Anda di halaman 1dari 10

LEARNING ISSUE

1. Pengertian SSC
Stainless Steel Crown (SSC) adalah tumpatan sementara berbentuk anatomi gigi, terbuat dari
paduan logam (alloy) nirkarat yang mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi sulung posterior. SSC
merupakan paduan austenitik Stainless Steel 18/8 dari kelompok AISI 304 yang mengandung Chrome
18% dan Nikel 8%, dapat digunakan untuk bahan tambal sementara maupun tetap pada gigi yang
mengalami kerusakan yang luas karena karies, fraktur mahkota, hipoplasia email, atau restorasi setelah
perawatan saraf
SSC adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan mempunyai
bentuk anatomis sesuai gigi asli. Materialnya mengandung 18% chromium dan 8% nikel. Adanya
chromium mengurangi korosi logam. SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi sulung
dengan kerusakan gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota gigi dan membentuk kembali
bentuk anatomi gigi serta lebih tahan lama dibandingkan restorasi lainnya. SSC memiliki keunggulan
dalam segi resistensi maupun retensi suatu restorasi. Penempatannya yang tidak terlalu lama dan dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan akan sangat memudahkan dokter gigi dan juga meningkatkan
kepuasan pasien. Hal ini disebabkan karena pasien tidak perlu melakukan kunjungan ke dokter gigi
secara berulang kali. Namun demikian, SSC memiliki kekurangan dalam segi estetika, karena warnanya
yang berupa logam membuat pasien tidak mampu memperoleh estetika yang memuaskan.
Stainless Steel Crown (SSC) adalah suatu paduan logam dental (alloy) nikarat yang dapat dan
digunakan untuk bahan tambal sementara dan mudah dibentuk untuk diadaptasikan pada gigi yang
mengalami kerusakan yang luas karena karies, fraktur mahkota, hipoplasia email, atau restorasi
setelah perawatan saraf. SSC digunakan secara luas di dunia kedokteran gigi karena berbagai
pertimbangan, yaitu kemudahan cara pemasangan, mudah didapat, tidak mahal, dan sedikitnya jumlah
kunjungan pasien, sehingga memberikan keuntungan teknis pada operator dan ekonomis kepada
pasien. Komposisi SSC terdiri dari 18% Chromium, 8% Nikel (disebut alloy 18-8) dengan kandungan
karbon sebesar 0,8-20%. dengan paduan logam ini akan menyebabkab memperlihatkan sifat-sifat yang
menguntungkan yaitu semakin besar gaya yang menimpa, akan semakin menambah kekerasan
bahan, demikian pula kandungan Chrome yang tinggi akan mengurangi korosi
Fungsi SSC
Melindungi gigi yang lemah
Merestorasi gigi yang fraktur atau gigi yang sudah tidak dapat di restorasi dengan tumpatan
Keuntungan
Tahan lama, tahan aus, dan retentif
Waktu pengerjaan lebih singkat
Pasien kurang kooperatif
Biayanya tidak terlalu mahal
Memperbaiki struktur gigi dan penampilan.
Memperbaiki gigi yang telah mengalami perubahan warna atau memiliki bentuk yang tidak estetis.
Menutupi dan menyangga gigi dengan kondisi seperti berikut ini: Pada keadaan sisa gigi yang tidak
mencukupi untuk dilakukan tambalan.
Untuk menyangga bridge (protesa gigi jembatan).
Untuk melindungi gigi yang lemah dari fraktur atau bahkan memperbaiki gigi yang telah rusak.
Untuk menutupi gigi implan
Kerugian
Estetik buruk
Masalah periodontal
Reaksi alergi, dermatitis
Oarng tua tidak setuju
Ada dua macam SSC :
• Festooned : dengan merek Ni-Chro primary crown, keluaran ion – 3M (USA) adalah metal
crown yang sudah dibentuk menurut anatomis gigi, baik kontour oklusal, bukal / lingual, proksimal
dan tepi servikal. Penyelesaian preparasi SSC jenis festooned ini tinggal membentuk / menggunting
permukaan servikal mahkota tersebut.
• Unfestooned : dengan merek Sun – Platinum, keluaran Sankin, Jepang adalah metal crown
yang telah dibentuk permukaan oklusal saja sedangkan bagian bukal / lingual dan servikal harus
dibentuk dengan tang khusus. Kedua macam bentuk mahkota harus dimanipulasi agar tetap baik
marginalnya.

Sumber : Mathewson, Richard J. et al. Fundamentals of Pediatric Dentistry. 3rd ed. Quintenssence
Publishing Co, Inc. Chicago. P 233-246. 1995.
Ratna Indriyanti. 2019. MAHKOTA BAJA NIRKARAT (STAINLESS STEEL CROWN) PADA GIGI SULUNG;
TINJAUAN KOROSI DAN INFLAMASI

2. Indikasi dan kontra indikasi SSC


Indications
1. Following pulp therapy
2. Multisurface caries restorations
3. Patients at high risk of caries
4. Deciduous teeth with developmental defects, such as amelogenesis imperfecta, dentinogenesis
imperfecta, enamel hypoplasia
5. Teeth with extensive wear
6. Where it is likely that the restoration will fail, e.g., proximal box formed is extended beyond the
anatomic line angles.
7. Fractured teeth
8. Abutment for space maintainer
9. Patients who are unlikely to attend follow up appointments

Contraindications
1) Primary teeth that exhibit more than a half of root resorption
2) Primary tooth approaching exfoliation (6 to 12 months)
3) The tooth is with excessive mobility
4) Patients with nickel allergies and sensitivity
5) Inability to fit the crown due to lack of cooperation by the patient
6) Tidak ada retensi ( sebagian sisinya sdah hilang )

Indikasi Penggunaan Mahkota Stainless Steel


INDIKASI
Karies multiple
Karies yang mengenai incisal edge
Dekalsifikasi servikal Gigi pasca perawatan pulpa
Karies sedikit tetapi ohinya buruk
Hipoplasia
Diskolorisasi
Pada kavitas klas 3 atau 5 yang sulit di kontrol kelembabannya
Terkena rampant karies
Tumpatan amalgam/ gic/ kompsoit gagal
Abutment unutk sapce mainteiner
Bruxsim
Restorasi pada hypoplastic molar permanen
Restorasi gigi sulung setelah prosedur pulpotomi atau pulpektomi.
Restorasi gigi dengan kelainan herediter seperti dentinogenesis imperfekta atau amelogenesis
imperfekta.
Kontraindikasi :
1) Gigi sulung yang menunjukkan lebih dari setengah resorpsi akar
2) Gigi sulung mendekati pengelupasan (6 sampai 12 bulan)
3) Gigi dengan mobilitas yang berlebihan
4) Pasien dengan alergi dan sensitivitas nikel
5) Ketidakmampuan untuk memasang mahkota karena kurangnya kerjasama dari pasien
6)Tidak ada retensi ( sebagian sisinya sdah hilang )

Sumber : Dharanshi V. Amlani; Melina Brizuela.2022.Stainless Steel Crowns In Primary Dentition

3. Prinsip preparasi SSC


Kekurangan tersebut dapat dihindari jika memperhatikan 2 prinsip utama :
(1) Panjang crown
(2) Bentuk margin gingiva crown.
Panjang SSC harus memungkinkan crown untuk masuk tepat ke dalam sulkus gingiva. Sebaiknya,
panjang crown harus sedikit memanjang ke apikal dari ketinggian kontur gigi. Untuk gigi sulung,
kontur bukal, lingual, dan proksimal berada tepat di atas gingiva crest
SSC diratakan panjangnya sehingga margin gingiva mendekati diameter terbesar (ketinggian kontur)
crown gigi, jarak antara margin crown dan permukaan gigi dapat berkurang.
Jika tepi crown hampir mendekati diameter terbesar gigi jaraknya cukup kecil logam dapat
menyesuaikan dengan gigi. Crown yang melebihi tinggi kontur gigi sangat sulit untuk beradaptasi
dengan permukaan gigi.
Dua Prinsip untuk Mendapatkan Adaptasi Optimaldari Stainless Steel Crown pada Molar Sulung
Tang contouring dan crimping diperlukan untuk menerapkan adaptasi gingiva yang sesuai. Menjaga
prinsip panjang crown dan bentuk margin adaptasi optimal dan keberhasilan klinis tajuk.
Margin crown yang diratakan harus mendekati bentuk gingiva crest disekitar gigi. Kontur gingiva
berbeda pada margin gingiva di sekitar molar sulung kedua tinggi okluso gingiva menjadi lebih pendek
di sepanjangmargin gingiva crest menuju permukaan mesial dan distal.Gingiva bukal pada gigi molar
satu memiliki bentuk yang berbeda tonjolan serviks mesiobuccal, margin gingiva menurun dari distal
kemesial "S yang direntangkan“.Kontur proksimal dari hampir semua gigi sulung "berkerut" tinggi
okluso servikal terpendek sekitar titik tengah bukolingual. Dengan mengingat bentuk-bentuk ini saat
meratakan SSC, adaptasidengan gigi yang berdekatan akan menjadi lebih mudah.

Sumber : Pinkham. Pediatric Dentistry. Ed 4. 2005. Elsevier Sounders. P. 362


Prinsip dasar preparasi :
1. Pemeliharaan struktur gigi
2. Bentuk retensi dan resistensi
3. Daya tahan dari restorasi
4. Integritas tepi restorasi
5. Pemeliharaan jaringan periodontium

4. Prosedur preparasi SSC


Teknik preparasi gigi meliputi :
Preparasi gigi posterior
 Pengukuran materi gigi
Sebelum gigi dipreparasi jarak mesio distal diukur dengan kaliper. Pengukuran ini bertujuan untuk
memilih besarnya SSC yang akan dipakai, sesuai dengan besarnya gigi.
Preparasi mahkota.
 Pembuangan seluruh jaringan karies
Dengan round bur putaran rendah atau dengan menggunakan ekskavator.
 Mengurangi permukaan oklusal
Fisur – fisur yang dalam pada permukaan oklusal diambil sampai kedalaman 1 – 1,5 mm dengan
tapered diamond bur.

 Mengurangi permukaan proksimal


Sebelum melakukan preparasi, gigi tetangga dilindungi dengan prositektor atau suatu steel matrik
band. Tempatkan tapered diamond bur berkontrak dengan gigi pada embrasur bukal atau lingual
dengan posisi sudut kira – kira 20° dari vertikal dan ujungnya pada margin gingiva. Preparasi dilakukan
dengan suatu gerakkan bukolingual mengikuti kontour proksimal gigi. Untuk mengurangi resiko
kerusakan pada gigi tetangga akibat posisi bur yang miring, maka slicing dilakukan lebih dahulu dari
lingual ke arah bukal atau sebaliknya, baru kemudian dari oklusal ke gingival.

 Mengurangi permukaan bukal dan lingual


Dengan tapered diamond bur permukaan bukal dan lingual dikurangi sedikit sampai ke gingival
margin dengan kedalaman lebih kurang 1 – 1,5 mm. Sudut – sudut antara ke-2 permukaan dibulatkan.
 Perlindungan pulpa
Pembuangan jaringan karies yang telah mencapai dentin cukup dalam sebaiknya ditutupi dengan
kalsium hidroksida, yang berfungsi melindungi pulpa terhadap iritasi.

Langkah – Langkah Persiapan SSC Sebelum Dipasang


 Pemilihan ukuran SSC
SSC dipilih sesuai jarak mesio-distal gigi susu sebelum preparasi. Jika jarak mesio-distal dari gigi yang
akan dipreparasi sudah tidak dapat diukur, dapat diambil jarak gigi tetangga sebelah mesial ke gigi
tetangga sebelah distal dari gigi yang dipreparasi. Bila gigi tetangga tidak ada, dapat diambil ukuran
dari gigi yang kontra lateral pada satu rahang. Ukuran crown yang dipilih harus cukup besar untuk
disisipkan diantara gigi di bawah gingival margin dan sedikit bisa berotasi.

 Pemotongan SSC
Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi. Tekan SSC ke arah gingiva :
o bila terlalu tinggi atau rendah maka oklusi tidak baik.
o bila terlalu besar atau kecil, SSC tidak dapat memasuki sulkus gingiva. Periksa apakah tepi SSC pada
daerah aproksimal sudah baik.
o Tentukan kelebihan SSC, kemudian buang dengan stone bur atau potong dengan gunting.

 SSC coba lagi dan perhatikan :


o oklusi gigi geligi.
o jika gingiva terlihat pucat berarti SSC masih kepanjangan dan perlu pemotongan bagian servikalnya.
 Pembentukan SSC Diperlukan tang – tang khusus : Tempatkan tang dengan paruh cembung sebelah
dalam dan paruh cekung sebelah luar mahkota yang akan dibentuk. Bagian bukal dan lingual serta
servikal dibentuk dengan konfigurasi yang sesuai dengan giginya. Bagian servikal harus benar
menempel pada posisi gigi untuk mendapatkan retensi yang maksimal.

 Penghalusan SSC
Penghalusan merupakan langkah terakhir dan penting jika SSC telah sesuai. Permukaan kasar akan
mengiritasi gingiva dan memudahkan penumpukan plak. Untuk tindakan ini daerah margin SSC diasah
ke arah gigi supaya pinggirnya tidak mengiritasi gingiva, kemudian pinggir dihaluskan dan dilicinkan
dengan stone bur atau rubber whell.
 Pemasangan SSC
Setelah gigi selesai dipreparasi, SSC dipersiapkan, gigi dikeringkan dan diisolasi dengan gulungan
kapas. Saliva ejektor dipasang agar gigi tetap kering dan bebas dari saliva. Gunakan adhesif semen
misalnya polikarboksilat, diaduk sampai konsistensi seperti krim dan dialirkan ke dinding sebelah
dalam SSC hingga hampir penuh.

Pasang SSC dari lingual ke bukal, tekan dengan jari sampai posisi yang tepat kemudian pasien disuruh
menggigit dengan wooden blade diletakkan di atas gigi tersebut.

Jika semen telah mengeras, bersihkan semua kelebihan bahan terutama pada celah gingiva dan
daerah interdental papil dengan menggunakan skeler. Semen yang berlebihan dapat mengakibatkan
inflamasi gingiva dan ketidaknyamanan. Pasien diinstruksikan untuk diet setengah lunak selama satu
hari dan dianjurkan untuk membersihkan celah gingiva dan daerah interdental papil dengan dental
floss.
 Pengecekan oklusi (evaluasi)
Pengecekan oklusi dengan gigi antagonisnya apakah ada open bite atau warna kepucatan pada
gingiva atau tidak.

Keberhasilan Restorasi SSC


Pembuangan karies dan yang dibutuhkan, tepat untuk terapi pulpa.
 Pengurangan struktur gigi yang optimal untuk retensi mahkota yang adekuat.
 Kurangnya kerusakan gigi tetangga setelah pembukaan kontak interproksimal.
 Pemilihan ukuran mahkota yang tepat untuk menentukan panjang lengkungan.
 Adaptasi marginal yang akurat dan kesehatan gingiva
 Fungsi oklusal yang baik.
 Prosedur penyemenan yang optimal.
Sumber : Ebook KARIES GIGI: Perspektif Terkini Aspek Biologis, Klinis, dan Komunitas,  Rosa Amalia
2021 Penerbit : UGM press.
Ebook Kerusakan Gigi Pascaperawatan Endodontik,  Ruslan Effendy, Cecilia Gerda Juliani
Lunardhi, Mandojo Rukmo 2020 Penerbit : Airlangga.
Ebook Manajemen Karies pada Anak, Yuanita Lely Rachmawati, Dini Rachmawati, Ambar
Puspitasari, Neny Roeswahjuni, Edina Hartami, Amaliyah Nur Irianti, Luh Wayan Ayu
Rahaswanti, Chandra Wigati 2022 Penerbit : Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai