IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID
1. Introduksi Alginat
1.1 Sejarah
Pada akhir abad yang lalu, seorang ahli kimia dari Skotlandia
memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa
menghasilkan suatu ekstrak lendir yang aneh. Ia menamakan algin pada substansi
alami ini, kemudian diidentifikasi sebagai suatu polimer linier dengan berbagai
kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro-β-d mannuronic (disebut
juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut
dalam air, tetapi garam yang di peroleh dengan natrium, kalium, dan amonium larut
dalam air.
Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia ke 2 (jepang
adalah sumber agar utama) penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang
cocok semakin dipercepat. Hasilnya adalah hidrokoloid irreversibel atau bahan
cetak alginat.
1.2 Definisi
Irreversible hidrocolloid tidak dapat kembali kebentuk semula atau kembali
menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi dan membentuk sol. Sol adalah semua
penghamburan koloid. Contoh dari irreversible hidrocolloid ini adalah alginat.
Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk
mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.
Bahan ini paling banyak dipakai dibidang kedokteran gigi. Tersedia dalam bentuk
bubuk dan bila dicampur dengan air akan membentuk adonan cair (fluid sol) yang
bersifat plastis. Pada keadaan plastis alginat ini diaplikasikan pada objek yang
dicetak, proses pengerasan (setting) terjadi beberapa menit akibat terbentuknya
kolloidal yang padat tapi fleksibel. Perbandingan pemakaian volume air dengan
bubuk yang normal yaitu 1:1. Kalau kita menginginkan adonan yang encer maka
harus ditambahkan air. Adonan yang lebih encer akan lebih mudah mengalir (flow
tinggi) ke tempat-tempat yang lebih sempit, dan pengerasan berjalan lebih lama.
Kalium alginat yang tersisa setelah proses pengerasan mempunyai sifat
mengeluarkan air (sinersis), atau dapat mengambil air (ambibisi). Hal ini
2
mempengaruhi kekerasan permukaan model dari gips, atau bila hasil cetakan
negatif tidak segera dicor akan mengalami distorsi bentuk. Pengaplikasian alginat
ini umumnya tidak digunakan untuk mencetak in lay, mahkota dan jembatan. Tetapi
baik untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik. Kestabilan dimensi alginat ini
kurang jika dibandingkan dengan elastomer.
2. Komposisi Alginat
Ion kalsium dari kalsium sulfat yang soluble akan bereaksi dengan ion
phospat dari Sodium phospat akan menghasilkan insoluable (tidak dapat larut)
kalsium Phosphat. dimana kalsium phosphat dibentuk lebih cepat dari kalsium
alginat karena kalsium phosphat memiliki solubilitas (daya larut) yang rendah
(0,2%), dan karena alasan inilah maka sodium phosphat disebut sebagai retarder
(penghambat).
Setelah reaksi ini, Trisodium phosphat perlahan-lahan akan habis, sehingga
ion kalsium dari kalsium sulfat mulai beraksi dengan Potassium alginat yang larut
untuk menghasilkan kalsium alginat gel. dengan reaksi seperti dibawah ini :
Reaksi yang terjadi belakangan ini tidak memperbesar sifat elastis bahan gel
kalsium alginat yang terbentuk sampai seluruh trisodium phosphat terpakai. dengan
demikian pabrik dapat mengontrol waktu pengerasan produknya dengan mengatur
jumlah ketentuan produknya.
4. Manipulasi
Untuk dapat memperoleh hasil cetakan yang baik, perlu duperhatikan hal-
hal berikut ini :
a. Kontainer hendaknya dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai, agar diperoleh
distribusi konstitusi yang merata.
b. Bubuk dan air hendaknya diukur sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik.
Salah satu merk bubuk tersedia dalam kantong yang larut dalam air, sehingga
dapat diperoleh konsistensi yang sama setiap kali mencampur.
c. Biasanya dipergunakan air dengan suhu kamar; apabila dikehendaki dapat
diperoleh waktu setting yang lebih cepat atau lebih lambat dengan
mempergunakan air hangat atau dingin.
d. Retensi pada sendok cetak diperoleh dengan salah satu atau kedua cara berikut;
1. Mempergunakan sendok yang berlubang-lubang;
2. Memakai bahan adhesive seperti sticky wax yang dicairkan atau methyl
cellulosa
5
Gel alginat memiliki sifat mekanik yang buruk dan cenderung mudah robek
saat dilepas dari undercut, khususnya di daerah interproksimal dan subgingiva.
Materi ini lebih mudah untuk patah karena sobekan (tearing) melalui tegangan
(tension) dari pada melalui kompresi (compression). Tear strength alginat
bervariasi antara 300 - 700 gram / cm. Tingkat tear strength tersebut sangat rendah
sehingga digunakan ketebalan 3 – 5 mm.
3. Viskoelestisitas
Viskoelastisitas hidrokoloid adalah bahan yang tergantung pada kecepatan
- regangan, jadi ketahanan terhadap robekan bertambah bila cetakan dikeluarkan
dengan sentakan tiba – tiba. Kecepatan mengeluarkan cetakan harus disesuaikan
antara gerakan cepat dan kenyamanan pasien. Biasanya, cetakan alginate tidak
melekat secara kuat pada jaringan mulut seperti bahan elastomer tanpa air, jadi
cetakan alginate dapat dengan mudah dikeluarkan.
4. Fleksibilitas
Alginat dan agar adalah bahan yang sama-sama fleksibel dan memiliki
kesamaan nilai rentang tegangan kompresi. Beberapa produk alginat memiliki
tingkat fleksibilitas lebih tinggi ditunjukkan oleh nilai maksimum dari tegangan
kompresi. Pemulihan elastis sama untuk kedua bahan, meskipun agar
membutuhkan standar untuk pemulihan dari deformasi sedikit lebih tinggi. Menurut
A.D.A. no 18, fleksibilitas alginat harus berada diantara 5-20% diukur sebagai
jumlah strain yang diproduksi ketika sampel stres antara 100-1000 gm/cm2. Alginat
memiliki nilai 12 - 14%.
5. Elastisitas
Alginat cukup elastis untuk dapat ditarik melewati undercut, walau
demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah jika melalui undercut yang
dalam.
6. Modifikasi Bahan
6.1. Mengatur Waktu Setting dan Waktu kerja
1. Menggunakan air dingin dalam pencampuran bubuk alginat dapat
memperlambat waktu setting.
2. Bubuk alginate harus diaduk dengan kuat dan cepat agar udara yang terkandung
dapat dipastikan sesedikit mungkin sehingga dapat memperlambat waktu
setting.
3. Semakin tinggi temperatur, semakin pendek waktu gelasi.
4. Ditambahkan natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium karbonat,
trinatrium fosfat, natrium tripolifosfat dan tetra natrium pirofosfat untuk
memperlambat waktu kerja dalam pengadukan karena garam tersebut
merupakan pelambat reaksi (retarder).
5. Jumlah air dalam pengadukan bahan cetak gigi palsu harus disesuaikan karena
dapat mempengaruhi waktu kerja pengadukan pengadukan. Contoh :apabila
digunakan 15 g Alginat, maka jumlah air adalah 40 ml, waktu gelasi adalah
sekitar 3 – 4 menit pada temperatur ruang
10
7. Kesimpulan
Alginat adalah contoh dari Irreversible Hydrocolloid. Tidak dapat kembali
ke semula dan membentuk sol. Baik digunakan untuk bahan prostetik dan
ortodontik. Alginat mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanik. Terdapat working
time, setting time dan mixing time dalam manipulasi pengerjaannya. Alginat juga
mempunyai beberapa kelebihan yaitu tak perlu perlakuan khusus, murah,
lingkungan lembab, bersih, hidrofilik, serta waktu penyimpanan lama. Alginat bisa
diaplikasikan sebagai produk alternatif pembalut luka primer yang berdaya absorpsi
11
tinggi, berpori, memiliki sifat fisik yang memadai, dan dapat mempercepat
penyembuhan luka yang terinfeksi.
12
DAFTAR PUSTAKA
(http://eprints.undip.ac.id/3753/1/makalah_penelitian_Rizki__dan_Marita.pdf)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5900/1/08E00838.pdf
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/54.pdf
McCabe, John F., Walls, Angus W.G. and Munksguard, Blackwell., 2008.
Applied Dental Materials.