Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KARAGENAN

Dosen Pengampu : Bagus Hadiwinata, S.St.Pi., M.Tr.PI

Oleh:

Halimah Mutiara Elok

58223214362

TPH-D

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN


POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
KAMPUS LAMPUNG
2023/2023
KARAGENAN RUMPUT LAUT (Eucheuma Cottoni)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang
luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut.
Rumput laut merupakan komoditas perikanan penting di Indonesia. Sampai saat
ini sebagian besar rumput laut umumnya diekspor dalam bentuk bahan mentah
berupa rumput laut kering, sedangkan hasil olahan rumput laut seperti agar-agar,
karagenan, dan alginat masih diimpor dalam jumlah yang cukup besar dengan
harga yang tinggi. Karagenan merupakan senyawa yang termasuk kelompok
polisakarida galaktosa hasil ekstraksi dari rumput laut. Sebagian besar
karagenan mengandung natrium, magnesium, dan kalsium yang dapat terikat
pada gugus ester sulfat dari galaktosa dan kopolimer 3,6-anhydro-galaktosa.
Karagenan biasa digunakan pada industry crackers, wafer, kue, dan jenis-jenis
biskuit lainnya untuk mendapatkan tekstur yang renyah perlu ditambahkan
karagenan.
Rumput laut merupakan salah satu komoditi ekspor yang potensial untuk
dikembangkan. Rumput laut juga merupakan salah satu sumber devisa negara
dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir.
Karagenan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil
ekstraksi rumput laut merah dengan menggunakan air panas atau larutan alkali
pada suhu tinggi. Karagenan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga
polisakarida linear yang diperoleh dari rumput laut merah dan penting untuk
pangan. Karagenan dapat diaplikasikan sebagai pembentuk gel atau penstabil,
pensuspensi, serta pembentuk tekstur emulsi sehingga karagenan banyak
dimanfaatkan dalam industri makanan, obat-obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta
gigi, dan industri lainya.
Proses pembuatan karagenan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
pencucian, perendaman, pemotongan, penjemuran, pengeringan, penggilingan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan karagenan dari rumput laut.
2. Mengetahui pemanfaatan rumput laut sebagai bahan tambahan
makanan.
3. Mengetahui lamanya ekstraksi apakah berpengaruh terhadap
rendemen dalam karagenan
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian
yaitu “Bagaimana Proses Pembuatan Karagenan Dari Rumput Laut (Eucheuma
Cottoni)?”

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumput Laut


2.1.1 Pengertian Rumput Laut
Rumput laut tergolong tanaman derajat rendah, umunya tumbuhan
melekat pada subtract tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun
sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thullus. Rumput laut tumbuh
di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur pasir, batu, dan benda
keras lainnya.
Secara taksonomi, rumput laut di kelompokan ke dalam division
Thallophyta, Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut di kelompokan
menjadi 4 kelas yaitu sebagai berikut :
1. Rhodophyceae (alga merah)
2. Phaeophyceae (alga coklat)
3. Chloropyceae (alga hijau)
4. Chanophyceae (alga biru-hijau)
Eucheuma sp. dan Hypnea sp. menghasilkan metabolit primer senyawa
hidrokoloid yang disebut karaginan. Gracilaria sp. dan Gelidium sp.
menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang di sebut agar.
Sementara, Sargassum sp.menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid
yang disebut alginate. Rumput laut yang menghasilkan karagenan disebut
karaginofit, penghasil agar disebut agarofit, dan penghasil alginate disebut
alginofit.

2.1.2. Morfologi Rumput Laut (Eucheuma cottoni)


Gambar 1. Rumput Laut (Eucheuma cottoni)
Dari segi morfologi, rumput laut tidak memperlihatkan adanya perbedaan
antara akar, butang dan daun. Secara kesuluruhan, tanaman ini mempunyai
morfologi yang mirip, walaupun sebenarnya berbeda Bentuk-bentuk tersebut
sebenarnya hanyalah thallus belaka. Morfologi Eucheuma cottoni adalah,
permukaan licin, Cartilogenes. Thulli (kerangka tubuh tumbuhan) bulat silindris
atau gepeng, warnanya merah, abu-abu. hijau kuning, dan hijau bercabang
berselang tidak teratur. Dichotomous atau trikhoyomous, memiliki benjolan
benjolan (blunt nodule) dan duri-duri atau spines, dan substansi thalli "gelatinas"
dan "kartilagenus" (lunak seperti tulang rawan). Keadaan warna tidak selalu
tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah.
Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan Kejadian ini
merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi
pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan.
Penampakan thallus bervariasi mulai dari bentuk sederhana sampai
kompleks. Duri-duri pada thallus runcing memanjang, agak jarang-jarang dan
tidak bersusun melingkar thallux. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-
batang utama keluar saling berdekatan ke daerah basal (pangkal). Tumbuh
melekat ke substrat dengan alat perekat berupa cakram. Cabang-cabang
pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang rimbun dengan
ciri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari.
Eucheuma cottoni adalah salah satu jenis rumput laut dari kelas
Rhodophyceae (alga merah). Klasifikasi Eucheuma cottoni adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Soleracea
Ganus : Eucheuma
Spesies : Еncheuma Cottoni
Rhodophyceae atau alga merah mempunyai identitas biologis sebagai
berikut: Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk.
reproduksinya seksual dengan karpogonia dan spermatia, pertumbuhannya
bersifat uniaksial (satu sel diujung thalas) dan multiaksial (banyak sel di ujung
thoffus), alat pelekat (holdfast) terdiri dari sel tunggal atau sel banyak, memiliki
figmen fikobilin yang terdiri dari fikoeretrin (warna merah), bersifat adaptasi
kromatik yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai
kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada thalli
seperti: warna merah tua, merah muda, pirang. abu-abu, kuning, dan hijau, dan
dalam dinding selnya tersusun dua lapisan yaitu lapisan dalam yang keras
banyak mengandung selulosa dan lapisan yang terdiri dari substansiter pektik
yang mengandung agar dan carragenan.
Karagenan merupakan nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida
linear yang diperoleh dari rumput laut merah dan penting untuk pangan. Dalam
bidang industri, tepung karagenan berfungsi sebagai stabilisator (pengatur
keseimbangan), thickener (bahan pengental), pembentuk gel dan lain-lain.
Karagenan hasil ekstraksi dapat diperoleh melalui pengendapan dengan alkohol.
Jenis alkohol yang dapat digunakan untuk pemurnian hanya terbatas pada
methanol, etanol dan isopropanol.
Karagenan adalah istilah umum untuk senyawa hidrokoloid yang
diperoleh melalui proses ekstraksi rumput laut merah dengan menggunakan air.
Karagenan sebagai senyawa hidrokoloid terdiri dari amonium, kalsium,
magnesium, potasium dan sodium sulfat ester galaktosa dan kopolimer.
Sifat dasar karagenan terdiri dari 3 tipe karagenan yaitu kappa, iota dan
lamda karagenan. Sifat-sifat karagenan meliputi kelarutan, viskositas.
pembentukan gel dan stabilitas pH. Berikut ini beberapa sifat karagenan:
1. Dalam air dingin. seluruh garam dari lambda karagenan dapat larut,
sedangkan pada kappa dari iota karagenan hanya garam natrium yang larut.
2. Lambda karagenan larut dalam air panas (temperatur 40-60°C). Kappa dan
iota karagenan larut pada temperatur di atas 70°C.
3. Kappa, lambda, dan iota karagenan larut dalam susu panas. Dalam susu
dingin, kappa dan iota tidak larut, sedangkan lambda karagenan akan
membentuk dispersi.
4. Kappa karagenan dapat membentuk gel dengan ion kalium, sedangkan iota
karagenan membentuk gel dengan ion kalsium. Lambda karagenan tidak dapat
membentuk gel.
5. Semua jenis karagenan stabil pada pH netral dan alkali. Pada pH asam
karagenan akan terhidrolisis.
III. METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Analisis Kimia Hasil Perikanan ini dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 6 Oktober 2023, pukul 09.00 – selesai WIB, Bertempat di Teaching
Factory ( TEFA ) Politeknik Ahli Usaha Perikanan Kampus Lampung. Jurusan
Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

3.2 Alat dan bahan


Alat :
Baskom
Pisau
Spatula
Talenan
Loyang
Oven
Timbangan digital
Standing Pouch Plastik

Bahan :
Rumput laut (Eucheuma cottoni)

3.3 Metode kerja


Proses pembuatan karagenan dari rumput laut melalui beberapa tahap yaitu :
1. Timbang rumput laut, kemudian rendam rumput laut pada baskom selama 12
jam agar mengembang
2. Setelah mengembang potong kecil-kecil rumput laut
3. Selanjutnya jemur rumput laut untuk menghilangkan kadar air yang masih
tersisa setelah perendaman
4. Setelah itu taruh pada loyang dan masukkan oven
5. Oven dengan suhu 150 dengan waktu 20 menit
6. Setiap 6 menit diaduk menggunakan spatula
7. Setelah berubah warna menjadi kecokelatan angkat
8. Setelah itu haluskan rumput laut yang sudah kering

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan


Hasil menunjukkan bahwa suhu ekstraksi dan konsentrasi bahan kimia.
memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil ekstraksi karagenan. Variasi
parameter lainnya juga mempengaruhi rendemen dan kualitas karagenan yang
dihasilkan. Pembahasan mendalam dilakukan untuk memahami faktor-faktor
yang memengaruhi hasil ekstraksi karagenan.
V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa optimasi suhu dan


konsentrasi bahan kimia sangat penting untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi
karagenan dari rumput hut. Proses ekstraksi yang dioptimalkan dapat
meningkatkan hasil produksi karagenan dengan kualitas yang diinginkan,
memberikan kontribusi positif terhadap industri pangan dan farmasi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, R. (2010). Pembuatan karagenan dari rumput laut eucheuma cottoni


dengan dua metode.
Desiana, E., & Hendrawati, T. Y. (2015). Pembuatan karagenan dari Eucheuma
cottonii dengan ekstraksi KOH menggunakan variabel waktu ekstraksi. Prosiding
Semnastek.
Orilda, R., Ibrahim, B., & Uju, U. (2022). Pengeringan Rumput Laut Eucheuma
cottonii Menggunakan Oven Dengan Suhu Yang Berbeda. Jurnal Perikanan
Terpadu, 2(2).

LAMPIRAN
Gamabar 1.1 Hasil Karagenan Rumput Laut (Eucheuma Cottoni)

Gambar 1.2 Penimbangan Gambar 1.3 Perendaman

Gambar 1.4 pencucian rumput laut Gambar 1.5 Pemotongan


Gambar 1.6 Pengeringan dengan oven Gambar 1.7 Penjemuran

Anda mungkin juga menyukai