Anda di halaman 1dari 5

LEARNING ISSUES

- diagnosis di skenario, jika sudah dilakukan psa

Karies gigi atau biasa disebut dengan gangguan gigi berlubang merupakan gangguan kesehatan
yang paling umum.

Untuk memudahkan mendeteksi penyakit karies gigi, maka telah dilakukan


pengelompokkan atau klasifikasi oleh G.V Black.Berikut adalah klasifikasi gigi menurut G.V. Black:

1. Kelas 1: Kavitas pada semua pit dan fissure gigi, terutama pada premolar dan molar.

2. Kelas 2: Kavitas pada permukaan approksimal gigi posterior yaitu pada permukaan halus/lesi mesial
dan atau distal biasanya berada di bawah titik kontak yang sulit dibersihkan. Dapat digolongkan sebagai
kavitas MO (mesio-oklusal), DO (disto-oklusal) dan MOD (mesio-oklusal-distal).

3. Kelas 3: Kavitas pada permukaan approksimal gigi-gigi depan juga terjadi di bawah titik kontak,
bentuknya bulat dan kecil.

4. Kelas 4: Kavitas sama dengan kelas 3 tetapi meluas sampai pada sudut insisal

5. Kelas 5: kavitas pada bagian sepertiga gingival permukaan bukal atau lingual, lesi lebih dominan
timbul dipermukaan yang menghadap ke bibir/pipi dari pada lidah. Selain mengenai email, juga dapat
mengenai sementum.

6. Kelas 6: Terjadi pada ujung gigi posterior dan ujung edge insisal incisive. Biasanya pembentukkan yang
tidak sempurna pada ujung tonjol/edge incisal rentan terhadap karies.

Iriantoro, D. N. D., Dewi, C., & Fitriani, D. (2018). Klasifikasi pada Penyakit Dental Caries Menggunakan
Gabungan K-Nearest Neighbor dan Algoritme Genetika. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer e-ISSN, 2548, 964X.

- perbedaan endocrown dan restorasi lain

kelebihan, kekurangan

Endocrown adalah mahkota yang terbuat dari bahan keramik atau resin komposit yang diaplikasikan
dengan bantuan semen resin pada ruang pulpa sebagai tambahan retensi crown meliputi seluruh
permukaan mahkota gigi yang masih tertinggal postendodontik. Restorasi ini meliputi perlindungan
mahkota gigi penuh dengan memanfaatkan ruang pulpa untuk meningkatkan luas permukaan sehingga
meningkatkan retensi.

Inlay merupakan restorasi intrakoronal bila kerusakan mengenai sebagian cuspatau tambalan yang
berada di antara cusp, sehingga ukurannya biasanya tidak begitu luas.

Onlay merupakan restorasi intrakoronal bila kerusakan mengenai lebih dari 1 cusp atau lebih dari 2/3
dataran oklusalkarena sisa jaringan gigi yang tersisa sudah lemah.

Pasak adalah suatu prosedur untuk membangun kembali suatu gigi yang bertujuan menyediakan
dukungan yang sesuai untuk suatu mahkota. Pasak seperti jangkar untuk menempatkan mahkota.Pasak
ditempatkan di dalam akar gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar.
Restorasi Indikasi KontraIndikasi Kelebihan Kekurangan
Endocrow  Hilangnya  Indeks karies  prosedurnya kelebihan
n struktur gigi tinggi mudah dan pembuangan jaringan
yang meluas.  Distribusi beban memiliki kinerja keras yang diperlukan
 Ruang di oklusal tidak mekanik yang untuk memasang
intermaxillary baik lebih baik pasak ke dalam saluran
yang kecil  Bruxism daripada akar.
dimana  Adhesi tidak mahkota
rehabilitasi dapat didukung konvensional
menggunakan  Ruang pulpa <  biaya lebih
pasak dan 3 mm rendah karena
mahkota  Margin servikal < tahapan
tidak 2 mm prosedur dan
memungkinka waktu,yang lebih
n karena sedikit serta
ketebalan estetika yang
bahan baik.
keramik yang
tidak
mencukupi.
 Kasus variasi
anatomi akar
(akar pendek,
obliterasi,
dilaserasi).
Inlay  Kerusakan  Permukaan  Inlay akan Karena melalui proses
sudah oklusal yang menambah laboratorium, inlay
meliputi berat kekuatan gigi lebih mahal
setengah  Ketidakmampu lebih besar dibandingkan tumpatan
atau lebih an utuk daripada biasa.
permukaan memeliharanya tumpatanbiasa.
gigi yang  Preparasi  Inlay lebih kuat
digunakan subgingival dan tahan lama
untuk yang tajam daripada
menggigit
(pada gigi tumpatan biasa.
belakang).  Lebih
 Untuk sederhana
menggantika dibanding
n tambalan crown karena
lama, lebih sedikit
terutama bila jaringan
jaringan gigiyang diambil .
gigiyang
tersisa sedikit
(pada gigi
belakang)

Onlay  Pengganti  Dinding bukal  Menutupi Karena melalui


restorasi dan lingual sudah seluruh proses laboratorium,
amalgam rusak. permukaan inlay lebih mahal
yang rusak.  Mahkota klinis oklusal sehingga dibandingkantumpata
 restorasi pendek. dapat n biasa.
dibutuhkan memperbaikioklu
sebagai si ( anatomis dari
penghubung gigi ) dan
melindungi cups.
tonjol bukal  Tekanan kunyah
danlingual. pada onlay
 Restorasi diteruskan rata
karies ke jaringan gigi
interproksima  Tekanan pada
l gigi onlay lebih
posterior. menyatu
 Restorasi gigi
posterior
yang
menerima
tekanan
oklusal yang
kuat.
Pasak  gigi pasca  jaringan yang Pasak siap pakai Pasak siap pakai
Crown perawatan mendukung gigi  pasak slap pakai  pasak yang
endodontia, tidak cukup. yang terbuat dart terbuat dart
 memperbaiki  OH buruk. bahan logam bahan logam
inklinasi gigi.  Dinding saluran memiliki terdapat
akar tipis. keunggulan risiko
 Resorpsi dalam kekuatan, terjadinya
procesus karena dapat korosi,
alveolaris lebih dihindari diskolorasi
dari 1/3. kesalahan akar,
pengecoran kebocoran
logam yang mikro, dan
mengakibatkan fraktur akar
kelemahan pasak terutama
 pasak yang pada pasak
terbuat dari yang
ceramic, glass berbentuk
fiber, dan woven paralel.
fiber mempunyai  pasak yang
keunggulan terbuat dari
estetik carbon fiber
dibandingkan berwarna
pasak yang hitam,
terbuat dari sehingga
logam dapat
Pasak buatan sendri merusak
 lebih adaptif estetik
 dapat digunakan mahkota
pada saluran tiruan
akar yang sangat Pasak buatan sendiri
tapered, oval,  dapat terjadi
dan gigi dengan kesalahan
akar ganda yang pengecoran
paralel sehingga
meningkatka
n risiko
fraktur pasak
 membutuhka
n lebih
banyak
waktu untuk
prosedur
laboratorium
Fatmawati, D. W. A. (2015). Macam-macam Restorasi Rigid Pasca Perawatan Endodontia.
STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 8(2), 96-102.

Shah, Y. R., Shiraguppi, V. L., Deosarkar, B., Tayeeb, S. M., Pandey, A., & Shelke, U. R. (2020).
ENDOCROWNS: A REVIEW. Journal of Interdisciplinary Dental Sciences, 9(1), 07-12.
Stefani, R. (2019). Restorasi Endocrown Gigi Molar Pertama Rahang Atas Pasca Perawatan Endodontik (Laporan
Kasus). Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu, 1(2).

- bagaimana prosedur penatalaksaan kasus di skenario

Pada kunjungan pertama dilakukan pemeriksaan lengkap, pembuatan informed consent diikuti dental
health education, yang kemudian dilanjutkan dengan perawatan one-visit endodontic dengan teknik
pengisian warm vertical condensation. Gutta-percha dipotong hingga ⅓ saluran akar terisi padat
kemudian Pada ⅓ tengah dan ⅓ koronal saluran akar diisi dengan injectable thermoplastized gutta-
percha yang dipadatkan hingga mencapai 2 mm di bawah orifis.

Pada kunjungan kedua dilakukan, pemeriksaan subjektif dan objektif pada gigi dan tidak ditemukan
keluhan. Dilakukan pemasangan rubber dam, kemudian tumpatan sementara di bersihkan dari kavitas.
Gutta-percha dipotong kemudian dikondensasi hingga 4 mm dari orifis kearah apikal saluran akar dan
dilakukan kondensasi vertikal dengan menggunakan heat carrier (System B). Bersihkan sisa siler dan
guttapercha pada kamar pulpa dengan cotton pellet yang dibasahi alkohol. Semua saluran akar dan
dinding kavitas dietsa dengan asam fosfat 37% selama 15 detik, kemudian dibilas dengan
menyemprotkan air dari three way syringe kemudian keringkan. Aplikasi bonding pada saluran akar dan
semua dinding kavitas. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush kemudian dilakukan
polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik. Setelah itu, retensi intraradikular dibuat dari core
material (LuxaCore, DMG) kemudian dilakukan polimerisasi dengan light curing unit selama 20 detik.
Kemudian dikonfirmasi dengan radiograf.

Sebelum dilakukan preparasi dilakukan, penentuan warna endrocrown 26, warna dicocokkan dengan
gigi tetangga dan didapatkan warna C3 sesuai dengan shade guide Vita Lumiin Vaccum. Setelah itu
dilakukan preparasi untuk pembuatan endocrown pada gigi, bagian oklusal direduksi dengan
menggunakan round edge wheel bur sebanyak 3 mm. dasar kamar pulpa diratakan menggunakan
straight fissure bur dengan kedalaman sekitar 3 mm sebagai retensi. Design preparasi adalah butt-joint
equigingival.

Pencetakkan hasil preparasi endocrown pada gigi 26 dengan menggunakan polyvinyl siloxane silicone
(Exacfleck, GC) dan pencetakkan rahang antagonis dilakukan menggunakan bahan irreversible
hydrocolloid diikuti pembuatan cetakan gigit menggunakan wax. Pemasangan provisoris pada gigi 26
dan disementasi dengan semen sementara Relyx Temp (3M).

Pada kunjungan ke 3, endocrown dicobakan pada gigi 26 untuk pengecekan oklusi, kerapatan tepi, titik
kontak dan embrassure lalu dikonfirmasi dengan radiografi. Pembersihan permukaan gigi 26 dengan
brush, lalu dibilas dengan air dan dikeringkan dengan hembusan udara secara perlahan. Lanjutkan
pembersihan endocrown dengan alkohol 70% dan dikeringkan dengan hembusan udara. Isolasi gigi 26
dengan cotton roll. Sementasi endocrown pada gigi 26 menggunakan semen resin (DuoLink Universal,
Bisco) menggunakan mixing tip kemudian diaplikasikan pada seluruh permukaan kavitas dan permukaan
dalam endocrown, lalu endocrown diinsersikan ke dalam kavitas mahkota ditahan pada posisinya dan
dilakukan penyinaran selama 20 detik dari arah oklusal, labial, palatal, mesial, dan distal. Setelah
endocrown diinsersikan, kemudian lakukan konfirmasi dengan radiograf. Pemeriksaan oklusi dan
artikulasi menggunakan articulating paper dan pemeriksaan kontak proksimal menggunakan dental
floss.

Yunita, E., & Prisinda, D. (2020). Penatalaksanaan kasus lesi endodontik-periodontik dengan keterlibatan
furkasi pada gigi molar pertama rahang bawah kiri Endodontic-periodontic lesion management with
furcation involvement in the left mandibular first molar. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran, 32(2), 1-8.

Anda mungkin juga menyukai