Anda di halaman 1dari 23

MAHKOTA DAN JEMBATAN SEMENTARA

PROSTHODONTI

Disusun oleh:

Cindy Lestari Marshaliana 160110110077

Wafa Fathya Ismail 160110110079

Husna Nuridhia Utami 160110110084

Dosen Pembimbing

drg. Setyawan Bonifacius, Sp. Pros

drg. Kartissa, MM

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG

2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................1

1. Pengertian........................................................................................................1

2. Kegunaan dan Persyaratan...............................................................................1

3. Klasifikasi Restorasi Sementara......................................................................6

4. Kelemahan Restorasi Sementara....................................................................16

5. Pelepasan, Penempatan Kembali, dan Perbaikan Restorasi Sementara.........17

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................18

1
TINJAUAN PUSTAKA

Restorasi sementara merupakan suatu restorasi yang tidak terpisahkan dari

prosedur pembuatan gigi tiruan cekat. Waktu yang cukup lama antara preparasi

gigi dengan pemasangan restorasi akhir menyebabkan diperlukannya pembuatan

restorasi sementara. Pembuatan restorasi sementara yang akurat, dengan bentuk

yang tepat, dan secara estetik dapat diterima merupakan suatu tahap pendahuluan

yang penting pada perawatan gigi tiruan cekat.

1. Pengertian

Menurut Richard D. Trushkowsky (1986), restorasi sementara adalah suatu

restorasi peralihan yang memberikan perlindungan, stabilisasi, dan fungsi sebelum

pembuatan gigi tiruan yang sebenarnya. Menurut Rosentiel, restorasi sementara

berarti restorasi yang dibuat untuk menutupi gigi yang telah dipreparasi sampai

restorasi akhir selesai dibuat.

2. Kegunaan dan Persyaratan

2.1 Kegunaan

Pembuatan restorasi sementara bermanfaat untuk:

a. Melindungi dentin dan pulpa dari rangsangan mekanis, suhu, kimiawi

serta mencegah rasa ngilu pada gigi


b. Mencegah terjadinya migrasi dan ekstrusi gigi
c. Melindungi gingival di daerah servikal terhadap iritasi
d. Melindungi struktur gigi dari beban mekanis yang dapat menyebabkan

fraktur mahkota
e. Mempertahankan oklusi
f. Mempertahankan kesehatan periodontal
g. Mengembalikan fungsi pengunyahan
h. Sarana mengontrol preparasi
i. Sarana dalam pembuatan cetakan (cetakan pertama bagi restorasi akhir)
j. Sebagai pedoman untuk menghasilkan estetik, fonetik, dan oklusi yang

tepat serta memberikan informasi diagnosa yang berguna untuk pembuatan

restorasi akhir
k. Mengganti gigi yang hilang dan menilai kesejajaran gigi penyangga

2.2 Persyaratan

Meskipun restorasi sementara pada akhirnya akan diganti oleh restorasi

akhir dalam waktu kurang lebih 2 minggu, namun pembuatan restorasi sementara

harus memenuhi 3 syarat utama, yaitu syarat biologik, mekanik, dan estetik.

a. Syarat Biologik

a) Proteksi pulpa

Restorasi sementara harus menutupi dan melindungi permukaan gigi untuk

mencegah terjadinya sensitivitas dan iritasi pulpa yang berkelanjutan. Saat

preparasi gigi dilakukan, trauma pada pulpa tidak dapat dihindari. Pada pulpa

yang sehat, setiap tubulus dentin berisi proses cytoplasmic sel bodi

(odontoblas) dimana inti selnya berada pada kavitas pulpa. Oleh karena itu,

saat preparasi dilakukan harus diperhatikan jaringan yang dibuang sehingga

efek pada pulpa tidak akan terjadi. Selain itu, kesehatan pulpa dapat dijaga

dengan pembuatan restorasi cor yang baik. Hal yang harus dihindari adalah
kebocoran pada restorasi yang akan menyebabkan pulpitis ireversibel sehingga

harus dilakukan perawatan saluran akar.

b) Kesehatan Jaringan Periodontal

Untuk memudahkan saat pembersihan plak, restorasi sementara harus

memiliki batas marginal yang baik, kontur yang sesuai, dan permukaan yang

halus. Hal ini sangat penting ketika margin mahkota ditempatkan secara apikal

terhadap margin free gingival. Jika restorasi sementara tidak sesuai, maka sulit

untuk melakukan kontrol plak sehingga kesehatan jaringan periodontal akan

terganggu.

c) Kompatibilitas Oklusal dan Posisi Gigi

Restorasi sementara harus mempertahankan kontak yang tepat baik dengan

gigi tetangga maupun gigi lawannya. Kontak yang tidak tepat akan

menyebabkan supra-erupsi dan pergerakan horizontal. Supra erupsi terlihat

ketika try-in dilakukan dan pada akhirnya restorasi menyebabkan kontak

prematur. Hal ini dapat diperbaiki ketika restorasi sudah dipasang, namun

menyebabkan bagian oklusal dan fungsinya berkurang. Pergerakan horizontal

dihasilkan karena kontak prematur yang lebih atau kurang.

d) Pencegahan Fraktur Enamel

Restorasi sementara harus melindungi margin preparasi mahkota. Hal ini

terutama jika desain mahkota berupa partial-coverage dimana margin preparasi


lebih dekat dengan permukaan oklusal gigi. Desain jenis ini akan menyebabkan

kerusakan atau fraktue enamel selama mengunyah.

b. Syarat mekanik

a) Fungsi

Restorasi sementara mendapatkan gaya terbesar selama terjadi gerakan

mengunyah. Hal ini dapat dihindari dengan cara pasien tidak mengkontakkan

protesa dengan gigi lawannya ketika makan. Bahan yang digunakan untuk

restorasi sementara juga memengaruhi seberapa kuat restorasi tersebut dapat

mengembalikan fungsinya. Kekuatan polimethyl methacrylate memiliki

perbandingan sebesar 1:20 jika dibandingkan dengan logam metal keramik

yang membuat restorasi sementara dengan bahan tersebut lebih mudah fraktur.

Fraktur biasanya tidak terjadi pada mahkota dengan preparasi gigi yang cukup

atau tidak berlebih. Kerusakan lebih sering terjadi pada restorasi partial-

coverage dan gigi palsu parsial tetap. Restorasi jenis partial-coverage pada

umumnya lebih lemah karena mereka tidak benar-benar mengelilingi gigi.

b) Perpindahan

Perpindahan pada gigi dapat dicegah dengan preparasi gigi yang tepat dan

restorasi sementara yang adaptasi dengan permukaan internal gigi. Jarak yang

berlebih antara restorasi mahkota dengan gigi membuat luting agent

diantaranya menjadi lebih tebal sehingga memiliki kekuatan yang lebih rendah
dibandingkan semen yang biasa digunakan dan akan menyebabkan restorasi

tidak dapat menoleransi gaya berlebih dan terjadi perpindahan.

c) Removal for Reuse

Restorasi sementara harus dapat digunakan kembali sehingga tidak boleh

rusak saat dilepaskan dari gigi. Jika semennya tidak terlalu kuat dan restorasi

sementara dibuat dengan sangat baik, biasanya tidak akan mudah rusak atau

patah saat dilepaskan.

c. Syarat Estetik

Restorasi sementara harus memiliki tampilan yang baik terutama untuk gigi

insisiv, kaninus, dan premolar. Meskipun restorasi sementara tidak dapat

menduplikasi gigi asli secara sempurna, namun tetap harus memperhatikan kontur

gigi, warna, translusensi, dan tekstur gigi tersebut. Oleh karena itu, bahan atau

material yang mendukung menjadi faktor utama dalam persyaratan estetik untuk

menciptakan restorasi sementara yang diinginkan. Yang perlu diperhatikan adalah

teknik dalam pembuatan restorasi tersebut, seperti waktu kerja, setting time,

kemudahan dalam pembuatannya, biokompatibilitas bahan (non-toksik, non-

alergi, dan non-eksotermis), stabil saat setting, mudah dikontur dan dipoles,

memiliki kekuatan yang baik dan resistensi terhadap abrasi, tidak mengiritasi

jaringan rongga mulut, serta memiliki kompatibilitas kimia dengan luting agents

restorasi sementara. Restorasi sementara juga sering digunakan sebagai pedoman

untuk menghasilkan restorasi tetap yang estetik. Untuk itu, dokter gigi perlu
mendengarkan pendapat pasien bagaimana restorasi yang telah dipasang tersebut

agar menghasilkan kepuasan kepada pasien.

3. Klasifikasi Restorasi Sementara

Restorasi sementara dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,

dintaranya adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan Metode Pembuatan


b. Berdasarkan Tipe Bahan/Material yang digunakan
c. Berdasarkan Lama Penggunaanya
d. Berdasarkan Teknik Pembuatan (Direk dan Indirek)

3.1 Berdasarkan Metode Pembuatan


Berdasarkan metode pembuatan, restorasi sementara dibagi menjadi dua

macam, yaitu custom dan siap pakai (preformed)

a) Custom
Restorasi ini dibuat dari cetakan negatif gigi sebelum di lakukan

preparasi atau dari model kerja yang telah dimodifikasi atau disebut mock

up. Biasanya cetakan negatif dibuat dari bahan ireversibel hidrkoloid atau

karet silikon yang dapat memberikan keakuratan pencetakan yang baik.

Bahan yang paling populer digunakan adalah moldable putty elastomer

(lihat gambar 1). Hal ini karena bahan tersebut memberikan bentuk

cetakan yang stabil dan akurat, serta dapat di bentuk dan di potong

menggunakan pisau. Fleksibilitas bahan ini memudahkan untuk

pembungan sisa resin sehingga dapat membuat restorasi yang ideal dan

sesuai.
Gambar 1. Menunjukan pembuatan resorasi sementara pada cetakan dari
bahan elastomer.

Selain itu cetakan pun bisa dibuat dari bahan termoplastik yang

yang ditempatkan dan diadaptasikan pada model kerja menggunakan

vakum (lihat gambar 2). Cetakan yang transparan memudahkan pembuatan

restorasi dengan teknik direk atau langsung. Cetakan diiisi menggunakan

resin dan ditempatkan pada gigi lalu setelah resin terpolimerisasi di lepas

kembali. Bahan yang dipakai bisa dari selulose acetat atau polypropylene

yang tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan, ukuran 125 x 125 mm

dan ketebalan 0.5 mm direkomendasikan untuk pembuatan restorasi

sementara. Polypropylene memberikan detail yang lebih baik dan lebih

tidak mudah robek sehingga cetakan bisa digunakan berulang kali.


Gambar 2. Menunjukan proses pembuatan restorasi sementara menggunakan
cetakan dari bahan selulose asetat.

b) Siap pakai (peformed)


Berbagai macam mahkota siap pakai tersedia di pasaran.Kebanyak

membutuhkan beberapa modifikasi agar bisa sesuai dengan gigi pasien.

Mahkota siap pakai ini diinidkasi untuk penggunaan sekali pakai. Bahan

mahkota siap pakai umumnya terbuat dari policarbonat, celulose asetate,

aluminum, tin-silver, and nickel-chromium. Tersedia dalam bergai ukuran

dan bentuk gigi.

3.2 Berdasarkan Bahan

a) Polikarbonat

Polikarbonat memberikan tampilan yang paling natural

dibandigkan bahan lainnya (lihat gambar 3). Tersedia untuk gigi insisf,

kaninus, dan premolar. Ketika di gunakan dan dimodifikasi dengan baik

bahan ini memberikan tampilan yang menyerupai porselen dan warnanya


sangat stabil. Penyesuaian mahkota bisa dilakukan dengan cara di-trim dan

relining menggunakan akrilik self-cure.

B C D

E F G H
Gambar 3 A. Mahkota Menunjukan polikarbonate siap pakai. B dan C Ukur
lebar mesio-distal gigi yang akan di pasang mahkota dan sesuaikan dengan
ukuran mahkota polikarbonat. E, F, dan G menunjukan proses sementing
mahkota, H menunjukan hasil sementing.

b) Selulose asetat
Selulosa acetat memiliki ketebaln 02 to 0.3 mm, transparan dan

tersedia untuk semua jenis gigi dalam berbagi macam bentuk dan ukuran

(lihat gambar 4). Pewarnaan sepenuhnya bergantung pada resin. Resin tidak

terikat secara kimiawi dan mekanik pada cetakan, sehingga cetakan luar bisa

di buang.

C D
E F G

H I J

K L M

Gambar 4 A dan B menunjukan mahkota dari poliasetat siap pakai untuk satu
unit gigi. C menunjukan gigi yang telah di preparasi. D dan E menunjukan
proses pembuatan mahkota dengan cetakan dari selulosa asetat
menggunakan protemp dari 3m. F menunjukan try-in mahkota ukur
ketinggian gigi dengan probe. G potog kelebihan mahkota. H try-in ulang
dan cek dengan kertas artikulasi. I cek akhiran dengan eksplorer. I Buang
bagian oklusal yg masih mengganjal. K haluskan akhiran mahkota. L dan M
menunjkan hasil sementing mahkota.

c) Aluminum dan Tin-silver


Aluminum dan tin-silver coccok digunakan pada gigi posterior

(lihat gambar 5). Memiliki bentuk oklusal dan anatomis yang paling sesuai

dan harganya murah.

A B

Gambar 5 A menunjukan mahkota siap pakai dari alumunium dan B dari

tin-silver.

d) Nickel-chromium
Nickel-chromium biasanya digunakan pada anak yang gigi

sulungnya rusak berat (lihat gambar 6). Pada saat digunakan tidak perlu

dimodifikasi menggunakan lining resin, cukup di adaptasi dan dikontur

menggunakan tang pliers dan disemen dengan cement yang cukup kuat.

Nickel-chromium sangat kuat dan dapat digunakan untuk restorasi

sementara denga jangka waktu yang lebih lama.

A B

Gambar 6 A menunjukan tang pliers untuk membentuk dan mengadaptasikan

mahkota dan B menunjukan mahkota nickel chromium siap pakai.

3.3 Berdasarkan Lama Penggunaan

Berdasarkan lamanya digunakan, restorasi sementara diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu:

a) Short-Term Temporary

Restorasi jenis ini digunakan maksimal 2 minggu setelah

diinsersikan. Biasanya diindikasikan untuk gigi tiruan cekat sebagian.

Menggunakan resin custom-made untuk mahkota sementara. Bahan yang

sering digunakan adalah mahkota polikarbonat atau alumunium.


b) Long-term Temporary

Biasanya menggunakan cast metal. Meskipun kekuatannya diatas

rata-rata, namun tetap saja kemungkinan untuk patahnya pun tinggi.

Indikasi untuk restotasi long term temporary ini adalah gigi tiruan cekat

sebagian posterior, waktu perawatan yang lama, dan jika pasien tidak

dapat menghindari gaya berlebih pada protesa.

3.4 Berdasarkan Teknik Pembuatan

Berdasarkan teknik pembuatannya, restorasi sementara diklasifikasikan

sebagai berikut:

a) Restorasi sementara dibuat dengan teknik direk


b) Restorasi sementara dibuat dengan teknik indirek
c) Restorasi sementara dibuat dengan teknik direkindirek

a) Teknik Direk

Preformed crown dibuat, diadaptasikan, dan disementasikan pada

permukaan gigi yang telah dipreparasi. Bisacryl composite dapat

digunakan untuk membuat restorasi sementara dengan menggunakan teknik

direk karena menghasilkan panas dan shrinkage yang lebih sedikit saat

polimerisasi. Pada teknik direk, protesa dibuat di dalam mulut pasien

dengan memasukkan cetakan yang telah dipersiapkan sebelum gigi

dipreparasi dan kemudian diisi dengan bahan resin akrilik.

Teknik direk (lihat gambar 7) biasanya lebih sering digunakan karena

lebih murah dan lebih mudah dibuat. Teknik direk memilliki beberapa
kekurangan yaitu polymerization shrinkage lebih besar sehingga

menyebabkan adaptasi pada daerah margin kurang baik, monomer residu

dapat menyebabkan inflamasi jaringan, proses curing kurang baik

dikarenakan adanya cairan mulut, panas eksotermis selama polimerisasi

menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien dan kerusakan pulpa. Berikut

tahapan pembuatan restorasi sementara dengan teknik direk:

1. Pertama, cetakan dibuat dengan menggunakan silicone rubber dan

sectional impression tray.


2. Kemudian, preparasi gigi dilakukan dengan menggunakan teknik standar.
3. Setelah itu, gigi yang telah dipreparasi dan jaringan sekitarnya dilapisi

dengan petroleum jelly.


4. Autopolymerizing resin dicampur dan dimasukkan ke dalam cetakan yang

telah dibuat sebelumnya.


5. Cetakan yang telah berisi resin dimasukkan ke dalam mulut pasien dan

dibiarkan polimerisasi (kurang lebih 2 menit didalam mulut)


6. Setelah polimerisasi selesai, tray diambil dari dalam mulut pasien dan

restorasi diangkat dari cetakan dan dibilas dengan air hangat selama 35

menit.
7. Margin ditandai dengan pensil.
8. Kekosongan pada restorasi diperiksa dan diperbaiki dengan bahan

tambahan. Kelebihan bahan dikurangi sampai garis batas.


9. Restorasi diselesaikan dengan carborundum bur dan dipoles dengan

bahan poles (stone bur, sandpaper No.0, dan bubuk pumis). Restorasi

disementasikan dengan zinc oxide eugenol cement pada permukaan gigi

yang telah dipreparasi. (Choudhury, M, et al 2015)


Gambar 7 Tahap pembuatan restorasi sementara dengan teknik direk menggunakan
prefabricated composite provisional crown (McDonald, T.R., 2009).

b) Teknik Indirek

Mahkota sementara secara keseluruhan dibuat di laboratorium.

Cetakan permukaan gigi yang telah dipreparasi dibuat dan cast dituangkan.

Pola lilin dibuat pada model, kemudian terjadi polimerisasi, selesai dan siap

dipasang. Teknik ini menggunakan bahan alginate overimpression atau

vacuum form template.

Pada teknik indirek (lihat gambar 8), restorasi dibuat diluar mulut

pasien (di labroratorium). Cetakan gigi yang belum dipreparasi dipersiapkan


sebelumnya. Teknik ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya

yang lebih mahal. Restorasi sementara dengan teknik indirek mempunyai

beberapa kelebihan yaitu (a) dapat menggunakan bahan yang lebih kuat dan

tahan lama (misalnya resin akrilik), (b) estetik dan perubahan oklusal dapat

disesuaikan di artikulator, (c) tidak ada kontak antara free monomer dengan

gigi yang dipreparasi maupun gingiva yang dapat menyebabkan iritasi

jaringan, dan (d) menghindari kerusakan gigi yang dipreparasi akibat panas

dari polimerisasi resin (Choudhury, M, et al 2015). Teknik indirek juga

menghasilkan restorasi dengan marginal fit yang baik. Teknik indirek

merupakan teknik paling efektif untuk membuat multiple unit provisional.

Berikut tahapan pembuatan restorasi sementara dengan teknik indirek:

1. Sebelum dilakukan preparasi gigi, cetakan dibuat dengan menggunakan

silicone rubber dan dibiarkan mengeras (External Surface Form)


2. Setelah gigi dipreparasi dengan teknik standar, cetakan lain dibuat dan

cast dituangkan (Tissue Surface Form)


3. Separating medium diaplikasikan secara merata dengan menggunakan

camel hairbrush pada TSF dan dibiarkan mengering.


4. Ketika cast telah kering, dibuat garis pada preparasi menggunakan pensil

tajam sebagai panduan saat dilakukan trimming.


5. Autopolymerizing resin dicampur, kemudian dituangkan ke dalam TSF

(mould tidak boleh overfilled dan resin harus mencapai ketinggian

gingiva).
6. TSF ditutupkan ke dalam ESF, dan ditahan dengan karet, kemudian

dimasukkan ke dalam air hangat. Setelah lima menit, diangkat dan ESF

dipisahkan dari cured resin restoration, yang biasanya tetap berkontak

dengan TSF.
7. Resin berlebih dihilangkan dengan menggunakan acrylic trimming bur

dan fine grit garnet paper disk. Sisa resin berlebih perlu diperhatikan,

terutama di bagian permukaan internal restorasi.


8. Terakhir gunakan carborundum bur dan dipoles dengan wet pumice

powder. Restorasi akhir kemudian disementasikan dengan zinc oxide

eugenol cement pada permukaan gigi yang telah dipreparasi. (Choudhury,

M, et al 2015).

Gambar 8 Tahap pembuatan restorasi sementara dengan teknik indirek


(McDonald, T.R., 2009).

c) Teknik DirekIndirek

Preformed crown diperiksa untuk mendapatkan external fit dan

diselesaikan pada mulut pasien. Berikutnya, permukaan jaringan dari


preformed crown disesuaikan untuk pasien di laboratorium. Cetakan

permukaan gigi yang telah dipreparasi dibuat dan cast dituangkan.

Preformed crown yang telah diubah kemudian ditempatkan pada cast dan

permukaan jaringan dikontur menggunakan resin. Oleh karena itu, restorasi

final disesuaikan.

Teknik ini memiliki beberapa kelebihan yaitu waktu kunjungan lebih

sedikit karena kerangka mahkota sementara dibuat sebelum kunjungan

pasien. Kontrol restorasi saat kontur meminimalisasi waktu penyesuaian

yang diperlukan saat kunjungan. Selain itu, kontak antara monomer resin

dengan jaringan mengurangi resiko reaksi alergi. Kekurangan dari teknik ini

adalah adanya kebutuhan potensial pada fase laboratorium sebelum

preparasi gigi dan diperlukan penyesuaian yang lebih sering pada gigi yang

dipreparasi.

Berikut tahapan pembuatan restorasi sementara dengan teknik

direkindirek (lihat gambar 9):

1. Tuangkan pretreatment diagnostic cast dari cetakan gigi yang belum

dipreparasi. Untuk gigi tiruan cekat, beri lilin pontik pada area tidak

bergigi dari model studi, dan sesuaikan lilin untuk mendapatkan kontur,

kontak, dan oklusi ideal.


2. Perlahan lumasi model diagnostik yang telah dimodifikasi, dan buat

cetakan menggunakan bahan cetak elastomer.


3. Ambil gigi akrilik dan persiapkan sandaran pada model diagnostik.
4. Lumasi model diagnostik yang telah disiapkan dengan petroleum jelly

atau separating media lainnya, campurkan bahan restorasi sementara,

dan letakkan pada permukaan jaringan indeks dan tempatkan kembali

pada model diagnostik yang telah disiapkan.


5. Setelah resin akrilik terpolimerisasi, restorasi selesai. Kontur restorasi

sementara harus benar dan mengikuti margin gingiva pada model.


6. Persiapkan gigi pasien.
7. Uji coba preformed restoration.
8. Reline restorasi sementara sampai mendapatkan internal fit.
9. Tahap penyelesaian, pemolesan, dan sementasi restorasi.

Gambar 9 Tahapan pembuatan restorasi sementara dengan teknik direkindirek


(McDonald, T.R., 2009).

Gambar 9 Tahapan pembuatan restorasi sementara dengan teknik direkindirek


(McDonald, T.R., 2009).
4. Kelemahan Restorasi Sementara

a. Kurang kuat. Restorasi sementara cenderung fraktur terutama ketika

diletakkan pada longspan ridges pada pasien dengan bruxism dan pada

kasus berkurangnya interocclusal clearance


b. Adaptasi margin kurang baik
c. Stabilitas warna kurang baik
d. Sifatsifat pemakaian kurang baik (aus)
e. Berbau. Resin berporus sehingga dapat menyerap cairan mulut dan

menyebabkan bau yang khas.


f. Sifat bonding inadekuat. Temporary luting agent yang dapat melekat dengan

baik pada struktur gigi sangat sedikit.


g. Respon jaringan yang kurang baik sering menyebabkan iritasi jaringan yang

ringan sampai sedang.


h. Sulit menghilangkan semen. Terutama pada bagian proximal gingival cuff

dan apex of the embrasure areas.


i. Semen sementara biasanya mengalir ke dalam proximal gingival cuff dan

the depth of the embrasure. Oleh karena itu, selama pengambilan restorasi

sementara, sulit unutk mengambil keseluruhan temporary luting agent dari

area ini.

5. Pelepasan, Penempatan Kembali, dan Perbaikan Restorasi Sementara

Restorasi sementara dilepaskan saat pasien akan dipasangkan restorasi

permanen atau saat akan dilakukan preparasi lanjutan. Restorasi sementara harus

dilepaskan dengan hati-hati untuk menghindari fraktur pada gigi yang telah

dipreparasi. Resiko ini bisa diminimalisir dengan cara melepaskan restorasi

sementara sesuai sumbu panjang gigi. Tang Backhaus atau eskavator bisa

digunakan untuk melepaskan restorasi satu unit. Dengan sedikit tekanan kearah
bucco-lingual akan membantu melepskan semen penutup restorasi. Jika satu

bagian sudah terlepas maka bagian laiinya akn mudah dilepaskan juga.

Jika restorasi sementara akan disemen ulang, maka bersihkan semen

sebelumnya menggunakan eskavator. Tempatkan restorasi sementara pada cairan

pelarut semen dan bersihkan dengan ulrasonic scaler. Jika ada kerusakan, perbaiki

dengan lining resin. Bagian dalam restorasi dioleskan sedikit monomer resin

untuk memastikan restorasi berikatan dengan baik pada lining resin yang baru.

Jika ada fraktur bisa diperbaiki dengan teknik bead-brush (lihat gambar 11).

Gambar 11. Menunjukan cara perbaikan restorasi sementara dengan teknik bead-
brush

DAFTAR PUSTAKA

Rosentiel, Stephen F, et all. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4 rd Ed. 200.


Missoury: Mosby Elvisier
Nallaswamy, Deepak. 2008. Textbook of Prosthodontics. Jaypee Brothers
Publishers.

Choudhury, M, et al. 2015. Fabrication of provisional restoration on freshly


prepared tooth: indirect and direct technique. Bangladesh Journal of Medical
Science Vol. 14

Simeone, Piero., Andrea Pilloni. 2004. Temporary Crowns: Repositioning Key as


a New Technical Approach in the Clinical Relining Phase. J. Esthet Restor Dent
16: 284-289.

Anda mungkin juga menyukai