Identifikasi masalah
Seorang Wanita
Tindakan lanjutan :
Melakukan penambalan ulang pada gigi 46 dengan bahan kaya akan fluoride
Analisis masalah
Strukturisasi
Learning objective
1.1 Definisi
Semen Gigi adalah bahan yang dipasang secara intraoral dan diklasifikasikan menurut komponen
reaksi kimia utamanya, Setiap semen harus dinilai untuk biokompatibilitas, keamanan, dan
efektivitasnya. Idealnya semen tidak menyebabkan kerusakan pada gigi, memiliki sifat fisik yang
sesuai untuk tujuan penggunaannya, dan memberikan sifat pasif atau aktif (bioaktif). Pada akhirnya,
tubuh tidak boleh mengenali semen sebagai benda asing, sehingga penyembuhan jaringan yang
terkena dapat dimulai sesegera mungkin.
Tambalan gigi adalah tindakan di mana bagian gigi yang rusak atau membusuk dihilangkan dan
bagian tersebut diisi dengan bahan pengganti untuk melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut, serta
mengembalikan penampilan dan fungsi gigi. Bahan pengganti ini, yang disebut sebagai tambalan,
dapat terbuat dari emas, perak, amalgam, resin komposit, kaca ionomer, atau porselen. Tiap jenis
bahan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang perlu dipikirkan sesuai dengan
pertimbangan khusus pasien, untuk menentukan bahan yang paling cocok untuk digunakan.
1. Biocompatibility
Bahan luting yang baik tidak hanya melapisi seluruh permukaan dentin dan protesa
dengan baik, namun juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi
dari bakteri yang merugikan.
2. Retensi
Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada restorasi. Pada
semen dengan bahan dasar air seperti semen zinc phosphate, retensinya diatur oleh
geometri dari gigi yang telah dipreparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan
dalam memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata.
Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan fungsi utamanya adlaah
untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia,liner tidak berfungsi untuk memberikan
penghalan bagi iritasi kimia, liner tidak berfungsi sebagai insulator terhadap thermal shock.
Kalsium hidroksida adalah bahan utama dalam banyak pelapis rongga dan bahan dasar semen
karena kalsium hidroksida bersifat antimikroba, memiliki pH tinggi (basa, basa), dan merangsang
pembentukan dentin sekunder pada pulpa yang cedera untuk melindunginya dalam jangka
panjang. . Sebagai pelapis rongga, bubuk kalsium hidroksida disuspensikan dalam pembawa
pelarut dengan zat pengental. Ketika ditempatkan di lantai pulpa, pelarut menguap dan
meninggalkan lapisan tipis kalsium hidroksida. Liner tidak memiliki kekuatan mekanis atau
kemampuan insulasi termal yang signifikan tetapi dapat menetralkan asam yang bermigrasi ke
arah pulpa dan, dalam prosesnya, dapat menginduksi pembentukan dentin sekunder. Akhirnya,
kalsium hidroksida membentuk kalsium karbonat dan menjadi tidak aktif. Kalsium hidroksida
larut dalam air dan tidak boleh tertinggal di tepi rongga yang telah disiapkan atau tepinya tidak
akan tersegel dengan baik. Liner kalsium hidroksida biasanya digunakan untuk penutupan pulpa
langsung dan tidak langsung dan sebagai penutup setelah prosedur pulpotomi vital pada gigi
sulung.
Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti eter atau
kloroform yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan selapis tipis
yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi. Cavity
varnishes terdiri dari getah alami - seperti kopal, rosin, atau resin sintetis - yang dilarutkan dalam
pelarut organik (aseton, kloroform, atau eter). Pernis membentuk lapisan tipis pada gigi saat
pelarut menguap. Pernis memiliki kandungan pelarut yang tinggi dan setidaknya dua lapisan tipis
harus diaplikasikan untuk menghasilkan lapisan yang terus menerus; jika tidak lubang kecil kecil
dapat terjadi. Varnish juga diklaim dapat mencegah penetrasi produk korosi amalgam ke dalam
tubulus dentin, sehingga mengurangi perubahan warna gigi yang tidak sedap dipandang yang
sering dikaitkan dengan restorasi amalgam. menghalangi masukkan iritan dari semen atau
bahan restorasi lain, dan untuk mengurangi penetrasi cairan mulut pada interface restorasi dan
gigi ke dalam dentin yang berada dibawahnya
1.2.4 Pelindung Pulpa Semen berfungsi untuk melindungi pulpa dari iritasi termal atau kimiawi
Umumnya, peradangan yang disebabkan oleh semen yang mengiritasi bahan kimia meningkat dalam
urutan semen polikarboksilat, semen seng fosfat, dan GIC. Kontraksi setting amalgam atau komposit
dapat menyebabkan kebocoran marginal serta iritasi pulpa.
Bahan Restorasi Semen dapat digunakan untuk periode sementara atau jangka pendek
1.2.5
(hari ke minggu), periode jangka menengah (minggu ke bulan), atau periode jangka panjang
(tahun) dalam restorasi gigi anterior. Prosedur umum penggunaan semen sebagai bahan
restorasi pada dasarnya sama dengan penggunaan komposit berbasis resin.
1. Semen yang digunakan di kedokteran gigi harus tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan
yang lain, agar kondisi keschatan atau orl hygiene tetap terjaga meskipun sedang melakukan perawatan.
2. Solubility rendah atau sifat kelarutannyn rendah sehingga tidak mudah larut dalam larutan saliva.
3. Aplikasinya harus mudah agar memudahkan operator untuk mengaplikasikannya ke operator dan harus
cepat mengeras.
4. Melindungi pulpa :
a. Rangsangan termis
b. Rangsangan kimia
c. Rangsangan galvanis
5. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy, tetapi tidak lengket pada alat
Kedokteran Gigi
7. Tidak mengurangi sensitivitas dentin akibat adanya resesi gingiva didaerah akar gigi.
8. Sifat rheological yaitu Kekentalan yang rendah (sesuai dengakebutuhan) dan ketebalan selapis tipis
(Film thickness).
5. kelarutan
Kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu faktor yang
penting untuk dipertimbangk&n dalam properti semen. Pada umumnya, water based
cement memiliki kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut lebih tinggi
dibandingkan resin atau oil based cements.
1.3 Klasifikasi semen kedokteran gigi
1. Zinc oxide–eugenol
Definisi
Semen Zinc Oxide Euganol (ZOE) umumnya digunakan untuk luting dan restorasi
karena kualitas medikamen dan pH netral. Semen ZOE diformulasikan sebagai sistem
bubuk-cair atau dua pasta. Serbuknya mengandung partikel seng oksida dan cairannya
adalah eugenol. Untuk sistem dua pasta, pasta dasar mengandung bubuk seng oksida
dan eugenol terkandung dalam akselerator (atau katalis). Semen OSE adalah salah
satu bahan yang paling tidak mengiritasi dari semua bahan gigi dan merupakan
penutup yang istimewa terhadap kebocoran.
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Klasifikasi
Klasifikasi Klasifikasi Zinc Oxide Eugenol Menurut ADA No. 30 yaitu sebagai
berikut:
ZEO Tipe I : digunakan untuk semen sementara. ZEO mempunyai pH 7 dan cocok
secara biologis terhadap pulpa. Selain itu, dapat menutup kavitas dengan sangat baik
untuk menghambat masuknya cairan mulut, paling tidak untuk waktu singkat, dan
dengan begitu iritasi yang disebabkan oleh kebocoran mikro juga dikurangi. Kekuatan
dari semen sementara haruslah rendah agar restorasi dapat dilepas tanpa menimbulkan
trauma pada gigi dan merusak restorasi itu sendiri. Semen ini tersedia dengan
berbagai kekuatan. Untuk memungkinkan pelepasan restorasi, dipilih formula dengan
kekuatan yang rendah.
ZEO Tipe II : digunakan untuk semen permanen dari restorasi sementara dan basis
penahan panas. ZEO tipe II dirancang untuk kegunaan jangka panjang.
ZEO Tipe III : digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
ZEO Tipe IV : digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan yang terakhir ini
menganjurkan penggunaan bahan sebagai pelapis pada dinding pulpa untuk
melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun, ketebalannya tidak
memadai untuk memberikan perlindungan panas pada pulpa.
Fungsi
a. Sebagai Restorasi Sementara
Bahan-bahan yang digunakan untuk restorasi sementara diharapkan bertahan
selama jangka waktu yang pendek, misalnya beberapa hari atau paling lama
beberapa minggu. Restorasi ini dapat berfungsi sebagai perawatan restoratif
sementara sambil menunggu pulpa sembuh atau sampai tambalan jangka
panjangnya selesai dibuat dan siap untuk dipasang. Semen OSE Tipe I hampir
secara universal digunakan untuk perawatan sedatif, penutupan sementara, dan
semen yang permanen. Karena tambalan semen ini akhirnya akan dilepas,
kekuatan maksimal yang diperbolehkan menurut Spesifikasi ADA No.30 adalah
35 Mpa (Anusavice, 2004).
b. Sebagai Restorasi Jangka Menengah
Kadang-kadang muncul kebutuhan akan restorasi jangka menengah, terutama
pada pedodontik. Misalnya, pada pasien karies rampan yang lebih baik membuang
semua jaringan yang telah mengalami demineralisasi dari lesi karies dengan
sesegera mungkin untuk mengurangi kosentrasi bakteri kariogenik sehingga
menghentikan proses karies. Begitu penghilangan awal dari karies selesai dijalankan dan
pasien telah dialihkan ke keadaan resiko rendah karies, dokter gigi dapat melanjutkan
perawatan dengan restorasi jangka panjang. Jarak waktu antara pembuangan jaringan
karies dan penyelesaian pekerjaan restorasi dapat beberapa bulan atau lebih lama lagi.
Selama periode menunggu ini, gigi harus dilindungi dengan jenis restorasi yang telah
lama
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
SIFAT
Sifat fisik. Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk:cairan dari semen OSE akan
mempengaruhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk:cairan, semakin cepat
pengerasannya. Pendinginan alas aduk akan memper lambat waktu pengerasan kecuali
temperaturnya di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondesat akan
bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat ( Anusavice, 2004)
Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnya, ukuran perikel yang lebih
kecil akan meningkatkan kekuatan. Penggantian sebagai eogenol dengan asam orto-
etoksibensoat berakibat peningkatan kekuatan, seperti juga panggabungan polimer
( Anusavice, 2004)
Formula OSE yang dirancang untuk berbagai kegunaan memiliki kekuatan yang berkisar
antara 3 sampai 55Mpa. Kekuatan semen OSE tergantung pada tujuan kegunaanya dan pada
formula yang dirancang untuk tujuan tersebut (Anusavice, 2004)
Manipulasi
Manipulasi Manipulasi Untuk mencampur semen ini lebih sering di gunakan kertas
pad di banding glass slab. Bubuk dalam jumlah secukupnya di tambahkan ke
beberapa tetes eugenol dan diaduk sampai homogen selama 20 detik hingga mencapai
suatu tekstur yang seperti pasta kental, yang dapat di pegang tanpa merekat ke jari.
Setting Reaction Setting reaction semen ZOE adalah suatu reaksi chelation (suatu
dekalsifikasi yakni melunaknya struktur gigi oleh karena bahan kimia) yang amorf
(tak berbentuk) menjadi pembentukan zinc eugenolate. Setting reaction dapat
dipercepat dengan meningkatkan temperature kelembaban. Reaksi Kimianya adalah
sbb. 2 molekul eugenol + ZnO (excess) H2O Zinc Eugenolate + ZnO (unreacted) atau
ZnO eugenol bereaksi dengan eugenol dengan membentuk seng eugenolate, yang
merupakan senyawa chelate. Senyawa ini mengkristal untuk memberikan matriks
kristal seperti sarung panjang yang mengikat sisanya ZnO yang tidak bereaksi.
Eugenol yang tidak bereaksi diserap baik oleh seng eugenolate dan ZnO yang tidak
bereaksi. Massa mengeras karena terdiri dari mesh (matriks kristal eugenolate seng
yang mengikat secara bersama-sama partikel ZnO seng dan kelebihan eugenol diserap
dengan baik oleh eugenolate seng dan seng oksida.
Aplikasi Sebagian kecil kira-kira seukuran biji wijen di lengketkan ke ujung eksplorer
dan dioleskan dengan hati-hati ke dalam kavitas. Hindari mengenai tepi-tepi kavitas.
Kapas yang sangat kecil di jepit dengan pinset dan di gunakan sebagai alat untuk
menekan bahan tersebut dan membentuknya di dalam kavitas, semen yang baru di
aduk cenderung lengket ke instrument logam atau plastic,karena itu kapas harus
kering.penambahan bahan bias dilakukan berulangkali,dengan cara yang sampai
diperoleh ketebalan yang cukup.
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Kontra-Indikasi : Kasus pulpa gangren atau mati dan digunakan dibawah restorasi GIC resin
komposit.
1 zinc oxide eugenol memiliki kekurangan yaitu sifat mekanik yang rendah dan kelarutan
terhadap air tinggi.
Komposisi
Anusavice, Kenneth J. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.