Anda di halaman 1dari 5

Hydrocolloids

1. Reversible Hydrocolloids (agar)

Komponen dasar bahan cetak hidrokoloid adalah agar. Agar adalah koloid hidrofilik
organik (polisakarida) yang diekstrak dari rumput laut jenis tertentu. Kandungan utama
berdasarkan berat adalah air (>80%). Proses manipulasi terdiri atas tiga tahap yaitu
persiapan bahan, conditioningatau pendinginan, dan membuat cetakan. Reversible
Hydrocolloidmerupakan salah satu bahan cetak terakurat. Bahan cetak ini sebagian besar
telah diganti dengan bahan cetak berbahan dasar karet, namun bahan ini masih digunakan
untuk mencetak seluruh bagian dari gigi dan mulut tanpa undercut yang dalam, dan juga
dapat digunakan untuk mencetak bagian gigi dan mulut berdasarkan kuadran tanpa
undercutyang dalam. Reversible Hydrocolloid juga sering digunakan untuk mendapatkan
hasil cetakan model pada pembuatan gigi tiruan sebagaian cekat oleh karena bahan ini
memiliki tingkat keakuratan yang tinggi.

 Komposisi
Agar adalah koloid hidrofilik organik (polisakarida) diekstrak dari rumput laut
jenis tertentu. Merupakan suatu ester sulfuric dari polimer linear galaktosa. Terdapat
dalam konsentrasi 8%-15%. Kandungan utama adalah air > 80%. Penambahan boraks
dalam jumlah sedikit berfungsi untuk menguatkan atau meningkatkan kerangka dalam
gel. Bahan cetak hidrokoloid reversible bersifat merugikan dalam jumlah yang
berlebihan karena memperlambat pengerasan plester atau stone yang dituang ke dalam
cetakan agar. Untuk mengatasi efek air dan boraks terhadap lamanya pengerasan maka
kalium sulfat ditambahkan untuk mempercepat pengerasan gypsum. Beberapa produk
dagang, mengandung sejumlah bahan pengisi untuk mengendalikan kekuatan,
viskositas, dan kekerasan. Bahan pengisi yang digunakan adalah tanah diatoma, tanah
liat, silica, malam, karet, dan serbuk kaku serupa. Timol dan gliserin biasanya
ditambahkan sebagai antibakteris dan bahan pembuat plastis. Serta adanya pigmen dan
aroma ditambahkan sebagai kenyamanan pasien (Jack, 2001).
Pengerasan hidrokoloid reversibel biasa disebut gelasi, yaitu proses menjadi padat
dari bentuk sol menjadi gel. Sifatnya yang reversibel memungkinkan bahan cetak ini
dapat kembali ke bentuk semula. Perubahan bentuk ini dipengaruhi oleh perubahan
temperatur. Hidrokoloid reversibel atau yang biasa disebut dengan agar, mempunyai
komponen aktif berupa sulfuric ester dari galactan complexyang diperoleh dari
ganggang laut. Bahan ini akan mencair atau berubah bentuk menjadi sol ketika
dipanaskan, dan kembali pada bentuk gel ketika didinginkan. Perubahan proses ini
dapat dilakukan secara berulang. Bahan ini berubah dari gel ke sol pada suhu 99 derajat
celcius dan tetap pada bentuk sol pada suhu 50 derajat celcius, dan kembali membentuk
fase gel pada suhu sedikit diatas temperature tubuh(Rosenstiel, 2006).
 Manipulasi
Tahapan pertama dalam menggunakan bahan ini adalah mencairkannya dan
menyimpannya dalam bentuk sol. Hidrokoloid biasanya dikemas dalam 2 bentuk, yaitu
semprit dan bahan sendok cetak. Tube untuk mengisi sendok cetak berpendingin air dan
cartridge untuk digunakan dalam semprit. Tahap pertama adalah merubah gel
hidrokoloid menjadi sol. Air panas merupakan cara paling mudah untuk mencairkan
bahan. Bahan sebaiknya dipertahankan pada temperatur ini selama 10 menit. Setelah
dilelehkan bahan dapat di simpan dalam bentuk sol hingga waktunya diinjeksikan ke
dalam preparasi kavitas atau diisikan ke sendok cetak. Bahan disimpan pada temperatur
penyimpanan sampai siap digunakan (Aya, 2010).
Suhu 55o C merupakan temperatur maksimal yang dapat ditolerir oleh jaringan
rongga mulut kita. Oleh karena itu, bahan yang digunakan mengisi sendok cetak harus
didinginkan atau tempered. Untuk tahap preparasi segera, sebuah tube sol hidrokoloid
dikeluarkan dari kompartemen penyimpanan, diisikan ke sendok cetak, sepotong kasa
diletakkan di atas bahan yang terletak disendok cetak dan sendok cetak diletakan pada
kompartemen pendingin (45o C) cukup untuk memastikan bahwa semua bahan sudah
cukup mencapai temperatur yang lebih rendah (≤ 55o C) (Richarch, 2002).

2. Irreversible Hydrocolloids (alginat)

Hydrokoloid irreversibel merupakan salah satu bahan cetak yang lazim digunakan
dalam bidang kedokteran gigi. Merupakan bahan cetak yang digunakan untuk membuat
cetakan rongga mulut pada pasien edentulus. Selain untuk membuat cetakan pada pasien
edentulus, bahan cetak ini digunakan untuk membuat model studi ortodonti, untuk
membuat cetakan preparasi mouth protector atlet, dan sebagai bahan duplikasi, serta
cetakan primer untuk pembuatan mahkota dan jembatan provisional. Hydrocolloid
irreversibel juga tersedia secara komersial dalam bentuk sodium alginate yang dapat larut
dalam air, dan bahan ini telah digunakan selama lebih dari 65 tahun dalam industri
makanan dan farmasi sebagai emulsi dan agen pembentuk film (Anwar, 2009).

Alginat adalah bahan cetak yang berasal dari ekstrak rumput laut tertentu yang
berwarna coklat (algae). Substansi alami ini kemudian diidentifikasi sebagai suatu bentuk
polimer linier dengan berbagai kelompok asam karboksil dan atau yang disebut juga
dengan asam alginik. Manipulasi bahan ini sangat mudah dan tanpa menggunakan alat
khusus yaitu dengan cara mengaduk bahan cetak alginat dengan p/w ratio sesuai dengan
petunjuk pabrik. Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam
kedokteran gigi klinis. Bahan ini biasa dipakai sebagai cetakan pendahuluan untuk
membuat studi model (model diagnostik) pada perawatan konservasi, prostodonti dan
orthodonti.
 Bahan Cetak Alginat

Alginate acid merupakan bahan dasar alginat yang di peroleh dari bahan-
bahan tumbuhan laut yang merupakan polymer dari Anhydro β – d
Mannoronic Acid dengan berat molekul yang tinggi. Alginate acid ini tidak
larut dalam air , tetapi beberapa garamnya bisa larut dalam air (Craig et
al.,2004). Alginat tersedia dalam bentuk powder atau bubuk yang memerlukan air
dalam pemanipulasiannya. Bila alginate dicampur dengan air maka bahan
tersebut tidak dapat lagi kembali ke bentuk semula. Oleh karena itu bahan
cetak alginate merupakan bahan cetak irreversible hydrocolloid (bahan cetak
yang tidak dapat di pakai lebih dari satu kali pemakaian).

 Proses Gelasi Bahan Cetak Alginat

Menurut Anusavice (2003) serbuk alginat bila dicampurkan dengan air akan
terbentuk sol, yang kemudian berubah menjadi gel melalui sebuah reaksi kimia.
Reaksi digambarkan sebagai reaksi antara alginat larut air dengan kalsium sulfat
sebagai reaktor kemudian terbentuk gel kalsium alginat yang tidak larut air.
Pembentukan kalsium alginat berlangsung cepat sehingga waktu kerja cukup singkat.
Penambahan sodium fosfat berfungsi sebagai retarder atau untuk memperpanjang
waktu kerja. Reaksi antara kalsium sulfat dengan alginat larut air diperlambat
dengan adanya sodium fosfat karena kalsium sulfat terlebih dahulu akan bereaksi
dengan sodium fosfat. Apabila sejumlah kalsium sulfat, potassium alginat dan sodium
fosfat dicampur dan dilarutkan dalam air reaksi yang terjadi pertama kali adalah
sebagai berikut :
Setelah sodium fosfat habis digunakan, ion kalsium akan bereaksi dengan
potasium alginat membentuk kalsium alginat yang tidak larut. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :

Struktur akhir dari gel yang terbentuk berupa jala dari serat kalsium
alginat yang mengandung sol sodium alginat yang tidak bereaksi, sisa air
partikel pengisi dan hasil reaksi sampingan, seperti sodium sulfat dan kalsium
fosfat (Anusavice, 2004). Serat dari gel satu sama lain dihubungkan oleh ion kalsium.
Setiap ion kalsium bervalensi dua akan berikatan dengan dua gugus karboksil (-COO)
dari molekul polisakarida yang berbeda (Combe, 1992).

 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi waktu gelasi


a. Suhu atau temperatur air pencampur
Suhu atau temperatur air akan sangat mempengaruh waktu gelasi suhu air akan
mengontrol setting time. Air yang lebih hangat dapat mempercepat setting time,
sedangkan air yang lebih dingin akan memperlambat setting time (Gladwyn
& bagby, 2009).

b. Rasio serbuk dan cairan


Rasio serbuk terhadap cairan bahan cetak tercermin dalam water/powder
atau hasil bagi yang diperoleh dari volume air dibagi dengan berat bubuk.
Modifikasi komposisi serbuk dan cairan yang berbeda akan mempengaruhi
sifat dari alginat. Kekuatan dan elastisitas cetakan alginat akan berubah
dengan memodifikasi perbandingan serbuk dan cairan (Anusavice, 2004).

c. Faktor situasional
Semakin besar insentitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat
waktu setting-nya dan sebaliknya. Pengadukan yang tidak sempurna
menyebabkan campuran tidak tercampur merata sehingga reaksi kimia yang
terjadi tidak seragam dalam massa adukan. Pengadukan yang terlalu lama
dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginat dan mengurangi
kekuatannya (McCabe and walls, 2008).

 Evaluasi w/p rasio terhadap setting time alginate


Dalam keadaan klinis, seringkali ada kecenderungan untuk mengubah
waktu gelasi dengan mengganti rasio air terhadap bubuk atau waktu 13
pengadukan. Modifikasi kecil ini dapat mempunyai efek yang nyata pada sifat
gel, mempengaruhi kekuatan terhadap robekan dan elastisitas. Jadi waktu
gelasi lebih baik diatur oleh jumlah bahan memperlambat yang ditambahkan
selama proses pembuatan di pabrik (Anusavice, 2004). Pada proses pengadukan
bahan cetak alginat harus selalu diukur voulume air dan berat bubuk alginate
sebelum dilakukan pengadukan. Perbandingan air dan bubuk yang tidak sesuai
dengam aturan dapat berakibat mengubah konsistensi, setting time, kekuatan
dan kualitas bahan cetak. Mengurangi proporsi bubuk terhadap air
menyebabkan berkurangnya kekuatan dan akurasi. Adonan yang encer akan
menambah setting time bahan cetak, sedangkan bila adonan lebih kental maka
fleksibilitas menjadi lebih rendah (Melisa dkk, 2009).

Menurut Van Noort(2006), aspek w/p rasio dapat berpengaruh terhadap


setting time. Penambahan air yang digunakan harus sesuai dengan bubuk yang
akan dipakai sehingga didapatkan konsistensi gel yang ideal dengan setting
time yang singkat.

Anda mungkin juga menyukai