1. Hipersalivasi? ▶️vira
Adalah keadaan Produksi saliva berlebih yg dapat mengindikasikan adanya suatu kondisi tertentu,
dimana kelenjar ludah akan menghasilkan lebih banyak air liur dari biasanya.
2. Restorasi? ▶️
adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan bentuk, fungsi, dan
penampilan gigi. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan indirek.
istilah generik yang digunakan untuk menyebut tambalan, inlay, mahkota, jembatan, implan,
atau protesa lepasan yang menggantikan jaringan gigi yang hilang dan merestorasi bentuk
fungsi, atau estetik
3. Biokompatibilitas? ▶️
merupakan kemampuan suatu material untuk dapat berinteraksi dengan sel,jaringan maupun sistem
metabolisme yang tidak menyebabkan toksisitas serta injuri
4. Tumpatan? ▶️nadira
suatu tindakan restorasi gigi dengan cara membuang jaringan karies dan meletakan bahan
restorasi pada gigi yang mengalami kerusakan. mengembalikan fungsi gigi dalam mulut dengan
jalan menghentikan proses karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat. Beberapa bahan
tumpatan yang dipakai yaitu resin komposit, amalgam, dan GIC
mengembalikan fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan proses karies dan menjaga
pulpa agar tetap vital dan sehat.
List soal
1. Bagaimana sifat fisik dan mekanik meterial restorasi dan biokompatibilitas yang ada pada rongga
mulut ? ▶️
a.Sifat fisis
-Perubahan-perubahan dimensional selama dan setelah setting
Keberhasilan dari banyak prosedur restorative tergantung pada perubahan-perubahan
dimensional yang terjadi selama pembuatan cetakan,cor dan setting.Penyebab dari adanya
perubahan dimensional adalah : berlanjutnya setting secara lambat,penglepasan stress
(tekanan) yang terbentuk selama setting,penyerapan air serat terlepas atau menghilangnya
unsur-unsur pokok dari suatu material
-Densitas
Densitas atau kepadatan merupakan sifat yang mendasar yang mempengaruhi aspek design
suatu alat kedokteran gigi
-Penampilan
Salah satu kebutuhan yang paling diinginkan adalah bahan-bahan tersebut harus mempunyai
penampilan yang sesuai dengan jaringan normal keras maupun lunak
b. Material-material yang digunakan harus cukup kuat untuk menahan kekuatan gigit tanpa
terjadi fraktur (retak atau patah) dan cukup kaku untuk menjaga bentuknya dibawah suatu
beban
Sifat fisik-mekanik yang baik dari bahan kedokteran gigi adalah bahan harus stabil dalam
kondisi asam/basa cairan rongga mulut, penghantar termal rendah sebaiknya sedapat
mungkin sama dengan jaringan gigi, mempunyai daya tahan deformasi permanen atau patah
di bawah tekanan kunyah, mempunyai kemampuan dapat dipoles sehingga memberi
permukaan yang halusdan homogen, sesuai dengan warna gigi, tahan terhadap kepatahan di
bagian tepi yang tipis, daya tahan terhadap pemakaian terutama email gigi, tahan terhadap
korosi/karat, mempunyai adesi atau ikatan kimia dengan jaringan gigi yang baik, mempunyai
adaptasi yang baik dengan dinding kavitas gigi, tidak mempunyai sifat alat penghantar listrik
dalam rongga mulut, tidak sensitif dengan kontaminasi kelembaban selama peletakan bahan
restorasi, dan tidak ada perubahan termal atau perubahan demensi selama proses
pengerasan.
Biokompatibilitas atau keadaan yang harmonis antara bahan restorasi dengan lingkungan biologi
mulut. Bahan restorasi dapat berkontak dengan mukosa, jaringan gigi, pulpa tanpa memberi
pengaruh toksik. Masalah yang dihadapi adalah dikeluarkannya bahan kimia dari bahan restorasi
yang dapat menyebabkan iritasi pulpa atau reaksi alergi.
Sifat-sifat kimia
Suatu bahan di dalam mulut harus:
Tidak larut dalam saliva/dalam segala macam cairan yang bias dimasukkan ke dalam mulut.
Tidak luntur dan tidak berkarat
Sifat-sifat mekanis dan termis
Bahan-bahan yang dipergunakan untuk berbagai pemakaian kedokteran gigi haruslah cukup
kuat, cukup kaku dan keras serta tahan terhadap abrasi dll. Thermal conductivity (penghantar
panas) Jenis bahan mempunyai perbedaan dalam penghantar panas (logam keramik/porcelain)
Misal Amalgam campur emas, gigi sensitif terhadap perubahan suhu dalam tubuh. Sifat Galvanis
Listrik galvanis atau loncatan listrik dapat terjadi karena ada 2 logam yang berbeda dalam mulut.
Misal logam aluminium sebagai mahkota tiruan sementara dan logam emas mahkota tiruan
tetap pada gigi lain.
2. Apa saja bahan bahan restorasi yang digunakan dalam tambalan gigi tersebut? Vira▶️rateh
Bahan restorasi gigi sangat beragam dan terus mengalami perkembangan, diantaranya amalgam,
resin komposit, bahan tumpatan modifikasi resin (komposit modifikasi polyacid), kompomer, giomer
(komposit modifikasi glass filler), semen ionomer kaca (self-setting), resin modifikasi glass ionomer
(polimerisasi sinar), serta bahan restorasi sementara semen zinc oxide eugenol (WHO, 2009).
Bahan-bahan yang umum digunakan untuk melakukan restorasi gigi antara lain:
Direct Filling Gold
Material ini dianggap sebagai salah satu material restorasi permanen, karena memiliki sifat yang
paling mendekati material ideal. Bahan ini tidak bisa rusak oleh cairan mulut, selain dapat pula
beradaptasi dengan dinding kavitas. Berat jenis foil emas rendah, tetapi meningkat selama
kondensasi. Koefisien ekspansi termalnya hampir sama dengan struktur gigi. Material ini sangat
mengkilat dan tidak rentan terhadap korosi. Sebelum penggunaannya, higiene mulut pasien dan
kondisi fisiknya harus dipertimbangkan.
Kelebihan
Koefisen ekspansi termal mendekati dentin.
Tidak membutuhkan media semen untuk restorasi
Tidak menyebabkan diskolorasi gigi karena adpatasi yang baik dengan marjin dan dinding preparasi.
Tidak larut dalam cairan mulut.
Kelemahan
Dapat meningkatkan ke sensitive gigi
Resiliensi dentin dan adaptasi emas memungkinkan terjadinya kerapatan yang hampir sempurna
antara struktur gigi dan emas.
Maleabilitas emas menyebabkan marjinnya merapat sendiri secara permanen.
Sebagai logam mulia, emas tidak korosif dan bernoda.
Koefisen ekspansi termal mendekati dentin.
Tidak membutuhkan media semen untuk restorasi
Tidak menyebabkan diskolorasi gigi karena adpatasi yang baik dengan marjin dan dinding preparasi.
Tidak larut dalam cairan mulut.
Kelemahan
Technique sensitive
Karena tingginya konduktivitas termal emas, restorasi yang lebih besar dapat meningkatkan
sensitivitas gigi.
Foil emas lebih mahal dibandingkan material restorasi lain.
Tidak dapat digunakan jika estetika dibutuhkan.
Amalgam Dental
Amalgam mudah dimanipulasi, tidak begitu technique sensitive , dan pada saat bersamaan isolasi
tidak terlalu crucial khususnya pada restorasi amalgam non-Zn. Amalgam resisten terhadap
pengausan dan dapat menahan beban oklusal yang besar, meskipun semua kontak gigi mengenai
restorasi. Amalgam memiliki kekuatan tensil rendah karena itu memerlukan preparasi gigi spesifik
yang mengorbankan struktur gigi lebih banyak. Amalgam memiliki konduktivitas termal tinggi
sehingga diperlukan perlindungan pulpa pada kavitas yang dalam. Hal ini mungkin menjadi penyebab
awal terjadinya sensitivitas pasca tindakan.
Koefisien ekspansi termal amalgam hampir dua kali lipat dibandingkan dengan ekspansi termal
struktur gigi, yang menyebabkan perkolasi karena perubahan temperatur. Bentuk kegagalan pada
aloi tembaga tinggi adalah frakturnya badan tambalan ( bulk fracture). Penyebab lain kegagalan
adalah karies sekunder. Di rongga mulut, amalgam mengalami korosi, yang membantu self sealing
pada restorasi, sehingga lama kelamaan akan mengurangi kebocoran mikro.
Kelebihan
Mudah dimanipulasi
Karakter fisik amalgam sebanding dengan email dan dentin
Kurang technique sensitive
Self sealing
Biokompatibel
Resisten tehadap aus
Lebih murah
Restorasi bonded amalgam dapat juga beradhesi dengan struktur gigi.
Kekurangan
Kurang estetik
Dibutuhkan preparasi luas untuk menahan tumpatan amalgam
Tumpatan amalgam dapat mengalami korosi atau bernoda dalam jangka waktu lama, menyebabkan
diskolorasi
Tidak beradhesi dengan gigi
Amalgam tidak cukup kuat untuk memperkuat struktur gigi yang lemah
Material yang rapuh karena rendahnya kekuatan tensil.
Indikasi
Preparasi Kelas I, II, V dan VI yang tidak memerlukan estetika dan isolasi sulit dilakukan
Digunakan sebagai fondasi pada kasus kerusakan gigi berat ketika merencanakan restorasi tuang
Digunakan pada restorasi pasca perawatan endodonsia
Kontraindikasi
Bila estetik menjadi perhatian utama
Preparasi Kelas I dan Kelas II kecil sampai sedang
Idealnya bahan restorasi adalah mendekati sifat struktur jaringan gigi, mempunyai kekuatan
adesi dengan jaringan gigi yang cukup dan hasil restorasi mempunyai tampilan yang baik.
Sifat ideal bahan restorasi dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu sifat fisik-mekanik,
biokompatibilitas, estetika dan aplikasi.
Sifat fisik-mekanik yang baik dari bahan kedokteran gigi adalah bahan harus stabil dalam kondisi
3. Apa saja yang menjadi factor keberhasilan teerhadap bahan restorasi ? nerissa▶️nadira
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan bahan restorasi
Kesuksesan restorasi untuk penggunaan klinik yang lama dapat dibagi dalam tiga grup kategori yaitu
a). Pasien, Karakteristik pasien sebagai faktor yang berperan penting dalam usia pakai restorasi.
Kerjasama yang baik dari pasien selama prosedur perawatan meliputi kontrol saliva, kejelasan akses
ruang operasi akan membantu dalam preparasi gigi dan peletakan bahan restorasi. Besar ukuran
restorasi, faktor makanan/diet, kegiatan preventif pasien dan kebiasan buruk pasien seperti
bruksisma atau sering menggigit es batu juga penting
b). klinisi/dokter gigi, faktor keahlian dokter gigi berpengaruh pada usia pakai suatu
restorasi, preparasi jaringan gigi, pembuatan kontur restorasi, dan adanya over hanging akan
menyebabkan kegagalan dari restorasi. Begitu cepatnya perkembangan bahan restorasi dengan
berbagai modifikasi harus selalu diikuti oleh dokter gigi agar dapat menggunakan bahan restorasi
dengan baik.
c). bahan restorasi, Faktor bahan restorasi, misalnya perubahan kecil pada saat manipulasi dapat
menyebabkan perbedaan yang besar dalam kualitas dan tampilan suatu restorasi. Keadaan ini
dikenal dengan sensitivitas teknik saat manipulasi. Sensitivitas teknik saat manipulasi akan memberi
variasi dalam sifat fisik, mekanik, karakteristik penanganan dan tampilan hasil restorasi. Sensitivitas
teknik ini dapat terjadi pada laboratorium dental yang dikerjakan oleh tekniker terutama saat proses
pembuatan metal core dan mahkota porselen terutama terjadi setelah dilakukan proses sementasi
pada gigi. Pada penggunaan amalgam dapat terjadi pada saat waktu pencampuran dan kecepatan
yang dipakai serta kontaminasi akan menyebabkan berkurangnya kekuatan restorasi. Penggunaan
gigi geligi saat berfungsi juga berpengaruh secara individual seperti abrasi oleh makanan, kebiasaan
buruk seperti bruksisma, sikat gigi, dan faktor lain.
5. Apa yg dimaksud dengan tumpatan? Serta kegunaannya untuk apa? nadira ▶️tasya
Tumpatan gigi adalah pengembalian fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan proses
karies dan menjaga pulpa agar tetap vital dan sehat. Penumpatan gigi merupakan suatu tindakan
restorasi gigi dengan cara membuang jaringan karies dan meletakan bahan restorasi pada gigi yang
mengalami kerusakan.
6. Mengapa harus mempertimbangkan sifat fisik dan mekanik material restorasi sebelum melakukan
penanganan? Rateh▶️vira
harus mempertimbangkan sifat mekanik, seperti ketangguhan retak, kekuatan tekan, kekuatan
lentur, ketahanan aus,. Contohnya pada Resin komposit, resin komposit untuk gigi posterior harus
memiliki sifat mekanik seperti struktur gigi asli dan harus memiliki kekuatan tekan yang sama atau
lebih baik dari struktur gigi asli untuk menahan gaya mastikasi (Banava et al., 2008). Kekuatan tekan
memiliki peran penting dalam proses mastikasi (Didem et al., 2014) Ketika suatu objek diuji dengan
tekanan, kegagalan mungkin akan terjadi sebagai akibat dari pada objek tersebut (Sakaguchi dan
Powers, 2012). Dan Salah satu pertimbangan penyebab kegagalan restorasi adalah fraktur karena
kelelahan bahan. Kelelahan bahan pada restorasi gigi dipengaruhi penyerapan air oleh matriks resin
dan kekuatan oklusi (Matheus et al., 2010). Pengerutan polimerisasi juga menimbulkan stress pada
gigi yang direstorasi sehingga dapat mengakibatkan ketahanan yang tidak memadai dalam
lingkungan mulut (Caselli et al., 2006).
Jadi jika dalam melakukan penangan tidak mempertimbangkan sifat- sifat mekanik atau fisik akan
menimbulkan dampak / kegagalan restorasi.
Karena dokter harus mempertimbangkan bahan yang akan digunakan untuk melakukan penanganan
apakah sudah aman untuk pasien, apakah ada efek samping setelah menggunakan bahan tersebut,
apakah sudah biokompatibilitas dengan keadaan gigi pasien karena tidak semua kasus pasien yang
dihadapi penanganannya sama.
Celah mikro yang terbentuk antara dinding kavitas dengan bahan tumpatan sementara
dapat mempercepat kerusakan bahan tumpatan sementara sehingga terjadi kontaminasi antara
bahan tumpatan sementara dengan saliva danmikroorganisme yang akan mengakibatkan kegagalan
perawatan endodontik.