Anda di halaman 1dari 31

Rumput laut

Potensi Indonesia sebagai penghasil rumput


laut
Perairan Indonesia memiliki potensi areal budi daya
rumput laut seluas 1,2 juta ha
Potensi produksi rumput laut kering rata-rata 16 ton
per ha
Jika seluruh lahan dapat dimanfaatkan dapat dicapai
produksi rumput laut kering sebesar 17.774.400 ton
per tahun, dengan harga Rp 4,5 juta per ton, maka
diperoleh nilai produksi Rp 79,984 triliun (2005)
Masih terbuka peluang usaha budi daya dan industri
pengolahan rumput laut
Kegiatan budi daya rumput laut
Permintaan rumput laut dunia meningkat rata-
rata 5-10% per tahun

Permintaan rumput laut ke Indonesia mencapai


48 ribu ton rumput laut kering per tahun (2006)

Potensi usaha budi daya terus berkembang


seiring dengan makin luasnya pemanfaatan
rumput laut sebagai bahan makanan, polimer,
bahan dasar kertas dan industri lainnya
Perdagangan rumput laut dunia

RC = refined carrageenan
SRC= semi refined carrageenan
Permasalahan
 Di pasar internasional masih dihargai rendah
karena mutunya rendah yi kadar air belum
memenuhi syarat, kotoran (pasir, garam dan
campuran jenis rumput lain) masih ada,
rendahnya rendemen dan kekuatan gelnya
 Adanya persaingan dengan negara pengekspor
lain dan monopoli perdagangan dunia
menyebabkan harga rumput laut tidak
menentu
 Rendahnya mutu rumput laut Indonesia
disebabkan pembudidaya yang setelah
memanen , rumput laut direndamkan lagi ke
air laut selama semalam baru dikeringkan agar
beratnya meningkat oleh tingginya garam

 Keterbatasan dukungan modal usaha dari


lembaga keuangan baik pemerintah maupun
swasta
Rumput laut
Algae atau ganggang terdiri dari 4 kelas :
1. Rhodophyceae (ganggang merah)
2. Phaeophyceae (ganggang cokelat)
3. Chlorophyceae (ganggang hijau)
4. Cyanophyceae (ganggang hijau biru)
 Pembagian berdasarkan pigmen yang dikandungnya
 Bila dilihat dari ukurannya, ganggang terdiri dari
mikroskopik dan makroskopik.
 Ganggang makroskopik yang dikenal dengan rumput laut
Kandungan dan manfaat rumput laut

Yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis


 ganggang merah karena mengandung agar-agar,
karaginan, porpiran dan furcelaran, pigmen
fikobilin (fikoeretrin dan fikosianin), iodium
 Ganggang cokelat (Sargassum dan Turbinaria)
mengandung pigmen klorofil a dan c, beta
karotin, violasantin dan fukosantin, pirenoid
dan filakoid, laminarin, selulosa, algin, iodium
Senyawa bioaktif pada algae
 Senyawa bioaktif ialah bahan kimia yang dapat
mempengaruhi suatu fungsi fisiologis tertentu
dari suatu organisme
 Pada algae dapat berfungsi sebagai : antibiotik
(antimikroba), anti tumor dan bersifat
farmakologikal (mis: lektin)
 Selain itu ada yang berfungsi sebagai anti
cacing, anti virus, anti beku, anti racun ikan
Substansi antibiotik
1. Antibakterial
• Ditemukan pada chlorophyceae, rhodophyceae dan
phaeophyceae
• Ekstrak algae jenis polysiphonia fastigiata dapat
menghambat pertumbuhan bakteri : Staphylococcus
albus, Bacilus subtilis, Pseudomonas fluorescens
• Ekstraksi beberapa jenis algae dengan air dan 80%
metanol dapat menghambat pertumbuhan bakteri :
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dll.
• Ekstrak algae hijau (Phytophora sp.) mempunyai substansi
aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Mycobacterium tuberculosis dalam tubuh manusia
2. Antialgal
 Adalah substansi yang dihasilkan oleh suatu jenis
algae dapat aktif dalam mencegah pertumbuhan
jenis algae yang lain
 Algae Durtaloilla sp dapat menghasilkan
substansi aktif yang menghambat pertumbuhan
algae Chlorella stigmatophora dalam suatu kultur
campuran
3. Antifungal
Larutan ekstrak algae aktif melawan jamur jenis :
Trychophyton rubrum, Candida albicaus dll.
Substansi antitumor

 Larutan ekstraksi algae dapat berperan sebagai antitumor


(jenis algae Sargassum thumbengii)
 Larutan ekstraksi antitumor dapat dimurnikan sebagai bahan
suntikan kepada hewan percobaan atau dipadatkan untuk
pemberian antitumor secara oral
 Ekstraksi beberapa jenis algae cokelat, hijau, merah ada
pengaruh kuat dalam melawan sel tumor
 Jenis algae cokelat (Laminariaceae, Sargassaceae) memiliki
aktivitas antitumor relatif tinggi
 Ekstraksi algae Sargassum kiellmanisum dan
S. fulfellum mempunyai angka hambatan yang tinggi (93,7%)
terhadap pertumbuhan sel tumor sarcoma 180
 Rumput laut bernilai ekonomis setelah
mendapat penanganan lebih lanjut

 Penanganan pascapanen rumput laut oleh


petani hanya sampai pada pengeringan

 Rumput laut kering merupakan bahan baku


dan harus diolah lagi menjadi :
Agar-agar, karaginan dan algin oleh pabrik
walaupun sebenarnya dapat juga oleh petani
Pengolahan rumput laut menjadi bahan baku
(rumput laut kering)
 Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti
pasir, batu-batuan, kemudian dipisahkan dari
jenis yang satu dengan yang lain

 Setelah bersih dijemur sampai kering. Bila cuaca


baik penjemuran membutuhkan waktu 3 hari.
Agar kualitasnya tinggi dijemur di atas para-para
dan tidak ditumpuk. Yang telah kering ditandai
dengan keluarnya garam
 Setelah kering dicuci :
1. sebagai bahan baku agar-agar dicuci dengan
air tawar
2. sebagai bahan baku karaginan dicuci dengan
air laut
 Setelah bersih dikeringkan lagi kira-kira 1 hari
(kira-kira dengan kadar air 28%)
 Setelah kering diayak untuk menghilangkan
kotoran yang masih tertinggal
 Selanjutnya dikemas
Pengemasan dan Penyimpanan
o Rumput laut yang bersih dan kering dimasukkan
dalam karung goni
o Caranya dengan dipadatkan (1 karung 100 kg), yang
tidak dipadatkan (1 karung 60 kg)
o Rumput laut yang akan diekspor di bagian luar
karungnya dituliskan : nama barang (jenis), nama kode
perusahaan, nomer karung, berat bersih dan hasil
Indonesia dengan jelas
o Keterangan tersebut untuk memudahkan proses
pengecekan dalam pengiriman
Standar mutu
Pengolahan pasca panen rumput laut jenis
Eucheuma dan Gracilaria untuk tujuan ekspor
 Rumput laut yang telah banyak dimanfaatkan khususnya di Sulawesi
Selatan adalah kelas rumput laut merah (Rhodophyceae)
 Kelas Rhodophyceae disebut juga Red Algae atau ganggang merah
 Hampir semua jenis ganggang merah tumbuhnya di laut dan
mempunyai nilai ekonomi diantaranya jenis Eucheuma dan
Gracilaria
 Jenis Eucheuma digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
karaginan (karagen), sedangkan jenis Gracilaria dikenal sebagai
penghasil agar-agar
 Di Sulawesi Selatan, penggunaan rumput laut tersebut masih dalam
bentuk bahan baku untuk tujuan ekspor
Masalah yang dihadapi untuk meningkatkan
kualitas produk

1. Kurangnya pengetahuan petani atau produsen


dalam pengolahan pasca panen, pengemasan dan
penyimpanan
2. Kurangnya pemahaman terhadap persyaratan mutu
yang diwajibkan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang berlaku agar dapat bersaing
3. Belum adanya perbedaan harga yang signifikan
untuk produk yang bermutu baik dibandingkan
dengan produk yang tidak bermutu baik.
Prosedur pengolahan pasca panen yang
diterapkan ke petani dan produsen
Eucheuma
- Rumput laut jenis Eucheuma hasil panen dicuci dengan air laut hingga
bebas dari pasir, batu karang lalu disortir dari jenis-jenis lain sehingga
terjamin kemurniannya
- Kemudian dicuci lagi dengan air laut, pencucian dengan air tawar harus
dihindari karena dapat menurunkan kadar karaginan yang dikandungnya
- Selanjutnya dijemur selama 1-2 hari sampai kering. Pada waktu
penjemuran harus diusahakan agar tidak terkena air hujan atau embun
- Kemudian dicuci lagi dengan air tawar dan dikeringkan sehingga
diperoleh rumput laut yang berwarna putih
(siap ekspor)
- Dikemas dan disimpan di gudang.
Menjemur
rumput laut
Gracilaria
- Rumput laut jenis Gracilaria, setelah dipanen dikumpulkan
dan dicuci untuk menghilangkan pasir, batu dan kotoran
lainnya. Banyaknya kotoran akan mengakibatkan larutan agar-
agar yang terbentuk nanti berwarna kotor serta kurang kental

- Setelah dipisahkan dari kotorannya, rumput laut dicuci


dengan menggunakan air tawar yang mengalir atau dalam
waskom (drum) sampai benar-benar bersih. Bak pencucian
harus terkena sinar matahari langsung agar terjadi proses
pemucatan (pemutihan)

- Kemudian dijemur kembali sampai kering


selama 2-3 hari. Rumput laut kering dikemas
dalam karung dan merupakan komodoti
setengah jadi yang sudah siap dijual (ekspor).
 Untuk menghasilkan rumput laut yang putih
bersih, maka direndam dahulu dengan larutan
kaporit 0,25% selama 2 jam sambil sering
diaduk
Dengan perendaman diharapkan rumput laut
menjadi putih bersih
Setelah perendaman rumput laut dicuci kembali
dengan air tawar sampai hilang bau kaporitnya
Kemudian dijemur kembali sampai kering dan
dimasukkan dalam karung.
Selamat belajar
semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai