Anda di halaman 1dari 11

LOGBOOK SEKENARIO 1 BLOK 5

Identifikasi istilah asing dan klarifikasi


1. fluoride : merupakan suatu zat yang berfungsi memutihkan dan menguatkan gigi, kandungan
yang terdapat pada pasta gigi yang dapat mencegah gigi berlubang

Identifikasi masalah

Seorang Wanita

Keluhan : gigi belakang kiri bawah sakit setelah perawatan

Hasil Pemeriksaan klinis :

- gigi 46 terdapat tambalan berwarna putih dan lunak,


- gigi 45 terlihat tambalan berwarna putih yang tepat diatas saluran akar

Tindakan lanjutan :
Melakukan penambalan ulang pada gigi 46 dengan bahan kaya akan fluoride

Analisis masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tambalan?


2. Bahan apa yang digunakan dalam kedokteran gigi dalam melakukan tambalan?
3. Apa yang dimaksud dengan semen dan apa saja macam-macam dari semen?
4. Apa yang membedakan bahan tambalan pada gigi 46 dan gigi 45?
5. Mengapa tindakan penambalan yang dilakukan hanya pada gigi 46 saja, sedangkan gigi
45 juga terdapat tambalan yang sudah tidak baik?
6. Apa yang membedakan komposisi dari tambalan pada gigi 45 dan gigi 46?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pada setiap bahan tambalan tersebut?
8. Apa fungsi dari bahan tambalan pada gigi 45 dan gigi 46 tersebut?
9. Kenapa pada kasus ini menggunakan bahan fluoride?
10. Apa indikasi dan kontraindikasi pada setiap bahan tambalan yang digunakan?

Strukturisasi

Learning objective

1. Semen kedokteran gigi


1.1. Definisi
1.2. Syarat
1.3. Jenis-jenis
1.3.1. Kompisisi
1.3.2. Fungsi
1.3.3. Sifat
1.3.4. Manipulasi
1.3.5. Kelebihan dan kekurangan
1.3.6. Indikasi dan kontraindikasi
1.3.7. Proses setting
SEMEN KEDOKTERAN GIGI

1.1 Definisi

Semen Gigi adalah bahan yang dipasang secara intraoral dan diklasifikasikan menurut komponen
reaksi kimia utamanya, Setiap semen harus dinilai untuk biokompatibilitas, keamanan, dan
efektivitasnya. Idealnya semen tidak menyebabkan kerusakan pada gigi, memiliki sifat fisik yang
sesuai untuk tujuan penggunaannya, dan memberikan sifat pasif atau aktif (bioaktif). Pada akhirnya,
tubuh tidak boleh mengenali semen sebagai benda asing, sehingga penyembuhan jaringan yang
terkena dapat dimulai sesegera mungkin.

PHILLIPS' SCIENCE of DENTALMATERIALS

Tambalan gigi adalah tindakan di mana bagian gigi yang rusak atau membusuk dihilangkan dan
bagian tersebut diisi dengan bahan pengganti untuk melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut, serta
mengembalikan penampilan dan fungsi gigi. Bahan pengganti ini, yang disebut sebagai tambalan,
dapat terbuat dari emas, perak, amalgam, resin komposit, kaca ionomer, atau porselen. Tiap jenis
bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang perlu dipikirkan sesuai dengan
pertimbangan khusus pasien, untuk menentukan bahan yang paling cocok untuk digunakan.

1.2 Fugsi Semen


1.2.1 Luting Agent ( Bahan Perekat) Semen sebagai luting agent berfungsi untuk melekatkan
restorasi yang dilakukan diluar mulut dimana diharapkan perlekatan tersebut kuat dan
bertahan untuk waktu yang lama.

1.2.1.1 Syarat Semen sebagai luting :

1. Biocompatibility
Bahan luting yang baik tidak hanya melapisi seluruh permukaan dentin dan protesa
dengan baik, namun juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi
dari bakteri yang merugikan.
2. Retensi
Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada restorasi. Pada
semen dengan bahan dasar air seperti semen zinc phosphate, retensinya diatur oleh
geometri dari gigi yang telah dipreparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan
dalam memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata.

1.2.1.2 Sifat semen sebagai luting ;

 Ketebalan (Film thickness)


Ketebalan film mengacu pada ketebalan semen kontinu setelah pengaturan di bawah
tekanan,Untuk menentukan ketebalan film, semen yang baru dicampur ditempatkan di antara
dua permukaan datar optik dan beban vertikal 150-N diterapkan 10 detik sebelum akhir waktu
kerja yang diukur. Setelah 10 menit berlalu sejak penerapan beban, ketebalan film antara dua
permukaan datar diukur sebagai ketebalan film. Film semen harus kontinu dan tidak boleh
ada rongga dalam film. Dengan demikian, ketebalan film merupakan indikasi viskositas
semen selama dudukan. Ketebalan film yang lebih rendah menyiratkan viskositas yang lebih
rendah. Untuk aplikasi luting, ketebalan film maksimum yang diperbolehkan adalah 25 µm
untuk spesifikasi ADA atau standar ISO yang ditunjukkan di atas; ketebalan film yang rendah
lebih disukai, sehingga kelebihan semen dapat diekspresikan dengan lebih mudah. Ukuran
partikel dan rasio P/L secara signifikan mempengaruhi ketebalan film. Untuk restorasi
temporer dan final, ketebalan film maksimal yang dapat diterima adalah lebih besar. Namun,
tidak ada spesifikasi ketebalan film untuk aplikasi dasar dan liner serta restoratif. Untuk sealer
saluran akar, ketebalan film maksimal adalah 50 μm.
 Mudah digunakan
 Radiopacity, Radiopasitas adalah ketidakmampuan sinar X menembus suatu material
sehingga menimbulkan gambaran radiopak.
 Estetik baik
1.2.2 Basis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi permanen untuk memacu
perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari
thermal shock bil gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis
berfungsi menahan tekanan selama proses kondensasi serta dapat bentuk yang structural bagi
kavitas

1.2.3 Liner dan Varnish

 Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan fungsi utamanya adlaah
untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia,liner tidak berfungsi untuk memberikan
penghalan bagi iritasi kimia, liner tidak berfungsi sebagai insulator terhadap thermal shock.
Kalsium hidroksida adalah bahan utama dalam banyak pelapis rongga dan bahan dasar semen
karena kalsium hidroksida bersifat antimikroba, memiliki pH tinggi (basa, basa), dan merangsang
pembentukan dentin sekunder pada pulpa yang cedera untuk melindunginya dalam jangka
panjang. . Sebagai pelapis rongga, bubuk kalsium hidroksida disuspensikan dalam pembawa
pelarut dengan zat pengental. Ketika ditempatkan di lantai pulpa, pelarut menguap dan
meninggalkan lapisan tipis kalsium hidroksida. Liner tidak memiliki kekuatan mekanis atau
kemampuan insulasi termal yang signifikan tetapi dapat menetralkan asam yang bermigrasi ke
arah pulpa dan, dalam prosesnya, dapat menginduksi pembentukan dentin sekunder. Akhirnya,
kalsium hidroksida membentuk kalsium karbonat dan menjadi tidak aktif. Kalsium hidroksida
larut dalam air dan tidak boleh tertinggal di tepi rongga yang telah disiapkan atau tepinya tidak
akan tersegel dengan baik. Liner kalsium hidroksida biasanya digunakan untuk penutupan pulpa
langsung dan tidak langsung dan sebagai penutup setelah prosedur pulpotomi vital pada gigi
sulung.
 Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti eter atau
kloroform yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan selapis tipis
yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi. Cavity
varnishes terdiri dari getah alami - seperti kopal, rosin, atau resin sintetis - yang dilarutkan dalam
pelarut organik (aseton, kloroform, atau eter). Pernis membentuk lapisan tipis pada gigi saat
pelarut menguap. Pernis memiliki kandungan pelarut yang tinggi dan setidaknya dua lapisan tipis
harus diaplikasikan untuk menghasilkan lapisan yang terus menerus; jika tidak lubang kecil kecil
dapat terjadi. Varnish juga diklaim dapat mencegah penetrasi produk korosi amalgam ke dalam
tubulus dentin, sehingga mengurangi perubahan warna gigi yang tidak sedap dipandang yang
sering dikaitkan dengan restorasi amalgam. menghalangi masukkan iritan dari semen atau
bahan restorasi lain, dan untuk mengurangi penetrasi cairan mulut pada interface restorasi dan
gigi ke dalam dentin yang berada dibawahnya

1.2.4 Pelindung Pulpa Semen berfungsi untuk melindungi pulpa dari iritasi termal atau kimiawi
Umumnya, peradangan yang disebabkan oleh semen yang mengiritasi bahan kimia meningkat dalam
urutan semen polikarboksilat, semen seng fosfat, dan GIC. Kontraksi setting amalgam atau komposit
dapat menyebabkan kebocoran marginal serta iritasi pulpa.

Bahan Restorasi Semen dapat digunakan untuk periode sementara atau jangka pendek
1.2.5

(hari ke minggu), periode jangka menengah (minggu ke bulan), atau periode jangka panjang
(tahun) dalam restorasi gigi anterior. Prosedur umum penggunaan semen sebagai bahan
restorasi pada dasarnya sama dengan penggunaan komposit berbasis resin.

PHILLIPS' SCIENCE of DENTALMATERIALS

1.3 Syarat Semen secara umum dalam kedokteran gigi

1. Semen yang digunakan di kedokteran gigi harus tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan
yang lain, agar kondisi keschatan atau orl hygiene tetap terjaga meskipun sedang melakukan perawatan.

2. Solubility rendah atau sifat kelarutannyn rendah sehingga tidak mudah larut dalam larutan saliva.

3. Aplikasinya harus mudah agar memudahkan operator untuk mengaplikasikannya ke operator dan harus
cepat mengeras.

4. Melindungi pulpa :

a. Rangsangan termis
b. Rangsangan kimia
c. Rangsangan galvanis

5. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy, tetapi tidak lengket pada alat
Kedokteran Gigi

6. Bakteriostatik yaitu agen antimikroba yang mampu menghambat replikasi bakteri.

7. Tidak mengurangi sensitivitas dentin akibat adanya resesi gingiva didaerah akar gigi.

8. Sifat rheological yaitu Kekentalan yang rendah (sesuai dengakebutuhan) dan ketebalan selapis tipis
(Film thickness).

PHILLIPS' SCIENCE of DENTALMATERIALS

1.2 sifat atau karakteristik semen


1. Ketebalan dan Kosistensi
Ketebalan semen sangat menentukan adaptasi restorasi dari gigi.
Retensi juga dapat dipengaruhi oleh ketebalan semen. Ketebalan maksimum dari
semen adalah 25 um. Semakin tebal konsistensi maka semakin besar juga
ketebalan semen yang mengakibatkan restorasi kurang sempurna. Ketebalan semen
bergantung pada ukuran partikel dari powder, konsentrasi powder dalam liquid,
kekentalan liquid dan konsistensi dari semen. Konsistensi merupakan hal yang sangat
utama dalam proses sementasi.
2. Kekentalan
Konsistensi dari semen dapat ditentukan dengan mengukur kekentalan.
Peningkatan akan suhu dan waktu telah menunjukkan peningkatan kekentalan atau
viskositas dari beberapa jenis semen. Kenaikan viskositas / kekentalan yang terus
menerus berbanding dengan waktu mendemonstrasikan perlunya pengerjaan dengan
cepat setelah menyelesaikan proses pencampuran untuk mengambil keuntungan dari
rendahnya kekentalan semen. Apabila tidak dilakukan dengan cepat maka akan terjadi
peningkatan ketebalan semen sehingga menurunkan adaptasi restorasi pada gigi.
3. Setting Time
Setting time merupakan factor penting lain selain viskositas atau kekentalan dari
semen. Waktu yang cukup harus disediakan setelah proses pencampuran semen
dilakukan agar hail yang dihasilkan sesuai dengan tujuan digunakannya semen
tersebut. Setting time merupakan waktu yang dibutuhkan mulai dari pengadukan
hingga semen menjadi keras. Sedangkan working time adalah waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai konsistensi luting atau perekatan. Standar setting time menurut
ANSI/ADA spesifikasi no 96, konsistensi perekatan / luting berkisar pada 2,5 menit
hingga 8 menit pada suhu tubuh (37 derajat Celeius) dengan 60-90 detik pertama
merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran semen.

4. Kekuatan (Compressive Strength)


ANSI/ADA spesifikasi no 96 menetapkan bahwa standar konsistensi luting dari
semen kedokteran gigi harus menunjukkan minimum 24 jam compressive strength
sebesar 70 Mpa.

5. kelarutan
Kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu faktor yang
penting untuk dipertimbangk&n dalam properti semen. Pada umumnya, water based
cement memiliki kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut lebih tinggi
dibandingkan resin atau oil based cements.
1.3 Klasifikasi semen kedokteran gigi

1. Zinc oxide–eugenol
Definisi
Semen Zinc Oxide Euganol (ZOE) umumnya digunakan untuk luting dan restorasi
karena kualitas medikamen dan pH netral. Semen ZOE diformulasikan sebagai sistem
bubuk-cair atau dua pasta. Serbuknya mengandung partikel seng oksida dan cairannya
adalah eugenol. Untuk sistem dua pasta, pasta dasar mengandung bubuk seng oksida
dan eugenol terkandung dalam akselerator (atau katalis). Semen OSE adalah salah
satu bahan yang paling tidak mengiritasi dari semua bahan gigi dan merupakan
penutup yang istimewa terhadap kebocoran.
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Klasifikasi
Klasifikasi Klasifikasi Zinc Oxide Eugenol Menurut ADA No. 30 yaitu sebagai
berikut:

ZEO Tipe I : digunakan untuk semen sementara. ZEO mempunyai pH 7 dan cocok
secara biologis terhadap pulpa. Selain itu, dapat menutup kavitas dengan sangat baik
untuk menghambat masuknya cairan mulut, paling tidak untuk waktu singkat, dan
dengan begitu iritasi yang disebabkan oleh kebocoran mikro juga dikurangi. Kekuatan
dari semen sementara haruslah rendah agar restorasi dapat dilepas tanpa menimbulkan
trauma pada gigi dan merusak restorasi itu sendiri. Semen ini tersedia dengan
berbagai kekuatan. Untuk memungkinkan pelepasan restorasi, dipilih formula dengan
kekuatan yang rendah.

ZEO Tipe II : digunakan untuk semen permanen dari restorasi sementara dan basis
penahan panas. ZEO tipe II dirancang untuk kegunaan jangka panjang.

ZEO Tipe III : digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.

ZEO Tipe IV : digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan yang terakhir ini
menganjurkan penggunaan bahan sebagai pelapis pada dinding pulpa untuk
melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun, ketebalannya tidak
memadai untuk memberikan perlindungan panas pada pulpa.

Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Fungsi
a. Sebagai Restorasi Sementara
Bahan-bahan yang digunakan untuk restorasi sementara diharapkan bertahan
selama jangka waktu yang pendek, misalnya beberapa hari atau paling lama
beberapa minggu. Restorasi ini dapat berfungsi sebagai perawatan restoratif
sementara sambil menunggu pulpa sembuh atau sampai tambalan jangka
panjangnya selesai dibuat dan siap untuk dipasang. Semen OSE Tipe I hampir
secara universal digunakan untuk perawatan sedatif, penutupan sementara, dan
semen yang permanen. Karena tambalan semen ini akhirnya akan dilepas,
kekuatan maksimal yang diperbolehkan menurut Spesifikasi ADA No.30 adalah
35 Mpa (Anusavice, 2004).
b. Sebagai Restorasi Jangka Menengah
Kadang-kadang muncul kebutuhan akan restorasi jangka menengah, terutama
pada pedodontik. Misalnya, pada pasien karies rampan yang lebih baik membuang
semua jaringan yang telah mengalami demineralisasi dari lesi karies dengan
sesegera mungkin untuk mengurangi kosentrasi bakteri kariogenik sehingga
menghentikan proses karies. Begitu penghilangan awal dari karies selesai dijalankan dan
pasien telah dialihkan ke keadaan resiko rendah karies, dokter gigi dapat melanjutkan
perawatan dengan restorasi jangka panjang. Jarak waktu antara pembuangan jaringan
karies dan penyelesaian pekerjaan restorasi dapat beberapa bulan atau lebih lama lagi.
Selama periode menunggu ini, gigi harus dilindungi dengan jenis restorasi yang telah
lama
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

SIFAT

Sifat Zinc Oksida Eugenol

Sifat fisik. Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk:cairan dari semen OSE akan
mempengaruhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk:cairan, semakin cepat
pengerasannya. Pendinginan alas aduk akan memper lambat waktu pengerasan kecuali
temperaturnya di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondesat akan
bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat ( Anusavice, 2004)

Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnya, ukuran perikel yang lebih
kecil akan meningkatkan kekuatan. Penggantian sebagai eogenol dengan asam orto-
etoksibensoat berakibat peningkatan kekuatan, seperti juga panggabungan polimer
( Anusavice, 2004)

Formula OSE yang dirancang untuk berbagai kegunaan memiliki kekuatan yang berkisar
antara 3 sampai 55Mpa. Kekuatan semen OSE tergantung pada tujuan kegunaanya dan pada
formula yang dirancang untuk tujuan tersebut (Anusavice, 2004)

Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Manipulasi

 Manipulasi Manipulasi Untuk mencampur semen ini lebih sering di gunakan kertas
pad di banding glass slab. Bubuk dalam jumlah secukupnya di tambahkan ke
beberapa tetes eugenol dan diaduk sampai homogen selama 20 detik hingga mencapai
suatu tekstur yang seperti pasta kental, yang dapat di pegang tanpa merekat ke jari.
 Setting Reaction Setting reaction semen ZOE adalah suatu reaksi chelation (suatu
dekalsifikasi yakni melunaknya struktur gigi oleh karena bahan kimia) yang amorf
(tak berbentuk) menjadi pembentukan zinc eugenolate. Setting reaction dapat
dipercepat dengan meningkatkan temperature kelembaban. Reaksi Kimianya adalah
sbb. 2 molekul eugenol + ZnO (excess) H2O Zinc Eugenolate + ZnO (unreacted) atau
ZnO eugenol bereaksi dengan eugenol dengan membentuk seng eugenolate, yang
merupakan senyawa chelate. Senyawa ini mengkristal untuk memberikan matriks
kristal seperti sarung panjang yang mengikat sisanya ZnO yang tidak bereaksi.
Eugenol yang tidak bereaksi diserap baik oleh seng eugenolate dan ZnO yang tidak
bereaksi. Massa mengeras karena terdiri dari mesh (matriks kristal eugenolate seng
yang mengikat secara bersama-sama partikel ZnO seng dan kelebihan eugenol diserap
dengan baik oleh eugenolate seng dan seng oksida.
 Aplikasi Sebagian kecil kira-kira seukuran biji wijen di lengketkan ke ujung eksplorer
dan dioleskan dengan hati-hati ke dalam kavitas. Hindari mengenai tepi-tepi kavitas.
Kapas yang sangat kecil di jepit dengan pinset dan di gunakan sebagai alat untuk
menekan bahan tersebut dan membentuknya di dalam kavitas, semen yang baru di
aduk cenderung lengket ke instrument logam atau plastic,karena itu kapas harus
kering.penambahan bahan bias dilakukan berulangkali,dengan cara yang sampai
diperoleh ketebalan yang cukup.
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Indikasi dan Kontra indikasi

Indikasi : Meredakan rasa sakit,Basis insulatif,Tambalan Sementara,misalnya pada pulp


capping tidak langsung Sementasi inlay,crown, dan bridge,Karies dentin.

Kontra-Indikasi : Kasus pulpa gangren atau mati dan digunakan dibawah restorasi GIC resin
komposit.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan semen ZOE antara lain:

1. Mengurangi rasa nyeri pulpitis

2. Memiliki sifat antimikroba

3. Mencegah cedera pulpa

4. Mengurangi sensitivitas gigi setelah perawatan

Kekurangan ZOE antara lain :

1 zinc oxide eugenol memiliki kekurangan yaitu sifat mekanik yang rendah dan kelarutan
terhadap air tinggi.

A Clinical Guide to Applied Dental Materials Stephen J. Bonsor,

Komposisi
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

A Clinical Guide to Applied Dental Materials Stephen J. Bonsor,

Anda mungkin juga menyukai