Oleh:
KELAS C
UNIVERSITAS AIRLANGGA
VENEER
1. Definisi
Veneer adalah restorasi yang dibuat pada permukaan fasial gigi anterior untuk
mengatasi masalah estetik (missal: perubahan warna, morfologi gigi, diastema, rotasi
gigi, fraktur gigi, bahkan post endo).
2. Indikasi
Gigi dengan perubahan warna
Restorasi yang telah berubah warna
Perubahan bentuk gigi
Peg Laterals teeth
Central diastema (yang kecil)
3. Kontraindikasi
Penderita dengan bruxism
Mahkota klinis gigi terlalu pendek
Struktur gigi yang tersisa terlalu kecil
Gigi dengan karies ataupun restorasi composite resin yang luas
Gigi pasca perawatan endo & resistensi tidak memungkinkan.
Gigi berdesakan → perlu Tx. Orto
Central diastem yang lebar sekali
4. Macam-macam Veneer
4.1 Single Veneer
Single Veneer memiliki kelebihan dibandingkan dengan multiple veneer yaitu
operator lebih mudah untuk menambah atau mengurangi value warna restorasinya.
4.2 Multiple Veneer
Multiple veneer lebih mudah untuk mengatur bentuk anatomi dan warna yang
diinginkan. Garis senyum sangat perlu diperhatikan bila veneer sampai meliputi 6
geligi anterior.
6. Rencana Perawatan
Assessment of the face
Evaluasi obyektif dimulai dengan membandingkan bentuk dan ukuran gigi dalam
kaitannya dengan bentuk dan ukuran kepala. Contohnya, standar veneer saat ini
membutuhkan gigi yang panjang dan sempit untuk pasien-pasien dolikosefalik,
begitu juga sebaliknya pasien dengan wajah lebar dan bulat cenderung
membutuhkan gigi yang lebih besar. Hal ini dirasakan sangat penting untuk
perencanaan perawatan.
Assessment of the smile
Veneer dirancang sesuai dengan gigi-gigi yang ada secara harmonis. Evaluasi
pertama adalah analisis senyum. Hal ini harus dilakukan untuk membantuk dokter
gigi dan pasien mengetahui masalah umum dan solusi untuk masalah tersebut.
Jumlah gigi yang terlihat saat tersenyum akan menunjukkan seberapa jauh dokter
gigi harus menempatkan veneer.
Diagnostic aids
Diagnostic wax-up/mock-up untuk menggambarkan perlakuan recountoring &
penutupan multiple diastem serta rencana perawatan, berupa identifikasi ukuran
gigi, area yang dibutuhkan untuk estetik, tinggi dan kontur gingiva, serta untuk
penjelasan pada penderita dan sebagai gambaran hasil restorasi.
8.1 Cleansing
Veneer membutuhkan perawatan dan perhatian lebih khusus agar dapat
bertahan lama. Ketika menyikat gigi disarankan menghindari pasta gigi yang
mengandung partikel abrasif dan gosok gigi dengan bulu sikat yang lembut. Selain
itu, pasien dapat mengunjungi dokter giginya untuk menjaga kebersihan veneer
dengan pembersihan karang gigi ataupun permukaan gigi dibersihkan dengan
rotary brush + bahan poles bebas oil dan F. sehingga warna gigi asli tampak.
Makanan atau minuman yang dapat meninggalkan stain dapat dikurangi ataupun
dihindari agar warna veneer tidak berubah.
8.3 Outline Form & Preparation (Perm. labial & Alat preparasi)
Perkiraan desain outline pada permukaan gigi, seberapa banyak pengasahan
bidang fasial dan sebatas mana preparasi akan dilakukan di daerah proksimal dan
insisal.
Preparasi dapat dibagi menjadi beberapa tahapan:
a. Reduksi Labial
Bila ketebalan enamel cukup:
Geligi RA 0,5 - 0,7 mm, 1 - 1,5 mm.
Geligi RB 0,3 - 0,5 mm.
Reduksi labial gigi maksila anterior sekitar 0.3-0.7 mm. Ketebalan
enamel pada ujung insisal paling tebal dan menurun menuju margin servikal,
di mana ketebalan sekitar 0.3 mm. Enamel servikal sekitar 0.3 mm pada
midlabial dan bertambah tipis pada arah mesial dan distal, berkurang sekitar
0.1 mm pada permukaan proksimal.
Gambar 1: Depth control cutting diamond untuk preparasi inisial enamel pada permukaan labial
Gambar 2: Reduksi labial/fasial pada enamel pada insisal sekitar 0.7 mm, pada mid labial 0.5 mm dan pada
servikal 0.3 mm
b. Ekstensi Interproksimal
Preparasi untuk semua tipe veneer (direct dan indirect) umumnya
hanya berhenti sampai di depan titik kontak proksimal (fasial) kecuali pada
kasus diastema. Bila terdapat interdental space, preparasi baru meluas dari
permukaan fasial ke permukaan mesial dan berhenti pada mesiolingual line
angles. Preparasi harus berhenti pada fasial dari area kontak proksimal atau
meluas melewati area kontak ke permukaan lingual.
d. Preparasi Insisal
Preparasi incisal pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan
kemiringan incisal plane. Preparasi insisal umumnya sekitar 1 mm.
ALAT PREPARASI
Diamond bur (depth cutting), sehingga banyaknya pengasahan terkontrol,
terutama pada gigi dengan enamel yg tebal
Cylindrical diamond fissure bur berujung bulat dengan kekasaran
“medium grade” sehingga tidak terjadi pengambilan yang berlebihan oleh
karena kekuatan perlekatan resin komposit melalui teknik etsa.
Gambar: Depth cut burs dengan desain dan kedalaman yang berbeda
8.4 Etching
Etsa menggunakan asam phosphat selama 15-30 detik, kemudian dicuci dan
dikeringkan seperti tahapan etsa seperti biasanya. Namun jika menggunakan
teknik self-etch, etsa dan bonding menjadi satu.
8.5 Bonding
Pengulasan bahan bonding harus sesuai dengan petunjuk pabrik. Memilih
bonding yang sesuai.
DAPUS:
1. Ching Chiat Lim : Case Selection for Porcelain Veneer, Quintessence International
l995; 26 : 311-315
2. Freedman, GA & McLaughlin, GL. 1990. Color Atlas of Porcelain Laminate Veneers.
Tokyo: Ishiyaku EuroAmerica, Inc. pp. 43-46.
3. Kontorowics .G et all : Inlay, Crown & Bridge Clinical hand book. 5 th ed
Butterworth- Heinemann Ltd 1993 h 73- 76
4. Roberson.,T.M., Heymann,E.J. Swift, Jr : Sturdevant S Art and Science of Operative
Dentistry. % th Ed. St.Louis;Mosby ,124-147
ENAMELOPLASTY
1. Definisi
1.1 Ilmu Konservasi Gigi
Ilmu konservasi gigi adalah Ilmu yang mempelajari penyimpangan pada
jaringankeras gigi, pulpa,dan periapeks serta menanggulangi penyimpangan
secarapreventif,promotif,kuratif dan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi
gigidalam sistem stomatognatik.
2. Enameloplasty
2.1 Definisi
Enameloplasty adalah merubah bentuk gigi hanya dengan mengurangi bagian
enamelgigi tersebut. Perawatan enameloplasty ini berguna untuk perawatan
estetik gigi(khususnya gigi bagian anterior) dan untuk perawatan pencegahan
karies (pada gigiposterior dan pit and fisure yang dalam).
Perawatan estetik gigi → Gigi anterior
Perawatan pencegahan karies → Gigi posterior pit dan fisura (yg dalam)
2.2 Penatalaksanaan
a. Alat
Fine diamond bur
b. Cara
Pengurangan bagian inciso-proximal angle
Pengurangan bagian ridge
Pengurangan atau penghalusan bagian incisal edge
Poles
c. Catatan
Tidak merubah relasi oklusal
Oklusi sentris
Pergerakan lateral
b. Cara
Langkah-langkah dalam melakukan pit dan fisur sealant dengan
menggunakan bahan resin sebagai berikut : Pit dan fisur pada
permukaan gigi terlebih dahulu harus dibersihkan dengan pasta gigi
dan air menggunakan brush berkecepatan rendah. Kemudian irigasi
permukaan pit dan fisur dengan semprotan udara dan air, lalu sonde
digerakkan di sepanjang fisur. Cara ini dilakukan untuk
menghilangkan plak pada daerah yang lebih dalam yang tidak dapat
dibersihkan dengan penyikatan, permukaan pit dan fisur yang sudah
bersih dikeringkan. Langkah selanjutnya, isolasi daerah kerja dengan
menggunakan rubber dam, cotton roll, gulungan kapas atau kasa
penyerap. Permukaan gigi dikeringkan dengan semprotan udara dan
posisi ejector, kapas atau kasa tetap dipertahankan samapai perwatan
selesai. Bila permukaan gigi sudah kering, permukaan oklusal gigi
dietsa dengan asam fospat.
Perluasan yang cukup dari daerah yang dietsa diperlukan untuk
menjamin tepi sealant terletak pada email yang sudah dietsa. Perluasan
daerah etsa dilakukan pada permukaan oklusal gigi melewati fisur
sampai keujung cusp. Selama 30 detik email dijaga agar tetap basah
oleh larutan asam posfat dan bebas dari kontaminasi saliva. Jika
permukaan email yang dietsa terkontaminasi sebaiknya dilakukan
pengetsaan kembali. Setelah itu permukaan gigi yang telah dietsa
dibersihkan dengan semprotan air secara menyeluruh selam 15 detik.
Kapas yang basah dikeluarkan diganti dengan kapas yang baru.
Kemudian permukaan gigi yang sudah dietsa seluruhnya dikeringkan
dengan semprotan udara selama 15 detik. Prosedur ini sangat penting
karena jika ada kelembaban pada permukaan yang sudah dietsa maka
akan menghalangi penetrsi resin ke email. Apabila permukaan gigi
telah dibersihkan dan dietsa denga baik maka akan terlihat permukaan
oklusal berwarna putih. Apabila permukaan gigi tidak terlihat adanya
warna putih, sebaiknya permukaan gigi dietsa kembali. Pencampuran
bahan sealant dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik dan
diaplikasikan dengan menggunakan kuas kecil yang sudah disediakan
oleh pabrik. Aplikasi sealant dilakukan pada salah satu ujung fisur dan
dibiarkan mengalir keseluruh fisur. Penambahan bahan sealant pada
fisur perlu dilakukan sampai fisur tertutup seluruhnya dan tepi sealant
kira-kira dua millimeter diatas bidang insisal cusp. Pertahankan isolasi
sampai waktu polimerisasi selesai dan bahan sealant mengeras. Jika
digunnakan light cured resin berikan penyinaran sesuai dengan waktu
yang dianjurkan. Penting sekali untuk melakukan penyinaran sesuai
dengan waktu yang ditentukan, karena pengerasan yang tidak lengkap
akan menimbulkan kegagalan. Penyinaran biasanya dilakukan selama
60 detik dimana sinar diarahkan langsung diatasnya. Setelah sealant
mengeras, permukaan oklusal harus diperiksa dengan memakai ujung
sonde tumpul diatas permukaan sealant untuk memeriksa apakah
seluruh permukaan fisur sudah tertutup. Jika ada permukaan atau
bagian fisur yang belum tertutup sealant, maka harus ditambahkan
sealant dengan segera dan biarkan berpolimerisasi. Pemeriksaan oklusi
dilakukan dengan kertas artikulasi. Pada penggunaan bahan resin yang
tidak berpartikel pengisi dapat dibiarkan adanya peninggian pada gigi
yang dianggap akan abrasi sendiri, maka pada penggunaan bahan yang
lebih baru yang mengandung partikel pengisi, akan lebih baik kalau
bagian yang meninggi pada permukaan oklusal dihilangkan dengan
menggunakan bur.