YARSI
LAPORAN KASUS KONSERVASI
Pembimbing
MORITA AB
1112015022
Estetik memiliki pengertian yang luas. Jika membicarakan estetik maka pembahasan mengarah
pada sesuatu yang cantik, indah dan mengarah pada seni. Setiap orang memiliki pandangan yang
berbeda mengenai estetik dan setiap orang menginginkan hal keindahan sekaligus kesehatan
dirinya.1 Gigi yang mengalami trauma berupa fraktur akan menggangu penampilan. Fraktur gigi
anterior pada penderita muda dapat menyebabkan gangguan fungsional, estetika, dan psikologis.2
Gigi anterior sangat mementingkan estetik, sehingga pemilihan bahan yang digunakan dan
warnanya menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan. Pilihan bahan restorasi yang dipakai,
yaitu seperti komposit dan glass-ionomer yang masing-masing memiliki keuntungan dan
kerugian.3 Resin komposit merupakan material restorasi yang paling sering dipilih untuk
merestorasi gigi anterior.4
Faktor estetika merupakan alasan utama pemilihan material komposit untuk gigi anterior.
Meningkatnya kebutuhan akan penampilan yang menarik namun ekonomis dalam kehidupan
sosial menempatkan komposit dalam posisi atas restorasi estetik saat ini. Alasan lain adalah
preparasinya yang minimal, adaptasi yang baik dengan struktur gigi, cepat dan mudah diperbaiki.4
Salah satu masalah yang mungkin dijumpai dalam pemakaian resin komposit adalah penyesuaian
warna gigi.1
Kadangkala timbul ketidakpuasan pada pasien maupun dokter gigi karena warna restorasi
berbeda dengan gigi. Warna bahan tumpatan yang sesuai dengan warna gigi merupakan faktor
yang mempengaruhi estetik. Tidak jarang dijumpai suatu restorasi yang sudah tampak baik dimata
dokter gigi, tetapi masih kurang memuaskan bagi pasien. Hal tersebut merupakan kewajiban
dokter gigi untuk memahami maksud pasien, dan para pasien juga harus diarahkan untuk
memahami hal yang ideal bagi dirinya.1
Pada laporan kasus ini, kami akan membahas mengenai restorasi komposit pada gigi klas
IV sebagai restorasi estetik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada preparasi klas IV yang masih dikelilingi oleh enamel, biasanya restorasi yang
digunakan adalah resin komposit. Pada restorasi yang lebih dalam, resin-lining ionomer dapat
digunakan untuk melindungi dentin. Pada restorasi yang lebih dangkal, dentin- resin bonding lebih
sering digunakan untuk mengganti dentin.9
Pada restorasi Klas IV yang lebih besar yang menggunakan restoratif resin direk, lebih
sering digunakan dua macam komposit resin, yaitu: bahan internal yang lebih kaku untuk
mendukung kekuatan (misalnya bahan pengisi hibrid yang padat) untuk meningkatkan kekuatan
dan mengurangi fraktur karena pengunyahan dan bahan berpartikel kecil (misalnya komposit
mikrofil dan submikron) untuk mendukung countour akhir dan finishing.9
Persiapan preparasi
Anastesi sering kali tidak diperlukan pada fraktur yang kecil dimana preparasi hanya sampai
enamel. Pada fraktur yang lebih besar dimana dentin sudah terpapar yang menyebabkan gigi
sensitif saat terkena angin, air dingin dan getaran bur maka dilakukan anastesi. Kemudian gigi
diisolasi dengan rubber dam dan bersihkan gigi dengan pumice dan air.9
Prosedur preparasi
Preparasi disesuaikan dengan bentuk fraktur sepertiga sampai dua pertiga permukaan insisal,
dimana dentin sudah terekspos (terpapar).9
Gambar 1. Pandangan fasial A. tipe fraktur Klas IV, B. Bentuk outline chamfer yang digunakan
pada preparasi Klas IV, C. Bentuk outline pada bevel preparasi Klas IV.
Pada umumnya gigi anterior memiliki grooves horizontal dan vertikal untuk
menyembunyikan batas dan meningkatkan kesesuaian warna gigi yang akan meningkatkan
estetik.9
Gambar 2. Pandangan fasial dari groove horizontal dan vertikal yang dapat digunakan untuk menyembunyikan
preparasi margin klas IV dan meningkatkan kesesuian warna untuk hasil estetik yang lebih baik.
Gambar 3. Desain preparasi klas IV (A&B), dan desain preparasi yang lebar untuk klas IV (C&D)
Preparasi klas IV konvensional
Preparasi jenis ini ditujukan untuk menggantikan mahkota yang mengalami fraktur atau karies
sekunder. Desain kavitas dengan margin cavosurface 900.10
1. Dengan menggunakan round carbide bur atau diamoind bur pada kecepatan tinggi dengan air-
water coolant, preparasi bentuk outline.
2. Buang semua defek sampai menghasilkan kedalaman dinding aksial 0.5 mm kedalam dentin.
3. Preparasi dinding-dinding kavitas secara paralel dan perpendikular terhadap panjang aksis
gigi.
4. Ekskavasi seluruh dentin terinfeksi.
B. Aplikasi matriks
Pasang dead-soft metal matrix pada proksimal gigi kemudian pasang metal matrix strip pada
lingual margin.
C. Insersi dan curing
1. Campurkan komposit sesuai dengan ketentuan pabrik, menggunakan disposable plastic
spatula.
2. Insersi dengan hand instrument atau syringe dari lingual.
3. Tutupkan strip mengikuti kontur gigi, kemudian curing dengan sinar selama 20 detik tanpa
menyentuh strip.
Contouring dan Polishing
1. Contouring dilakukan langsung setelah material light-cured composite dipolimerisasi atau 3
menit setelah pengerasan awal material self-cured.
2. Ekses lingual dihilangkan menggunakan round atau oval 12-bladed carbide finishing bur atau
diamond bur pada kecepatan sedang dengan air coolant dan tekanan intermiten.
3. Kontur dan margin permukaan proksimal dicek secara visual dan taktil dengan dental floss.
Bila terdapat hambatan, finishing tambahan dilakukan dengan sharp gold finishing knife,
amalgam knife (Scaler 34/35) atau No.12 surgical blade mounted in Bard-Parker handle.
Special carbide finishing dan carbide hand instruments dapat digunakan untuk menghilangkan
ekses dan membuka area embrasure.
4. Haluskan daerah proksimal dengan abrasive finishing strip.
BAB 3
LAPORAN KASUS
b) Data objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi : Normal
Tanda Vital : 114/76 mmHg
Nadi : 81 x/m
Pernafasan : 20 x/m
Suhu : 36,5 oC
Kebiasaan buruk : Tidak Ada
c) Status lokalis
1. Ekstraoral
Pembesaran kelenjar : TAK
Wajah : Simetri
Bibir : TAK
TMJ : TAK
2. Intraoral
Sisa makanan : Tidak ada
Plak : Tidak ada
Kalkulus : Tidak ada
Gingiva : TAK
Crowding : Gigi 31, 33, 41, 43
Mukosa : TAK
OHIS : Baik
Foto Klinis
Estetika adalah sebuah konsep individual dan subyektif. Masing-masing individu memiliki cara
tertentu untuk menilai penampilannya sendiri dan penampilan orang lain. Estetika sering menjadi
keluhan utama di praktek dokter gigi dan pasien biasanya mengevaluasi hasil pengobatan
berdasarkan perubahan positif pada senyum mereka. Salah satu alasan pasien mencari perawatan
yang lebih baik karena penampilan dapat mempengaruhi konsep kepribadian. Penilaian terhadap
estetika gigi adalah prosedur yang kompleks karena banyak faktor dapat berkontribusi terhadap
persepsi estetik. Faktor-faktor ini meliputi karakteristik jaringan keras seperti warna gigi, bentuk,
dan keselarasan, serta pertimbangan jaringan lunak, seperti ekspresi wajah dan penampilan
gingiva.11
Ada beberapa macam restorasi yang menitikberatkan pada estetik sebagai faktor utamanya
dan memerlukan bahan tumpatan resin komposit, seperti penutupan diastema, perbaikan bentuk
pada gigi yang peg shaped, lesi berupa bercak putih dan kerusakan hipoplastik, beberapa macam
perubahan warna, perbaikan bentuk dan posisi gigi, restorasi klas 3, 4, dan perbaikan pada gigi-
gigi yang mengalami erosi, abrasi dan atrisi. Restorasi resin komposit juga memiliki sifat fisik
serta karakteristik estetik yang berbeda, dan teknik penempatan yang berbeda pula yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jenis komposit yang akan digunakan
sebagai bahan restorasi.1,8
Restorasi komposit gigi anterior diindikasikan untuk gigi yang mengalami masalah estetik,
meliputi diastema yang disebabkan ketidakseimbangan antara ukuran gigi dengan lengkung
rahang maksila dan mandibula, gigi berotasi dan angulasi gigi. Restorasi yang digunakan yaitu
komposit mikrofil atau kombinasi hibrid dan mikrofil. Kasus karies kelas 3 yang terletak pada
permukaan proksimal gigi anterior, begitu juga pada kelas 4 dan kelas 5, untuk kepentingan estetik
selalu mempergunakan komposit dengan pilihan tipe preparasi konvensional dan konvensional
bevel. Restorasi menggunakan komposit hibrid digunakan untuk stabilitas dan penempatan dentin,
sedangkan komposit mikrofil digunakan untuk permukaan fasial sehingga memperbaiki keadaan
estetik pada gigi anterior.3
Anatomi serta kontur dari gigi mempengaruhi warna dan estetik restorasi. Warna gigi alami
bervariasi sesuai dengan perkembangan usia, serta struktur gigi yang meliputi email dan/atau
dentin yang terbuka. Perubahan warna terjadi pada email, dentin serta pulpa seiring dengan
pertambahan usia. Pada pasien yang lebih muda, email lebih tebal, dan lebih buram dan kurang
transparan pada daerah insisal. Pada gigi insisivus yang erupsi terdapat mamelon dengan warna
yang sedikit lebih gelap, kekuningan daerah di tepi insisal pada beberapa pasien. Dentin gigi
memberikan warna yang lebih buram (padat) dari pada email.8
Pada saat pasien di usia pertengahan atau lebih, warna keabu-abuan (lebih opak) tampak
pada daerah insisal yang merupakan warna dentin yang dilapisi oleh email yang tipis. Pasien yang
lebih tua biasanya menunjukkan pada daerah sepertiga insisal lebih opak serta lebih gelap dan
lebih buram pada daerah sepertiga servikal. Daerah yang berwarna lebih gelap biasanya ditemukan
pada daerah servikal gigi kaninus. Faktor umur, anatomi gigi, serta pemilihan teknik pada
penempatan komposit adalah faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan warna dan bahan dari
resin komposit. Pemilihan warna berdasarkan opasitas dan translusensi dari resin komposit
merupakan hal yang penting untuk menghasilkan estetik yang lebih baik pada setiap kasus.8
BAB 5
KESIMPULAN
Restorasi resin komposit adalah restorasi estetik di bidang konservasi gigi dan memiliki sifat fisik
serta karakteristik estetik yang berbeda, dan teknik penempatan yang berbeda pula yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih jenis komposit yang akan digunakan
sebagai bahan restorasi. Dokter gigi dianjurkan untuk bisa memilih bahan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan estetik pasien dan memahami bentuk, proporsi, warna, bahan dan efek
samping dalam bekerja serta menentukan diagnosis dan tahapan perawatan. Pemakaian masing-
masing material restorasi tersebut harus dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian antara sifat
bahan yang akan digunakan dengan kondisi gigi yang akan direstorasi, untuk memperoleh hasil
restorasi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA