Anda di halaman 1dari 9

1. bagaimana tahapan perawatan SM yang dilakukan pada skenario?

 Melaukan pemeriksaan ekstraoral dan intraoraal


 Lalu dilanjutkan dengan radiografi, biasanya adalah OPG
 Mouth preparation, sehingga rongga mulut pasien sudah dalam keadaan
bebas karies
 Dokter gigi juga melakukan pencetakan sebagai pedoman untuk
pembuatan alat. Membuat model studi dan model kerja
 Lalu dilakukan perhitungan analisis moyers, apakah pasien dibuatkan SM

atau SR dengan ketentuan apabila didapatkan:

 Pada kunjungan selanjutnya dilakukanlah pemasangan alat.


 Pasien diinstruksikan untuk tidak makan atau minum selama 30 menit dan
juga tidak makan makanan keras 1 kali 24 jam, pasien diminta agar tidak
memanipulasi space maintainer dengan lidah dll,
 Pasien diinstruksikan untuk terus menjaga kebersihan mulutnya.
 Pasien diminta untuk datang kontrol satu minggu kemudian. Setiap pasien
datang kontrol dilakukan pemeriksaan keutuhan space maintainer, kondisi
gigi penyangga dan gingivanya
 Saat pasien datang dilakukan pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.
 Dilakukan pengambilan radiografi panoramic.
 Pencetakan gigi dan pembuatan model.
 Sebelum dilakukan perawatan, analisis model dan melakukan perhitungan
space maintainer dengan table moyers. Meliputi :
a. Relasi molar tetap pertama
b. Relasi insisivus
c. Tempat yang tersedia (maksila)
d. Tempat yang dibutuhkan (maksila)
e. Tempat yang tersedia (mandibula)
f. Tempat yang dibutuhkan (mandibula)
g. Kesimpulan kasus
h. Diagnosis
i. Rencana perawatan
j. Desain :
Keterangan gambar :
1. klamer adam
2. labial arch
3. plat akrilik
4. anasir gigi

 Perawatan yang dilakukan meliputi edukasi cara menyikat gigi dan


profilaksis.
 Pemilihan space maintainer menggunakan semi cekat band and loop
dapat digunakan pada gigi di maksila maupun mandibula dengan gigi
penyangga dalam keadaan sehat. Space maintainer ini biasanya
digunakan untuk menjaga ruang akibat premature loss gigi sulung.
 Pembuatan SM pada model kerja.
 Try-in alat SM pada model kerja, pastikan loop tidak mengganggu oklusi,
tidak mengenai jaringan lunak, tidak mengganggu gigi yang akan erupsi.

 Insersi SM dengan sementasi menggunakan lutting GIC.

 Pasien dianjurkan berkumur dengan larutan yang mengandung


fluoride agar mencegah terjadinya dekalsifikasi gigi di sekitar loop.
 Kontrol 1 minggu kemudian untuk mengontrol erupsi dari gigi
pengganti.
 Setiap pasien datang kontrol dilakukan oral profilaksis,
pemeriksaan keutuhan space maintainer, kondisi gigi penyangga,
jaringan sekitar, oklusi dan observasi erupsi gigi pengganti. Dokter
gigi selalu mengingatkan mengenai Oral Hygiene Instructions(OHI)
dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada orang tua dan
anak mengenai kebersihan gigi dan mulut.
 Kontrol rutin harus dilakukan 3 bulan sekali dan operator harus
menjelaskan kepada orang tua untuk memperhatikan gigi yang akan
erupsi.
Sumber : Clara N., Jeffrey. 2020. Semi – Fixed Space Maintainer Treatment
in Premature Loss Deciduous Tooth. SONDE (Sound of Dentistry) Vol 5 No 2.

2. Apa saja macam-macam SM dan apa SM yang cocok untuk kasus di


skenario? (desain/gambar)
a. Band/Crown dan Loop
Band dan Loop merupakan not active appliance yang berarti tidak
berfungsi sebagai space regainer (tidak menambah space). Band dan
Loop digunakan Loop digunakan ketika terjadi p ketika terjadi premature
loss pada ure loss pada gigi molar satu sulung pada periode gigi
sulung pada periode gigi sulung atau gigi molar satu perm atau gigi molar
satu permanen pada periode gigi anen pada periode gigi campur (mixed
dentition) dan premature los ure loss pada gigi mola s pada gigi molar dua
sulung dimana molar satu molar satu telah erupsi. syarat yang herus
dipenuhi dari Band dan Loop space maintainer adalah:
 Tidak boleh ada benjolan dan harus halus agar tidak mengiritasi
jaringan lunak
 Menyesuaikan kontur gigi penahan
 Di atas keliling terbesar gigi agar space maintainer mudah
dipasang dan tidak bergerak
 Berjarak 1-2mm dari gingiva agar tidak mengiritasi gingiva

Penggunaan stainless stainless steel crown pada space


maintainer maintainer diindikasikan ketika gigi penyokong/penahan
sudah pernah dilakukan perawatan akar/pulpotomi. Hal ini dilakukan
dilakukan karena gigi yang sudah dilakukan perawatan akar atau
pulpotomi kurang kuat untuk menahan pergerakan dan pengembalian
fungsi.
b. Distal Shoes
Distal shoes digunakan ketika gigi molar dua sulung tanggal/premature
loss sebelum molar satu permanen erupsi. Karakteristik dari distal shoes
space maintainer terdiri dari SSC atau ban (tergantung indikasi)
ditempatkan pada molar satu sulung dan SS bar berbentuk “L” yang
disolderkan ke permukaan distal stainless crown, guide plane tersebut
melekat pada alat retaining fixed ataupun removable. Shoe harus berada
tepat di depan molar satu permanen yang belum erupsi dan tidak boleh
mengenai folikel benih gigi molar satu permanen.

c. Lingual arch
Merupakan space maintainer yang terdiri dari atas crown atau band
(sesuai indikasi) pada sisi kiri & kanan rahang yang dihubungkan dengan
kawat yang dibuat melalui permukaan lingual dari gigi-gigi. Lingual arch
mempunyai persyaratan molar satu permanen sudah erupsi dan gigi
insisivus permanen sudah erupsi secara sempurna. Lingual arch berguna
untuk:
 mempertahankan lengkung rahang
 mencegah bergeraknya gigi posterior ke arah anterior
 mencegah adanya rotasi gigi-gigi insisifus
d. Transpalatal arch
Diindikasikan ketika beberapa gigi posterior sulung yang hilang dan gigi
insisivus permanen belum erupsi. Transpalatal arch digunakan ketika satu
sisi lengkung rahang utuh sedangkan sisi lainnya kehilangan beberapa
gigi sulung dan digunakan pula pada pasien yang kedalaman gigitannya
menyebabkan insisivus bawah berkontak dengan wire pada palatal (tidak
bias menggunakan lingual arch pada maxila)

e. Nance’s holding arch


Space maintainer ini hanya digunakan pada maksila dengan
kehilangan gigi posterior yang multiple pada kedua sisi dan dapat
digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Space maintainer
Nance’s holding arch dibuat dengan menggunakan wire yang
dihubungkan dengan akrilik dan band pada M1 pemanen.

f. Non-functional space maintainer


Space maintainernon-fungsional ini mempunyai fungsi sama dengan
space maintainer fungsional. Daerah edentulous pada space maintainer
ini tidak ditambahkan gigi artifisial melainkan diisi dengan akrilik.
g. Functional space maintainer
Alat ini digunakan khusus bila gigi hilang dalam satu kuadran atau
lebih pada rahang atas maupun rahang bawah. Alat ini dapat
ditambahkan gigi artifisial untuk mengembalikan fungsi estetik.

Sumber : Clara N., Jeffrey. 2020. Semi – Fixed Space Maintainer Treatment
in Premature Loss Deciduous Tooth. SONDE (Sound of Dentistry) Vol 5 No 2.

Sumber : Pamungkas R. B, Jeffrey. 2020. Space Maintainer Treatment in


Premature Loss Deciduous Tooth. SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 5 No. 1.

3. Bagaimana cara perhitungan ruang sm pada skenario? (bebas dengan


metode apa saja)
analisis model dan melakukan perhitungan space maintainer dengan table
moyers. Meliputi :
a. Relasi molar tetap pertama
b. Relasi insisivus
c. Tempat yang tersedia (maksila)
d. Tempat yang dibutuhkan (maksila)
e. Tempat yang tersedia (mandibula)
f. Tempat yang dibutuhkan (mandibula)
g. Kesimpulan kasus
h. Diagnosis
i. Rencana perawatan
j. Desain :

Keterangan gambar :
1. klamer adam
2. labial arch
3. plat akrilik
4. anasir gigi

Sumber : Clara N., Jeffrey. 2020. Semi – Fixed Space Maintainer


Treatment in Premature Loss Deciduous Tooth. SONDE (Sound of
Dentistry) Vol 5 No 2.

4. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus di skenario?


 Radiografi panoramic
Sebelum dilakukan pengukuran, diambil foto radiografi panoramic untuk
melihat apakah ada kelainan, melihat erupsi gigi apakah masi lama atau
tidak, space loss tertutup tulang alveolar atau tidak, gigi permanen
pengganti ada atau tidak, dll. Pengukuran ruang dapat dilakukan setelah
erupsi gigi- geligi insisivus rahang bawah permanen. Untuk menentukan
cukupnya panjang lengkung maka jumlah dari ruang yang tersedia untuk
erupsi gigi pengganti setelah gigi- geligi insisivus tumbuh sempurna
dilakukan pengukuran pada model studi.
 Radiografi periapical
Digunakan untuk analisis kasus dengan metode nance dan huckaba.
Metode nance melakukan pengukuran dimensi gigi dengan metode
radiografi secara vertical agar tidak ada penyimpangan jarak kemudian
dilakukan pengukuran jarak antara gigi c, m1, m2. Ketepatan metode
pengukuran ini sangat bergantung pada teknik pengambilan gambar yaitu
jarak target film, ada tidaknya distorsi pada film, kejelasan batas mahkota,
dan overlapping. Metode huckaba pada analisa gigi bercampur
menggunakan foto radiologi periapikal. Metode ini memerlukan gambaran
radiografi yang jelas dan tidak mengalami distorsi. Distorsi gambaran
radiografi pada umunya lebih sedikit terjadi pada foto periapikal
dibandingkan dengan foto panoramik. Meskipun menggunakan film
tunggal, seringkali sulit untuk menghindari distorsi terutama pada gigi
yang panjang seperti kaninus sehingga pada akhirnya akan mengurangi
tingkat akurasi.

Sumber : Singh G. 2007. Texbook of orthodontics 2 ed. New Delhi: Jaypee


Brothers. P.28, 38-42, 85-91, 195-200, 549-51, 679.

Anda mungkin juga menyukai