Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DENTAL MATERIAL

(BAHAN ALGINAT)

DISUSUN OLEH :

Diah Lestari (PO.71.25.1.19.010)

DOSEN PEMBIMBING :

drg. Adiba Hanum, M,kes

Ismalayani,SKM,M.Kes

Apri Serliyanti,AMKG

KEMENTERIAN KESEHATAN INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada allah SWT, Shalawat beserta salam tak lupa
kita hanturkan kepada nabi besar baginda nabi Muhammad SAW. dan terima
kasih Saya ucapkan atas bantuannya yang telah mempermudah dalam pembuatan
makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Tanpa bantuan dari allah
SWT, Saya bukanlah siapa-siapa. “Makalah Bahan Alginat” ini disusun sebagai
Tugas di mata kuliah “PRAKTEK DENTAL MATERIAL”
Dengan menulis ”Makalah Bahan alginat” ini adalah sebuah pengalaman
berharga.Dengan ini Penulis bisa menambah pengetahuan pada saat mencari data
dan dapat mengetahui perkembangan dalam banyak hal yang ada di dunia maupun
Indonesia ini.

Palembang, Mei 2020


Penyusun,

Diah Lestari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

PENDAHULUAN...........................................................................................................3

LANDASAN TEORI.....................................................................................................5

A. Definisi Alginat...............................................................................................5

B. Kelebihan dan kekurangan .........................................................................5

C. Setting reaksi ..................................................................................................6

D. Manipulasi .....................................................................................................7

E. Sifat mekanik dan fisik.................................................................................9

D. Modifikasi bahan..............................................................................................12

KESIMPULAN.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

Pada akhir abad yang lalu, seorang ahli kimia dari Skotlandia
memperhatikan bahwa rumput laut tertentu yang berwarna coklat (algae) bisa
menghasilkan suatu ekstrak lendir yang aneh. Ia menamakan algin pada substansi
alami ini, kemudian diidentifikasi sebagai suatu polimer linier dengan berbagai
kelompok asam karboksil dan dinamakan asam anhydro-β-d mannuronic (disebut
juga asam alginik). Asam alginik serta kebanyakan garam anorganik tidak larut
dalam air, tetapi garam yang di peroleh dengan natrium, kalium, dan amonium
larut dalam air.
Ketika bahan cetak agar menjadi langka karena perang dunia ke 2 (jepang
adalah sumber agar utama) penelitian untuk menemukan bahan pengganti yang
cocok semakin dipercepat. Hasilnya adalah hidrokoloid irreversibel atau bahan
cetak alginat.

Irreversible hidrocolloid tidak dapat kembali kebentuk semula atau


kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi dan membentuk sol. Sol adalah
semua penghamburan koloid. Contoh dari irreversible hidrocolloid ini adalah
alginat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Definis alginat

Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk


mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.
Bahan ini paling banyak dipakai dibidang kedokteran gigi. Tersedia dalam bentuk
bubuk dan bila dicampur dengan air akan membentuk adonan cair (fluid sol) yang
bersifat plastis. Pada keadaan plastis alginat ini diaplikasikan pada objek yang
dicetak, proses pengerasan (setting) terjadi beberapa menit akibat terbentuknya
kolloidal yang padat tapi fleksibel. Perbandingan pemakaian volume air dengan
bubuk yang normal yaitu 1:1. Kalau kita menginginkan adonan yang encer maka
harus ditambahkan air. Adonan yang lebih encer akan lebih mudah mengalir (flow
tinggi) ke tempat-tempat yang lebih sempit, dan pengerasan berjalan lebih lama.
Kalium alginat yang tersisa setelah proses pengerasan mempunyai sifat
mengeluarkan air (sinersis), atau dapat mengambil air (ambibisi). Hal ini
mempengaruhi kekerasan permukaan model dari gips, atau bila hasil cetakan
negatif tidak segera dicor akan mengalami distorsi bentuk. Pengaplikasian alginat
ini umumnya tidak digunakan untuk mencetak in lay, mahkota dan jembatan.
Tetapi baik untuk pekerjaan prostetik dan ortodontik. Kestabilan dimensi alginat
ini kurang jika dibandingkan dengan elastomer.

1.2Kelebihan dan Kekurangan


Alginat ini tidak memerlukan perlakuan khusus serta mudah digunakan
dan harganya yang murah sehingga popular digunakan untuk mencetak yang
tingkat kesulitannya tidak tinggi. Kelebihan dan kekurangan alginat (dikutip dari
Phillips: Buku Ajar ilmu Bahan Kedokteran Gigi). Kelebihan alginat antara lain:
dapat digunakan pada lingkungan lembab, bersih dan menyenangkan, bersifat
hidrofilik waktu penyimpanan lama, harganya murah. Sementara kekurangan dari
alginat ini antara lain adalah kurang akurat, kasar, mudah sobek, langsung diisi,
dapat pengerasan stone. 1.3 Komposisi Alginat

5
Material Jumlah(%) Fungsi
Bahan reaktif utama;
Garam Natrium atau membentuk sol dengan air
11-16
kalium of alginic acid dan berikatan membentuk
gel
Sumber ion Ca2 + yang
CaSO4 . 2H2O (gypsum) 11-17 menyebabkan cross-linked
dengan alginat
Digunakan untuk
Na3PO4 1-3
mengontrol waktu kerja
Memberi bentuk dan
Inert filler (diatomaceous
65-75 memudahkan manipulasi
earth)

Indikator reaksi (terdapat Memberi perubahan warna


pada beberapa produk) ketika setting selesai

3. Setting Reaksi
Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana sebagai reaksi
alginat larut air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang
tidak larut. Kalsium sulfat bereaksi dengan cepat untuk membentuk kalsium
alginat tidak larut dari kalium atau natrium alginat dalam suatu larutan cair.
Produksi kalium alginat ini begitu cepat sehingga tidak menyediakan cukup waktu
kerja. Jadi, suatu garam larut air ketiga seperti trinatrium fosfat di tambahkan
pada larutan untuk memperpanjang waktu kerja. Strateginya adalah kalsium sulfat
akan lebih suka bereaksi dengan garam lain di banding alginat larut air. Jadi,
reaksi antara kalsium sulfat dan alginat larut air dapat dicegah asalkan ada
trinatrium fosfat yang tidak bereaksi.
Jika jumlah kalium sulfat, sodium alginat, dan trishodium fosfat sesuai
dimana sebagaian ataupun seluruh bagian bahan ini larut dengan ukuran tepat
dalam air, maka reaksi yang tejadi adalah :

2Na3PO4 + 3 CaSO4 ---> Ca3(PO4)2 + 3Na2SO4 ....... (1)

Ion kalsium dari kalsium sulfat yang soluble akan bereaksi dengan ion

6
phospat dari Sodium phospat akan menghasilkan insoluable (tidak dapat larut)
kalsium Phosphat. dimana kalsium phosphat dibentuk lebih cepat dari kalsium
alginat karena kalsium phosphat memiliki solubilitas (daya larut) yang rendah
(0,2%), dan karena alasan inilah maka sodium phosphat disebut sebagai retarder
(penghambat).
Setelah reaksi ini, Trisodium phosphat perlahan-lahan akan habis,
sehingga ion kalsium dari kalsium sulfat mulai beraksi dengan Potassium alginat
yang larut untuk menghasilkan kalsium alginat gel. dengan reaksi seperti dibawah
ini :

K2nAlg + nCaSO4 --> n K2SO4 + CanAg .... (2)

Reaksi yang terjadi belakangan ini tidak memperbesar sifat elastis bahan
gel kalsium alginat yang terbentuk sampai seluruh trisodium phosphat terpakai.
dengan demikian pabrik dapat mengontrol waktu pengerasan produknya dengan
mengatur jumlah ketentuan produknya.

1.4 Manipulasi
Untuk dapat memperoleh hasil cetakan yang baik, perlu duperhatikan hal-
hal berikut ini :
a. Kontainer hendaknya dikocok terlebih dahulu sebelum dipakai, agar diperoleh
distribusi konstitusi yang merata.
b. Bubuk dan air hendaknya diukur sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik.
Salah satu merk bubuk tersedia dalam kantong yang larut dalam air, sehingga
dapat diperoleh konsistensi yang sama setiap kali mencampur.
c. Biasanya dipergunakan air dengan suhu kamar; apabila dikehendaki dapat
diperoleh waktu setting yang lebih cepat atau lebih lambat dengan
mempergunakan air hangat atau dingin.
d. Retensi pada sendok cetak diperoleh dengan salah satu atau kedua cara
berikut;
1. Mempergunakan sendok yang berlubang-lubang;
2. Memakai bahan adhesive seperti sticky wax yang dicairkan atau methyl
cellulosa

7
e. Pencampuran hendaknya dilakukan dengan rata dengan cara menyebar bahan
ke sekeliling dinding mangkuk karet selama waktu tertentu (biasanya satu
menit).
f. Bahan cetak alginate hendaknya dikeluarkan dengan tiba-tiba/cepat dari
jaringan, pelepasan secara mendadak ini menjamin keadaan elastis yang
paling baik. Cetakan dikeluarkan setelah kira-kira dua menit sejak bahan
mulai kelihatan elastis.
g. Setelah dikeluarkan dari dalam mulut, cetakan hendaknya:
1. Disiram dengan air dingin untuk menghilangkan saliva,
2. Ditutup dengan kain kasa lembab untuk mencegah syneresis, dan
3. Diisi sesegera mungkin, sebaiknya tidak lebih dari 15 menit setelah
pengambian cetakan.
Dalam pemanipulasian bahan cetak alginat dilakukan pencampuran,
pencetakan, dan pengeluaran cetakan dari dalam mulut yang memerlukan
tenggang waktu yang disebut dengan mixing time, working time dan setting
time.
a.Mixing time
Waktu pencampuran adalah waktu yang diperlukan untuk pengadukan
bubuk alginat dengan air. Pada alginat tipe pengerasan normal waktu pengadukan
adalah satu menit dan untuk tipe pengerasan cepat adalah 45 detik.
Waktu pencampuran ini penting karena pengadukan yang tidak sempurna dapat
mengurangi kekuatan gel hingga 50 %. Pengadukan yang baik akan menghasilkan
campuran yang halus, dengan konsistensi seperti krim serta tidak menetes dari
spatula apabila spatula diangkat dari bowl.

b. Working Time
Pada alginat tipe pengerasan normal watu kerja adalah tidak kurang dari
dua menit dan untuk tipe cepat tidak kurang dari satu menit 15 detik.

c. Setting time
Waktu pengerasan alginat ditentukan oleh pabrik. Dalam hal ini pabrik
akan memberikan batas waktu pengerasan dan perlu untuk memilih sebuah

8
produk dengan waktu pengerasan yang sesuai. Waktu pengerasan untuk tipe
normal adalah 2 – 4,5menit.
1.5 Sifat Mekanik Dan Fisik
1.Sifat Mekanik
1. Strength
Kekuatan gel maksimum diperlukan untuk mencegah fraktur dan
menjamin bahwa cetakan cukup elastis ketika dikeluarkan dari dalam mulut.
Menurut spesifikasi American Dental Association no 18, kekuatan gel harus lebih
dari 0,343 Mpa (sekitar 0,5 – 0,8Mpa). Semua faktor manipulasi yang
dikendalikan oleh klinisi dapat mempengaruhi kekuatan gel. Seperti perbandingan
air dan bubuk yang digunakan, serta proses dan waktu pengadukan. Sebagai
contoh, bila air yang digunakan untuk pengadukan terlalu banyak atau terlalu
sedikit, gel akhir yang diperoleh akan lemah, dan kurang elastis. Pengadukan yang
tidak sempurna menyebabkan campuran tidak tercampur dengan sempurna
sehingga reaksi kimia berlangsung secara tidak seragam di dalam massa adukan.
Pengadukan yang terlalu lama dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginat
dan mengurangi kekuatannya. Untuk itu perlu harus diikuti petnjuk yang terdapat
dalam produk secara seksama.
2. Tear strength
Gel alginat memiliki sifat mekanik yang buruk dan cenderung mudah
robek saat dilepas dari undercut, khususnya di daerah interproksimal dan
subgingiva. Materi ini lebih mudah untuk patah karena sobekan (tearing) melalui
tegangan (tension) dari pada melalui kompresi (compression). Tear strength
alginat bervariasi antara 300 - 700 gram / cm. Tingkat tear strength tersebut
sangat rendah sehingga digunakan ketebalan 3 – 5 mm.
3. Viskoelestisitas
Viskoelastisitas hidrokoloid adalah bahan yang tergantung pada kecepatan
- regangan, jadi ketahanan terhadap robekan bertambah bila cetakan dikeluarkan
dengan sentakan tiba – tiba. Kecepatan mengeluarkan cetakan harus disesuaikan
antara gerakan cepat dan kenyamanan pasien. Biasanya, cetakan alginate tidak
melekat secara kuat pada jaringan mulut seperti bahan elastomer tanpa air, jadi
cetakan alginate dapat dengan mudah dikeluarkan.

9
4. Fleksibilitas
Alginat dan agar adalah bahan yang sama-sama fleksibel dan memiliki
kesamaan nilai rentang tegangan kompresi. Beberapa produk alginat memiliki
tingkat fleksibilitas lebih tinggi ditunjukkan oleh nilai maksimum dari tegangan
kompresi. Pemulihan elastis sama untuk kedua bahan, meskipun agar
membutuhkan standar untuk pemulihan dari deformasi sedikit lebih tinggi.
Menurut A.D.A. no 18, fleksibilitas alginat harus berada diantara 5-20% diukur
sebagai jumlah strain yang diproduksi ketika sampel stres antara 100-1000
gm/cm2. Alginat memiliki nilai 12 - 14%.
5. Elastisitas
Alginat cukup elastis untuk dapat ditarik melewati undercut, walau
demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah jika melalui undercut yang
dalam.

2.Sifat Fisik
1. Dimensi cetakan
Dimensi cetakan alginat tidak stabil, hal ini disebabkan karena adanya
sineresis dan imbibisi. Pada proses synersis, hydrocolloid akan kehilangan kadar
air pada suasana kering karena penguapan atau eksudasi cairan ke permukaan gel.
Hilangnya air atau cairan akan menyebabkan penyusutan gel. Efek ini dikenal
sebagai synersis. Sedangkan pada proses imbibisi saat hidrokoloid ditempatkan
dalam air, air akan terserap dan membengkak, yang mana dapat menyebabkan
perubahan dimensi asli dari gel.
2. Waktu kerja
Bahan alginat memiliki waktu kerja yang terkendali dengan baik
bergantung pada jenis produknya.
3. Keakuratan
Sebagian besar cetakan alginat tidak mampu memproduksi detail yang
halus yang dapat diperoleh dengan cetakan elastomerik lainnya. Kekerasan
permukaan cetakan dapat menyebabkan distorsi pada tepi gigi yang dipreparasi.
Surfaktan memang dapat digunakan untuk menghasilkan permukaan yang halus,
tetapi ditambahkannya selapis larutan diatas permukaan cetakan akan bisa
mengaburkan keakuratannya. Untuk menjamin bahwa bahan alginat memberi

10
gambaran realistik untuk pembuatan model studi cetakan harus ditangani dengan
benar. Namun demikian, bahan alginat cukup akurat untuk membuat gigi palsu
parsial removable.
4. Tidak beracun dan tidak iritasi terhadap jaringan mulut
Alginat - memiliki tanah diatom sebagai pengisi. Tanah diatom
mengandung partikel silika halus yang terpisah. Beberapa dari partikel-partikel
tersebut berada dalam bentuk debu yang terbentuk dari timah atau kontainer.
Kemudian, partikel silika tersebut jika terhirup akan berbahaya bagi kesehatan.
Untuk menghindari menghirup debu, wadah dibiarkan menetap untuk sementara
waktu setelah jatuh lalu wadah dipegang jauh dari wajah ketika dibuka, atau
digunakan alginat bebas debu.
5. Kompatibilitas dengan bahan die gipsum
Alginat kompatibel dengan die stone dan bahan cor lainnya.
6. Electroplating
Kesan tidak dapat dilapisi karena berupa struktur gel (kadar air besar).
Electroplating adalah proses pelapisan logam, dengan menggunakan
bantuanarus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam
pelapiske material yang hendak dilapis.
1.6 Modifikasi Bahan
a.Mengatur Waktu Setting dan Waktu kerja
1. Menggunakan air dingin dalam pencampuran bubuk alginat dapat
memperlambat waktu setting.
2. Bubuk alginate harus diaduk dengan kuat dan cepat agar udara yang
terkandung dapat dipastikan sesedikit mungkin sehingga dapat memperlambat
waktu setting.
3. Semakin tinggi temperatur, semakin pendek waktu gelasi.
4. Ditambahkan natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium
karbonat, trinatrium fosfat, natrium tripolifosfat dan tetra natrium pirofosfat
untuk memperlambat waktu kerja dalam pengadukan karena garam tersebut
merupakan pelambat reaksi (retarder).
5. Jumlah air dalam pengadukan bahan cetak gigi palsu harus disesuaikan karena
dapat mempengaruhi waktu kerja pengadukan pengadukan. Contoh :apabila

11
digunakan 15 g Alginat, maka jumlah air adalah 40 ml, waktu gelasi adalah
sekitar 3 – 4 menit pada temperatur ruang
6. Trinatrium fosfat ditambahkan pada larutan untuk memperpanjang waktu
kerja (tidak cepat mengeras).

b.Mengatur Viskositas Alginat


Semakin tinggi suhu makaviskositas akan menurun. Hal ini disebabkan
karena alginate merupakan senyawa yang berbentuk polimer rantai panjang yang
mudah sekali terdegradasi. Jika semakin tinggi suhu ekstraksi maka banyak rantai
panjang alginate terdegradasi menjadi rantai pendek sehingga menyebabkan
viskositas turun.

c.Mengatur Rendemen (Persen Berat)


1. Semakin tinggi suhu maka rendemen semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karena semakin tinggi suhu ekstraksi, maka semakin banyak alginat yang
dapat terlarut.
2. Penambahan pati ubi kayu kedalam bubuk bahan cetak alginate akan
mengurangi proporsi atau konsentrasi alginat di dalam campurannya yang
menyebabkan pembentukan gel terhambat sehingga turunnya kemampuan
melakukan reproduksi detail.
d.Mengatur Kestabilan Dimensi Gel
Untuk keadaan tertentu hemihidrat menghasilkan waktu penyimpanan
bubuk yang lebih lama serta kestabilan dimensi gel yang lebih memuaskan.

12
BAB III
KESIMPULAN

Alginat adalah contoh dari Irreversible Hydrocolloid. Tidak dapat kembali


ke semula dan membentuk sol. Baik digunakan untuk bahan prostetik dan
ortodontik. Alginat mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanik. Terdapat
working time, setting time dan mixing time dalam manipulasi pengerjaannya.
Alginat juga mempunyai beberapa kelebihan yaitu tak perlu perlakuan khusus,
murah, lingkungan lembab, bersih, hidrofilik, serta waktu penyimpanan lama.
Alginat bisa diaplikasikan sebagai produk alternatif pembalut luka primer yang
berdaya absorpsi tinggi, berpori, memiliki sifat fisik yang memadai, dan dapat
mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi.

7.

13
DAFTAR PUSTAKA

(http://eprints.undip.ac.id/3753/1/makalah_penelitian_Rizki__dan_Marita.pdf)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5900/1/08E00838.pdf

http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/54.pdf

McCabe, John F., Walls, Angus W.G. and Munksguard, Blackwell., 2008.

Applied Dental Materials.

14

Anda mungkin juga menyukai