Anda di halaman 1dari 16

RESUME KULIAH ILMU KONSERVASI GIGI IV

VENEER DAN ENAMELOPLASTY

Oleh:

KELAS C

Frida Chusna 021211132004 Dea Ariska 021211133015

Anggi Leonyta N 021211133006 Raditya Ardhi 021211133016

Chairah Laily 021211133007 Ayu Harisyah P 021211133017

Bertha Nevira W 021211133008 Akhmad Sukma F 021211133018

Dian Tamara J 021211133009 Ayu Rafania A 021211133019

Indrasari Elshada 021211133010 Rizka Febriyanti 021211133020

Olivia Paramitha 021211133011 Emanual Damar W 021211133021

Galang Dwipa M 021211133012 Afifah Ulfa A 021211133022

Derry Azwar R 021211133013 Rizky Devina 021211133023

Kurnia Amelinda 021211133014 Rahajeng Sitra F 021211133024

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
VENEER

1. Definisi
Veneer adalah restorasi yang dibuat pada permukaan fasial gigi anterior untuk
mengatasi masalah estetik (missal: perubahan warna, morfologi gigi, diastema, rotasi
gigi, fraktur gigi, bahkan post endo).

2. Indikasi
 Gigi dengan perubahan warna
 Restorasi yang telah berubah warna
 Perubahan bentuk gigi
 Peg Laterals teeth
 Central diastema (yang kecil)

3. Kontraindikasi
 Penderita dengan bruxism
 Mahkota klinis gigi terlalu pendek
 Struktur gigi yang tersisa terlalu kecil
 Gigi dengan karies ataupun restorasi composite resin yang luas
 Gigi pasca perawatan endo & resistensi tidak memungkinkan.
 Gigi berdesakan → perlu Tx. Orto
 Central diastem yang lebar sekali

4. Macam-macam Veneer
4.1 Single Veneer
Single Veneer memiliki kelebihan dibandingkan dengan multiple veneer yaitu
operator lebih mudah untuk menambah atau mengurangi value warna restorasinya.
4.2 Multiple Veneer
Multiple veneer lebih mudah untuk mengatur bentuk anatomi dan warna yang
diinginkan. Garis senyum sangat perlu diperhatikan bila veneer sampai meliputi 6
geligi anterior.

5. Teknik Pembuatan Veneer


5.1 Direct Veneer
5.1.1 Keuntungan Direct Composite Veneer
Direct Vener (Composite Veneer), veneer yang langsung dikerjakan
dan dibentuk di gigi pasien dengan menggunakan bahan resin komposit.
Veneer ini lebih ekonomis dan praktis karena dengan sekali kunjungan ke
dokter gigi ahli estetis, veneer langsung terpasang hingga selesai.
5.1.2 Kerugian Direct Composite Veneer
Kekurangannya adalah bahan composite mudah menyerap warna dan
ketahanannya tidak selama yang porcelain. Jenis ini merupakan veneer
yang langsung dikerjakan diatas gigi dengan menggunakan bahan resin
komposit, pengerjaannya dapat dilakukan dengan satu kali kunjungan dan
biayanya lebih murah dari pada jenis indirect, tapi tingkat estetiknya tidak
sebaik indirect veneer dan sangat bergantung pada kecakapan operator.

5.2 Indirect Veneer


5.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Indirect Porceline Veneer
Kelebihan Indirect Veneer Porselen
Dibandingkan veneer resin komposit, maka veneer porselen memiliki
kelebihan sebagai berikut:
1. Warna stabil dan tampak alami
2. Lebih resisten terhadap abrasi, pewarnaan dan efek merugikan dari
alkohol, obat-obatan dan pelarut lainnya.
3. Biokompatibilitas dengan jaringan gusi
4. Ikatan kimiawi dan mekanis yang kuat
5. Kekerasan hampir sama dengan email
6. Estetik baik, warna dan tekstur baik
7. Perlekatan lebih baik
8. Tidak mengiritasi ginggiva
9. Kurang menyerap air dibanding veneer jenis lain
10. Pengambilan jaringan email sesedikit mungkin
11. Mempertahankan struktur gigi dan melindungi pulpa
12. Desain preparasi Tidak /dapat melibatkan daerah insisal
Kekurangan Indirect Veneer Porselen :
1. Waktu perawatan lebih dari 2 visit
2. Tehnik pemasangan memerlukan waktu yang lama, cermat dan sensitif
3. Membutuhkan biaya rekatif mahal
4. Memerlukan veneer sementara
5. Bila telah melekat warna dan kontur sukar diperbaiki
6. Bila porselen pecah, sukar untuk dimanipulasi

5.2.2 Keuntungan dan Kerugian Indirect Composite Veneer


Komposisi indirek resin komposit ini terdiri dari gabungan
komposit dengan mikro partikel hibrida dan kandungan filler yang tinggi
(70%-80% berat) dengan ukuran partikel berkisar 0,04-3 µm. Kandungan
filler yang dimiliki indirek resin komposit dapat mencapai dua kali lipat
dibandingkan dengan jumlah matrik organic. Peningkatan jumlah filler
akan meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan terhadap keausan. Indirek
resin komposit menghasilkan sifat mekanik yang tinggi tidak hanya
berasal dari komposisi filler anorganik saja yang tinggi, tetapi metode
polimerisasi dengan tingkat intensitas sinar yang tinggi juga memegang
peranan penting. Intensitas light curing pada indirek resin komposit yang
tinggi menyebabkan terjadinya polimerisasi yang sempurna. Polimerisasi
yang sempurna akan meningkatkan ketahanan terhadap fraktur,
meningkatkan flexural dan diametral tensile strength, ketahananan
terhadap keausan, meningkatkan kekuatan pada bagian incisal edge, dan
kestabilan warna.
Kelebihan Indirect Veneer Resin Komposit :
1. Dapat mengurangi polimerisasi shringkage sehingga lebih mudah
mendapatkan kontak interproksimal dan anatomi oklusal yang baik.
2. Lebih tahan terhadap keausan.
3. Menghasilkan morfologi dan estetik yang baik.
4. Sifat mekanik yang baik dan mudah dimanipulasi, sehingga lebih
mudah dalam prosedur laboratorium dan kekerasannya mendekati
struktur gigi sehingga menjadi alternatif yang baik.
Kekurangan Indirect Veneer Resin Komposit :
1. Untuk membentuk memerlukan waktu lama
2. Diperlukan operator yang terampil
3. Warna tidak permanen
4. Kekuatan kurang sehingga mudah retak dan abrasi

6. Rencana Perawatan
 Assessment of the face
Evaluasi obyektif dimulai dengan membandingkan bentuk dan ukuran gigi dalam
kaitannya dengan bentuk dan ukuran kepala. Contohnya, standar veneer saat ini
membutuhkan gigi yang panjang dan sempit untuk pasien-pasien dolikosefalik,
begitu juga sebaliknya pasien dengan wajah lebar dan bulat cenderung
membutuhkan gigi yang lebih besar. Hal ini dirasakan sangat penting untuk
perencanaan perawatan.
 Assessment of the smile
Veneer dirancang sesuai dengan gigi-gigi yang ada secara harmonis. Evaluasi
pertama adalah analisis senyum. Hal ini harus dilakukan untuk membantuk dokter
gigi dan pasien mengetahui masalah umum dan solusi untuk masalah tersebut.
Jumlah gigi yang terlihat saat tersenyum akan menunjukkan seberapa jauh dokter
gigi harus menempatkan veneer.
 Diagnostic aids
Diagnostic wax-up/mock-up untuk menggambarkan perlakuan recountoring &
penutupan multiple diastem serta rencana perawatan, berupa identifikasi ukuran
gigi, area yang dibutuhkan untuk estetik, tinggi dan kontur gingiva, serta untuk
penjelasan pada penderita dan sebagai gambaran hasil restorasi.

7. Macam Veneer berdasarkan luas bidang


7.1 Direct Partial Veneer
Direct Partial Veneer adalah solusi untuk:
a. Kerusaan oleh karena faktor intrinsik / ekstrinsik yang terlokalisir
b. Kerusakan hanya terjadi di permukaan fasial
c. White / brown spot
d. Karies yang terlokalisir
7.2 Direct and Indirect Full Veneer
Direct / Indirect Full Veneer adalah solusi untuk:
a. Hypoplation of enamel
b. Central & Multiple diastem
c. Minimal crowding
d. Minimal malposition
e. Discoloration
f. Minimal tooth defprmation

8. Tahapan Kerja Klinis (Tahapan Kerja Klinis Preparasi)

8.1 Cleansing
Veneer membutuhkan perawatan dan perhatian lebih khusus agar dapat
bertahan lama. Ketika menyikat gigi disarankan menghindari pasta gigi yang
mengandung partikel abrasif dan gosok gigi dengan bulu sikat yang lembut. Selain
itu, pasien dapat mengunjungi dokter giginya untuk menjaga kebersihan veneer
dengan pembersihan karang gigi ataupun permukaan gigi dibersihkan dengan
rotary brush + bahan poles bebas oil dan F. sehingga warna gigi asli tampak.
Makanan atau minuman yang dapat meninggalkan stain dapat dikurangi ataupun
dihindari agar warna veneer tidak berubah.

8.2 Shade Selection


Perlu persamaan persepsi antara operator dan penderita dengan bantuan shade
guide.

8.3 Outline Form & Preparation (Perm. labial & Alat preparasi)
Perkiraan desain outline pada permukaan gigi, seberapa banyak pengasahan
bidang fasial dan sebatas mana preparasi akan dilakukan di daerah proksimal dan
insisal.
Preparasi dapat dibagi menjadi beberapa tahapan:
a. Reduksi Labial
Bila ketebalan enamel cukup:
Geligi RA 0,5 - 0,7 mm, 1 - 1,5 mm.
Geligi RB 0,3 - 0,5 mm.
Reduksi labial gigi maksila anterior sekitar 0.3-0.7 mm. Ketebalan
enamel pada ujung insisal paling tebal dan menurun menuju margin servikal,
di mana ketebalan sekitar 0.3 mm. Enamel servikal sekitar 0.3 mm pada
midlabial dan bertambah tipis pada arah mesial dan distal, berkurang sekitar
0.1 mm pada permukaan proksimal.
Gambar 1: Depth control cutting diamond untuk preparasi inisial enamel pada permukaan labial

Gambar 2: Reduksi labial/fasial pada enamel pada insisal sekitar 0.7 mm, pada mid labial 0.5 mm dan pada
servikal 0.3 mm

Preparasi sampai ke permukaan dentin kadang diperlukan. Seluruh


permukaan finishing line sebaiknya di permukaan enamel. Untuk mendapatkan
hasil yang estetik dan fisiologis, preparasi intraenamel umumnya
diindikasikan, pengecualian pada kasus di mana bagian fasial gigi
undercontoured karena abrasi/erosi parah, pada kasus seperti ini pengasaran
enamel dan memperjelas margin peripheral diindikasikan.

b. Ekstensi Interproksimal
Preparasi untuk semua tipe veneer (direct dan indirect) umumnya
hanya berhenti sampai di depan titik kontak proksimal (fasial) kecuali pada
kasus diastema. Bila terdapat interdental space, preparasi baru meluas dari
permukaan fasial ke permukaan mesial dan berhenti pada mesiolingual line
angles. Preparasi harus berhenti pada fasial dari area kontak proksimal atau
meluas melewati area kontak ke permukaan lingual.

Gambar 3: Preparasi meluas sampai ke fasial titik kontak proksimal


Gambar 4: Preparasi meluas melewati area kontak proksimal sampai ke daerah lingual

c. Penempatan Margin Servikal


Penempatan margin servikal ada 2 macam, yakni supragingival dan
subgingival. Supragingival diindikasikan bila defek/perubahan warna tidak
meluas ke subgingiva. Sedangkan subgingival diindikasikan pada pasien
dengan high smile line/garis senyum yang tinggi, yang mengekspos
permukaan fasial gigi, bila ada defek seperti stain fluorosis yang menyeluruh
maka margin veneer harus sampai pada gingival crest, dan bila area gingival
terkena karies/defek, bila perubahan warna sangat gelap

d. Preparasi Insisal
Preparasi incisal pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan
kemiringan incisal plane. Preparasi insisal umumnya sekitar 1 mm.

Gambar 5: Kemiringan incisal plane

ALAT PREPARASI
 Diamond bur (depth cutting), sehingga banyaknya pengasahan terkontrol,
terutama pada gigi dengan enamel yg tebal
 Cylindrical diamond fissure bur berujung bulat dengan kekasaran
“medium grade” sehingga tidak terjadi pengambilan yang berlebihan oleh
karena kekuatan perlekatan resin komposit melalui teknik etsa.
Gambar: Depth cut burs dengan desain dan kedalaman yang berbeda

Gambar 6: Bur yang digunakan untuk preparasi full veneer.


Dari kiri ke kanan: a) flat-end tapered diamond (reduksi oklusal dan aksial), b) long round end tapered
diamond (untuk preparasi shoulder), c) long needle diamond (reduksi proksimal), d) chamfer diamond
(preparasi chamfer), e) chamfer tungsten carbide (preparasi chamfer dan finisihing), f) large flame atau
rugby ball diamond (membuat konkavitas lingual)

8.4 Etching
Etsa menggunakan asam phosphat selama 15-30 detik, kemudian dicuci dan
dikeringkan seperti tahapan etsa seperti biasanya. Namun jika menggunakan
teknik self-etch, etsa dan bonding menjadi satu.

8.5 Bonding
Pengulasan bahan bonding harus sesuai dengan petunjuk pabrik. Memilih
bonding yang sesuai.

8.6 Restoration with Layering Technique


8.7 Aplikasi restorasi veneer (direct) & pertimbangan preparasi
 Digunakan light curing composite resin
 Perlu opaquer dibawa warna dentin, bila perubahan warna cukup gelap
 Pemilihan warna sesuai shade guide atas persetujuan penderita, modifikasi
warna-warna yang jadi harapan
 Bila ada kavitas perlu ditumpat dahulu sebelum veneering
 Penumpatan / aplikasi denngan teknik layering
 Bila digunakan microhybrid, sebaiknya lapisan terluar ditambahkan resin
komposit microfiller
 Permukaan terluar/facial dilakukan veneering dengan composite resin
microfiller, nanofiller
 Operator perlu mengetahui permainan warna dan penggunaan bahan untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Perlu mempertimbangkan berberapa hal yaitu adanya restorasi atau tumpatan
lama, kebocoran pada bagian tepi, keadaan abrasi, erosi dan atrisi serta abfraksi
dan terjadi perubahan warna yang ekstrim. Dengan mempertimbangkan maka
perlu dilakukan penumpatan ulang dengan preparasi ulang sehingga di dapatkan
venner yang sama dan homogenitas venner.

8.8 Finishing & Polishing


Untuk Finishing:
 Dengan menggunakan scapel lengkung atau 12 bard parker blade extra
fine & thin finishing diamond bur atau yang berbentuk runcing, tungsten
carbide bur, sand rubber abrasive (berupa metal/finishing strips)
Untuk polishing:
 Soflex discs dengan berbagai kekerasan, polishing strips, silicon rubber,
polishing rubers / brushes, PoGo, jiffy brush / polisher, Astro brush, Pasta
poles (FINI Polishing paste, FINI felt dishes Prisma-gloss
microcrystalline diamond polish)

RESUME CLINICAL STEPS DIRECT COMPOSITE RESIN VENEER


1. Cleansing dan scalling bila diperlukan
2. Pencocokan shade guide warna, hal ini dilakukan dan dikomunikasikan dengan
pasien.
3. Retraction cord (mengontrol cairan sulcus dan retraksi gusi )
4. Preparasi permukaan facial sesuai tujuan
5. Etsa
6. Cuci dan pengeringan, isolasi area kerja
7. Pasang plastik strip / wedges di interproksimal
8. Bonding (light cured).
9. Ulasi opaque resin bila didieprluakan dengan cara light cured
10. Composite resin yang dipilih - zoning – layering/contouring – light cured
11. Finishing dan cek oklusi – artikulasi, bila melampaui incisal
12. Polishing
13. Rebonding (Sealent/post curing procedure)
9. Indirect Porcelain Veneer Restoration
9.1 Mencetak
Veneer ini terbuat dari porcelain, dan membutuhkan minimal dua kali
kunjungan pasien ke dokter gigi. Pembuatan indirect veneer dilakukan pada model
kerja, sehingga perlu dilakukan mencetak gigi geligi pasien. Untuk mendapatkan
hasil cetakan yang baik dan akurat, digunakan retraction cord dan bahan cetak
berupa elastomer.

9.2 Restorasi Veneer Sementara


Setelah dilakukan preparasi pada gigi pasien, lalu dibuatkan restorasi veneer
sementara. Restorasi veneer sementara yang benar memiliki ketentuan sebagai
berikut:
 Restorasi sementara jangan sampai menekan gingiva, halus dan licin
 Dapat dibuat dari bahan composite resin .atau bahan restorasi sementara yg lain
 Teknik pembuatan secara direct atau indirect
 Insersi sementara menggunakan bahan tumpatan sementara (light cured), non eugenol
 Retensi veneer sementara secara mekanis
 Sebaiknya warna restorasi veneer sementara disesuaikan dengan warna gigi sekitar

9.3 Komunikasi Laboratoris


 Penentuan warna/shade dimulai pada saat konsultasi awal antara pasien dan
dokter. Operator menggunakan warna dikoreksi cahaya luar di siang hari dan
di dalam menggunakan lampu pijar. Shade kembali disesuaikan ketika enamel
sudah dipreparasi. Jika gigi dipreparasi telah berubah lebih gelap dari
sebelumnya maka harus diantisipasi dengan penggunaan lebih terang, warna
dengan lebih terang
 Pilihan warna/shade dari media bonding akan ditentukan ketika shade veneer
telah dievaluasi dan dikonfirmasi. Pemilihan shade dibuat dengan
menempatkan lapisan warna yang dipilih semen resin dengan ketebalan
sekitar 0,5 mm di sisi gigi dari veneer tunggal.
 Biasanya veneer gigi insisivus sentral digunakan untuk menentukan penentuan
warna semen. Lampu operator adalah dijauhkan selama penilaian shade untuk
mencegah curing yang prematur dari semen. shade/warna semen yang
ditentukan harus sesuai lebih warna yang sama ditambahkan ke veneer
sebelum ikatan. Temukan naungan lebih sulit karena semua gigi anterior yang
berubah warna. Gigi posterior biasanya memiliki warna yang normal dan
sering dapat digunakan sebagai panduan.
 Untuk mendapatkan penampilan yang alami akan sangat membantu untuk
membuat ketiga servikal gigi satu warna yang lebih gelap dibandingkan daerah
tengah atau insisal. Gigi caninus harus memiliki warna yang lebih gelap dari
premolar dan gigi seri.
 Warna / shade yang melekat dari veneer, karakterisasi, dan opaque internal
yang harus diselesaikan selama fabrikasi dari veneer itu sendiri. Beberapa
opaque tambahan dapat dimasukkan ke dalam media ikatan resin pada saat
ikatan untuk mencapai masking yang lebih besar. Shade/warna veneer
keseluruhan dapat dimodifikasi sedikit oleh warna semen yang dipilih.
 Ketebalan Veneer biasanya 0,5-0,7 mm kecuali overbuilding yang disengaja
dimana diperlukan gigi yang dikurangi pada bagian labial. Untuk pengurangan
kedalaman 0,5 mm dianjurkan. Sebuah garis finish chamfer pasti akan
membuat pekerjaan teknisi jauh lebih mudah. Jika gigi berubah warna, margin
yang berubah merupakan margin subgingiva, dan sedikit pada supragingival.
Finishing line diperpanjang ke embrasures tapi harus pendek dari titik kontak.
Veneer berbentuk chamfer di tepi insisal dan atau meliputi pada permukaan
palatal.

9.4 Pasang Coba


 Pada pasang coba harus hati-hati agar tidak mengkontaminasi permukaan
pemasangan veneer. Jangan memeriksa fit dari veneer di model kerja.
Penyesuaian yang terbaik dilakukan sampai risiko sementasi rendah. Pengaruh
berbagai warna/shade komposit resin dan / atau opaquers dan tints bisa dicoba
sebelum etsa untuk mendapatkan perbandingan warna terbaik. Jika beberapa
veneer harus dipasang, periksa veneer satu persatu dan kemudian bersama-
sama untuk bekerja di luar urutan penempatan.
 Penempatan permukaan veneer dibersihkan dengan alkohol, dikeringkan, dan
kemudian dilapisi dengan lapisan tipis zat silane coupling diikuti oleh bonding
resin. Gigi tersebut kembali diisolasi dan selulose strip digunakan untuk
memisahkan dari gigi yang berdekatan. Setelah menyiapkan permukaan gigi
untuk ikatan sistem dentin perekat digunakan. Komposit resin luting semen
dioleskan tipis pada permukaan pas veneer dan veneer dengan hati-hati
diposisikan. Semen luting kelebihan harus dihilangkan dengan sikat
dicelupkan ke dalam resin bonding sebelum curing. Penyesuaian dilakukan
dengan api berbentuk berlian atau multi karbida pisau tungsten bur sebelum
polishing.

9.5 Pemasagan Tetap (Luting Resin Cement)


a. Letakkan veneer pada tempatnya dan beri tanda masing-masing untuk
menghindari salah letak
b. Ulas silane pada permukaan dalam veneer
c. Pasang celluloid strip antar sela gigi preparasi
d. Etsa permukaan enamel atau dentin
e. Cuci dan keringkan (dentin moist)
f. Ulas bonding agent pada permukaan gigi dan permukaan dalam veneer
g. Ulas luting resin cement pada permukaan dalam veneer
h. Veneer diletakkan pada gigi yang bersangkutan dengan hati-hati (pasang
celliloid strip)
i. Bersihkan kelebihan bahan sebelum setting

9.6 Finishing & Polishing


a. Instrumen yang digunakan
 Composite resin carving instrument
 Diamond finishing bur (micron finishing system diamond bur)
 30 fluted carbide bur
 Interproksimal abrasive strip
 Regular dental floss
 Porcelain polishing paste
 Webbed rubber prophylaxis cup

b. Teknik Finishing & Polishing


 Facial margin di finishing dengan diamond finishing bur dan semprotan air
(perlahan)
 Permukaan palatal/lingual gunakan football shape diamond finishing bur
 Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper, adjust dengan extra
fine football shape diamond bur
 Keringkan gigi untuk melihat kehalusan permukaan porcelain
 Interproximal abrasive strip untuk finishing proximal area, cek dengan
dental floss
 Poles dengan diamond polishing paste dan prophylaxis cup dengan
tekanan intermitten untuk menghindari panas
 Re-evaluasi 1-2 minggu sebagai kontrol restorasi.

DAPUS:
1. Ching Chiat Lim : Case Selection for Porcelain Veneer, Quintessence International
l995; 26 : 311-315
2. Freedman, GA & McLaughlin, GL. 1990. Color Atlas of Porcelain Laminate Veneers.
Tokyo: Ishiyaku EuroAmerica, Inc. pp. 43-46.
3. Kontorowics .G et all : Inlay, Crown & Bridge Clinical hand book. 5 th ed
Butterworth- Heinemann Ltd 1993 h 73- 76
4. Roberson.,T.M., Heymann,E.J. Swift, Jr : Sturdevant S Art and Science of Operative
Dentistry. % th Ed. St.Louis;Mosby ,124-147
ENAMELOPLASTY

1. Definisi
1.1 Ilmu Konservasi Gigi
Ilmu konservasi gigi adalah Ilmu yang mempelajari penyimpangan pada
jaringankeras gigi, pulpa,dan periapeks serta menanggulangi penyimpangan
secarapreventif,promotif,kuratif dan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi
gigidalam sistem stomatognatik.

1.2 Esthetic Dentistry


Integrasi harmonis dari beberapa fungsi fisiologis oral dengan penekanan
yangsama sehingga didapatkan gigi geligi yang ideal, natural melalui restorasi
denganwarna, bentuk,dan fungsi yang sesuai kesehatan dan daya tahan restorasi
yang optimal.

2. Enameloplasty
2.1 Definisi
Enameloplasty adalah merubah bentuk gigi hanya dengan mengurangi bagian
enamelgigi tersebut. Perawatan enameloplasty ini berguna untuk perawatan
estetik gigi(khususnya gigi bagian anterior) dan untuk perawatan pencegahan
karies (pada gigiposterior dan pit and fisure yang dalam).
Perawatan estetik gigi → Gigi anterior
Perawatan pencegahan karies → Gigi posterior pit dan fisura (yg dalam)

2.2 Penatalaksanaan
a. Alat
Fine diamond bur
b. Cara
 Pengurangan bagian inciso-proximal angle
 Pengurangan bagian ridge
 Pengurangan atau penghalusan bagian incisal edge
 Poles
c. Catatan
 Tidak merubah relasi oklusal
 Oklusi sentris
 Pergerakan lateral

2.3 Tindakan Pencegahan Karies


2.3.1 Enameloplasty
a. Alat
Fine diamond bur
Helioseal
b. Cara
 Pengurangan bagian inciso proximal angle
 Pengurangan bagian ridge
 Pengurangan dan penghalusan bagian incisal edge
 Poles
c. Tahapan
1. Permukaan oklusal dibersihkan dan dipoles dengan fine diamond
bur menggunakan sikat Prophy.
2. Kemudian permukaan itu dibilas dengan air dan dikeringkan dengan
udara.
3. Menggunakan bur dirancang khusus [Gambar 8], (Fissurotomy NF
bur, SSWhite Corp), lubang yang dalam dan celah pada permukaan
oklusal molar pertama diperbesar sedikit dengan hati-hati untuk
menjaga kesiapan enamel.

Gambar 8: Bur dan Helioseal

Gambar 9: Enameloplasty pada gigi 36


4. Permukaan yang kering sangat penting untuk retensi sealant. Untuk
menghindari kontaminasi saliva dan memberikan permukaan yang
kering, gigi diisolasi dengan gulungan kapas dan air liur dikeluarkan
dengan perangkat hisap volume tinggi.
5. Permukaan enamel itu asam terukir dengan 37% asam fosfat gel
[Gambar 10] (SS Putih Corp) selama 20 s. [8] permukaan gigi
kemudian dicuci dengan air selama 40 s dan dikeringkan selama 15
s menggunakan minyak kompresi udara bebas . Permukaan enamel
kering memiliki kusam, dingin penampilan putih buram.

Gambar 10: Etching pada gigi 36


6. Sealant Helioseal (Ivoclar Vivadent) diaplikasikan pada permukaan
gigi siap dengan sikat berbulu halus. Untuk menghindari
penggabungan gelembung udara, sealant itu lembut menggoda
melalui retakan tersebut. Itu adalah cahaya sembuh selama 40 s.
Oklusi diperiksa untuk poin tinggi dan disesuaikan.
7. Sementara kebanyakan orang tidak memiliki sensitivitas dari enamel
saat dilakukan, ada beberapa yang giginya sangat hipersensitif
akibat keausan berlebihan, atau saraf yang lebih dekat ke
permukaan. Operator harus meninjau sinar-x dan menilai tingkat
sensitivitas sebelum melakukan enameloplasty.
8. Ketika lapisan luar enamel berkurang, enamel yang mendasari,
setelah mengalami lingkungan mulut, akan berfungsi sebagai lapisan
luar yang baru. Setelah dipoles dan diberi lapisan fluoride, gigi akan
berkurang tingkat kesensitifannya dan tidak rentan terhadap karies.

2.3.2 Fissure Sealant


a. Alat
Pit dan fisur sealant adalah salah satu cara untuk mencegah
terjadinya karies pada permukaan oklusal gigi yang rentan terhadap
karies yaitu dengan melapisi atau memasukkan resin kedalam pit dan
fisur gigi yang dalam. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam
pengaplikasian pit dan fisur sealant yakni sonde, excavator, pinset,
rotary brush, handpiece, cotton roll, cotton pellet, depend glass, LED
Curing Unit, nier beaken, pasta gigi, etsa phosporic acid, flowable
resin composit, dan air.

b. Cara
Langkah-langkah dalam melakukan pit dan fisur sealant dengan
menggunakan bahan resin sebagai berikut : Pit dan fisur pada
permukaan gigi terlebih dahulu harus dibersihkan dengan pasta gigi
dan air menggunakan brush berkecepatan rendah. Kemudian irigasi
permukaan pit dan fisur dengan semprotan udara dan air, lalu sonde
digerakkan di sepanjang fisur. Cara ini dilakukan untuk
menghilangkan plak pada daerah yang lebih dalam yang tidak dapat
dibersihkan dengan penyikatan, permukaan pit dan fisur yang sudah
bersih dikeringkan. Langkah selanjutnya, isolasi daerah kerja dengan
menggunakan rubber dam, cotton roll, gulungan kapas atau kasa
penyerap. Permukaan gigi dikeringkan dengan semprotan udara dan
posisi ejector, kapas atau kasa tetap dipertahankan samapai perwatan
selesai. Bila permukaan gigi sudah kering, permukaan oklusal gigi
dietsa dengan asam fospat.
Perluasan yang cukup dari daerah yang dietsa diperlukan untuk
menjamin tepi sealant terletak pada email yang sudah dietsa. Perluasan
daerah etsa dilakukan pada permukaan oklusal gigi melewati fisur
sampai keujung cusp. Selama 30 detik email dijaga agar tetap basah
oleh larutan asam posfat dan bebas dari kontaminasi saliva. Jika
permukaan email yang dietsa terkontaminasi sebaiknya dilakukan
pengetsaan kembali. Setelah itu permukaan gigi yang telah dietsa
dibersihkan dengan semprotan air secara menyeluruh selam 15 detik.
Kapas yang basah dikeluarkan diganti dengan kapas yang baru.
Kemudian permukaan gigi yang sudah dietsa seluruhnya dikeringkan
dengan semprotan udara selama 15 detik. Prosedur ini sangat penting
karena jika ada kelembaban pada permukaan yang sudah dietsa maka
akan menghalangi penetrsi resin ke email. Apabila permukaan gigi
telah dibersihkan dan dietsa denga baik maka akan terlihat permukaan
oklusal berwarna putih. Apabila permukaan gigi tidak terlihat adanya
warna putih, sebaiknya permukaan gigi dietsa kembali. Pencampuran
bahan sealant dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik dan
diaplikasikan dengan menggunakan kuas kecil yang sudah disediakan
oleh pabrik. Aplikasi sealant dilakukan pada salah satu ujung fisur dan
dibiarkan mengalir keseluruh fisur. Penambahan bahan sealant pada
fisur perlu dilakukan sampai fisur tertutup seluruhnya dan tepi sealant
kira-kira dua millimeter diatas bidang insisal cusp. Pertahankan isolasi
sampai waktu polimerisasi selesai dan bahan sealant mengeras. Jika
digunnakan light cured resin berikan penyinaran sesuai dengan waktu
yang dianjurkan. Penting sekali untuk melakukan penyinaran sesuai
dengan waktu yang ditentukan, karena pengerasan yang tidak lengkap
akan menimbulkan kegagalan. Penyinaran biasanya dilakukan selama
60 detik dimana sinar diarahkan langsung diatasnya. Setelah sealant
mengeras, permukaan oklusal harus diperiksa dengan memakai ujung
sonde tumpul diatas permukaan sealant untuk memeriksa apakah
seluruh permukaan fisur sudah tertutup. Jika ada permukaan atau
bagian fisur yang belum tertutup sealant, maka harus ditambahkan
sealant dengan segera dan biarkan berpolimerisasi. Pemeriksaan oklusi
dilakukan dengan kertas artikulasi. Pada penggunaan bahan resin yang
tidak berpartikel pengisi dapat dibiarkan adanya peninggian pada gigi
yang dianggap akan abrasi sendiri, maka pada penggunaan bahan yang
lebih baru yang mengandung partikel pengisi, akan lebih baik kalau
bagian yang meninggi pada permukaan oklusal dihilangkan dengan
menggunakan bur.

Anda mungkin juga menyukai