Anda di halaman 1dari 19

SKENARIO II :PORSELEN

MAHKOTA GIGI TIRUAN PORSELEN


Seorang wanita usia 31 tahun, pekerjaan guru, datang ke RS. Gigi dan Mulut Universitas Jember
dengan keluhan ingin memperbaiki gigi depan rahang atas yang patah akibat jatuh. Pada pemeriksaan intra
oral di dapatkan gigi 21 patah lebih dari sepertiga mahkota gigi, tidak sakit dan tidak goyang. Gambaran
rontgenologi mahkota gigi 21 patah belum mengenai pulpa dan tidak ada kelainan jaringan periodontal.
Pasien meminta dokter gigi untuk merawat gigi tersebut agar bisa kembali seperti semula, baik bentuk
maupun warnanya. Akhirnya dokter gigi memutuskan untuk dibuatkan mahkota jaket pada gigi 21
menggunakan bahan porselen. Agar pasien tidak kecewa terhadap hasil perawatan, maka dokter gigi juga
menerangkan kelebihan dan kekurangan dari dental porselen, termasuk: komposisi, sifat, klasifikasi,jenis,
manipulasi dan dental porselen modern. Hal ini yang menyebabkan perawatan ini mahal dan lama.

STEP 1
Clarifiying Unfamiliar Terms

1. Porselen : suatu bahan dari Kedokteran Gigi yang mempunyai sifat rapuh, mempunyai estetik yang
baik, bersifat translusensi dan putih, serta dibakar dengan temperature yang tinggi. Biasanya juga
digunakan sebagai restorasi untuk mahkota jaket dan digunakan pada gigi anterior dan juga posterior.

1
2. Mahkota jaket : restorasi yang melibatkan seluruh mahkota gigi yang telah di preparasi tidak bersifat
konservatif digunakan pada gigi yang tidak bisa diperbaiki maupun ditambal dan biasanya lebih
sering digunakan pada gigi anterior daripada posterior
3. Dental porselen modern : bahan porselen untuk restorasi gigi yang ditambahkan suatu bahan silikat
yang bertujuan untuk menambahkan sifat mekanisnya

STEP 2
Problem Definition

1. Apa saja komposisi dental porselen ?


2. Apa saja indikasi dental porselen ?
3. Apa saja klasifikasi dental porselen ?
4. Apa saja manipulasi dental porselen ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dental porselen ?
6. Apa saja sifat dan syarat dental porselen ?
7. Mengapa digunakan dental porselen modern bukan konvensional ?

2
STEP 3
Brain Storming
1. Komposisi :
a. Kaolin : bersifat plastis jika ditambahkan air untuk memudahkan manipulasi, jika ditambahkan
berlebih bahan kaolin ini bisa berwarna kehitaman, dan bersifat plastis agar porselen mudah
dibentuk
b. Silikat : quartz kristalin yaitu hydrous alumunium silikar yang bersifat stabil dan tidak meleleh
c. Feldspar : mineral alami yang terdiri dari potassium, sodium, alumunium, dll, jika dibakar akan
memberikan sifat translusensi
d. Bahan lain :
- Pigmen : dalam porselen pigmen digunakan untuk memberikan warna pada porselen agar
sesuai dengan warna gigi. Biasanya digunakan oksida-oksida logam dalam pemberian warna
ini. Oksida besi member warna kecoklatan, oksida tembaga hijau, oksida titanium member
warna coklat kekuningan dll
- Fluks : menaikkan kecairan atau kelelehan porselen saat manipulasi. Pada penyerapan bahan
tidak perlu karbonat dan oksida timah. Opasifir agar serupa dengan gigi asli
2. Indikasi :
a. Membutuhkan estetika yang tinggi
b. Tidak mendukung gigi untuk ditumpat
c. Didukung dengan struktur gigi yang ada
3
d. Restorasi dengan cara penambahan porselen dengan logam
e. Digunakan untuk gigi anterior dan posterior yang punya tekanan normal
f. Restorasi yang sebelumnya gagal
g. Digunakan pada enamel hyperplasi
h. Perubahan warna kekuningan
i. Digunakan untuk mahkota jaket dan dentin
Kontradiksi
a. Tidak untuk orang bruxism’
b. Indeks karies tinggi
3. Klaifikasi
a. Pembakaran
- Pembakaran pada tekanan atmosfer
- Pembakaran pada tekanan yang dikurangi
b. Suhu tertentu
- High medium 13000
- Medium low 1100-13000
- Low 850-11000
- Ultra Low dibawah 8500
c. Struktur pendukung
- Reinforced Ceramic Core System : inti alumina dan zirconia yang putih dan kuat
ditambahkan. Inti keramik menggunakan infiltrasi kaca kekuatan tinggi yang cocok untuk
mahkota posterior dan anterior
- Resin Bonded Ceramic : menggunakan teknik adhesive dengan enamel, dentin, dan keramik
tinggi
- Metal Ceramic : untuk mahkota tunggal dan jembatan unit selama lebih dari 30tahun
d. Aplikasi
- Inti porselen
- Dentin porselen
- Porselen enamel
e. Opasitas
- Opack porselen : menutupi warna awal
- Body porselen : layer yang opak
- Insisal porselen : lebih translusensi
4. Manipulasi
- Pemadatan (kondensasi) : bisa dengan vibrasi, spatula dan sikat. Porselen diberi tisu untuk
menyerap air
4
- Pembakaran : ditaruh ditungku api lalu dimasukkan pada tungku lalu dibakar dan selanjutnya
diberi zat pewarna
- Pendinginan
5.
 Kelebihan
- Induksi termal yang baik
- Estetika tinggi
- Tidak terpengaruh cairan rongga mulut
- Biokompatibilitas baik
- Isolator panas yang baik
- Titik leleh tinggi
- Bisa digunakan pada gigi anterior dan posterior
 Kekurangan
- Tidak bersifat konservatif
- Rapuh
- Susah diasah
- Kekerasan terhadap fraktur rendah
- Jika ada porositas akan rapuh
- Ketidaknyamanan pasien pada gigi vital’
- Garis kehitaman akibat sisa logam
- Jika dibakar massa akan menyusut
- Mahal
6. Sifat dan syarat
a. Sifat
- Tahan korosi dan abrasi : jika rapuh ketebalan kurang pada saat pembakaran dan mudah
rusak
- Mekanis : mengalami penyusutan
- Fisis : termal ekspansi rendah
- Warna disesuaikan gigi
- Kimia : mampu beradaptasi
- Hardness : tidak mudah abrasi
- Stabil dalam cairan rongga mulut
b. Syarat
- Biokompatibel
- Dapat beradaptasi dengan baik
- Tidak iritan
5
- Tidak allergen
- Harus mempunyai koeffisien muai yang sama dengan logam
7. Karena dental porselen modern sudah mengalami perkembangan dari konvensional untuk
memperbaiki sifat dental konvensional dan penambahan sifat yang baru (mekanis dan estetis >>)

STEP 4
MAPING

6
STEP 5
Learning Objective
1. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskanFungsi Dental Porselen
2. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskanSyarat dan Sifat Dental Porselen
3. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskanKlasifikasi Dental Porselen berdasarkan
Suhu (meliputi Aplikasi, kekurangan, kelebihan dan manipulasi)

7
4. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskanKlasifikasi Dental Porselen berdasarkan
komposisi (meliputi Aplikasi, kekurangan, kelebihan dan manipulasi)
5. Mahasiswa mampu mengetahui, memahami dan menjelaskanKlasifikasi Dental Porselen berdasarkan
kegunaan (meliputi Aplikasi, kekurangan, kelebihan dan manipulasi)

STEP 6
Self Study

8
FungsiDental Porselen
ADA Code on Dental Procedures and Nomenclature (2013)
“Porcelain / ceramic is pressed , fired, polished or milled materials containging predominantly inorganic
refractory compounds- including porcelains, glasses, ceramics, and glass-ceramic”

1. Gigi tiruan sebagian cekat/ bridge


Suatu protesa cekat pendukung gigi yang dibuat untuk memperbaiki fungsi dari satu atau lebih
kehilangan gigi posterior atau fungsi dan estetis dari satu atau lebih gigi anterior
2. Mahkota jaket
Diindikasikan untuk yang memiliki karies yang parah, gigi yang fraktur, abrasi, bentuk gigi abnormal/
perubahan warna diikuti devitalisasi, gigi yang mengalami rotasi, diastema, palatoversi, labioversi, dan
crowded.
3. Gigi tiruan jembatan
4. Inlay
Inlay diindikasikan untuk gingival cavities (karies pada permukaan bukal / labial), karies pada gigi
anterior
5. Onlay
6. Veneers yang mengutamakan estetika
Diindikasikan untuk gigi yang mengalami fraktur pada sebagian mahkota, karies yang besar khususnya
bila melibatkan sudut insisal gigi anterior, dan kavitas permukaan labial yang besar, serta pit yang
hipoplastik.
Syarat dan Sifat Dental Porselen
A. Syarat Dental Porselen
o Memiliki biokompabilitas yang baik (Tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi jaringan rongga mulut,
tidak menimbulkan alergi)
o Tidak mudah larut dalam saliva
o Tidak mudah mengabrasi gigi antagonis
o Dapat beradaptasi dengan baik rongga mulut
o Memilki sifat estetik yang baik
B. Sifat Porselen
a. Sifat Mekanis
Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan suatu bahan untuk menahan tekanan yang diberikan
pada saat digunakan maupun dalam proses pembuatannya.Sifat ini bergantung pada komposisi dan
mikrostruktur.Berikut ini akan dibahas beberapa sifat mekanis keramik gigi yaitu strength,shrinkage
dan hardness.
 Strength
Strength ialah stress maksimum yang dapat dikeluarkan benda pada saat benda itu patah atau rusak
total.Keramik gigi memiliki nilai compressive strength yang tinggi (280MN/) namun tensil strength nya
rendah yaitu 70MN.
 Shrinkage
9
Penyebab shrinkage selama pembakaran adalah adanya hambatan pada saat kondensasi.Makin sedikit
air yang tinggal sewaktu pembakaran dimulai,maka makin sedikit terjadi shrinkage.Selama proses
pembakaran keramik gigi akan terjadi penyusutan sebanyak 30%-40% dari volume awal.Oleh karena
itu,mahkota keramik harus dibuat lebih besar dari ukuran selama pembakaran.
Beberapa studi menyatakan tipe low fusing porcelain memiliki ukuran volume shrinkage antara 32-
37%,tipe high fusing porcelain memiliki ukuran volume shrinkage sebesar 28-34%,medium fusing
porcelain memiliki ukuran volume shrinkage diantara kedua tipe diatas.
 Hardness
Hardness atau kekuatan bahan keramik gigi dapat diartikan sebagai suatu karakteristik yang
dihubungkan dengan kemampuan bahan tersebut untuk bertahan terhadap penetrasi pada permukaan
yang dapat menyebabkan retak dan fraktur serta abrasi akibat aliran yang plastis.Nilai hardness pada
permukaan keramik gigi adalah 460KHN.Nilai hardness ini biasanya berhubungan dengan resistensi
terhadap pemakaian yaitu ketahanan terhadap abrasi.Untuk meminimalkan terjadinya abrasi pada email
yang berkontak dengan struktur keramik gigi maka harus digunakan keramik gigi yang permukaan
mikrofraktur dengan tingkat yang sama dengan gigi asli dalam kondisi beban,struktur antagonis,sifat
abrasive dari substansi makanan,kekuatan yang diberikan dan tingkat kelarutan yang serupa.
b. Sifat Fisis
Sifat fisis keramik gigi merupakan sifat yang berhubungan dengan sifat-sifat material yang ada di dalam
keramik tersebut.
 Thermal Ekspansi
Merupakan kemampuan suatu bahan untuk ekspansi atau memuai bila dipanaskan dan akan menyusut
bila didinginkan.Koefisiensi ekspansi thermal keramik gigi adalah rendah yaitu 7x/C.Resistensi keramik
dapat ditingkatkan dengan menggunakan system perbedaan thermal ekspansi.Sistem ini memiliki
prinsip sebagai berikut,pertama harus dilakukan penekanan kembali terhadap keramik gigi yang
mengalami pemuaian dalam volumenya pada saat dipanaskan.Kedua,keramik gigi harus ditingkatkan
ekspansinya selama pemanasan dan harus lebih dikontraksikan pada saat didinginkan.
 Warna
Pada dasarnya,warna bubuk keramik gigi sebelum pencampuran adalah kuning hingga oranye.Oleh
karena warna gigi asli sangat bervariasi,maka warna keramik gigi dimodifikasi dengan penambahan zat
warna seperti biru,kuning,merah muda,oranye,coklat dan abu-abu.Keramik gigi diberi zat warna dengan
penambahan oksida untuk menghasilkan tingkatan warna sesuai kebutuhan .
c. Sifat Biologis
 Biokompatibilitas
Diartikan sebagai kemampuan suatu bahan dapat bertahan terhadap korosi,perubahan selama pemakaian
serta tidak menimbulkan reaksi penolakan terhadap jaringan tubuh.
C. Komposisi dental porselen
1. Silika
Fungsi dari silika adalah untuk memberi kekuatan dan kekerasan pada porselen karena sifatnya yang stabil,
keras, dan tidak mudah meleleh.
Terdapat 4 macam silika dalam bentuk kristal
o Quartz Kristalin
o Kristobalit Kristalin
o Trydimite Kristalin
o Silika Gabungan Non Kristal
2. Feldspar

10
Mineral alami campuran dari unsur Na, K, Al, dan Si. Feldspar memberikan warna transparan, apabila
dibakar akan meleleh menjadi bahan bening seperti gelas yang membentuk matriks. Berfungsi untuk
mengikat bahan lain yang digunakan dalam membentuk porselen seperti silika dan kaolin.
3. Pigmen
Pigmen berfungsi untuk memberikan warna pada porselen agar sesuai dengan warna gigi.Bahan yang
biasa dipakai adalah oksida logam.Beberapa contohnya adalah oksida cobalt yang menghasilkan warna
kebiruan, oksida titanium menghasilkan warna yang opaque, dan oksida nikel menghasilkan warna
kecoklatan.
4. Fluks
Bahan ini berfungsi untuk menambah kelelehan, menurunkan temperatur lebur, dan menyerap bahan
pencemar yang tidak dikehendaki.Bahan fluks yang biasa digunakan adalah karbonat kalium dan
natrium, borax, dan oksida timah.
5. Aluminium Oksida
Bahan ini berfungsi untuk memberikan kekuatan, sifat opaque, danmeningkatkan viskositas porselen
selama pembakaran.
6. Opacifier
Merupakan bahan yang fungsinya hampir sama dengan pigmen yaitu memberikan warna agar porselen
dapat menyerupai warna elemen gigi. Bahan opacifier adalah zirconium, timah, titanium.
7. Kaolin
Merupakan bahan berupa hidrous alumino silikat, apabila ditambah air akan menjadi campuran yang
plastis yang dapat dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki. Kaolin berfungsi memudahkan manipulasi
dan mempertahankan bentuk saat pembakaran.Tetapi apabila terdapat kandungan kaolin dalam dental
porselen kekurangannya adalah porselen memiliki sifat opaque yang rendah, shrinkage besar, dan
memiliki titik lebur yang tinggi.
Kaolin sering ditemukan pada porselen kedokteran gigi jenis high fusion, sedangkan untuk porselen jenis
low dan medium fusion sudah jarang ditemukan adanya kandungan kaolin.
Klasifikasi Dental Porselen berdasarkan Suhu (meliputi Aplikasi, kekurangan, kelebihan dan
manipulasi)
Dental porselen dapat diklasifikasikan atas 3 jenis menurut ketinggian temperatur yang diperlukan agar
terjadi penyatuan pada porcelain (fusing) tersebut.
Klasifikasi berdasarkan suhu ada 3 meliputi:
1. High fusing dental porcelain
Temperatur fusing di antara 1228-13710C (2350-25000 F)
2. Medium fusing dental porcelain
Temperatur fusing di antara 1093-12600C (2000-23000 F)
3. Low fusing dental porcelain
Temperatur fusing di antara 871-10660C (1600-19500 F)
Fusing temperatur ini dapat di rendahkan dengan dengan di tambahkan sodium, kalsium, potasium karbonat
dan boraks. (R. Tarigan, 1980)
1. High fusing dental porcelain
Porselen jenis high fusing ini memerlukan temperatur tinggi dalam pembakarannya. Yaitu pada temperatur
fusing di antara 1228-13710 C (2350-25000 F ) dan memerlukan waktu sekitar 5 menit untuk peleburan
pada suhu tersebut.(Anusavice, 2003)
Porselen ini mengandung kaolin 4 %, silika 15 %, feldspar 18%, dimana silika yang dikandungnya lebih
sedikit dibandingkan dengan low fusing porcelain. Porcelain ini biasanya untuk bahan gigi tiruan,
pembuatan bridge, veener crown. (EC. Combe, 1992)
Kelebihan dan kekurangan
11
Kelebihan :Celah antar partikel rapat, meminimalisir porus,Proses fusing lebih cepat
Kekurangan :Abrasif terhadap gigi antagonisnya dibanding low fusing
Lebih sulit untuk diperbaiki setelah adjustment
(Anusavice, 2003)
2. Medium fusing dental porcelain
Porcelain jenis medium ini memerlukan temperatur antara di antara 1093-12600C (2000-23000 F) dalam
pembakarannya. Persentase dari bahan yang terdapat dalam Medium fusing dental porcelain hampir sama
dengan porcelain type low fusing porcelain. (Anusavice, 2003)
Porcelain ini mengandung silika 29%, feldspar 61%, sodium karbonat 2%, boraks 1%, kalsium karbonat 5
%, potasium karbonat 2%,. Pocelain ini biasanya digunakan untuk bahan mahkota gigi tiruan, bridge atau
veneer crown.(EC. Combe, 1992)
3. Low fusing dental porcelain
Porcelain jenis low fusing ini terjadi pada temperatur antara 871-10660C (1600-19500 F). Low fusing
porcelain ini tidak mengandung kaolin danterdiri dari 12% silika, 60% feldspar, 28% fluks. (R. Tarigan,
1980)
Walaupun demikian, saat ini sukar untuk mendapatkan bahan porcelain yang mempunyai suhu pembakaran
diatas 12000C.Porcelain ini biasanya digunakan untukmembuat mahkota gigi tiruan. (EC. Combe, 1992).
Low fusing, medium fusing dan high fusing dibuat melalui pembakaran dengan udara dan
pembakaran hampa udara. Selain itu pengelompokan porcelain baru baru ini termasuk didalamnya porcelain
yang dibuat untuk tujuan melapisi struktur logam dan porcelain aluminium. Pelapis struktur logam dibuat
melalui proses pembakaran dengan suhu rendah (low fusing) dan suhu sedang (medium fusing) baik pada
pembakaran dengan udara atau pembakaran hampa udara, sedangkan porcelain alumunium dibakar rata-rata
dibawah temperatur 20500C.
Porcelain pembakaran dengan udara memiliki bentuk fisik yang sangat bagus, dimana secara klinik
dapat dibandingkan dengan porcelain pembakaran hampa udara. Porcelain pembakaran dengan udara
mempunyai banyak rongga di antara partikel partikelnya yang berpengaruh dalam penghamburan cahaya.
Udara atau gas yang keluar dari rongga tersebut akan menghasilkan atau meningkatkan keopakan porcelain.
Porcelain pembakaran hampa udara memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari porcelain
pembakaran dengan udara. Hasil dari porcelain pembakaran hampa udara mempunyai kualitas yang lebih
baik dibandingkan dengan porcelain pembakaran dengan udara. Dengan terjadinya peningkatan kekuatan
pada porcelain, maka lebih tepat digunakan pada jacket crown daripada digunakan untuk pelapis veneer.
Porcelain ini memiliki warna translusen yang bagus. Hampir semua tanpa pengecualian, porcelain
hampa udara mempunyai keopakan yang berguna untuk mencocokan bentuk body satu sama lain. Warnanya
akan lebih seragam jika operator menggunakan porcelain yang sama. Pengurangan jumlah rongga udara
akan meningkatkan kepadatan porcelain tersebut. Sehingga dengan pengurangan keopakan dan peningkatan
kepadatan menjadikan porcelain hampa udara menghasilkan bentuk yang tepat. (RW. Dykema, 1971)
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan: Tidak terlalu abrasif terhadap gigi antagonisnya,Lebih mudah dimodifikasi ulang setelah
adjustment,Memiliki rentang koefisiensi ekspansi termal yang luas
Kekurangan :Tidak serapat high fusing, sehingga memungkinkan adanya porus. (Anusavice, 2003)
Klasifikasi Dental Porselen berdasarkan komposisi (meliputi Aplikasi, kekurangan, kelebihan dan
manipulasi)
A. Glass based system
Dibuat dari bahan yang mengandung silicon dioksida. Mengandung banyak variasi alumina silikat dan juga
variasi potassium dan sodium yang dikenal sebagai fledsphatic.
B. Resin Matrix Ceramic

12
Porselen jenis ini merupakan modifikasi di mana material ceramic terkandung di dalam polymer (resin) yang
diproduksi dengan metode CAD/CAM. Porselen jenis ini memiliki tiga jenis yaitu :
1. Nanoceramic Resin
Ceramic yang diproduksi secara nanotechnology.Mengandung highly cured resin matrix (80% dari berat
nanoceramic particel), kandungan lainnya :
• Silica (d= 20 nm)
• Zirconia nanoparticel (d=4-11nm)
• Zirconia silica nanocluster berfungsi untuk mengurangi intersisal space dari filler particel
2. Glass Ceramic in a Resin Interpentrating Matrix
Terdiri dari :
1. Material Ceramic (75-86% volume)
• SiO2 (58-63%)
• Al2O3 (20-23%)
• Na2O (9-11%)
• K2O (4-6%)
• B2O3 (0,5-2%)
• Zr2O dan CaO (<1%)
2. Polymer
• UDMA (Urethane dimetilcrylate)
• TEGDMA ( Tryethylene glycol dimetilcrylate)
3. Zirconia Silica Ceramic in a resin Interpenetrating Matrix
Mengandung 85% Zirconia Silica Ceramic yang ditanam dalam polymer bisGMA , TEGDMA.
Resin Ceramic ini memiliki sifat fisis dan mekanis yang unggul di antaranya paling tahan fraktur, sangat
biocompatible,kuat terhadap tekanan oklusi, dan sangat transluensi. Porselen ini dapat digunakan sebagai
restorasi inlay, crown, maupu veneer.
C. Polycrystalline Keramik
Fitur utama dari keramik diklasifikasikan dalam kelompok polikristalin adalah struktur kristal-butiran halus
memberikan kekuatan dan ketangguhan patah, tapi cenderung memiliki tembus terbatas. Selain itu, tidak
adanya fase kaca membuat keramik polikristalin sulit untuk etch dengan asam fluorida, yang membutuhkan
waktu etsa panjang atau temperature lebih tinggi
B.1 Alumina
(misalnya, Procera AllCeram, Nobel Biocare; In-Seram AL) Bahan ini terdiri dari kemurnian tinggi Al2O3
(99,5%). Ini pertama kali diperkenalkan oleh Nobel Biocare di pertengahan 1990-an sebagai bahan inti
untuk fabrikasi dengan CAD / CAM. Memiliki kekerasan yang sangat tinggi (17 sampai 20 GPa) dan
kekuatan yang relatif tinggi. Modulus elastisitas (E = 300 GPa), tertinggi dari semua keramik gigi, telah
menyebabkan kerentanan terhadap fractures.18,19 massal Kecenderungan untuk fraktur inti dan pengenalan
bahan dengan sifat mekanik ditingkatkan, seperti kemampuan transformasi ketangguhan ditemukan di
zirconia stabil, telah menyebabkan penurunan penggunaan alumina.
B.2 stabil zirkonia
(misalnya, NobelProcera Zirconia, Nobel Biocare; Lava / Lava Plus, 3M ESPE; In-Seram YZ, Vita, Zirkon,
DCS; Katana Zirconia ML, Noritake; Cercon ht, Dentsply; Prettau Zirconia, Zirkonzahn; IPS e.max
ZirCAD, Ivoclar Vivadent; Zenostar, Wieland)
Zirconia murni ditemukan dalam tiga bentuk allotropic: monoklin, yang stabil sampai 1170 ° C, di
mana ia berubah ke tetragonal, dan kemudian kubik saat suhu melebihi 2.370 ° C.20,2. The tetragonal untuk
transformasi monoklinik disertai dengan regangan geser dan besar (4%) peningkatan volume. Peningkatan
Volume ini dapat menutup retak, yang mengarah ke peningkatan besar dalam ketangguhan retak material.
Menggunakan ini ketangguhan transformasi dalam praktek mensyaratkan bahwa fase tetragonal atau kubik
13
harus stabil pada suhu kamar dengan paduan zirkonia murni dengan oksida seperti yttrium, magnesium,
kalsium, dan cerium. Unsur-unsur ini akan sepenuhnya atau sebagian menstabilkan salah satu dari phases
ini.
Sebuah klasifikasi keramik zirkonia telah diusulkan sesuai dengan mikro mereka sebagai zirkonia
sepenuhnya stabil (FSZ), sebagian stabil zirkonia (PSZ), dan polikristal zirkonia tetragonal (TZP). Zirkonia
keramik secara historis digunakan sebagai bahan kerangka prostetik untuk veneer dengan keramik, tetapi
juga dapat digunakan untuk memproduksi restorasi monolitik. Ini tersedia sebagai bahan seragam
monokromatik, yang, jika diperlukan, dapat ternoda oleh infiltrasi. Ada kecenderungan meningkat untuk
menggunakan polikromatik (atau dicampur) blok CAD / CAM dan disk diproduksi untuk meniru variasi
dalam warna dari dentin ke enamel (misalnya, Katana Zirconia ML, Kuraray). Selain itu, bahan-bahan ini
sedang diproduksi dengan meningkatnya tembus (misalnya, Lava Ditambah; Cercon ht; NexxZr T; Zenostar
penuh Contour Zirconia, dan Zirlux FC2).

B.3 Zirconia- toughened alumina dan alumina- toughened zirconia

Karena zirconia umumnya tetap sebagian stabil dalam fase tetragonal, dan alumina menyajikan ketangguhan
moderat, ada kecenderungan dalam pengembangan alumina-zirkonia (Zirconia- toughened alumina [ZTA])
dan zirkonia-alumina (alumina- toughened zirconia [ATZ]) komposit dengan struktur baik pada skala mikro
atau nano, seperti yang diusulkan untuk aplikasi artroplasti (komposit digambarkan sebagai komposisi dari
dua atau lebih yang berbeda fase, di sini alumina dan zirkonia) .

Struktur terdiri dari komposisi bahan (rendah kekakuan kaca untuk inti kekakuan tinggi) yang secara
bertahap berubah di sebuah antarmuka (misalnya, antara inti dan veneer dan / atau permukaan intaglio inti).
Dalam satu set penelitian, zirkonia itu disusupi dengan segelas silikat dengan koefisien cocok ekspansi
termal. Persentase perubahan kaca dari 100% menjadi 0% di seluruh interfase 120-um. Modulus elastisitas
yang dihasilkan bervariasi dari 125 GPa pada permukaan menyusup ke 250 GPa di depth.. Sementara ada
sedikit perubahan dalam ketangguhan antara spesimen menyusup dan noninfiltrated, beban kontak yang
diperlukan untuk memecahkan bar menyusup pada kedua bagian atas dan bawah permukaan hampir dua kali
lipat dari bar noninfiltrated dari dimensi yang sama.
Klasifikasi Dental Porselen berdasarkan kegunaan (meliputi Aplikasi, kekurangan, kelebihan dan
manipulasi)
1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat-sifat mekanis yang
baik.
2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di atas, ini sangat menentukan bentuk dan
warna restorasi.
3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan paling translusent.
Restorasi keramik-logam
Persyaratan utama demi kesuksesan restorasi logam-keramik adalah dibentuknya ikatan yang kuat antara
porselen dengan logam campur.Begiru ikatan diperoleh, ada kesempatan untuk memberikan tekanan
pembengkokan pada sistem biomaterial selama prosedur pembakaran porselen. Penyebaran tekanan yang
tidak menguntungkan selama proses pendinginan dapat menyebabkan porselen retak-retak dan juga dapat
terjadi fraktur yang tertunda. Jadi, kesuksesan restorasi logam-keramik, baik ikatan antarmuka yang kuat
maupun kecocokan termal sangat diperlukan.
Teori ikatan logam-keramik dibagi menjadi 2 kelompok:
- Penguncian mekanis antara porselen dan logam
- Ikatan kimia melalui antarmuka logam-porselen

14
Walaupun ikatan kimia umumnya dianggap berperan untuk perlekatan logam-porselen, bukti yang ada
menunjukkan bahwa untuk sebagian kecil sistem, penguncian mekanis memberikan ikatan utama.Sifat
oksidasi dari logam campur ini sangat menentukan ootensinya untk berikatan dengan porselen.Riset tentang
sifat perlekatan selama siklus degassing juga membentuk ikatan yang baik dengan porselen, sementara
logam campur dengan perlekatan oksida yang buruk membentuk ikatan yang buruk. Beberapa logam
campur palladium-perak tidak membentuk oksida eksternal sama sekali tetapi membentuk oksida secara
internal. Untuk logam campur ini, ikatan mekanis diperlukan.(Phillips, Ed.10)
Persyaratan keramik untuk restorasi keramik-logam menurut craig:
- Dapat tetap memberikan penampilan natural dari gigi
- Low fuse temperature
- Koefisien ekspansi termal yang sesuai dengan metal
- Adaptasi yang baik dengan keadaan di dalam mulut
- Tidak abrasive terhadap gigi antagonisnya (Craig, Ed.12)
Tipe Alloy Untuk Restorasi Keramik-Logam
- Tipe 1 : tahan korosi, mudah dicasting dan dibentuk, mudah berubah bentuk selama proses firing,
kepadatan tinggi, berwarna kuning harga mahal.
- Tipe 2 : sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, tahan korosi, mudah dicasting dan dibentuk.
- Tipe 3: sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, mudah dicasting dan dibentuk, tahan terhadap
perubahan bentuk saat firing, kepadatan rendah, harga terjangkau.
- Tipe 4: sifat mirip tipe 3, tidak mengandung emas, kepadatan rendah, harga murah.
- Tipe 5: kekuatan tinggi, ekspansi besar, mudah dicasting dan dibentuk, harga murah, berwarna abu-
abu kehitaman, tidak tahan terhadap perubahan bentuk saat firing.
- Tipe 6: memiliki sifat mekanis mirip tipe 4, namun memiliki ekspansi yang lebih tinggi, tahan
terhadap perubahan bentuk saat firing, namun seperti tipe 5 dapat menimbulkan oksida yang membuat
warna abu-abu kehitaman yang sulit untuk ditutupi.
MANIPULASI
1. membuat metal coping
2. Tahap compaction
Pada tahap ini terdapat 3 macam bentuk porselen yang digunakan :
a. Opaque shade ( lapisan opaq )
Untuk menutupi warna jaringan dibawahnya yang buram.
b. Dentin Shade ( lapisan untuk dentin atau body )
Lebih translusen daripada opaq shade, menentukan warna dan bentuk restorasi.
c. Enamel shade
Membentuk bagian luar mahkota, translusen warna dapat disesuaikan dengan gigiasli.
Tahap ini bertujuan memperoleh kemampatan yang padat dari partikel- partikel bubuk dimana pemampatan
ini memberi 2 keuntungan yaitu :
i. Penyusutan ketika pembakaran menjadi lebih rendah
ii. Porositas menjadi lebih sedikit pada porselen yang sudah dibakar
Pada tahap ini dapat dilakukan dengan 3 cara yakni :
1. Metode pertama menggunakan getaran ringan untuk menampatkan bubuk yang basah secara padat
pada rangka dibawahnya. Air yang berlebih diserap degan tissue bersih dan kondensasi akan terjadi kearah
yang diserap.
2. Metode kedua digunakan spatula kecil untuk mengaplikasikan dan menghaluskan porselen yang
masih basah. Aksi pengahalusan akan membawa air naik ke permukaan sehingga bisa dibuang.

15
3. Metode ketiga menggunakan penambahan bubuk porselen kering yang diletakkan dengan bantuan
sikat disisi yang berlawanan dari adonan porselen yang basah. Sewaktu air tertarik ke bubuk yang kering,
partikel yang basah akan terdorong dan saling melekat
Apapun metode yang digunakan yang penting adalah bahwa tegangan permukaan dari air merupakan gaya
penggerak pada kondensasi dan bahwa porselen tidak boleh dibiarkan mengering sampai kondensasi selesai
dilakukan .
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses kondensasi porselen, yaitu
 Volume porositas powder
Jumlah penyusutan berkaitan dengan porositas total porselen. Pemadatan yang terjadi harus lebih besar
untuk mengurangi jumlah penyusutan
 Tegangan Permukaan
Pemadatan partikel akan lebih baik jika air dihilangkan oleh tegangan permukaan. Tegangan permukaan
akan efektif hanya jika porselen selalu tetap lembab selama penumpukan, dimana hal yang harus
diperhatikan agar porselen selalu lembab adalah mencegah suhu ruangan meningkat dan suasana kering.
 Ukuran Partikel Bubuk
Secara teori, apabila semua partikel mempunyai ukuran yang sama, maka sebanyak 45% volume yang
terbentuk terdiri dari rongga-rongga. Sehingga, untuk mendapatkan derajat oemadatan yang besar maka
diperlukan variasi ukuran partikel dalaam satu bahan. Hal ini disebabkan luas total pori-pori pada bahan
keramik dengan butiran tunggal akan lebih besar dan akibatnya kerapatan maksimum sulit dicapai. Suatu
penelitian yang dilakukan oleh Kempke, menyatakan bahwa sifat fisika dan elektrika yang optimal dari
bahan keramik porselen akan dicapai bila ukuran butir bahan baku yang lolos saringan 270 mesh lebih besar
dari 98%.
3. Firing (Pembakaran)
Pada fase ini tahap yang paling penting adalah perubahan yang terlihat pada kandungan leucite dari porselen
yang didesain untuk membuat restorasi logam– keramik.Leucite ini merupakan fase Kristal yang
mempunyai pemuaian yang tinggi atau kontraksi tinggi, dimana fraksi volume pada matriks kacanya dapat
sangat mempengaruhi koefisien kontraksi termal dari porselen. Perubahan pada kandungan leucite dapat
menyebabkan terbentuknya koefisien kontraksi termal yang tidak sama antara porselen dengan logam
sehingga menimbulkan tekanan selama pendinginan yang cukup untuk terjadinya pembentukan retak pada
porselen.
Massa porselen yang sudah dikondensasi diletakkan di depan atau dibawah muffle dari tungku yang sudah
dipanaskan (kira-kira 650 derajat Celsius untuk low-fusing). Prosedur pra-pemanasan ini memungkinkan
sisa uap air dihilangkan.Setelah pra-pemanasan kira-kira 5 menit, porselen diletakkan ke dalam tungku dan
siklus pembakaran dimulai.
Pada temperature pembakaran awal, lubang kosong akan diisi oleh udara tungku. Sewaktu sintering dari
partikel dimulai, partikel porselen saling berikatan pada titik kontaknya.Semakin tinggi temperature, kaca
yang tersintering perlahan-lahan mengalir untuk mengisi ruang udara. Meskipun demikian, udara tetap
terjebak dalam bentuk pori-pori karena massa terlalu kental untuk memungkinkan keluarnya semua udara.
Sebuah alat untuk mengurangi porositas adalah vakum pembakaran.
Vakum pembakaran mengurangi porositas dengan cara sebagai berikut. Sewaktu porselen diletakkan pada
tungku, partikel bubuk dimampatkan bersama-sama dengan saluran udara yang ada disekelilingnya.
Sewaktu tekanan udara didalam muffle tungku diturunkan sekitar sepersepuluh dari tekanan atmosfer
dengan pompa vakum, udara disekitar partikel juga akan berkurang sama besar. Ketika temperatur
meningkat maka akan terbentuk lubang yang tertutup dalam massa porselen. Kemudian vakum akan dilepas
dan tekanan didalam tungku akan meningkat sepuuh kali dan lubang akan terkompresi menjadi sepersepuluh
kali dari ukuran semula dan volume total dari poroitas juga akan berkurang dalam jumlah yang sama.

16
Tujuan dari pembakaran porselen hanyalah untuk mensintering partikel bubuk bersama-sama secara tepat
guna membentuk restorasi. Dimana pengertian sintering adalah proses penggabungan partikel-partikel
serbuk melalui peristiwa difusi saat suhu meningkat. Pada dasarnya sintering merupakan perubahan struktur
mikro partikel yang menunjukan penghilangan pori-pori antara partikel bahan, dimana pada saat yang
bersamaan terjadi penyusutan komponen yang diikuti oleh pertumbuhan grain serta peningkatan ikatan antar
partikel yang berdekatan sehingga menghasilkan bahan yang lebih mampat.

Perubahan struktur
mikro saat sintering

Suhu sintering
mempengarhi proses penyusuatan. Sintering umumnya dapat terjadi di dalam produk pada suhu tidak
melebihi dari setengah sampai dua per tiga suhu leburnya, suhu yang membuat atom cukup untuk berdifusi.
Pembakaran dilakukan pada tungku listrik, dimana elemen pemanasnya dapat terbuat dari alloy nikel-
chromium untuk pembakaran low-fusing dan alloy platinum untuk pembakaran dengan suhu yang lebih
tinggi.
Pada tahap firing ada 3 tahapan yakni :
a. Pemanasan rendah atau low bisque stage
Tujuannya adalah untuk menghilangkan air pada bahan shrinkage.Penyatuan partikel keramik hanya pada
titik kontaknya, sehigga hasil yang didapat masih cukup porus.
b. Pemanasan berlanjut atau medium bisque stage
Pada tahap ini shrinkage masih terjadi, kohesi lebih besar antar partikel (partikel menyatu).Air lebih banyak
dihilagkan dari bahan agar pengkerutan lebih kecil.Porusitas berkurang dan terjadi pengkerutan.
c. Pemanasan tinggi atau High bisque
Pada tahap ini shrinkage berlanjut sebanyak 30 – 40 % sampai benar – benar tidak terjadi shrinkage sama
sekali.
4. Tahap Glazing
Glazing adalah pelapis gelas yang tidak berwarna. Tujuan pemberian glazz ini ialah untuk kompensasi atau
mengimbangi pengkerutan selama proses pembakaran dan menutupi porus pada bahan porselen

17
KESIMPULAN
Porselen / keramik ditekan, dibakar, bahan dipoles atau digiling yang mengandung bahan yang tahan api
terutama anorganik termasuk porselen, gelas, keramik, dan kaca-keramik. Porselen diklasifikasikan
berdasarkan suhu, komposisi dan aplikasi. Proses dan teknik manipulasi mempunyai pengaruh besar dalam
keberhasilan pembuatannya.

DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J. 2003.Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Ed.10. Jakarta: EGC.
Craig, R.G. 1997. Restorative Dental Materials Ed.10. St.Louis Mosby.
Dykema RW,dkk. 1971. Modern Practice in Crown and Bridge Prostodontics. 3 rd ed. Philadelpia: W.B.
Saundars Company.
EC Combe. 1992. Sari Dental Material. Alih Bahasa. Tarigan S. Edisi 1. Jakarta : Balai Pustaka
18
Tariga R. 1980. Tambalan Inlay. Edisi Revisi. Jakarta : EGC.
Stefano. 2015. a new classification system for all-ceramic and ceramic-like restorative materials. Italy :
Qointessence Publishing Co Inc

19

Anda mungkin juga menyukai