Anda di halaman 1dari 21

Stainless Steel Crown

Oleh :
Dosen Pembimbing :
Sayed Rustia, S.KG
1713101020039 drg. Taufiqi Hidayatullah, Sp.KGA
Stainless steel crown
(SSC)

Humprey Bahan restoratif yang sangat berguna dalam perawatan gigi


1950 sulung dengan kerusakan yang parah.

 Crown dibuat dalam berbagai ukuran sebagai pelindung berbahan logam


dengan beberapa anatomi yang telah dibentuk sebelumnya dan ditrimmed
serta diberi kontur seperlunya agar sesuai dengan masing-masing gigi.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 357


 Meninjau ekstensif dari literatur yang melaporkan penggunaan crown logam untuk molar sulung
Randal dan permanen  5 studi klinis yang membandingkan kinerja restorasi crown dengan restorasi

l amalgam multisurface.

 Penemuan dalam kelima studi tersebut sepakat bahwa restorasi crown > restorasi amalgam
dalam perawatan rongga multisurface pada molar sulung.

 Seale menyertakan bukti ilmiah tambahan yang mendukung penggunaan restorasi stainless steel
crown, terutama pada anak-anak yang berisiko tinggi mengalami karies.

Stainless steel crown (SSC) - Restorasi yang sangat tahan lama.

Anak-anak dengan kerusakan luas, lesi besar atau lesi multi permukaan pada molar sulung
harus dirawat dengan SSC  perlindungan dari karies di masa depan  biaya terjangkau
dengan kekuatan dan tahan lama.

 Sumber : Jeffrey A. Dean. MC Donald and Avery’s dentistry for the child and adolescent. Ed 3. 2016. Elsevier Sounders. P. 197
Klasifikasi

Pretrimmed Crowns Precontoured Crowns

 Crown memiliki sisi lurus dan  Crown dibentuk dan


tidak berkontur tetapi dibentuk precontoured,
mengikuti garis yang sejajar
dengan margin gingiva.  Trimming dan pembentukan
kontur mungkin diperlukan tetapi
 Crown masih perlu dikontur dan biasanya minimal. Jika
ditrimmed. diperlukan trimming crown,
precontoured akan hilang dan
crown akan lebih longgar
daripada sebelum ditrimme.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 357


Pretrimmed
Preveneered SSC Crowns

 Jenis ini tersedia tetapi tidak


digunakan secara luas.

 Memiliki komposit berbasis resin


yang berikatan ke permukaan Precontoured Crowns

oklusal dan bukal dalam proses


laboratorium untuk membuat
crown posterior yang lebih
estetis.

 Crown dapat memberikan hasil


yang bagus tetapi jauh lebih
mahal daripada SSC biasa, Preveneered SSC
membutuhkan lebih banyak
pengurangan gigi, dan hanya
minimal crimping untuk adaptasi
crown.
 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 357
Indikasi

 Restorasi gigi sulung atau gigi permanen muda dengan lesi karies yang luas, lesi besar, atau lesi permukaan multipel.

 Restorasi gigi sulung atau permanen yang hipoplastik.

 Restorasi gigi sulung setelah prosedur pulpotomi atau pulpektomi.

 Restorasi gigi dengan kelainan herediter seperti dentinogenesis imperfecta atau amelogenesis imperfecta.

 Restorasi pada orang berkebutuhan khusus atau orang dengan oral hygiene yang sangat buruk  kegagalan bahan lain.

 Sebagai abutment untuk space maintainer.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 358


Indikasi

1. Restorasi gigi sulung atau gigi permanen muda dengan lesi karies yang luas
dan / atau multipel (Gbr. 11-18)

2. Restorasi gigi sulung atau permanen hipoplastik yang tidak dapat direstorasi
secara memadai dengan restorasi bonded.

3. Restorasi gigi dengan kelainan herediter, seperti dentinogenesis imperfecta


atau amelogenesis imperfecta.

4. Restorasi untuk gigi sulung atau permanen muda atau permanen yang
mengalami pulpotomisasi atau pulpektomi bila terdapat peningkatan bahaya
fraktur pada mahkota gigi yang tersisa.

5. Restorasi untuk gigi yang retak.

6. Restorasi gigi sulung yang akan digunakan sebagai abutment.

 Sumber : Jeffrey A. Dean. MC Donald and Avery’s dentistry for the child and adolescent. Ed 3. 2016. Elsevier Sounders. P. 197
ALAT DAN BAHAN

• Alat standart : kaca mulut,


pinset, sonde, ekskavator

RESTORASI INDIRECT •• Syringe


Bur fissure tapered
• Tang crimping
Stainless steel • Gunting Crown

CROWN • Tang contouring


• Mixing slab
• Cement spatel plastik
• Bur stone
• Pehacain
• Stainless Steel Crown
• Gic luting (Tipe 1)
Persiapan dan Penempatan Stainless Steel
Crown
1. Evaluasi oklusi sebelum tindakan. Perhatikan midline gigi dan hubungan cusp-fossa secara
bilateral.

2.
Lakukan anestesi lokal lingual atau palatal, serta bukal atau fasial pada jaringan lunak di sekitar gigi
yang akan dipasang crown  kemudian pasang rubber dam.

Pengurangan permukaan oklusal dilakukan


3.
dengan taper fissure bur atau football
diamond menggunakan handpiece high-
speed.

Lakukan pengambilan dengan kedalaman 1-


1,5 mm pada occlusal groove, dan meluas
melalui permukaan bukal, lingual, dan
proksimal.

Selanjutnya, letakkan bur pada sisinya dan


kurangi secara merata permukaan oklusal
yang tersisa sedalam 1,5 mm, pertahankan
cuspal inclines mahkota gigi (Gbr. 21-14).

Catatan: Untuk Preveenered SSC,


pengurangan oklusal lebih banyak  Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P.
untuk 358-360
PREPARASI GIGI  Permukaan proksimal dikurangi menggunakan bur No.
69L dengan kecepatan. Tidak merusak permukaan gigi
yang berdekatan selama pengurangan proksimal.
Wooden wedge dipasang rapat antara permukaan yang
berdekatan untuk memberikan pemisahan antara gigi
agar dapat diakses dengan lebih baik.

 Pengurangan vertikal dilakukan pada permukaan


proksimal ke arah gingiva hingga kontak dengan gigi
yang berdekatan hilang dan explorer dapat melewati
dengan bebas antara gigi yang direstorasi dan gigi yang
berdekatan. Preparasi permukaan proksimal pada margin
gingiva harus berupa smooth feathered edge dengan no
edge atau shoulder.

 Kemudian cusp dan bagian oklusal gigi dikurangi


menggunakan bur No. 69L dengan high-speed mengikuti
kontur permukaan oklusal dan diperlukan jarak sekitar 1
mm dengan gigi berlawanan.
 Bur No. 69L dengan high-speed  menghilangkan
semua garis tajam dan sudut titik. Biasanya tidak perlu
mengurangi permukaan bukal atau lingual. Dalam
beberapa kasus perlu untuk mengurangi tonjolan bukal
yang berbeda, terutama pada gigi molar pertama.

 Sumber : Jeffrey A. Dean. MC Donald and Avery’s dentistry for the child and adolescent. Ed 3. 2016. Elsevier Sounders. P. 198
Cont’d

4. Bersihkan karies dengan bur bulat besar menggunakan low-speed handpiece atau excavator.

5. Pengurangan proksimal dilakukan dengan taper fissure bur atau tapered diamond yang tipis.

Titik kontak dengan gigi yang berdekatan harus dihilangkan secara gingiva dan bukolingual, membuat
dinding vertikal dengan sedikit konvergen ke arah oklusal. Margin proksimal gingiva harus feather-
edge finish line. Prosedur yang dilakukan tidak boleh merusak struktur gigi yang berdekatan.

6. Bulatkan semua sudut gigi dengan menggunakan diamond bur. Sudut garis occlusobuccal dan
oklusolingual dibulatkan dengan menahan bur pada sudut 30-45 derajat ke permukaan oklusal dan
diteruskan ke arah mesiodistal.

Jika ditemukan masalah dalam memilih ukuran mahkota yang sesuai atau dalam pemasangan
mahkota di atas tonjolan mesiobuccal yang besar, lakukan pengurangan lebih banyak pada struktur
gigi bukal dan lingual.

Catatan: Untuk preveenered SSC, diperlukan pengurangan circumferential termasuk permukaan bukal dan
lingual. Sudut garis proksimal bukal dan lingual dibulatkan dengan menahan bur sejajar dengan sumbu
panjang gigi dan lakukan pengurangan. Semua sudut harus dibulatkan untuk menghilangkan sudut tetapi
tidak terlalu banyak.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 358-360


Cont’d

7. Pemilihan mahkota dilakukan dengan prosedur coba-coba  menempatkan crown terkecil yang dapat
diletakkan pada gigi dan terbentuk kontak proksimal. (Ukuran 4 adalah ukuran crown yang paling sering
digunakan untuk gigi molar).

Crown yang dipilih dicoba pada preparasi dengan menempatkan lingual terlebih dahulu dan memberikan
tekanan ke arah bukal sehingga crown tersebut berada di atas permukaan bukal sampai masuk ke dalam
sulkus gingiva. Gesekan harus terasa saat crown berada di atas tonjolan bukal. Setelah crown teradaptasi
 buat hubungan oklusal awal dengan membandingkan ketinggian marginal ridge gigi yang berdekatan.
Jika mahkota tidak terpasang dengan ketinggian yang sama dengan gigi yang berdekatan, pengurangan
oklusal mungkin tidak memadai; mahkotanya mungkin terlalu panjang; mungkin ada tepian proksimal
gingiva; atau kontak mungkin belum hilang dengan gigi yang berdekatan, sehingga mencegah crown terletak
ditempatnya.

Daerah pucat gingiva yang luas di sekitar crown menunjukkan bahwa crown terlalu panjang atau terlalu
banyak kontur. Pada umumnya crowns dibuat lebih panjang dari yang diperlukan untuk gigi dan karena itu
memerlukan pemotongan crown. Crown yang ditrimmed dengan benar akan memanjang kira-kira 1 mm ke
dalam sulkus gingiva.

Ni-Chro Ion precontoured hanya memerlukan trimmed yang sedikit. Sebelum trimming, letakkan crown di
atas preparat dan tandai gingival crest pada crown dengan instrument yang tajam, seperti scaler. Crown
dilepas dan dipotong 1 mm di bawah tanda dengan gunting crown-and-bridge.

Margin crown harus dipotong agar sejajar dengan


Sumber :kontur
Pinkham.jaringan gingivaEd
Pediatric Dentistry. di 4.sekitar gigi dan
2005. Elsevier harusP. terdiri
Sounders. 358-360dari
Pemilihan Ukuran Mahkota

Spedding  menganjurkan mengikuti dua prinsip penting yang akan


membantu stainless steel crown beradaptasi dengan baik secara
konsisten :

(1). Operator harus menetapkan panjang crown oklusogingiva yang


benar;

(2). Tepi mahkota harus dibentuk secara melingkar mengikuti kontur


alami margin gingiva gigi. Tinggi mahkota harus dikurangi 0,5 - 1
mm di bawah batas bebas jaringan gingiva. Pasien disarankan
menggigit stick orangewood atau penekan lidah. Setelah membuat
tanda goresan pada crown pada tingkat batas bebas jaringan
gingiva, dokter gigi dapat melepas crown dan menentukan dimana
Tang
crowncurved-beak dapat
berlebih harus memotong
dipotong tepi crown
dengan diarahkan
gunting keNo.
lengkung servikal
11B
dan
ataucrown
stone diletakkan lagi20).
bur (Gbr. 11- pada preparasi.

Anak sekali lagi diarahkan untuk menggigit stick orangewood,


membuat mahkota lebih masuk sehingga tepi gingiva dapat
diperiksa untuk panjang yang tepat.

 Sumber : Jeffrey A. Dean. MC Donald and Avery’s dentistry for the child and adolescent. Ed 3. 2016. Elsevier Sounders. P. 199
Cont’d

Contour dan crimp crown untuk membentuk crown yang pas.


8.
Pembuatan kontur dilakukan secara melingkar dengan tang No. 114
ball-and-socket (Gbr. 21-15, A) atau dengan tang No. 137 Gordon.

Adaptasi penutupan terakhir mahkota dicapai dengan crimping margin


servikal 1 mm secara melingkar. Tang No. 137 dapat digunakan untuk
ini; tang crimping khusus, seperti no. 800-417 (Unitek) (Gbr. 21-15, B),
juga tersedia.

Kecocokan marginal yang baik dapat membantu dalam


(1) Retensi mekanis mahkota
(2) Perlindungan semen dari paparan cairan mulut
(3) Pemeliharaan kesehatan gingiva

Setelah menempatkan crown  periksa margin gingiva dengan


instrument untuk mencari area yang tidak sesuai. Amati jaringan gingiva
yang memucat dan periksa kontak proksimal. Untuk mendapatkan
kontak proksimal dapat dilakukan dengan tang ball-and-socket setelah
crown dilepas.

Saat melepas crown, scaler atau amalgam dapat digunakan untuk


mengikat tepi gingiva dan melepaskan mahkota. Jempol atau jari harus
 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 358-360
Contouring of the Crown

Tang conouring-crown dengan desain ball-and-socket digunakan pada sepertiga serviks (jika longgar,
mulai dari sepertiga tengah) permukaan bukal dan lingual untuk membantu menyesuaikan tepi crown ke
bagian serviks gigi. Pegangan tang dimiringkan ke arah tengah mahkota, sehingga logam meregang dan
melengkung ke dalam saat mahkota digerakkan ke arah tang dari sisi yang berlawanan. Tang curved-beak
digunakan untuk memperbaiki kontur permukaan bukal dan lingual (Gbr. 11-21).

Tang curved-beak juga dapat digunakan untuk membentuk area proksimal crown dan membuat kontak
yang diinginkan dengan gigi yang berdekatan. Tang crown-crimping juga sering digunakan untuk
menyelesaikan prosedur pembentukan crown (Gbr. 11-22). Pemotongan dan pembentukan kontur
dilanjutkan sampai mahkota pas dengan gigi dan memanjang dibawah free marginal gingiva.

 Sumber : Jeffrey A. Dean. MC Donald and Avery’s dentistry for the child and adolescent. Ed 3. 2016. Elsevier Sounders. P. 200
Cont’d

Lepaskan rubber dam dan periksa oklusi. Periksa oklusi secara bilateral pada oklusi sentris. Perhatikan pergerakan crown
9. secara oklusogingiva dengan tekanan menggigit dan periksa adanya pemucatan gingiva yang berlebihan.

Setelah rubber dam dilepas, tindakan khusus harus dilakukan saat crown berada di mulut. Kain kasa berukuran 2x2 inci
harus ditempatkan di posterior gigi yang sedang dipasang crown untuk mencegah crown terjatuh ke dalam orofaring.

10. Lakukan final smoothing dan polishing tepi crown sebelum disementasi. Smoothing dimulai dengan heatless stone.
Perputaran stone harus dengan sudut 45 derajat ke tepi crown. Rubber wheel digunakan untuk menghilangkan goresan
permukaan dengan gerakan ringan. Sikat wire dapat digunakan untuk memoles margin agar terlihat berkilau.

Bilas dan keringkan crown bagian dalam dan luar, persiapkan untuk sementasi. Sementasi bisa menggunakan glass
11.
ionomer, zinc phosphate, polycarboxylate, atau self-curing resin ionomer cement. Isi crown dengan semen kira-kira dua
pertiga, semua permukaan dalam tertutup.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 358-360


Crown harus ditempatkan pada preparasi setelah contouring untuk memastikan bahwa crown terpasang dengan aman di
tempatnya. Oklusi harus diperiksa pada tahap ini untuk memastikan bahwa crown tidak open bite atau menyebabkan
pergeseran mandibula ke hubungan yang tidak diinginkan dengan gigi lawan.
(Gbr. 11-23)

 Sumber : Jeffrey A. Dean. MC Donald and Avery’s dentistry for the child and adolescent. Ed 3. 2016. Elsevier Sounders. P. 197
Cont’d

Keringkan gigi dengan compressed air dan tempatkan crown sepenuhnya.


12. Semen harus mengenai semua margin. Ujung kaca mulut yang datar digunakan untuk memastikan crown sudah
ditempatkan dengan baik, atau pasien diinstruksikan untuk menggigit tongue blade. Sebelum disementasi, oklusi
pasien mendekati oklusi sentris dan pastikan bahwa oklusi belum diubah.

Semen harus dihilangkan dari sulkus gingiva. Semen zinc phosphate dapat dengan mudah dihilangkan dengan explorer
13.
atau scaler. Semen polycarboxylate yang telah mengeras sebagian, akan mencapai konsistensi seperti karet. Semen
yang berlebih harus dibuang pada tahap ini dengan ujung explorer. Area interproksimal dapat dibersihkan dengan dental
floss dan menarik benang melalui area interproksimal.

14. Bilas rongga mulut dengan baik dan periksa kembali oklusi serta jaringan lunak.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 358-360


Dua Prinsip untuk Mendapatkan Adaptasi
Optimal
Optimaldari
dariStainless
StainlessSteel
SteelCrown
Crownpada Molar
ke Molar
Sulung
Tampilan radiografi  margin crown dicatat kurang beradaptasi dengan permukaan proksimal gigi. Seringkali
crown terlalu panjang. Kontur proksimal crown kurang baik. Untungnya, defisiensi ini memiliki efek merugikan
yang kecil pada jaringan periodontal.

Kekurangan tersebut dapat dihindari jika memperhatikan 2 prinsip utama :


(1) Panjang crown
(2) Bentuk margin gingiva crown.
Panjang SSC harus memungkinkan crown untuk masuk tepat ke dalam sulkus gingiva.
Sebaiknya, panjang crown harus sedikit memanjang ke apikal dari ketinggian kontur gigi.
Untuk gigi sulung, kontur bukal, lingual, dan proksimal berada tepat di atas gingiva crest  SSC diratakan
panjangnya sehingga margin gingiva mendekati diameter terbesar (ketinggian kontur) crown gigi, jarak
antara margin crown dan permukaan gigi dapat berkurang.

Jika tepi crown hampir mendekati diameter terbesar gigi  jaraknya cukup kecil  logam dapat
menyesuaikan dengan gigi. Crown yang melebihi tinggi kontur gigi sangat sulit untuk beradaptasi dengan
permukaan gigi.
Tang contouring dan crimping diperlukan untuk menerapkan adaptasi gingiva yang sesuai.
Menjaga prinsip panjang crown dan bentuk margin  adaptasi optimal dan keberhasilan klinis tajuk.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 357


Dua Prinsip untuk Mendapatkan Adaptasi
Optimal dari Stainless Steel Crown ke Molar
Sulung
Margin crown yang diratakan harus mendekati bentuk gingiva
crest di sekitar gigi.

Gambar 21-16
A. Kontur gingiva berbeda pada margin gingiva di sekitar molar
sulung kedua  tinggi oklusogingiva menjadi lebih pendek di
sepanjang margin gingiva crest menuju permukaan mesial dan
distal  “Smile". Gingiva bukal pada gigi molar satu memiliki
bentuk yang berbeda  tonjolan serviks mesiobuccal, margin
gingiva menurun dari distal ke mesial  "S yang direntangkan“.

Kontur proksimal dari hampir semua gigi sulung "berkerut" 


tinggi oklusoservikal terpendek sekitar titik tengah bukolingual.
B.
Dengan mengingat bentuk-bentuk ini saat meratakan SSC,
adaptasi dengan gigi yang berdekatan akan menjadi lebih
mudah.

 Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 362


THANK
YOU! 

Anda mungkin juga menyukai