Anda di halaman 1dari 7

Ketua : Megan

Scriber : Nadira

Kata sulit

1.

Pertanyaan

1. Bagaimana perawatan yang sesuai dengan kasus di skenario? lyra▶️Zaid


Terdapat dua indikasi utama penggunaan SSC dalam kedokteran gigi anak, yaitu untuk molar
sulung dengan kerusakan yang hebat dan molar pertama permanen dengan defek
perkembangan yang parah (Raadal, 2001). Pada kasus pertama, SSC digunakan sebagai
restorasi alternatif dibandingkan dengan restorasi yang diketahui memiliki prognosis buruk
dan memerlukan perbaikan secara berkala. Jika digunakan dengan tepat, SSC memberikan
resiko komplikasi yang rendah hingga molar sulung tersebut tanggal. Pada molar permanen
dengan kerusakan pada seluruh permukaan mahkota karena defek perkembangan, SSC
digunakan sebagai retorasi sementara hingga mahkota yang lebih permanent dapat dibuat
(Raadal, 2001) Secara terperinci, indikasi penggunaan SSC adalah gigi sulung atau permanen
dengan lesi karies yang luas atau gigi sulung dengan karies di tiga permukaan, molar sulung
yang telah dirawat pulpa, gigi sulung atau permanen dengan defek pada email atau dentin
(seperti hipoplasia email, amelogenesis imperfekta, atau dentinogenesis imperfekta), gigi-
gigi pada anak dengan resiko 6 tinggi karies atau rampan karies, gigi yang digunakan sebagai
pejangkar space maintainer, serta pasien handicapped dengan kebersihan mulut yang buruk
2. Apa indikasi dan kontraindikasi dari perawatan yang dilakukan pada kasus tsb? Mgn
3. Bagaimana tahapan perawatan yang dilakukan pada kasus di skenario? Dhimas
 Prosedur klinik diawali dengan penumpatan restorasi gigi dengan menggunakan
semen ionomer kaca tipe restoratif sebelum preparasi untuk SSC (Gambar 1 A dan
B). Setelah itu permukaan oklusal yang pertama dikurangi sekitar 1,5 mm dengan
menggunakan bor diamond tapered. Reduksi oklusal yang merata akan mengurangi
resiko prematur kontak pada saat penempatan SSC (Gambar 2). Dengan
menggunakan bor diamond tapered yang panjang, permukaan interproksimal
mesial dan distal dipotong. Pengurangan dilakukan 7 hingga sonde dapat dilewatkan
melalui daerah kontak (Gambar 2). Pengurangan daerah bukolingual hanya
dilakukan seminimal mungkin karena daerah ini merupakan daerah retensi
 Pemilihan Mahkota Tiga pertimbangan utama dalam memilih SSC yang tepat adalah
diameter mesiodistal yang tepat, ketinggian oklusal yang tepat, dan resistensi yang
ringan saat penempatan mahkota (Matthewson, 1995). Ukuran SSC dipilih dengan
mengukur lebar mesiodistal. Mahkota yang terlalu besar akan rotasi pada 8
preparasi gigi dan akan memakan waktu lama pada saat adaptasi mahkota
 Mahkota yang telah dipilih diuji coba pada gigi. Mahkota harus sedikit longgar
dengan kelebihan 2 hingga 3 mm pada daerah gingival. Kemudian dengan scaler,
dibuat goresan sekeliling margin gingival mahkota. Garis goresan ini menunjukkan
garis gingival dan kontur gingival. Lepaskan mahkota dari gigi yang telah dipreparasi.
Mahkota dipotong 1 mm di bawah garis goresan dengan menggunakan gunting
crown and bridge. (Gambar 3 A). Mahkota diuji coba kembali sebelum sementasi.
Penting untuk diperhatikan bahwa tepi mahkota harus berada tidak lebih dari 1 mm
subgingival. Jika terdapat daerah pucat pada gingiva akibat tekanan tepi mahkota,
maka harus dilakukan pengurangan kembal
 Dengan crimping plier tepi SSC dibengkokkan sedikit ke dalam sekeliling tepi
mahkota. (Gambar 3B dan C). Mahkota dipasang kembali pada gigi. Adaptasi dapat
diperiksa dengan menggunakan sonde pada semua tepi mahkota. Jika terdapat
daerah tepi yang terbuka, maka daerah tersebut harus dibentuk kembali dengan
plier (Gambar 3 D). Penyelesaian terakhir dilakukan dengan menghaluskan tepi SSC
dengan batu putih dan dipoles dengan rubber wheel. Selanjutnya sementasi SSC
dengan semen ionomer kaca, semen seng-fosfat, atau polikarboksilat
 Sebelum sementasi mahkota daerah kontak diaplikasikan vaselin untuk
memudahkan pembuangan kelebihan semen setelah sementasi. Kuadran gigi yang
akan direstorasi diisolasi dengan cotton roll. Semen yang telah dimanipulasi sesuai
dengan jenis yang digunakan, diaplikasikan pada mahkota (Gambar 4A).
Pemasangan mahkota biasanya pertama dilakukan pada sisi lingual kemudian sisi
bukal. Mahkota harus dipastikan masuk dengan tepat (Gambar 4B). Jika gigi diisolasi
dengan cotton roll, tutupi mahkota dengan foil kering agar mahkota gigi tetap bebas
kelembaban sampai semen mengeras (Gambar 4C). Setelah semen mengeras,
kelebihan semen dibuang dengan scaler atau sonde
 Keberhasilan penggunaan SSC ditentukan oleh pembuangan karies serta perawatan
pulpa yang tepat bila diperlukan, reduksi optimal dari struktur gigi untuk
mendapatkan retensi mahkota yang adekuat, tidak adanya kerusakan pada gigi yang
bersebelahan setelah pembebasan kontak interproksimal, pemilihan ukuran
mahkota yang tepat untuk mempertahankan panjang lengkung rahang, adaptasi
marginal dan kesehatan gingiva yang akurat, oklusi fungsional yang baik, dan
prosedur sementasi yang optimal
4. Bagaimana komplikasi yang terjadi apabila tidak segera dilakukan perawatan? Zaid
5. Apa saja jenis bahan tambalan pada gigi anak? Nadira
Glass ionomer cement merupakan bahan dengan komposisi powder berisi kalsium amino
silikat gelas yang mengandung fluor dan liquid yang berisi asam poliakrilat (Irawan, 2012).
Kemampuan untuk melepaskan fluor merupakan salah satu keunggulan glass ionomer
cement. Selain itu, glass ionomer cement memiliki kelebihan lain, diantaranya non iritatif,
dapat diterima oleh jaringan keras gigi, pulpa, dan gingiva, memiliki kemampuan pelepasan
fluor diatas kompomer serta tidak memerlukan biaya lebih mahal dan waktu pengerjaan
lebih lama seperti pada bahan restorasi resin komposit. Bahan restorasi di rongga mulut
akan berkontak dengan cairan apapun termasuk yang kita konsumsi sedangkan, glass
ionomer cement memiliki ketahanan asam yang rendah sehingga mudah mengalami erosi
Resin
Kompomer
6. Faktor apa yg mempengaruhi lepasnya tambaaln pada gigi anak? sarah ▶️
7. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan restorasi pada anak? Oping

Anda mungkin juga menyukai