zakiatunazmaamani@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
KARAGINAN
Karaginan adalah getah rumput laut dari kelas alga merah (rhodophyceae)
yang diekstraksi dengan air atau larutan basa yang dilanjutkan dengan pemisahan
karaginan dari pelarutnya. Karaginan merupakan polisakarida linier yang terdiri
atas 1000 residu galaktosa yang terdiri dari ester, kalium, natrium dan kalium
sulfat dan 3,6 anhydrogalaktocopolimer yang berikatan dengan gugus silfat atau
tidak dengan ikatan α 1,3-D-galaktossa dan β 1,4,-3,6-anhidrogalaktosa.
Karaginan kompleks, bersifat larut air, berantai linier dan sulfat galaktan.
Berdasarkan substituen sulfatnya pada setiap monomer maka karaginan dapat
dibedakan dalam beberapa tipe yaitu kappa, iota, lamda, mu , nu dan xi-
karaginan. Kappa karaginan memiliki sifat gel terkuat; lamda karaginan yang
tidak membentuk gel di dalam air namun lamda karaginan bereaksi baik dengan
protein sehingga cocok untuk produk makanan (Distantina, dkk, 2009).
AGAR-AGAR
Eucheuma cottonii
Euchema cottoni adalah salah satu spesies penghasil jenis kappa karaginan
yang larut dalam air panas serta akan membentuk gel dalam air (Widyastuti,
2010). Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan salah satu rumput laut
dari jenis alga merah (Rhodophyta). Rumput laut jenis ini memiliki thallus yang
licin dan silindris, berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu dan merah. Tumbuh
melekat pada substrat dengan alat perekat berupa cakram. Klasifikasi Eucheuma
cottonii adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Species : Eucheuma cottonii
Keadaan warna Eucheuma cottonii tidak selalu tetap, kadangkadang
berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah sering terjadi karena faktor
lingkungan. Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu
penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan.
Umumnya Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah pantai
terumbu (reef). Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut.
Kondisi perairan yang sesuai untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii yaitu
perairan terlindung dari terpaan angin dan gelombang yang besar, kedalaman
perairan 7,65 - 9,72 m, salinitas 33 -35 ppt, suhu air laut 28-30 oC, kecerahan 2,5-
5,25 m, pH 6,5-7,0 dan kecepatan arus 22- 48 cm/detik (Wiratmaja, dkk, 2011).
Gracilaria sp.
Rumput laut Gracilaria sp. termasuk jenis alga merah yang memiliki
tingkat reproduksi cepat yaitu sekitar 7-13% dan dapat bertambah sampai 20%
tingkat pertumbuhannya dalam sehari. Gracilaria sp. memiliki kandungan
galaktan sebanyak 54,4% dan selulosa sebanyak 19,7% (Saniha, dkk, 2015).
Gracillaria gigas menghasilkan agar sebanyak 47,3%, Gracillaria eucheumiodes
sebanyak 32%, Gracillaria convervoides sebanyak 37,5%, Gracillaria edulis
sebanyak 20,3-71,1%, Gracillaria arcuata sebanyak 23-27,5%, Gracillaria
salicornia sebanyak 16,8%, Gracillaria lichoinedes sebanyak 28-36,6% dan
Gracillaria verrucosa menghasilkan agar sebanyak 21,3-23,7% (Moelyono,
2016).
POTENSI Eucheuma cottonii DAN Gracilaria sp. SEBAGAI SUMBER
PENGHASIL KARAGINAN DAN AGAR-AGAR SEBAGAI BAHAN BAKU
FARMASI
Karaginan yang dihasilkan dari Euchema cottoni sangat penting sebagai
bahan pengental, pembentuk gel, pengemulsi, obat-obatan, kapsul, kosmetik,
sabun, media kultur bakteri, pasta gigi dan lain-lain (Distantina, dkk, 2009). Pada
industri farmasi pemanfaatan karaginan sebagai gelling agent pada produk
pewangi, pengikat pada pasta gigi, bodying agent pada lotion dan krim, penstabil
dan pengemulsi pada vitamin. Sementara itu untuk bidang bioteknologi karaginan
digunakan dalam immobilisasi biokatalis (Prasetyowati, dkk, 2008).
Agar-agar yang dihasilkan Gracilaria sp. sudah dikenal oleh masyarakat
hampir di seluruh Indonesia sebagai "ingredient" makanan, bahan industri farmasi
atau industri lainnya. Pemakaian di bidang kosmetika, agar-agar berguna untuk
pembuatan salep, krim, sabun dan pembersih muka atau lotion. Selain itu agar-
agar berguna sebagai laksatif dan pembersih luka (Santika, dkk, 2014; Moelyono,
2016).
KESIMPULAN
Eucheuma cottonii dan Gracilaria sp. memiliki potensi besar sebagaai penghasil
bahan baku farmasi terutama sebagai bahan pengental, pembentuk gel, dan
pengemulsi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R. 2012. Potensi Sumber Daya Rumput Laut. Jurnal Harpodon Borneo,
5(2), ISSN. 2087-121X.
Distantina, dkk. 2009. Pengaruh Kondisi Proses Pada Pengolahan Eucheuma
Cottonii Terhadap Rendemen Dan Sifat Gel Karaginan. Ekuilibrum, 8(1).
Harun, M., R.I. Montolalu., dan I.K. Suwetja. 2013. Potensi Rumput Laut Sebagai
Bahan Baku Farmasi. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 1(1).
Jiao, G., G. Yu.,J. Zhang., dan H.S, Ewart. 2011. Chemical Structures and
Bioactivities of Sulfated Polysaccharides from Marine Algae. Mar. Drugs,
9(2), 196–223.
Kasanah, N., Triyanto., S.S Drajad., W. Amelia., dan A. Isnansetyo.
2015.Antibacterial Compounds From Red Seaweeds (Rhodophyta).
Indones. J. Chem., 2015,15 (2), 201 – 209.
Khotimah, K., Bambang., dan B.B Sasmito. 2013. Uji Aktivitas Senyawa Aktif
Alga Coklat (Sargassum fillipendulla) Sebagai Antioksidan Pada Minyak
Ikan Lemuru (Sardinella longiceps). THPi Student Journal, 1(1): 10-20.
Kusuma, W.I., G.W. Santosa., dan R. Pramesti. 2013. Pengaruh Konsentrasi
NaOH yang Berbeda Terhadaap Mutu Agar Rumput Laut Gracilaria
verrucosa. Journal of Marine Research, 2(2).
Lee, J-C., M.F. Hou., H.W. Huang., F.R. Chang., C.C. Ye.,, J.Y. Tang., dan
H.W. Chan. 2013. Marine algal natural products with anti-oxidative,
anti-inflammatory, and anti-cancer properties. Cancer Cell Int., 13,1–7.
Maftuch., I. Kurniawati., A. Adam., dan I.Zamzami. 2016. Antibacterial effect of
Gracilaria verrucosa bioactive on fish pathogenic bacteria. Egyptian
Journal of Aquatic Research, 42, 405–410.
Moelyono, M.W. 2016. Farmasi Bahari. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Ngo, D.H., dan S.K. Kim. 2013. Sulfated polysaccharides as bioactive agents
from marine algae. Int. J. Biol. Macromol., 62, 70–75.
Pomin, V.H., dan P.A. Maurão. 2008. Structure, biology, evolution, and medical
importance of sulfated fucans and galactans. Glycobiology, 18(12), 1016–
1027.