I PENDAHULUAN
Alginat merupakan polimer murni dari asam uronat yang tersusun dalam
bentuk rantai linier yang panjang. Potensi alginofit di Indonesia dengan pantai
bergantung pada impor dikarenakan masih banyak hasil ekstraksi alginat yang
informasi dan pengetahuan akan komponen yang mau diekstraksi serta larutan
luas dalam banyak industri terutama pada industri makanan dan farmasi.
Rumput laut yang banyak tumbuh secara alami di perairan Indonesia adalah
Sargassum sp. Rumput laut Sargassum sp. merupakan bagian dari kelompok
rumput laut coklat (Phaeophyceae) dan genus terbesar dari famili Sargassaceae.
Rumput laut coklat memiliki pigmen yang memberikan warna coklat dan dapat
(natrium dan kalium) dan air 80-90%. Rumput laut kelompok Sargassum sp.
Alginat merupakan kandungan utama dari dinding sel alga cokelat. Alginat
juga merupakan polisakarida yang tersusun atas asam guluronat dan asam
manuronat atau biasa disebut sebagai asam alginik, dengan ikatan 1,4 β-D asam
tempat pertumbuhanya, spesies alga cokelat yang diekstraksi serta bagian thallus
yang diekstraksi. Alginat bersifat hidrokoloid, biopolymer yang larut air dari
ekstrak alga cokelat. Asam alginat diekstraksi dalam bentuk garam berupa
natrium atau kalium alginat. Alginat mempunyai sifat koloid, membentuk gel, dan
emulsifier dan stabilizer dalam industri, sedangkan pada makanan sifat hidrofilik
Kadar alginat pada dinding sel alga cokelat bisa mencapai sekitar 40% dari
total berat kering alga tersebut. Alginat ini berperan penting dalam
alga cokelat memiliki kandungan alginat, namun hanya sebagian kecil dari spesies
alga cokelat tersebut yang mampu diektraksi dan diolah untuk menghasilkan
Larutan yang akan digunakan untuk ekstraksi alga coklat yaitu natrium
senyawa anorganik yang tergolong dalam garam yang berasal dari senyawa basa
kuat NaOH dan asam lemah H2CO3. Asam lemah H2CO3 pada Na2CO3 berfungsi
untuk meningkatkan sifat hidrofob alginat yang akan dihasilkan. Na2CO3 larut
dalam air dan tidak larutan dalam alkohol. Ekstraksi alginat dengan Na2CO3 dapat
mempermudah keluarnya alginat dari dalam jaringan alga. Selain itu, Na2CO3
alginat dari alga coklat, namun pada proses ektraksi alginat masih sedikit yang
sehingga mutu yang dihasilkan belum sepenuhnya memenuhi standar mutu yang
rendemennya semakin besar namun kualitasnya semakin rendah karena kadar air
menghasilkan alginat sesuai standar mutu yang telah ditetapkan (Tambunan dkk.,
2013).
mengikat gugus ester sulfat yang mempunyai sifat hidrofilik. Larutan KOH juga
hidrogen dan oksigen dalam air. Selain itu, KOH termasuk jenis senyawa
elektrolit kuat, yang mana ketika dilarutkan dalam air terurai menjadi ion-ion
sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik. Pengaruh arus listrik yang
tersebut merupakan proses pemutusan ikatan antara H2 dan O2 dalam senyawa air
sehingga pada proses ekstraksi alginat dapat sangat berpengaruh terhadap kadar
Larutan kalium hidroksida (KOH) merupakan basa kuat yang terbuat dari
logam alkali kalium. Adanya K+ pada larutan KOH pada proses ekstraksi alginat
mengikat air dan dapat menghasilkan alginat dengan mutu kualitas yang tinggi
Pelarut yang memiliki sifat basa kuat sangatlah penting dalam proses
ekstraksi alginat. Hal ini dikarenakan alginat dapat larut dengan baik dalam
larutan basa kuat sehingga alginat akan lebih mudah terhidrolisis dari dinding
selnya. Penggunaan larutan basa lemah akan membuat proses ekstraksi alginat
dari dinding selnya memakan waktu yang lebih lama dikarenakan larutan basa
lemah tidak cukup kuat untuk menghidrolisis alginat dari dinding sel (Latifi et al.,
2015).
KOH dalam permunian hasil ekstraksi alginat dari Sargassum sp. dan juga
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
dan KOH dalam pemurnian hasil ekstraksi alginat dari Sargassum sp. sehingga
dapat menghasilkan alginat dengan mutu yang lebih baik lagi dan mengurangi