Anda di halaman 1dari 9

Kata sulit

1. Probing
2. Radiolusen difus hani▶️vira

Pertanyaan

1. Bagaimanakah patogenesis dari kasus di skenario? () hana ▶️vira


Resorpsi internal diduga terjadi akibat pulpitis kronis. Tronstad (1988)
berpendapat adanya jaringan nekrotik menyebabkan resorpsi internal menjadi
progresif. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit
sehingga cenderung hanya dapat didiagnosa sewaktu pemeriksaan radiografi
rutin. Pulpitis kronis dapat terjadi akibat trauma , karies atau prosedur iatrogenik
seperti preparasi gigi yang salah, ataupun idiopatik. Resorpsi internal jarang
terjadi, namun dapat Universitas Sumatera Utara muncul pada setiap gigi, baik
gigi yang telah direstorasi ataupun gigi yang bebas karies. Defeknya bisa
terdapat di mana saja di dalam saluran akar. Bila hal tersebut terjadi pada ruang
pulpa, dinamakan ”pink spot” karena pulpa yang membesar terlihat melalui
mahkota. Resorpi internal biasanya berjalan lambat. Namun bila tidak dirawat,
maka lesi akan menjadi progresif dan menyebabkan perforasi dinding saluran
akar sehingga pulpa menjadi mati. Penghancuran dentin yang parah dapat
menyebabkan gigi fraktur. Perawatan untuk resorpsi internal tanpa perforasi
adalah dengan perawatan saluran akar. Kasus ini memiliki prognosis yang baik
dan resorpsi tidak akan terjadi lag
2. Bagaimana etiologi dari kasus pada skenario? Vira ▶️oping
Resorpsi dapat didahului oleh peningkatan suplai darah ke suatu daerah
yang berdekatan dengan permukaan akar. Proses inflamasi mungkin
disebabkan oleh infeksi, kerusakan jaringan pada ligamen periodontal, atau
gingivitis hiperplastik pasca trauma dan epulis. Osteoklas diduga berasal dari
derivat monosit darah. Inflamasi meningkatkan permeabilitas dari pembuluh
darah, sehingga memungkinkan pelepasan monosit yang akan bergerak ke
tulang atau permukaan akar yang cedera. Penyebab lain dari resorpsi
meliputi tekanan, bahan kimia, penyakit sistemik dan gangguan endokrin.
Menurut Tronstad, resorpsi akar eksternal dapat dibagi menjadi enam jenis. 8
a. Resorpsi Permukaan
Resorpsi permukaan merupakan temuan patologis yang umum
terjadi pada permukaan akar. Aktivitas osteoklas merupakan respon
terhadap injuri pada ligamen periodontal atau sementum. Resorpsi
permukaan biasanya dapat dilihat melalui scanning electron microscopy
(SEM). Permukaan akar menunjukkan resorption lacunae superficial.
Kondisi ini dpat mengalami perbaikan spontan berupa pembentukan
sementum baru.4
b. Resorpsi akibat inflamasi
Resorpsi akibat inflamasi diduga terjadi karena infeksi jaringan
pulpa. Daerah yang terinfeksi biasanya berada di sekitar forfamen
apikal dan canalis lateralis. Sementum, dentin, dan jaringan periodontal
yang berdekatan juga dapat terlibat. Pada pemeriksaan radiografi
terlihat adanya gambaran radiolusen pada daerah tersebut. Saluran
akar dan tubulus dentin terinfeksi dan nekrosis, serta respon inflamatori
dengan aktivitas osteoklas terjadi di dentin dan tulang. Pertambahan
aktivitas osteoklas yang berada di dentin pada sebelah kanan
3,4
menunjukkan pengaruh bakteri yang berada pada tubulus dentin.
A. Resorpsi penggantian
Resorpsi ini biasanyan terjadi pada trauma yang berat. Resorpsi
penggantian sering terjadi setelah replantasi, terutama bila replantasi
terlambat dilakukan. Cedera pada permukaan akar biasanya berat,
sehingga penyembuhan dengan sementum tidak dapat terjadi, yang
menyebabkan kontak langsung antara tulang alveolar dan permukaan
akar. Proses ini bersifat reveribel pada permukaan akar yang terlibat
kurang dari 20%. Karena osteoklas berkontak langsung dnegan dentin,
maka resorpsi dapat terus berlangsung tanpa stimulasi hinggsa tulang
alveolar menggantikan dentin. Istilah ankylosis dapat digunakan karena
tulang alveolar melekat langsung ke dentin. Secara radiografis, ruang
ligamen periodontal tidak akan terlihat karena penggabungan tulang
dengan dentin. Pada kasus ini, saluran akar harus diobturasi untuk
mencegah terjadinya resorpsi akar akibat infeksi pulpa. 5

B. Resorpsi akara akibat tekanan


Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi yang
merusak jaringan ikat diantara dua permukaan, tekanan dapat
disebabkan karena gigi yang erupsi atau impaksi, pergerakan
orthodonti, trauma karena oklusi, atau jaringa patologis seperti kista
atau neoplasma. Resorpsi akibat tekanan misalnya akibat perawatan
ortho dapat terjadi pada apeksi gigi, dengan cedera berasal dari
tekanan pada sepertiga apeks sewaktu menggerakkan gigi. 7 Akibatnya
dapat tekanan berlebihan selama perawatan orthodontni dapat
menyebabkan terjadinya resorpsi akar. Osteoklas dapat meluas sampai
ke dentin dan menegenai tubulus dentin tanpa adanya bakteri. 8Menurut
Newma, gigi yang paling sering mengalami resorpsi akibat tekanan
adalah insisivus karena gigi insisivus lebih sering digerakkan. Tekanan
yang diberikan dapat membangkitkan pelepeasan sel-sel monosit dan
pembentukan osteoklas sehingga terjadi resorpsi. Apabila penyebab
tekanan dihilangkan, maka resorpsi dapat dihentikan. 10

C. Resorpsi sistemik
Resorpsi ssitemik adalah resorpsi yang diakibatkan adanya
gangguan sistemik. Jenis ini dapat terjadi pada sejumlah penyakit dan
gangguaan endokrin, seperti : paget’s disease. Calcinosis, Gaucher’s
disease dan Turner’s Syndrome. Selain itu, resorpsi ini dapat terjadi
pada pasien yang menjalani terapi radiasi.7
D. Resorpsi idiopatik
Etiologi resorpsi akar idiiopatik sampai saat ini masih belum
diketahui secara jelas. Kasus ini dapat terjadi pada satu gigi ataupun
beberapa gigi. Laju resorpsi yang lambat (bertahun-tahun), sampai
cepat dan agresif (beberapa bulan) yang memlibatkan sejumlah besar
kerusakan jaringan. Letak dan bentuk defek resorpsi juga bervariasi.
Resorpsi idiopatik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu resorpsi apikal,
dan resorpsi servikal. Resorpsi apikal biasanya lambat dan dapat
berenti secara spontan, yang mungkin akan mempengaruhi satu atau
beberapa gigi, dengan pemendekan akar secara bertahap, dan apeksi
gigi tetap bulat. Sedanglan resorpsi servikal, terdapat pada bagian
servikal gigi. Defek dapat melebar dan membentuk lengkungan
dangkal.5 Tipe ini dapat juga disebut sebagai resorpsi perifer, resorpsi
tersembunyi, pseudo pink spot, atau ekstrakanal invasif. Defek dapat
dijumpai pada permukaan eksternal gigii yang kemudian berlanjut ke
dentin berupa ramifikasi. Hal ini tidak memepengaruhi dentin dan
predentin sekitar pulpa. Resorpsi tipe ini sering dianggap keliru sebagai
resorpsi internal. 7,8
Resorpsi servikal dapat disebabkan karena inflamasi kronis
ligamen periodontal atau trauma. Resorpsi servikal paling banyak
ditanganii dengan pembedahan atau pembuangan jaringan granulasi.
Defek tersebut lalu dibentuk untuk direstorasi. Resorpsi akar idiopatik
yang terdapat pada beberapa gigi biasanya asimptomatik. Resorpsi ini
dapat diketahui dari pemeriksaan radiografi. Beberapa pasien pada
pemeriksaan klinis mengeluhkan giginya goyang , restoras lepas, dan
nyeri yang berhubungan dengan gigi dan jaringan sekitarnya, namun
nyeri terhadap perkusi dan palpasi bukan merupakan gejala awal.
Penyebab resorpsi ini tidak tunggal, melainkan beberkaitan dengan
kondisi lain seperti adanya inflamasi periapikal, tumor, atau kista,
kekuatan mekanis yang berlebihan atau reimplantasi gigi. 9

3. Apakah diagnosa kasus pada skenario? Rean


Resoprsi akar
Dalam ilmu kedokteran gigi, resorpsi akar adalah pengrusakan atau penghancuran
yang menyebabkan kehilangan struktur gigi. Hal ini disebabkan oleh kerja sel tubuh
yang menyerang bagian dari gigi. Bila kerusakan meluas ke seluruh gigi, dinamakan
resorpsi gigi. Kerusakan akar yang parah dapat terjadi bila kerusakan sudah mencapai
pulpa, sehingga sangat sulit untuk dirawat dan biasanya memerlukan ekstraksi gigi.
Resorpsi akar terjadi akibat diferensiasi makrofag menjadi odontoklas yang akan
meresorpsi sementum permukaan akar serta dentin akar. Tingkat keparahannya
bervariasi dapat dilihat dari bukti-bukti berupa lubang mikroskopis yang dapat
menyebabkan kehancuran pada permukaan akar.4
4. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien? Izhar ▶️
5.Apa saja bagian yang harus diperhatikan dalam melakukan interpretasi radiograf?
sals▶️hani
Interpretasi radiograf kedokteran gigi secara umum hendaknya memperhatikan prinsip-
prinsip berikut ini 2,6,7,8,9 :
1. Interpretasi radiograf hanya dilakukan pada radiograf dengan characteristic image
yang baik, baik visual characteristic(detail, contrast dan density) maupun geometri
ccharacteristuc (magnification/unsharpness,distortion) Seorang interpreter jangansekali-
kali melakukan interpretasi pada radiograf dengan kualitas yang kurang baik karena
akan mempengaruhi keakuratan radiodiagnosisnya
2. Sebuah radiograf gigi seharusnya dapat memberikan penilaian yang adekuat
terhadap area yang terlibat. Oleh karena itu jika suatu radiograf periapikal tidak dapat
menggambarkan keseluruhan batas-batas lesi, maka diperlukan proyeksi radiograf
yang lain, misalnya proyeksi oklusal, panoramik atau pemeriksaan ekstraoral lainnya.
3. Kadang-kadang diperlukan suatu pemeriksaan radiografi pembanding, misalnya:
a. Pemeriksaan radiografi kontralateralnya (sisi simetrisnya) Pemeriksaan
radiografi kontralateralnya sangat penting untuk memastikan apakah gambaran
radiagrafi kasus yang ditangani tersebut sesuatu yang normal ataukah patologis
b. Pemeriksaan radiografi dengan angulasi (sudut penyinaran) yang berbeda
Pemeriksaan radiografi dengan angulasi yang berbeda dimaksudkan untuk
mengidentifikasi lokasi lesi; apakah berada lebih ke bukal atau ke palatal/lingual.
Pemeriksaan ini juga penting untuk memperjelas suatu objek target yang dengan
angulasi standar sering terjadi superimpose.
c. Perbandingan dengan pemeriksaan radiografi sebelumnya Pemeriksaan
radiografi sebelumnya ini sangat penting untuk mengetahui kecepatan perkembangan
danpertumbuhan lesi. Pemeriksaan radiografi sebelumnya juga penting untuk
mengetahui tingkat penyembuhan sutau perawatan dan kemungkinan ditemukannya
adanya penyakit baru.
4. Pembacaan radiograf seharusnya dilakukan pada optimum viuwing condition
(viewing screen harus terang, ruangan agak gelap, suasana tenang, area sekitar
radiograf ditutup dengan sesuatu yang gelap disekitarnya sehingga cahaya dari viuwer
hanya melewati radiograf, menggunakan kaca pembesar dan radiograf harus kering)
5. Seorang klinisi harus memahami:
a. Gambaran radiografi struktur normal (normal anatomic variation) Pemahaman
mengenai gambaran radiografi struktur normal dan variasinya ini sangat penting agar
pembaca dapat menilai gambaran radiografi yang tidaknormal.
b. Memahami tentang dasar dan keterbatasan radiograf gigi Khususnya pada radiograf
kedokteran gigi konvensional, harus disadari betul oleh pembaca atau interpreterbahwa
radiograf tersebut hanyalah merupakan gambaran 2 dimensi dari obyek yang 3
dimensi.Gambaran radiografi juga terbentuk dari variasi gambaran black/gelap,
white/terang dan grey yang saling superimpose.
c. Memahami tentang teknik/proses radiografi Seorang interpreter juga harus
mengetahui dan menyadari bahwa proses radiografi kadang akan memberikan suatu
artifak pada radiograf.Hal ini jangan sampai oleh seorang klinisi/interpreter tidak
diketahui dan dianggap sebagai sebuah kelainan atau penyakit.
6. Pemeriksaan radiografi dilakukan dengan mengkuti systematic procedure
Penggunaan systematic procedure dalam interpretasi radiografi gigi dimaksudkan
agar interpretasi dapat logis, teratur dan terarah. Systematic procedure juga
dimaksudkan agar tidak ada satupun informasi yang hilang atau terlewatkan
dalam proses interpretasi. Systematic procedure ini begitu penting karena
keakuratan penegakkan diagnosis radiografi sangat ditentukan oleh kemampuan dalam
menggunakan systematic procedure.
6. apa saja klasifikasi lesi periapikal?hani▶️hana
KLASIFIKASI LESI PERIAPIKAL
KLASIFIKASI LESI PERIAPIKAL Lesi periapikal diklasifikasikan menurut gambaran
klinis dan histologisnya. Lesi periapikal digolongkan kedalam enam kelompok utama,
yaitu : Normal Periapical Tissues, Symptomatic (Acute) Apical Periodontitis,
Asymptomatic (Chronic) Apical Periodontitis, Condensing Osteitis, Acute Apical
Abscess, dan Chronic Apical Abscess. Lesi yang disertai dengan symptom yang jelas
misalnya sakit atau pembengkakan, digolongkan kedalam lesi akut (Symptomatic),
sedangkan lesi dengan symptom yang ringan atau tanpa symptom digolongkan ke
dalam lesi kronik (Asymptomatic).
Normal Periapical Tissues Kondisi ini menggambarkan keadaan klinis dan radiografik
dimana gigi memiliki jaringan periapikal normal. Dengan tes perkusi dan palpasi tidak
menunjukkan adanya gejala sensitivitas yang abnormal. Pada keadaan ini, gigi masih
memiliki struktur lamina dura dan ligamen periodontal yang normal. Symptomatic Apical
Periodontitis
Etiologi
Terdapatnya agen iritan seperti mediator inflamasi dari inflamasi pulpa yang irreversibel
- Keluarnya toksin bakteri dari pulpa yang nekrosis
- Zat kimia seperti zat irigasi dan disinfecting agents
- Restorasi kurang baik yang menyebabkan adanya maloklusi
- Overinstrumentasi pada saluran akar
Signs and Symptoms - Adanya rasa sakit dan tidak nyaman dari sedang sampai berat
yang dirasakan saat dilakukan tes perkusi dan penekanan dengan ujung jari - Jika
merupakan perkembangan dari pulpitis, maka akan terdapat respon pada rangsang
panas, dingin, dan listrik - Jika disebabkan karena adanya nekrosis pulpa maka tidak
berespon terhadap tes vitalitas pulpa. - Terdapat adanya penebalan periodontal
ligament space (hanya pada bagian apikal, namun bagian lain masih normal dan lamina
dura masih intact)

Asymptomatic Apical Periodontitis


Etiologi
- Nekrosis pulpa
- Kelanjutan dari Symptomatic Apical Periodontitis
7. Mengapa pada saat Pemeriksaan radiografis pada gigi 12 area 1/2 apikal tampak
radiolusen difus? nabila

Anda mungkin juga menyukai