Anda di halaman 1dari 6

Dictyota dichotoma

a. Morfologi
Thallus pipih seperti pita mencapai panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm, pinggir rata.
Percabangan dichotomus dengan ujung meruncing membentuk rumpun yang rimbun
sehingga sering merupakan gumpalan. Warna thallus coklat tua. Melekat pada suatu substrat
(biasanya pada pasir) dengan perantaraan alat pelekat yang berbentuk seperti cakram.
b. Klasifikasi
Dalam klasifikasi lama, Algae bersama-sama dengan Fungi dan Lichenes termasuk
dalam golongan Thallophyta. Kebanyakan ahli botani mengelompokkan alga ke dalam dunia
tumbuhan, tetapi dalam klasifikasi modern organisme-organisme tersebut dikelompokkan ke
dalam dunia tersendiri, yaitu Protista. Hal ini disebabkan semua alga tidak memiliki sebagian
ciri-ciri pokok dunia tumbuhan. Ganggang memang bukan merupakan tumbuhan karena
ganggang tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati seperti yang dimiliki oleh
tumbuhan. Alga dikelompokkan ke dalam golongan Protista yang menyerupai tumbuhan.
Disebut demikian karena makhluk hidup ini bersifat autotrof (dapat menghasilkan makanan
sendiri) sehingga dapat berfungsi sebagai produsen yang dapat berfotosintesis untuk
memenuhi kebutuhan makanannya sendiri. Kelompok tersebut memperoleh makanan melalui
proses fotosintesis karena mereka memiliki kloroplas.
Kingdom : Protista
Kelas : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Family : Dictyotaceae
Genus : Dictyota
Spesies : Dictyota dichotoma
c. Ekologi
Tumbuh pada substrat pasir dengan kedalaman air laut 10-30 cm, salinitas 32-35 o/oo dan
suhu antara 27,25 0C-29,75 0C. Memiliki iklim yang sedang sampai dingin.
d. Pemanfaatan
Dictyota ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat dimanfaatkan untuk: bahan
makanan ternak, bahan makanan nabati, pupuk dan sumber algin. Dimanfaatkan sebagai
industri makanan atau farmasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri,
kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak
digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan
kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan
biomaterial untuk teknik pengobatan (Handayani et al., 2004).
Algin atau asam alginate dari Dictyota juga digunakan dalam pembentukan es krim,
pembentukan pil, salep, pembersih gigi, dan lotion. Dictyota diketahui mempunyai aktivitas
antibakteri. Memiliki kandungan kimia berupa phenols, vitamins, and folic acids. Berfungsi
untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan gangguan kelenjar gondok.
Alga coklat sebagai pupuk organik, dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat
dalam alga laut merupakan nutrien yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk
tumbuh-tumbuhan, maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif penganti
pupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis. Alga dapat digunakan
sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seperti potasium dan
hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk
tumbuh, berbunga dan berbuah. Pemanfaatan alga sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh
adanya sifat hydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air
(daya serap tinggi) dan menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah. Pembuatan
pupuk rumput laut dalam bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai
halus. Tujuannya, agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja maksimal.
Selain itu, senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu. Semua bahan baku
pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah semisal drum,
plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya proses fermentasi kedap udara.
Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka proses pembuatan pupuk pun akan gagal.
Waktu fermentasi optimal untuk membuat pupuk rumput laut padat itu sekitar dua pekan.
Setelah itu, pupuk dapat diberikan pada tanaman sayur, buah, dan bunga.
Ganggang laut cokelat (brown seaweed) banyak mengandung vitamin dan mineral
yang seimbang dan bermanfaaat seperti : kalsium, magnesium, iron, copper, mangan, zin,
boron dan iodine, selain itu mengandung serat, asam amino, dan B-komplex. Ganggang Laut
Cokelat (brown seaweed) juga mengandung beberapa zat aktif, yang dapat mengurangi risiko
terkena stroke akibat penyumbatan pembuluh darah, seperti:
- Alginate, yakni serat tak larut yang berperan mengurangi kadar lemak, trigliserida serta
kolesterol dalam darah, sehingga terkontrol.
- Laminarin sebagai zat anti penggumpalan darah yang membantu mengurangi risiko penyakit
jantung dan stroke.
- Iodium organik membantu mengoptimalkan fungsi tiroid untuk metabolisme tubuh lebih
baik
- Mineral koloidal yang mudah diserap oleh tubuh.
- Kandungan lain yang berguna bagi pasien pasca stroke adalah fucoidan yaitu suatu
polisakarida kompleks yang membantu memperbaiki daya ingat dan sistem motorik pasca
stroke serta meregenerasi sel-sel baru untuk kesehatan menyeluruh.
- Fucoidan dalam ganggang cokelat mampu menghambat pembentukan bekuan darah
sehingga menurunkan resiko terserang penyakit jantung dan stroke (Malmo University
Hospital, Swedia.
- Fucoidan dalam ganggang cokelat mempercepat fungsi motorik pada minggu pertama dan
perbaikan memori (University of Manitoba, Winnipeg-Canada)
- Ganggang cokelat mengubah aktifitas enzim di liver yg mengontrol metabolisme asam
lemak, sehingga menurunkan kadar lemak dalam darah. Selain itu, dapat juga meningkatkan
pembakaran lemak di liver (Laboratory of Lipid Chemistry, Yokohama- Jepang)
- Ganggang Laut cokelat (brown seaweed) membantu menurunkan kadar kolesterol sebanyak
26,5% dan trigliserida sebanyak 36,1% (Cardiovascular Center di RS Sakhalin, Rusia)
http://pelangibiologi.blogspot.co.id/2015/01/dictyota-dichotoma.html

Rumput Laut Coklat (Sargassum


polycystum)
30 September 2015
Goto comments Leave a comment

Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum)

Sargassum polycystum merupakan salah satu contoh alga coklat yang mempunyai holdfast,
stipe sertablade. Tubuh Sargassum polycystum didominasi oleh warna coklat dengan bentuk
talus silindris. Tubuh utama bersifat diploid atau merupakan sporofit, yang mana talusnya
mempunyai cabang yang menyerupai tumbuhan angiospermae. Rumput laut jenis ini
memiliki penampakan bentuk agak gepeng, licin dan batang utama agak kasar. Sargassum
polycystum memiliki air badder yang berfungsi untuk mengapung jika terendam air pada saat
air di daerah intertidal pasang dan juga sebagai cadangan air saat terhempas ke tepi pantai
(Sulisetjono, 2009).

Holdfast yang terdapat pada Sargassum polycystum keras dan kaku ketika dipegang. Begitu
juga tekstur pada stipenya. Akan tetapi, berbeda dengan bladenya. Apabila dipegang akan
terasa lebih lunak dan mudah untuk dipatahkan (Tjitrosoepomo, 1989). Habitat dari
Sargassum polycystum berada di zona pasang surut karena membutuhkan cahaya matahari
untuk berfotosintesis. Pigmen fotosintesis yang dimiliki oleh divisi Phaeophyta ini adalah
klorofil a dan c. Dengan pigmen lain yang dimilikinya adalah karoten serta xantofil.
Cadangan makan pada Sargassum polycystum berupa laminarin dan manihol. Sedangkan
dinding sel pada spesies ini adalah selulosa, pektin serta asam alginat. Menurut Sulisetjono
(2009) Sargassum polycystum bereproduksisecara vegetatif, sporik dan gametik.

Klasifikasi tumbuhan Sargassum polycystum adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Phaeophyta
Class : Phaeophyceae

Ordo : Fucales

Family : Sargassaceae

Genus : Sargassum

Species : Sargassum polycystum

Alga coklat memiliki kandungan senyawa aktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan
alami diantaranya phlorotannin dari golongan fenol dan juga mengandung pigmen
fucoxanthin serta xantofil.Senyawa aktif berupa antioksidan yang terkadung di dalam alga
coklat tersebut pembentukannya bisa dipengaruhi oleh berbagai kondisi seperti lingkungan
dan sinar matahari dimana perubahan lingkungan (musim dan iklim) dapat menyebabkan
perubahan unsur kimia pada alga tersebut. Heydari et al., (2012) melaporkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas antioksidan pada alga merah dan alga coklat
antara lain perubahan musim, perubahan iklim, tingkat salinitas, kedalaman, stress
lingkungan, site (tempat) pengambilan yang dibedakan menjadi middle intertidal (bagian
mendekati permukaan air laut) dan low intertidal (bagian mendekati dasar laut) dan juga
pergerakan air. Dalam penelitian tersebut dilaporkan bahwa alga merah spesies G.corticata
yang diambil dari bagian low intertidal memiliki aktivitas antioksidan yang rendah karena
adanya stress lingkungan seperti temperatur yang tidak cocok dan juga radiasi sinar matahari
yang kurang. Sementara alga coklat S.tenerrimum yang diambil dari daerah middle intertidal
menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi karena stress lingkungan yang terjadi
lebih rendah.

Indu et al.,(2013) dalam penelitiannya tentang aktivitas antioksidan pada berbagai jenis
rumput laut (alga merah C.linum, alga coklat S.wightii, dan alga hijau G.lithophila) di laut
tenggara India dengan mengggunakan metode DPPH dan FRAP melaporkan bahwa total
aktivitas antioksidan tertinggi ditemukan pada alga coklat S.wightii. Sebaliknya aktivitas
antioksidan terendah ditemukan pada alga hijau (G.lithophila). Dalam studi tersebut juga
dilaporkan bahwa aktivitas antioksidan berhubungan erat dengan kandungan total fenol yang
terdapat pada sampel alga dimana sampel dengan kandungan total fenol yang tinggi juga
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan sampel dengan total fenol
rendah. Hal tersebut juga didukung dengan hasil penelitian Farasat et al., (2013) yang
menggunakan sampel berupa alga hijau dengan metode DPPH dimana terjadi hubungan yang
signifikan antara aktivitas antikosidan dengan total fenol yang terdapat di dalam sampel. Di
dalam laporan tersebut juga dijelaskan bahwa total fenol merupakan komponen penyumbang
antioksidan tertinggi pada alga hijau disamping adanya chlorophyl.

Didukung dengan penelitian Kalman et al.,(2012) yang melaporkan bahwa rumput laut coklat
(Turbinaria ornat) dari kepulauan Hawai yang diuji dengan FRAP memiliki aktivitas
antioksidan yang paling tinggi diantara seluruh alga (37 spesies yang terdiri dari rumput laut
coklat, merah, dan hijau) yang diujikan dalam penelitian tersebut. Dalam studi tersebut juga
dilaporkan bahwa rumput laut coklat Sargassum sp. memiliki aktivitas antioksidan yang
paling tinggi dibandingkan rumput laut merah dan hijau serta komponen antioksidan utama
yang terdapat pada Sargassum sp. merupakan senyawa polifenol.

Menurut Matanjun et al., (2008), ekstrak methanol Sargassum polycystum memiliki


kandungan total fenol sebesar 45.16 mg ekuivalen Pholoroglucinol/gram ekstrak dengan
perolehan rendemen sebesar 4.05%. Kandungan total fenol yang terdapat pada rumput laut
juga dipengaruhi oleh musim. Hasil penelitian Budhiyanti et al., (2012) menunjukkan bahwa
Sargassum sp. yang dipanen selama musim kemarau memiliki total fenol, persen inhibisi, dan
kemampuan mengkelat logam yang lebih tinggi dibandingkan dengan Sargassum sp. yang
dipanen selama musim hujan. Hal tersebut menunjukkan bahwa level antioksidan pada
rumput laut dipengaruhi oleh paparan sinar UV.

Selain itu site atau tempat pengambilan rumput laut juga berpengaruh tehadap aktivitas
antioksidan. Rumput laut Sargassum sp. yang diambil dari Jepara menunjukkan aktivitas
antioksidan (total fenol, persen inhibisi, dan kemampuan mengkelat logam) yang lebih
rendah dibandingkan Sargassum sp. yang diambil dari kawasan Gunung Kidul. Jepara
merupakan wilayah di pesisir utara Pulau Jawa yang memiliki ombak rendah dan cenderung
tenang. Sementara Gunung Kidul yang terletak di pesisir selatan Pulau Jawa terkenal
memiliki ombak yang besar dan tinggi, namun pada musim kemarau ombak tersebut
mengalami penurunan. Selain itu posisi Gunung Kidul memungkinkan daerah tersebut
mengalami radiasi sinar matahari lebih lama dibandingkan Jepara (Budhiyanti et al., 2012).

Karotenoid merupakan senyawa yang banyak menyumbang aktivitas antioksidan pada


rumput laut coklat (Phaeophyta). Stuktur karotenoid dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
yang pertama adalah karoten (-karoten, -karoten, dan likopen) yang merupakan
hidrokarbon tanpa adanya molekul oksigen. Sedangkan kelompok kedua adalah xantophil
(lutein, zeazanthin, astasantin, dan fukosatin) yang mengandung oksigen dengan gugus
hidroksil, metoksi, karboksil, dan keto. Fukosantin merupakan salah satu pigmen berwarna
oranye kecoklatan yang dihasilkan pada biosintesis karotenoid. Fukosantin merupakan
karotenoid dominan dan bersifat polar sehingga pelarut organik polar umum digunakan
dalam proses ekstraksi rumput laut coklat, karena efisiensi proses ekstraksi sangat ditentukan
oleh struktur kimia dari setiap karotenoid yang terdapat dalam sampel tersebut. Fukosantin
memiliki aktivitas biologi yang berperan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan
diantaranya yaitu antikanker, antiinflamasi, dan pengangkal radikal bebas.
Rumput laut dapat menimbun sumber pigmen karotenoid hasil dari fotosintesis yang terdapat
di thallus dengan bantuan klorofil a yang merupakan pigmen utama dalam proses
fotosintesis. Melalui proses fotosintesis rumput laut menimbun cahaya (light harvesting)
secara kumulatif di thallus seperti pada tanaman darat yang berada di daun untuk
menghasilkan pigmen utama yaitu klorofil a dan pigmen pelengkap yaitu karotenoid. Pada
hewan dan manusia tidak dapat menghasilkan pigmen karotenoid, melainkan
mendapatkannya melalui asupan makanan. Pada rumput laut coklat diantaranya yaitu
Sargassum duplicatum, Sargassum filipendula, Sargassum polycystum, Padina australis,dan
Turbinaria conoidestelah ditemukan beberapa jenis karotenoid yang teridentifikasi antara
laintrans fukosatin, cis fukosantin, -kriptosantin, seaksantin, violasantin, -karoten, dan
feofitin a.

Fukosantin merupakan senyawa karotenoid yang dominan terdapat pada rumput laut coklat.
Peng et al., (2011) menyatakan bahwa fukosantin adalah salah satu dari kelimpahan
karotenoid dan berkontribusi lebih dari 10% dari jumlah total produksi karotenoid alam,
khususnya di lingkungan laut. Fukosantin dapat dimanfaatkan sebagai suplemen antioksidan
tambahan untuk penanganan kanker yang dikombinasi dengan obat kanker (cisplatin) itu
sendiri selama proses kemoterapi. Fukosantin juga tidak memberikan pengaruh terhadap
efektivitas dari obat kanker cisplatin tersebut, sehingga karotenoid jenis ini dianjurkan untuk
ditambahkan pada pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Namun sejauh ini masih
belum diketahui secara pasti mekanisme kerja fukosantin yang ikut membantu obat kanker
dalam menekan pertumbuhan sel kanker (Mise dan Yasumoto, 2011).

http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/09/rumput-laut-coklat-sargassum-polycystum/

Anda mungkin juga menyukai