Software microsoft
5. Peta administrasi, peta toponimi
6. Data jumlah penduduk dan pelayanan tingkat kecamatan Gunung Kidul

III. TINJAUAN PUSTAKA


Teori klasik pusat pelayanan (central place theory) mengatakan bahwa suatu areal
pelayanan dilayani oleh satu pusat pelayanan dan luas areal pelayanan tersebut sebanding
dengan hirarki skala pelayanan dan jangkauan pelayanannya. Menurut christaller, pusat-pusat
pelayanan tersebar di dalam wilayah dengan pola berbentuk heksagon (segi enam).
Sebagaimana dikemukakan oleh Christaller dalam Santoso & Kustiwan, (2009) bahwa
manusia akan mengalami proses dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan
mencari suatu pusat pemeuhan kebutuhan yang terdekat, murah, dan mudah dicapai serta
sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara itu dalam teori perilaku
konsumen juga dikenal mengenai konsep preferensi penduduk pada suatu fasilitas atau pusat
pelayanan tertentu. Perilaku konsumen dalam mengonsumsi barang dan jasa juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendapatan, selera konsumen, dan harga
barang disaat kondisi yang lain tidak berubah.
Teori central place dikemukakan pertama kali oleh christaller pada pertengahan tahun
1933 yang memodelkan perilaku ritel secara spasial. Christaller pertama kali mempublikasikan
studinya yang berkaitan dengan masalah penentuan jumlah, ukuran, dan pola penyebaran
kota-kota. Asumsi-asumsi yang dikemukakan antara lain :
- Suatu lokasi yang memiliki permukaan data yang seragam
- Lokasi tersebut memiliki jumlah peduduk yang merata.
- Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transport dan komunikasi yang merata.
ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

- Jumlah penduduk yang ada membutuhkan barang dan jasa.


Prinsip yang dikemukakan Walter Christaller (1933) dalam (Aulia, Elmanisa, &
Gunawan, 2009) :
- range (jarak) adalah jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas
pasar yang menjual kebutuhan komoditas atau barang. Misalnya seseorang
membeli baju di loasi pasar tertentu, range adalah jarak antara tempat tinggal orang
tersebut dengan pasar lokasi tempat dia membeli baju.
- Threshold adalah jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan
untuk menunjang kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang
bersangkutan.
Penduduk yang tinggal dalam wilayah dalam menjalankan kehidupan dan aktivitasnya
tentu membutuhkan dukungan fasilitas pelayanan. Secara umum, fasilitas dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu fasilitas umum, serta fasilitas sosial dan ekonomi. Dua
fasilitas utama tersebut, sebagian besar menjadi tanggungjawab pemerintah dan umumnya
menganut kebutuhan pasar dan tidak di setiap tempat tersedia. Meskipun demikian, eran
pemerinta, swasta dan masyarakat sulit dibedakan dalam memenuhi kebutuhan3 fasilitas
tersebut. Ada 3 (tiga) cara mengidentifikasi ketersediaan dan daya lahan fasilitas yaitu:
Ketersediaan pelayanan (services availability), tingkat ketersediaan (Size of availability) dan
fungsi pelayanan/daya llayan (Function of availability)
1. Ketersediaan pelayanan
2. Tingkat ketersediaan
3. Fungsi pelayanan
Analisis pelayanan merupakan salah satu metode analisis yang penting dilakukan
dalam perencanaan wilayah. Analisis pelayanan berkaitan erat dengan ketersediaan dan daya
tampung fasilitas dalam memenuhi kebutuhan hidup layak penduduk untuk menunjang
kesejahteraannya. Pengetahuan mengenai ketersedian suatu fasilitas saat ini berhubungan erat
dengan kemampuan fasilitas tersebut untuk memberikan pelayanan dimasa masa yang akan
datang, baik kaitannya dengan pertambahan penduduk maupun luas lahan yang diperlukan.
Huisman (1987) bahwa penyediaan pelayanan secara efisien dan efektif penting dalam
pembangunan karena dalam perencanaan fisik memberikan kerangka keruangan bagi
kegiatan social dan ekonomi. Dengan demikian pelayanan social ekonomi masyarakat sangat
diperlukan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan yang bertumpuk pada kegiatan
sosial dan ekonomi. Adapaun metode yang digunakan untuk menilai tingkat ketersediaan dan
fungsi pelayanan (Daya Layan) adalah sebagai berikut:

ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

1. Besarnya ketersediaan fasilitas pelayanan (services availability) dinilai melalui jumlah


pelayanan (Size of availability) yang ada disetiap daerah menggunakan metode scalogram.
2. Fungsi pelayanan (function of availability) merupakan perbandingan antara ketersedian
fasilitas pelayanan dengan berbagai standar minimum yang mempertimbangkan
threshold (nilai ambang) untuk setiap pelayanan. Informasi-informasi lain yang
diperlukan pada penilai fungsi pelayanan antara lain mencakup rasio pelayanan terhadap
standart rasio pengguna actual, rasio terhadap pengguna potensial dan rasio terhadap
penduduk.
Penilaian ketersediaan pelayanan dan tingkat ketersediaan memberikan gambaran
jelas mengenai hierarki fasilitas di semua tempat dalam sauatu wilayah. Semakin rendah
hierarkinya, maka skala pelayanannya semakin sempit artinya semakin baik.
Fasilitas pelayanan dapat berperan sesuai dengan fungsinya apabila dilaksanakan pada
lokasi yang menguntungkan bagi penduduk, berarti unsur lokasi memegang peranan penting
dalam pembangunan fasilitas pelayanan. Penyebaran penduduk yang belum merata dan
pertambahannya disetiap tahun, menyebabkan bertambah pula jumlah fasilitas sosial
ekonomi yang dibutuhkan oleh penduduk pada suatu wilayah.
Jumlah fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang berbeda di setiap kecamatan akan
menyebabkan terjadinya ranking atau tingkatan jumlah dari fasilitas sosial ekonomi yang ada
di suatu wilayah. Dengan demikian akan dapat dinilai tingkat ketersediaan fasilitas pelayanan
sosial ekonomi antar kecamatan di suatu wilayah.
Kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara dapat diketahui dengan ada tidaknya
suatu penyelenggaraan fasilitas pelayanan memenuhi fasilitas tersebut untuk rakyat banyak,
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat banyak Jika angka kemiskinan yang mencolok
dan desparitas dapat diturunkan sedemikian rupa, maka bisa dikatakan bahwa rakyat banyak
telah terpenuhi kebutuhan fasilitasnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terus
meningkat akan membawa implikasi bagi meningkatnya tuntutan kebutuhan akan fasilitas
yang dapat mendukung kehidupannya, salah satunya fasilitas pelayanan. Ada banyak jenis
fasilitas pelayanan yang dapat dianalisis. Asumsi dasar, semakin meningkatnya jumlah
penduduk maka kebutuhan akan fasilitas pelayanan akan meningkat. Secra umum teknik
analisis yang digunakan untuk memproyeksikan perkembangan jumlah penduduk. Hasilnya
dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan fasilitas yang diperlukan setelah
membandingkannya dengan standart normatif yang ada.

ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

Perencanaan adalah proses pemilihan, penetapan atau penentuan tujuan, strategi,


sasaran, program, prosedur, standar atau kriteria, mutu, metoda, anggaran atau biaya, dan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan (Cristanto, 2015)
Perencanaan adalah proses yang mencakup:
o Pendefinisian sasaran
o Menetapkan strategi yang menyeluruh untuk mencapai sasaran
o Menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pekerjaan organisasi.
(Sukriah, 2009)

Pelayanan yang baik merupakan salah satu syarat kesuksesan perusahaan


jasa.Adapun lima dimensi kualitas pelayanan meliputi:
1. Kehandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang disajikan
dengan tepat dan terpercaya.
2. Responsive (responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu para konsumen dan
memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin.
3. Keyakinan (assurance) yaitu pengetahuan dan kesopansantunan para pegawai perusahaan
serta kemampuan menumbuhkan rasa percaya diri konsumen terhadap perusahaan.
4. Empati (empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
5. Berwujud (tangible) yaitu penampilan fisik, peralatan, personil, dan media komunikasi.
Usaha dan strategi pembangunan nasional dimulai dengan menyebarkan kebutuhan
dasar ke daerah-daerah baik di tingkat lokal maupun regional. Kebutuhan dasar ini
mencakup infrastruktur sosial, ekonomi dan infrastruktur secara umum seperti jalan, sarana
pembuangan sampah, drainase, listrik, air, dan lain sebagainya. Infrastruktur sosial terdiri
dari sarana pendidikan dan kesehatan, sedangkan infrastruktur ekonomi terdiri dari pasar
dan sarana perbelanjaan lainnya.

Fasilitas Pendidikan
Pendidikan formal mempunyai beberapa tingkatan/jenjang yaitu taman kanak kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum
(SMU). Rencana kebutuhan fasilitas pendidikan maupun fasilitas sosial ekonomi lainnya
didasarkan pada standar perencanaan kebutuhan sarana kota (PU. Cipta Karya), dengan
standar luasan yang berpedoman pada tingkat kepadatan pada tingkat kepadatan penduduk.

ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

Dan lebih mendasar lagi adalah bagaimana memadukan antara supply and demand dengan
standar yang digunakan.
o Taman Kanak kanak (TK), penduduk mendukung fasilitas ini minimal 1.000 orang
dengan luas lahan 2.400 M2. lokasinya sebaiknya berada di tengah tengah kelompok
keluarga, jumlah murid dengan standar 3 ruang kelas terdiri dari 30 40 murid di setiap
satu ruang kelas.
o Sekolah Dasar (SD), kebutuhan satu unit SD, minimal penduduk pendukungnya 1.600
jiwa dengan luas lahan 7.200 M2. Lokasi jenis fasilitas ini sebaiknya berada di tengah
kelompok keluarga (permukiman) dengan radius pencapaian dari daerahyang dilayani
maksimum 100 meter.
o Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), jumlah penduduk pendukungnya minimal 4.800
jiwa untuk sebuah SLTP, sedangkan luas lahannya adalah 5.400 M2. penempatan lokasi
fasilitas ini sebaiknya dikelompokkan dengan taman dan lapangan olahraga. Standar
jumlah murid adalah 40 murid/kelas.
o Sekolah Menengah Umum (SMU). Penduduk pendukungnya minimal 4.800 orang untuk
sebuah SMU. Luas lahan SMU ini adalah 5.400 M2. Standar 30 murid/ruang kelas
dengan 14 kelas (pagi/sore) untuk sebuah SMU.

Fasilitas Kesehatan
Tingkat kesehatan penduduk merupakan salah satu elemen penting yang dapat menentukan
kualitas sumberdaya manusia. Fungsi utama sarana ini memberikan pelayanan medis kepada
penduduk. Oleh karena itu penyediaan fasilitas kesehatan di kawasan perencanaan ini perlu
mendapat prioritas. Dikaitkan dengan standar perencanaan lingkungan permukiman kota,
maka kualitas kesehatan yang harus disediakan untuk melayani penduduk tersebut adalah
puskesmas, balai pengobatan, tempat praktek dokter dan apotik serta fasilitas lain seperti
tempat parkir dan taman.
o Puskesmas pembantu, minimal penduduk pendukungnya adalah 30.000 jiwa dengan luas
lahan adalah 2.400 M2. Penempatan lokasinya sebaiknya berada di tengah lingkungan
keluarga (permukiman) dengan radius pencapaian maksimum 1500 M2.
o BKIA/Rumah Bersalin, penduduk pendukung minimal 10.000 jiwa dengan luas lahan
3.200 M2. Lokasi fasilitas ini berada di tengah tengah lingkungan keluarga dengan
radius pencapaian maksimal 2.000 meter.
o Apotik, fasilitas kesehatan yang fungsinya untuk melayani penduduk dalam memenuhi
kebutuhan obat obatan adalah apotik. Penduduk pendukung minimal 10.000 jiwa

ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

dengan luas lahan 700 M2. hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan fasilitas
kesehatan ini adalah pengalokasian fasilitas dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan pemukiman sehingga radius pencapaian merupakan jarak yang tepat bagi
kelompok aktivitas kegiatan penduduk.
o Praktek Dokter, untuk menciptakan optimalisasi pelayanan kesehatan yang baik kepada
masyarakat di kawasan perencanaan, diperlukan tenaga tenaga medis yang
cukup memadai terutama dokter yang dapat memnerikan pelayanan yang lebih dekat
pada masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan tempat praktek dokter yang menyatu
dengan perumahan penduduk. Lokasi fasilitas ini disatukan dengan rumah tempat
tinggal dan setiap unutnya melayani penduduk 5.000 jiwa.
o Balai Pengobatan, minimal penduduk pendukungnya adalah 3.000 jiwa dengan luas lahan
600 M2. lokasi penempatan sebaiknya berada di tengah tengah lingkungan keluarga
dengan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.

Fasilitas Perekonomian
Perkembangan suatu kota ditentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi kota yang
bersangkutan dan sebaliknya tingkat perkembangan ekonomi itu sendiri dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana ekonomi
untuk melayani kebutuhan penduduk sebagai pelaku kegiatan ekonomi. Fasilitas
perekonomian yang dimaksud disini adalah fasilitas pelayanan kegiatan perbelanjaan sehari
hari yang mempunyai sifat pelayanan dari berbagai tingkat sesuai dengan skala pelayanan
yang direncanakan.

Keberadaan pasar merupakan salah satu tigkat pelayanan regional sangat besar
manfaatnya bagi kegiatan perekonomian yang diharapkan dapat berperan sebagai titik pusat
kegiatan jasa distribusi barang barang produksi yang dapat menarik dan mendorong laju
pertumbuhan desa- desa pada wilayah pelayanannya.

Dengan kondisi demikian dalam kaitannya dengan kawasan perencanaan pada masa
datang, dapat dialokasikan jenis jenis fasilitas perekonomian berdasarkan kriteria standar
menurut pengelompokan jumlah penduduk/distribusi penduduk setiap Bagian Wilayah
Kota (BWK).

o Pertokoan, penduduk pendukung minimal 2.500 jiwa dengan luas lahan 2.400 M2. kriteria
lokasi terletak pada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan.
o Warung/Kios, Warung/kios penduduk pendukungnya adalah 2.50 jiwa. Kriteria lokasi di
pusat lingkungan yang mudah dicapai dengan radius maksimal 500 meter.
ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915
PRAKTIKUM PERENCANAAN TATA RUANG DAN TATA WILAYAH
FAKULTAS GEOGRAFI

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. S., Elmanisa, A. M., & Gunawan, M. P. (2009). Pola distribusi spasial minimarket di
kotakota kecil. Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 20(2), 7894.

Cristanto, Joko. (2015), Pembangunan Wilayah, Bahan Kuliah: perencanaan proyek. Yogyakarta: UGM

Santoso, W. I., & Kustiwan, I. (2009). Kajian Penggunaan Fasilitas Lingkungan Rusunami di
Kawasan Pinggiran Kota dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Berdasarkan
Preferensi Penghuni ( Studi Kasus Rusunami Gateway , Pesanggrahan Jakarta Selatan ),
435444.

Rustiadi, Ernan, dkk. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

ARIEF SYAIFUDDIN|14/368668/GE/07915

Anda mungkin juga menyukai